NYADRAN SONOAGENG


ㅤHai, Sobat Pio! Kalian sudah pernah dengar belum sih? Kalau belum yuk, baca artikel ini. Nyadran berasal dari bahsa Sansekerta “Sraddha” yaitu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa sebagai ungkapan syukur kepada leluhur desa. Sonoageng ini diambil dari nama desa yang ada di Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk. Singo barong yang sedang kondisi mengamuk karena ada salah satu penonton yang bersiul. Sehingga tidak jarang kalau pangelaran jaranan berakhir dibubarkan karena ulah dari penonton. Padahal acara ini, adalah salah satu rangkaian dari acara nyadran yang ada di Desa Sonoageng. Nyadran ini adalah acara yang dianggap sakral dan suci, meskipun jaranan ini salah satu wahana tontonan yang ada di acara nyadran ini. Dimanapun tempatnya nyadran merupakan serangkaian acara yang sakral dan suci, sehingga dihimbau kepada masyarakat untuk tidak melalukan keributan saat melihat atau melakukannya. Acara ini digelar secara megah dan meriah, sehingga terdapat sub-sektor desa yang mengalami keuntungan.

ㅤProsesi nyadran biasanya digelar setiap setahun sekali yang bertepatan di bulan Juni-Juli selama 20 hari berturut-turut. Prosesi nyadran dimulai pada tahun 1994, nyadran sendiri dilakukan oleh masyarakat kecil yang masih memiliki hubungan keturunan dengan Mbah Sahid. Pada tahun 1994 sampai 1996 masyarakat Sonoageng masih dalam kondisi pro-kontra yang dimana pada tahun 1997 akhirnya masyrakat dapat menemukan dampak positif dan diadakannya nyadran. Sehingga muncul kesadaran partisipasi dari masyarakat Senoageng dengan ditandainya kerjasama dan dapat mengkoordinasi nyadran di tahun 1998. Kemeriahan nyadran memuat unsur-unsur ziarah yang tidak lepas dari sejarah Desa Senoageng.

ㅤSelain di Desa Sonoageng, nyadran ( bersih desa ) biasanya juga terdapat di Kota Kediri. Tetapi nyadran di Kota Kediri berbeda dengan nyadran di Desa Sonoageng. Nyadran di Kediri biasanya hanya melakukan pengajian atau doa bersama, agar masyarakat terhindar dari mara bahaya. Di Selomangleng nyadran dilakukan dengan membawa tumpeng hasil bumi. Masyarakat bisa membawa hasil dari panen mereka sendiri sendiri dan dijdikan satu menjadi tumpeng. (RED_FWD)

Sumber : https://www.goodnewfromindonesia.id

Tari Piring Warisan Budaya yang Memukau


   Hai, sobat Pio! Tari Piring adalah salah satu seni tari tradisional Indonesia yang kaya akan makna dan keindahan. Berakar dari budaya Minangkabau di Sumatera Barat, tarian ini tidak hanya memukau dari segi gerakan, tetapi juga melambangkan nilai-nilai kehidupan masyarakat Minang yang kaya akan nilai kebersamaan dan kebersihan. Tari Piring umumnya dilakukan oleh para penari wanita yang memegang piring atau mangkok kecil di tangan mereka. Gerakan yang teratur dan sinkron antara penari mencerminkan kekompakan dalam berkolaborasi sebuah nilai yang sangat dihargai dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau. Selain itu, penggunaan piring sebagai properti utama dalam tarian ini juga melambangkan kemakmuran dan kekayaan.

   Secara teknis, Tari Piring memerlukan keterampilan yang tinggi dari para penarinya. Mereka harus mampu mengendalikan gerakan tubuh dan ekspresi wajah dengan presisi tinggi sambil menjaga keseimbangan piring agar tidak terjatuh. Musik yang mengiringi tarian ini biasanya berasal dari alat musik tradisional seperti talempong, gendang, dan saluang, menciptakan atmosfer yang magis dan mendalam. Selain sebagai bagian dari upacara adat dan ritual keagamaan, Tari Piring juga sering ditampilkan dalam berbagai acara budaya dan festival di Indonesia maupun di mancanegara. Keberadaannya sebagai warisan budaya tak benda juga telah diakui oleh UNESCO, yang menjadikannya semakin berharga dan harus dilestarikan.

