Perubahan Kurikulum di Era Globalisasi


Hai, Sobat Pio! Globalisasi telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Seiring dengan arus informasi yang semakin cepat dan interkoneksi global yang kian mendalam, sistem pendidikan di seluruh dunia dihadapkan pada tantangan baru untuk menyesuaikan kurikulumnya agar tetap relevan dan efektif. Dalam konteks pendidikan, globalisasi mengharuskan siswa untuk tidak hanya menguasai pengetahuan lokal, tetapi juga memahami dan beradaptasi dengan tuntutan global. Keterampilan seperti bahasa asing, literasi digital, dan pemahaman budaya internasional menjadi semakin penting.

Kurikulum pendidikan kini dituntut untuk melampaui batas-batas nasional dan regional. Keterampilan yang relevan untuk pasar global, seperti pemecahan masalah lintas budaya dan kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan orang dari latar belakang berbeda, menjadi bagian integral dari kurikulum. Selain itu, adanya kemajuan teknologi juga mempengaruhi cara mengajar dan belajar, menuntut adanya integrasi teknologi dalam pendidikan.

Salah satu pendekatan terbaru dalam kurikulum adalah pembelajaran berbasis proyek, yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi masalah dunia nyata dan menemukan solusi secara kreatif. Integrasi teknologi juga semakin umum, dengan penggunaan alat-alat digital untuk mendukung pembelajaran jarak jauh dan kolaborasi internasional. Selain itu, banyak sekolah yang mulai mengadopsi model blended learning yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online. Perubahan kurikulum ini memberikan dampak positif yang signifikan. Siswa yang mengikuti kurikulum global cenderung memiliki kemampuan berpikir kritis dan keterampilan sosial yang lebih baik, yang sangat penting dalam dunia kerja internasional. Namun, ada juga tantangan seperti kesenjangan akses teknologi dan resistensi terhadap perubahan di kalangan pendidik.

Perubahan kurikulum di era globalisasi merupakan respons yang penting terhadap tuntutan dunia yang semakin terhubung. Dengan menyesuaikan kurikulum untuk mencakup keterampilan global, sistem pendidikan dapat lebih baik mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di pasar kerja global. Namun, penting untuk terus mengevaluasi dan menyesuaikan pendekatan ini untuk memastikan bahwa pendidikan tetap relevan dan inklusif bagi semua siswa. (RED_DAJ)

Sumber : http://scribd.com

Tips Mengenalkan IPTEK pada Anak-Anak


Hai, Sobat Pio! Masa depan suatu bangsa terletak pada generasi mudanya lo. Demikian juga halnya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di suatu negara, yang tergantung kepada minat dan kemampuan generasi muda. Menyadari kenyataan ini, maka pengenalan IPTEK kepada anak-anak adalah suatu keharusan.

Sebenarnya, mengenalkan IPTEK kepada anak-anak tidaklah sulit karena pada dasarnya, manusia dilengkapi oleh rasa ingin tahu sejak awal kehidupannya. Hal inilah yang menyebabkan seorang bayi bisa berjalan atau bicara. Seiring dengan bertambahnya usia, rasa ingin tahu akan terus berkembang. Jika rasa ingin tahu anak-anak direspons dengan hal-hal positif, termasuk IPTEK, diharapkan kelak di masa depan terbentuk generasi yang tangguh. Tapi kalian tahu nggak sih tips mengenalkan IPTEK kepada anak-anak itu bagaimana? Yuk simak tips berikut ini.

• Permainan Edukatif

Sobat Pio pasti tahu jika bermain adalah ciri khas anak-anak. Kegiatan bermain sambil belajar merupakan pintu masuk yang efektif untuk mengenalkan IPTEK kepada anak-anak lo, terutama pada usia dini. Orang tua dan guru dapat memberikan dan mengajarkan aneka permainan edukatif kepada mereka. Contoh permainan edukatif adalah bermain balok-balok, menyusun puzzle, mencari jalan melalui maze, permainan mobil-mobilan biasa, mobil-mobilan yang menggunakan baterai, dan mobil-mobilan yang menggunakan pengendali jarak jauh (remote control). Untuk anak yang lebih besar dapat mulai dikenalkan pada gaya dorong dan gaya gesekan, atau ataupun orang tua dan guru dapat menjelaskan tentang energi dan sumber-sumbernya atau bercerita tentang dasar-dasar pengendalian jarak jauh.