  Tidak hanya sebagai bentuk hiburan semata, Tari Piring mengajarkan kita tentang keindahan dalam kebersamaan, kekompakan, dan kekayaan budaya Indonesia yang luar biasa. Dengan setiap gerakannya yang gemulai dan penuh makna, Tari Piring terus mempesona dan membangkitkan rasa kagum terhadap kearifan lokal yang kaya dan mendalam. Sebagai penutup, Tari Piring bukan sekadar tarian untuk dinikmati, tetapi juga sebagai jendela ke dalam warisan budaya yang perlu dijaga, dipelihara, dan dilestarikan untuk generasi mendatang.(RED_AKF)

Sumber : https://www.kompasiana.com

PANJI ASMARABANGUN


   Hai, Sobat Pio! Panji adalah sebuah cerita yang sudah ada sejak zaman dahulu. Menurut pengurus museum Airlangga Kediri, cerita Panji berasal dari Kediri sejak abad 10 sampai 11 masehi. Cerita Panji sendiri sangat khas dengan 2 tokoh, yakni sang putra mahkota Raden Panji Inu Kertapati dan sang putri mahkota Dewi Sekartaji. Cerita Panji sendiri diduga dari Kediri dikarenakan bentang alam yang cocok seperti pada cerita Ande Ande Lumut. Ukiran Ande Ande Lumut juga terdapa pada Sanggar Budaya Nusantara di area goa Selomangleng.

   Ande Ande Lumut yang bernama asli Panji Asmarabangun adalah putra mahkota yang enggan menduduki tahta raja sehingga membuat raja murka. Asmarabangunpun memulai pengembaaraannya, mendaki gunung, melewati lembah, menyusuri sungai, mengikuti angin membawanya. Hingga pada suau desa, Asmara bangun bertemu seorang janda tua. Asmarabangun pun menyamarkan identitasnya menjadi Ande Ande Lumut. Ande Ande Lumut pun berniat untuk membantu kehidupan janda tersebut dengan cara membatu mencari kayu dan rutinitas lainnya guna menafkahi kehidupan janda tersebut. Ande Ande Lumut juga memiliki 2 Punokawan yang berbadan kecil tetapi memiliki beberapa kelebihan yang setia menemani perjalanannya.

   Di sisi lain, Dewi Sekartaji selaku putri mahkota mencari Asmarabangun. Gunung didakinya, Lembah dilewatinya, Hutan ditelusuriya, Hingga mengikuti kemana angin bertiup demi menemukan sang Panji Asmarabangun. Sebelum perjalanan ersebut, Dewi Sekartaji dibekali sebuah pusaka oleh ibunya. Hingga pada suatu perkampungan, Dewi Sekartaji bertemu dengan Wanita tua dengan ketiga anaknya. Mbok Rondo, adalah nama dari wanita tua tersebut. Ketiga anakya bernama Klenting Abang, Klenting Ijo, dan Klentig Biru. Dewi Sekartaji pun bergabung dengan mereka dan mendapatkan julukan Klenting Kuning.

   Tidak lama setelah itu, Ande Ande Lumut membuat sayembara mencari istri. Berita itupun terdengar oleh Mbok Rondo dan ketiga Klenting. Klenting Kuning yang sedang mencuci juga baru mendengar berita tersebut tetapi dia masih mengingat Panji Asmarabangun. 3 Klentingpun antusias mengikuti sayembara tersebut. Hingga bertemu sungai. Sungai tersebut arusnya deras, gelap nan dalam. Tidak lama muncul riak air yang meluas dengan perlahan hingga muncul mahluk besar. Yuyu Kangkang, berdiri dengan gagah, menawarkan tumpangan dengan syarat mencium pipi kepiting besar itu. Ketiga Klenting itu segera diseberangkan dan bergegas menemui Ande Ande Lumut.

   Beberapa saat setelah  itu, Klenting Kuning sampai di sungai tersebut dan ditawari hal yang sama. Dikareakan harga dirinya, Klenting Kuning menolak tawaran tersebut dan mengancamnya dengan mengacungkan pusaka hingga mengeringkn sungai Brantas. Yuyu Kangkang pun takut dan mengantarnya tanpa imbalan sepeserpun.

   Setibanya disana, Ketiga Klenting tampil menawan, sedangkan Klenting Kuning tampil apa adanya dan sedikit lusuh. Walaupun begitu, Ande Ande Lumut menolak ketiga Klenting dan lebih memilih Klnting Kuning.

   Cerita ini memiliki banyak versi. Tetapi, menurut pengurus museum Airlangga menceritakan versi diatas saat kunjungan. (RED_RAY)

Sumber : https://id.wikipedia.org/

Seni Tari


Hai, Sobat Pio! Tari merupakan ungkapan perasaan manusia. Diungkapkan dalam gerak yang indah. Menari merupakan kegiatan yang banyak manfaatnya. Bagi tubuh menari dapat menyehatkan karena gerakan-gerakannya mirip olahraga. Bagi otak menari sama halnya melatih otak untuk aktif sehingga terjadi di keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan. Seni sudah ada sejak awal keberadaan manusia. Homo sapiens, nenek  moyang kita yang paling awal yaitu manusia Cro-Magnon (33.000-10.000 SM), membuat lukisan dan mungkin juga musik, tari dan drama. Menggunakan bahan alami dari tmbuh-tumbuhan, manusia pertama tersebut menutupi dinding-dinding gua dengan lukisan binatang buruannya.

      Psikologi seni adalah bagian dri ilmu psikologi yang memfokuskan diri dari pertanyaan – pertanyaan yang beraitan dengan para pendukung dalam proses artistik, yaitu seniman,pengamat, dan kritikus. Diantara ketiganya peran seniman dan pengamat mendapat perhatian terbesar. Seorang psikolog seni terutama tertarik pada proses-proses psikologis yang memungkinan pencipaan dan tanggapan terhadap seni. Bagi jiwa, menari dapat memberi ketenangan karena gerakannya yang kadang lembut kadang  cepat bahkan lucu.

      Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih drai 700 suku bangsa di Indonesia,dapat dilihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia,dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri. Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah. Latar belakang  terbentuknya komunitas tari itu sendiri bermula dari hobi seseorang yang berinisiatif untuk membuat sebuah komunitas seni tari.

      Faktor yang berpengaruh, Dalam sudut pandang seni faktor yang berpengaruh terhadap seni itu sendiri bisa dari hobi. Upaya yang dapat meningkatkan prestasi adalah dengan diikut sertakan anak-anak bangsa untuk bisa mengikuti seni tari. Agar di masa yang akan datang tarian-tarian tradisional maupun modern tidak musnah atau hilang tanpa ada yang mengembangkan dan membudidayakan.(RED_MVA)

Sumber : https://www.kompasiana.com

Reog Ponorogo


Hai, Sobat Pio! Pasti kalian tidak asing lagi dengan kesenian ini, iya ini adalah salah satu kesenian yang berasal dari Jawa Timur. Nama “Reog” berasal dari kata “Reok” yang dalam bahasa Jawa berarti”tarian”. Reog adalah salah satu kesenian tertua yang tetap bertahan dari zaman ke zaman. Reog Ponorogo berfungsi sebagai hiburan rakyat dan mengandung unsur magis. Didalam Reog Ponorogo terdapat penari utama yaitu orang berkepala singa dengan hiasan bulu merak dengan berat mencapai 50-60 kg. Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mengusulkan tiga warisan budaya Indonesia menjadi budaya warisan Unesco. Ketiga budayayang diusulkan antara lain kesenian Reog Ponorogo dari Jawa Timur, alat musik Kolintang dari Sulawesi Utara, dan pakaian tradisional kebaya. Saat ini masih menunggu keputusan dari Unesco dan tiga ini menjadi target penyampaian Indonesia di Unesco, kami berharap keputusannya melalui komite warisan budaya. Agar warisan budaya Indonesia lebih berkembang lagi dan dilestarikan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Unesco akan melakukan sidang sekitar bulan Agustus atau bulan September 2024.