Tayangan Interaktif dan Edukatif

Orang tua dapat memilih saluran televisi yang menayangkan program interaktif dan edukatif, kemudian menemani anak menikmati tayangan tersebut. Pada tayangan seperti ini, anak memiliki kesempatan untuk menjawab atau mengulangi hal-hal yang ditampilkan tokoh cerita. Di sinilah perlunya interaksi antara orang tua dan anak agar anak dapat mengerti inti tayangan tersebut.

• Ekstra Kurikuler tentang IPTEK

Kalian tahu gak sih, pengenalan terhadap IPTEK untuk anak-anak usia SMP dan SMA dapat pula dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah loh. Pada kegiatan ini, biasanya siswa diizinkan melakukan kegiatan di laboratorium lebih lama atau merancang dan merakit sesuatu sesuai ilmu-ilmu yang diperolehnya. Contohnya, mendesain program untuk robot, merakit roket air, atau merancang rencana survey tentang jajanan di sekitar sekolah.

• Lomba IPTEK

Menonton lomba karya IPTEK dapat menjadi alternatif untuk mengenalkan IPTEK kepada anak-anak. Bila anak-anak menunjukkan minatnya, orang tua atau guru dapat mendaftarkan anak tersebut sebagai peserta lomba periode selanjutnya. Dengan mengikuti lomba, anak-anak akan lebih bersemangat untuk mengenal IPTEK.

Banyak cara untuk mengenalkan IPTEK kepada anak-anak. Namun, yang terpenting adalah pendampingan dan dukungan orang tua kepada anak-anak agar mereka tidak terperosok pada sisi negatif IPTEK. (RED_DEW)

Sumber: https://cimahikota.go.id

NYADRAN SONOAGENG


ㅤHai, Sobat Pio! Kalian sudah pernah dengar belum sih? Kalau belum yuk, baca artikel ini. Nyadran berasal dari bahsa Sansekerta “Sraddha” yaitu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa sebagai ungkapan syukur kepada leluhur desa. Sonoageng ini diambil dari nama desa yang ada di Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk. Singo barong yang sedang kondisi mengamuk karena ada salah satu penonton yang bersiul. Sehingga tidak jarang kalau pangelaran jaranan berakhir dibubarkan karena ulah dari penonton. Padahal acara ini, adalah salah satu rangkaian dari acara nyadran yang ada di Desa Sonoageng. Nyadran ini adalah acara yang dianggap sakral dan suci, meskipun jaranan ini salah satu wahana tontonan yang ada di acara nyadran ini. Dimanapun tempatnya nyadran merupakan serangkaian acara yang sakral dan suci, sehingga dihimbau kepada masyarakat untuk tidak melalukan keributan saat melihat atau melakukannya. Acara ini digelar secara megah dan meriah, sehingga terdapat sub-sektor desa yang mengalami keuntungan.

ㅤProsesi nyadran biasanya digelar setiap setahun sekali yang bertepatan di bulan Juni-Juli selama 20 hari berturut-turut. Prosesi nyadran dimulai pada tahun 1994, nyadran sendiri dilakukan oleh masyarakat kecil yang masih memiliki hubungan keturunan dengan Mbah Sahid. Pada tahun 1994 sampai 1996 masyarakat Sonoageng masih dalam kondisi pro-kontra yang dimana pada tahun 1997 akhirnya masyrakat dapat menemukan dampak positif dan diadakannya nyadran. Sehingga muncul kesadaran partisipasi dari masyarakat Senoageng dengan ditandainya kerjasama dan dapat mengkoordinasi nyadran di tahun 1998. Kemeriahan nyadran memuat unsur-unsur ziarah yang tidak lepas dari sejarah Desa Senoageng.