Ada dua bentuk Reog Ponorogo saat ini, yaitu Reog Obyong dan Reog Festival. Reog Obyong biasanya dipentasan dijalan dan untuk mengisi acara hajatan, bersih desa dan lainnya. Sedangkan Reog Festival saat ini suah mengalami modifikasi dan dipentaskan sesuai pakem tertentu. Reog Ponorogo menceritakan perang antara Kerajaan Kediri dengan Kerajaan Ponorogo. Pada saat raja Ponorogo yang berniat ingin melamar putri Kerajaan Daha yaitu Dewi Ragil Kuning, namun ditengah perjalanan raja Ponorgo dihadang oleh seorang singa barong dari Kerajaan Daha. Disaat itu Kerajaan Ponorogo dikawal oleh warok, warok adalah seorang pria yang berpakaian hitam dan mempunyai ilmu hitam yang mematikan. Sampai saat ini masyarakat Ponorogo masih mengikuti apa yang menjadi warisan budaya mereka.

Apa saja sih tokoh-tokoh dalam Reog? Iya tokoh-tokoh dalam Reog itu ada 5 yaitu:

1. Warok adalah wong kang sugih wewarah, artinya orang yang menjadi warokakan mengajarkan kepada orang lain tentang hidup yang baik.

2. Jathil adalah prajurit berkuda yang sedang berlatih di atas kuda

3. Bujang Ganong merupakan sosok seorang patih muda yang secara fisik cenderung buruk tetapi memiliki kesaktian dalam dirinya.

4. Klono Sewandono atau bisa disebut raja klono, seorang raja sakti yang sangat ampuh dan kemana saja dia membawa pecut.

5. Singo Barong adalah tokoh dan penari berkepala macan dan didominasikan bulu merak. (RED_FWD)

Sumber: https://id.m.wikipedia.org

GAMELAN


Hai, Sobat Pio! Kalian pasti tidak asing dengan Gamelan. Gamelan merupakan alat kesenian tradisional Indonesia. Membunyikan alat musik tersebut dengan cara dipukul-pukul. Barang yang sering dipukul disebut pukulan, barang yang sering diketok disebut ketokan atau kentongan, barang yang sering digembel disebut gembelan, kata gembelan ini bergeser atau berkembang menjadi gamelan. Dengan kata lain gamelan adalah suatu benda hasil dari benda itu digembel-gembel atau dipukul-pukul. Gamelan termasuk music perkusif. Perkembangan penggunaan gamelan untuk upacara ritual, bersifat keagamaan, pendidikan, media penerangan, dan lain-lain.

Pada abad-abad permulaan masehi kedatangan perdagangan Tiongkok bukan saja sebagai misi dagang tetapi juga sebagai misi kebudayaan. Dalam jumpa dagang mereka saling bercerita tentang pengalaman mereka masing-masing, juga sampai pada hal kepercayaan. Kepercayaan Tiongkok mempercayai bahwa roh nenek moyang mereka senang terhadap bunyi-bunyian. Karena alat-alat bunyi-bunyian dipergunakan demikian, maka alat-alat tersebut juga dikeramatkan. Perkembangan dari alat-alat inilah yang menjadi gamelan yang sekarang ini.