ㅤSelain di Desa Sonoageng, nyadran ( bersih desa ) biasanya juga terdapat di Kota Kediri. Tetapi nyadran di Kota Kediri berbeda dengan nyadran di Desa Sonoageng. Nyadran di Kediri biasanya hanya melakukan pengajian atau doa bersama, agar masyarakat terhindar dari mara bahaya. Di Selomangleng nyadran dilakukan dengan membawa tumpeng hasil bumi. Masyarakat bisa membawa hasil dari panen mereka sendiri sendiri dan dijdikan satu menjadi tumpeng. (RED_FWD)

Sumber : https://www.goodnewfromindonesia.id

Pentingnya Kesehatan Mental Bagi Remaja


Hai, Sobat Pio! Kesehatan mental merupakan kondisi dimana individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya. Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang. Peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, atau stres berat jangka panjang.

          Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental atau penyakit mental. gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri kata-kata itu sering terdengar pada anak-anak remaja zaman sekarang, untuk membully maupun melamahkan lawan bicara. Namun hal ini sepertinya sudah menjadi trend di kalangan remaja sekarang. Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, atau stres berat jangka panjang.

           Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental atau penyakit mental. Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri. Kesehatan mental merupakan kondisi dimana individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya. Anak-anak yang menderita gangguan mental cenderung sulit fokus atau memperhatikan dalam waktu yang lama. Selain itu, mereka juga memiliki kesulitan untuk duduk diam dan membaca. (RED_KNF)

sumber : https://kompasiana.com

Sukacita dalam MPLS


Hai, sobat Pio! Sukacita adalah perasaan yang tiada tara, terutama saat menyambut acara penting seperti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Setiap tahun, MPLS menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh siswa baru, guru, dan seluruh staf sekolah. Hal ini bukan hanya sekadar pengenalan, tetapi juga awal dari petualangan mendebarkan di dunia pendidikan. Saat bel pulang tahun ajaran baru pertama kali berdentang, wajah-wajah ceria penuh antusiasme memenuhi ruang-ruang sekolah. Setiap siswa, dengan ranselnya yang baru dan semangatnya yang menggebu-gebu, merasakan sentuhan sukacita yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Mereka memasuki gerbang pendidikan tinggi dengan rasa ingin tahu yang menggelora dan harapan untuk menemukan teman-teman sekelas yang baru. Bagi para guru dan staf sekolah, MPLS adalah kesempatan untuk menyambut anggota baru keluarga sekolah mereka. Mereka dengan hangat membimbing siswa-siswa ini melalui kehidupan sekolah yang baru, menawarkan bimbingan dan dukungan yang diperlukan untuk memastikan setiap siswa merasa diterima dan dihargai.

Namun, MPLS bukan hanya tentang pembelajaran formal. Acara-acara sosial seperti perkenalan, permainan kelompok, dan mengisi hari-hari mereka dengan tawa dan kenangan yang tak terlupakan. Ini adalah waktu untuk menjalin persahabatan yang baru dan membangun pondasi untuk masa depan yang cerah. Di balik semua keseruan itu, MPLS juga mengajarkan nilai-nilai penting seperti kerjasama, kepemimpinan, dan menghargai terhadap perbedaan yang ada. Setiap kegiatan dirancang dengan teliti untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi semua peserta. Saat akhirnya tiba waktu untuk mengucapkan selamat tinggal pada MPLS, setiap orang merasakan campuran perasaan. Ada rasa haru karena berpisah dengan teman-teman baru yang sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka hanya dalam waktu singkat. Namun, ada juga kegembiraan yang besar karena mereka telah menemukan tempat mereka di sekolah ini dan siap untuk memulai perjalanan pendidikan mereka.

Dengan demikian, MPLS bukan hanya sekedar acara pengenalan, tetapi sebuah perayaan sukacita dan persahabatan. Ini adalah awal yang indah dari babak baru dalam kehidupan siswa, di mana mereka dapat menemukan, belajar, dan tumbuh bersama dalam lingkungan pendidikan yang mendukung dan menginspirasi. (RED_AKF)

Sumber: https://kemdikbud.go

Pentingnya Pengalaman Sastra pada Guru Pendidikan Bahasa


Hai, Sobat Pio! Guru merupakan seorang pendidik yang mempunyai kewajiban mendidik peserta didiknya sesuai dengan bidang keilmuan yang dia punya tetapi setiap guru mata pelajaran memiliki keunikan tersendiri dimana ada guru yang mempunyai kefokusan dalam beberapa disiplin ilmu seperti guru IPA memiliki tiga jenis yakni guru dalam bidang fisikanya saja, guru biologi dan guru kimia namun masih adakah beberapa guru yang harus mencakup dua disiplin ilmu sekaligus yakni guru bahasa dan sastra indonesia dimana guru ini harus mempunyai dan menguasai dua ranah sekaligus yakni dalam bidang bahasanya meliputi linguistik dan ranah sastranya.

Hal ini yang menjadi timbulnya problematika dalam pembelajaran sastra dimana dalam beberapa guru bahasa dan sastra di Indonesia mengalami kendala dalam proses pembelajaran sastra dimana salah satu masalahnya guru memiliki kekurangan dari segi pengalaman dan pemahaman dalam ranah sastranya daripada ranah bahasa hal ini di buktikan dalam beberapa jurnal pembelajaran sastra yakni jurnal ” Kompetensi Kesusastraan Guru Bahasa dan Sastra Indonesia di Wilayah Tanggerang Selatan” kemudian ada pula dalam artikel ilmiah yang berjudul “Sejumlah Masalah Pengajaran Sastra” dimana disebutkan kesediaan guru sastra hanya 18,4% sedangkan guru bahasa ialah 55,6% dan guru yang minat keduanya ialah 26.0% hal ini disebabkan karena sebagian guru hanya tertarik dalam ranah bahasa, mengajarkan sastra lebih menyita perhatian ekstra dan kurang mampu dalam mengajarkan sastra.

Dari riset tersebut dapat disimpulkan bahwa penguasaan guru sastra memang kurang tentu perlu kita sadari darimana problematika ini bisa terjadi berdasarkan pengalaman yang saya alami sebagai mahasiswa jurusan bahasa dan sastra indonesia saya merasa pembelajaran dalam kuliah pun lebih menekankan pada aspek pendidikan dan bahasa sedangkan sastra kurang diperhatikan karena mata kuliah sastra cenderung sedikit dibandingkan mata kuliah yang berkaitan dengan ranah pendidikan dan bahasa hal ini bisa menjadi faktor ketidakseimbangan seorang calon pendidik. 

Dari paparan diatas dapat disimpulkan problematika kompetensi guru dalam pembelajaran sastra ialah disebabkan oleh kurangnya SDM, fasilitas, kurikulum dan minat sedangkan solusinya ialah dengan memperbaiki kurikulum, mengadakan program pemberdayaan budaya sastra, menekankan pembelajaran disiplin ilmu sastra, dan penyediaan fasilitas sastra.(RED_MVA)

Sumber : http://Kompasiana.com

Isti’adzah Dalam Kehidupan Sehari-hari


Hai, Sobat Pio! Kalian tau nggak sih apa itu Isti’ adzah? Isti’adzah adalah salah satu praktik penting dalam agama Islam yang dilakukan oleh umat Muslim sebelum mereka berbicara atau melakukan aktivitas tertentu. Isti’adzah juga biasa dikenal dengan istilah taawudz. Bacaan ini biasa dilafadzkan sebelum seseorang membaca basmalah.

Isti’adzah adalah tindakan memohon perlindungan kepada Allah SWT dari gangguan atau kejahatan makhluk-makhluk lain, terutama setan atau syaitan. Praktik ini mencerminkan keyakinan dan kesadaran umat Islam tentang keberadaan dunia gaib dan upaya untuk menjaga diri dari pengaruh negatif yang mungkin datang dari entitas gaib tersebut. Dalam buku Thibbul Qulub: Klinik Penyakit Hati oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Imam Ahmad menceritakan bahwa Imam Hambali selalu membaca isti’adzah setiap akan membaca Alquran, termasuk di dalam shalat.

Dalam sebuah riwayat, Ibnu Masyisy berkata, “Ketika Nabi membaca, maka beliau beristi’adzah.” Isti’adzah juga bisa dibaca dalam rakaat shalat. Bacaan ini bisa menambah pahala dan kekhusyu’an seorang Muslim. Diriwayatkan Ibnu Ala bahwasanya Ustman bin Abil Ash mendatangi Nabi SAW lalu berkata: “Wahai Rasulullah sesungguhnya setan telah menghalangiku antara shalat dan bacaanku dan mengacaukannya. Kemudian Rasulullah saw. Bersabda, “Itu adalah setan yang disebut Khinzib. Jika kau merasakan kedatangannya, bacalah isti’adzah dan meludahlah ke sisi kirimu tiga kali.” Utsman berkata, “Lalu aku melakukan hal tersebut, dan Allah pun menjauhkannya dariku.” (Shahih Muslim). Hadits tersebut mengungkapkan fadhilah membaca isti’adzah dalam rakaat shalat. Hal ini bisa menghalangi seorang hamba dari godaan setan yang berusaha mengacaukan shalatnya.

Kemudian, isti’adzah juga dianjurkan dibaca ketika seseorang sedang marah. Sulaiman bin Shard berkata: “Ketika aku duduk bersama Rasulullah SAW, datanglah dua orang sedang bertengkar saling memaki, salah satu di antaranya bermuka merah padam dan tampak naik darah.” Kemudian Nabi SAW berkata, “Sesungguhnya aku mengetahui satu kalimat jika Seseorang mengatakannya maka sirnalah apa yang dia rasakan.” (RED_RSM)

Sumber: https://www.kompasiana.com/

Overthingking


Hai, Sobat Pio! Apakah kalian tahu bahwa berlebihan dalam memikirkan sesuatu akan berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental? Overthinking adalah kecenderungan seseorang untuk terus-menerus memikirkan suatu situasi, masalah, atau kejadian secara berlebihan dan berulang-ulang. Overthinking masuk kedalam kategori psychological disorder atau gangguan psikologis karena menimbulkan kecemasan atau anxiety pada penderitanya. Overthinking juga disebut paralysys analysys, dimana orang tersebut terus menerus memikirkan suatu permasalahan tanpa menemukan solusi. Sehingga mengganggu kualitas tidur dan aktivitas sehari-hari penderita.

Penyebab overthinking pada setiap orang tentu berbeda-beda, karena faktor-faktor yang mendasari setiap pemikiran seseorang bisa berbeda-beda. Salah satunya adalah pengalaman traumatis yang dapat meningkatkan kecenderungan seseorang untuk mengalami overthinking. Seseorang dapat terus-menerus berpikir negatif, mengantisipasi kemungkinan buruk, dan khawatir akan pengulangan kejadian di masa lalu. Tidak hanya itu, rasa takut membuat keputusan yang salah dan mengecewakan orang lain dapat mendorong seseorang untuk terus menganalisis dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan. Kecemasan akan terjadinya konsekuensi yang tidak diinginkan atau rasa takut akan kegagalan sering kali menjadi pemicu overthinking.

Overthinking merupakan kebiasaan yang sulit untuk dihentikan, hal ini dapat menguras energi mental dan emosional. Jika kamu merasa terlalu banyak berpikir, ada beberapa langkah yang dapat kamu coba untuk membatasi kekhawatiran dan mengatasi dengan cara yang lebih sehat. Tidak ada salahnya untuk bicara dengan psikolog atau psikiater. Mereka akan membantumu menemukan penyebab dan cara penanganan overthinking yang tepat. Jangan lupa untuk melakukan kebiasaan sehat seperti makan makanan yang seimbang dan berolahraga. Hindari semua hal atau kebiasaan yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental. Perhatikan berapa banyak kafein atau alkohol yang kamu konsumsi, karena ini dapat meningkatkan gejala kecemasan dan masalah kesehatan mental lain. Selain itu, cobalah untuk menghindari pemakaian media sosial atau konsumsi berita berlebihan yang bisa membuat kamu mengalami overthinking. (RED_KYS)

Sumber: https://www.halodoc.com

Perbandingan Model Baju Zaman Dulu dan Sekarang


     Hai, Sobat Pio! Fashion selalu berevolusi seiring berjalannya waktu, mencerminkan perubahan sosial, budaya, dan teknologi. Model baju zaman dulu dan sekarang memiliki perbedaan signifikan yang menarik untuk dibahas. Artikel ini akan menelusuri perbedaan utama antara mode busana zaman dulu dan sekarang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. 

    Model Baju Zaman Dulu, pada masa kolonial dan era tradisional, pakaian di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kebudayaan lokal dan kolonial. Batik, kebaya, dan kain tradisional lainnya menjadi busana utama, terutama untuk acara-acara formal. Kebaya misalnya, adalah blus tradisional yang dikenakan oleh wanita Indonesia yang dipadukan dengan kain batik, songket, atau tenun. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, busana wanita banyak dipengaruhi oleh gaya barat. Dress dengan rok lebar, pinggang yang ditekankan, dan motif polkadot menjadi populer. Pria pada era ini sering mengenakan setelan jas yang rapi dengan dasi tipis dan celana panjang berpotongan lurus. Mode pada era 1970-an dan 1980-an ditandai dengan warna-warna cerah, motif mencolok, dan potongan baju yang lebih berani. Celana cutbray, jaket kulit, dan aksesori besar seperti kacamata hitam dan anting-anting adalah ciri khas era ini. Musik dan budaya pop sangat mempengaruhi gaya busana saat itu.

    Model Baju Zaman Sekarang. Di era modern, tren fashion cenderung lebih minimalis dan fungsional. Potongan baju yang sederhana dengan warna-warna netral seperti putih, hitam, abu-abu, dan pastel menjadi pilihan utama. Bahan yang nyaman seperti katun, linen, dan bahan ramah lingkungan semakin populer. Kemajuan teknologi juga mempengaruhi dunia fashion. Pakaian dengan bahan-bahan inovatif seperti kain yang dapat bernapas, tahan air, dan anti-bakteri mulai banyak diminati. Selain itu, teknologi seperti cetak 3D memungkinkan desainer untuk menciptakan pakaian dengan desain yang sebelumnya tidak mungkin. Fashion modern juga mencerminkan inklusivitas dan keanekaragaman. Desainer kini lebih memperhatikan berbagai bentuk tubuh, warna kulit, dan identitas gender. Pakaian unisex dan plus-size menjadi lebih umum, menunjukkan penerimaan terhadap berbagai bentuk keindahan. Media sosial juga memainkan peran besar dalam menyebarkan tren fashion. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Pinterest memungkinkan orang untuk dengan cepat menemukan dan mengikuti tren terbaru. Influencer fashion juga memiliki pengaruh besar dalam menentukan apa yang sedang populer.

    Jadi kesimpulannya adalah perbedaan antara model baju zaman dulu dan sekarang sangat dipengaruhi oleh perubahan budaya, teknologi, dan sosial. Sementara fashion zaman dulu lebih banyak dipengaruhi oleh kebudayaan lokal dan pengaruh barat, fashion modern cenderung lebih inklusif, minimalis, dan dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Terlepas dari perbedaannya, fashion selalu menjadi cara penting bagi individu untuk mengekspresikan diri dan mencerminkan identitas mereka. (RED_NLA)

Sumber : https://www.hipwee.com

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Zonasi dalam PPDB


Hai, Sobat Pio! Sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipahami oleh masyarakat dan para orang tua siswa.

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) merupakan proses penting dalam sistem pendidikan yang memastikan setiap siswa memiliki akses yang adil dan merata ke lembaga pendidikan. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak daerah di Indonesia menerapkan sistem zonasi sebagai mekanisme penempatan siswa dalam proses PPDB.

Apa sih sistem zonasi? Sistem zonasi sekolah adalah suatu sistem yang digunakan oleh pemerintah dalam mengatur penempatan siswa ke sekolah yang terdekat dengan tempat tinggal mereka. Tujuan utama dari sistem zonasi atau yang juga dikenal dengan istilah zonasi sekolah adalah memastikan akses yang adil dan merata bagi semua siswa ke lembaga pendidikan di wilayah tersebut. Tentunya sistem zonasi memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipahami oleh masyarakat dan para orangtua siswa.

Berikut ini adalah gambaran tentang kelebihan dan kekurangan sistem zonasi PPDB:

Kelebihan:

1. Keadilan Geografis:

Sistem zonasi memastikan setiap daerah atau wilayah memiliki akses yang merata terhadap fasilitas pendidikan.

Dengan memprioritaskan siswa yang berada dalam zona sekolah tertentu, sistem ini bertujuan untuk mencegah terjadinya konsentrasi siswa di sekolah-sekolah yang lebih terkenal atau di daerah perkotaan, sehingga membantu memperkecil kesenjangan antara sekolah-sekolah di daerah perkotaan dan pedesaan.

2. Mengurangi Tekanan Kompetisi:

Sistem zonasi dapat mengurangi tingkat kompetisi yang tinggi antara siswa dan orang tua dalam memperebutkan tempat di sekolah-sekolah yang dianggap berkualitas lo. Dengan batasan wilayah zonasi, siswa dan orang tua dapat fokus pada pilihan sekolah yang ada di wilayah tempat tinggal, sehingga mengurangi tekanan mental dan emosional yang biasanya terjadi dalam proses seleksi.

3. Memperkuat Komunitas Lokal:

Dengan memberikan prioritas kepada siswa yang tinggal di sekitar wilayah sekolah, sistem zonasi memperkuat ikatan komunitas lokal. Hal ini dapat menciptakan rasa kepemilikan dan kebersamaan antara siswa, orang tua, dan masyarakat sekitar sekolah, serta meningkatkan partisipasi dalam kegiatan pendidikan dan perkembangan sekolah.

Kekurangan:

1. Keterbatasan Pilihan Sekolah :

Sistem zonasi dapat membatasi pilihan sekolah bagi siswa dan orang tua. Jika sekolah yang berada di dalam zona tidak memenuhi preferensi atau kebutuhan siswa, mereka mungkin tidak memiliki opsi untuk memilih sekolah di luar zona tersebut. Hal ini dapat menjadi kendala bagi siswa dengan minat khusus atau kebutuhan pendidikan yang spesifik.

2. Ketimpangan Kualitas Sekolah :

Meskipun tujuan sistem zonasi adalah untuk meratakan kualitas pendidikan antara sekolah-sekolah, terkadang masih terjadi ketimpangan dalam kualitas sekolah di berbagai zona. Beberapa zona mungkin memiliki sekolah yang lebih berkualitas dibandingkan dengan yang lain, sehingga siswa yang berada di zona yang kurang menguntungkan dapat menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pendidikan yang setara.

3. Potensi Manipulasi Alamat :

Sistem zonasi juga berisiko terhadap potensi manipulasi alamat oleh beberapa orang tua siswa. Beberapa orangtua mungkin mencoba untuk mengubah alamat tempat tinggal mereka agar masuk ke dalam zona sekolah yang diinginkan. Hal ini dapat menyebabkan ketidak adilan dalam penerimaan siswa dan merugikan siswa lain yang seharusnya berhak mendapatkan tempat di sekolah tersebut.

Penerapan sistem zonasi dalam PPDB memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan. Keputusan mengenai sistem penerimaan siswa baru harus mempertimbangkan kebutuhan siswa, kualitas pendidikan, dan kesetaraan akses bagi semua anak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. (RED_DEW)

Sumber : https://bisnisindonesia.id