Dalam perkembangan unit-unit gamelan, musik-musik etnis di Indonesia 90% jenis musik perkusif artinya memainkannya dipergunakan alat pukul. Alat music etnis ritualis menjadi alat musik religius, kemudian menjadi musik sarana yaitu gamelan untuk dakwah, untuk sarana pendidikan, dan untuk media penerangan. Pada zaman gamelan sebagai sarana ini jumlah unitnya selalu mengalami penambahan antara lain ditambah macam-macam kendang, macam-macam alat musik petik, macam-macam alat musik gesek, bahkan tambur, terbang, jedor, bedug, dan lain-lain masuk kedalam musik gamelan.

Gamelan memang alat untuk mengiringi tari-tarian, gamelan bisa untuk mengiringi semua macam tarian-tarian seperti tarian klasik dan tarian modern. Selanjutnya gamelan dan pemujaan menurut sejarah gamelan mula-mulanya digunakan untuk pemujaan kepada roh-roh halus, maupun roh-roh leluhur atau upacara ritual. (RED_AHA)

Sumber : https://budaya.jogjaprov.go.id

Liang Liong


ㅤㅤHai, Sobat Pio! Kalian pasti tidak asing lagi bukan dengan kata Liang Liong? Liong adalah hewan mitologi yang berbentuk naga yang bijak. Liong sendiri melambangkan Dewa Kebijaksanaan yang turun ke bumi saat pergantian tahun baru Cina, untuk memberikan petuah dan wejangan pada semua orang yang merayakan. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤTarian naga (liang liong) adalah pertunjukan tradisional agar suatu festival atau acara-acara besar menjadi lebih meriah. Masyarakat China tradisional yakin bahwa pertunjukan tarian naga atau singa (selama Festival Musim Semi) merupakan salah satu cara untuk berdoa. Tujuannya untuk keberuntungan dan mengusir roh jahat. Tradisi itu yakni mengunjungi anggota keluarga, mendekorasi, memberikan hadiah, mengadakan makan keluarga besar, dan melakukan beberapa praktik keagamaan seperti memberikan persembahan kepada leluhur atau membakar dupa. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤHal-hal itu yang paling umum. Sebelum Imlek dimulai, tradisi lainnya adalah melakukan pembersihan rumah secara menyeluruh. Ada juga yang membeli pakaian baru untuk memulai tahun baru agar tampil lebih segar dan dengan catatan (keberuntungan) yang baik. Fakta unik lain tentang Imlek adalah mengenai kereta. Inilah waktu yang paling penting untuk reuni keluarga. Singa dalam barongsai diibaratkan oleh masyarakat China sebagai raja daratan, yang menguasai seluruh daratan tersebut. Barongsai dimainkan oleh dua orang, gerakan dalam barongsai terjadi secara alami dari imajinasi pemainnya itu sendiri. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤMemainkan barongsai harus mempunyai IQ tinggi di atas rata-rata, harus mempunyai imajinasi yang sangat tinggi saat di dalam tudung, agar bisa mengekspresikan singa tersebut kepada penonton. Uniknya, pemain barongsai dan liang liong di Vihara bukan berasal dari keturunan China saja, melainkan masyarakat pribumi asli yang menganut berbagai macam agama. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤGerakan khasnya adalah meliuk-liuk indah, dari kepala hingga ke ujung ekornya. Ukurannya yang besar membuat liong tak pernah lepas dari pandangan penonton pertunjukan ini. Awalnya kesenian Barongsai dan Liong sempat dilarang keberdayaan pada orde baru. Kesenian ini kembali boleh dipertontonkan secara umum pada masa kepemimpinan Presiden ketiga Indonesia, Abdurrahman Wahid.ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤKini, kelompok kesenian barongsai dan liong hampir dapat ditemui di berbagai penjuru daerah di Indonesia. Tidak hanya warga keturunan China saja yang tertarik menekuni kesenian ini, penduduk suku lain pun ada yang menekuni kesenian asal negeri tirai bambu ini. ( RED_DEW & RED_NKE) ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Sumber: https://suakaonline.com

Adat Suku Baduy


‎‎‎‎‎ㅤHai Sobat Pio! Suku Baduy adalah masyarakat adat yang hidup di sebuah wilayah di kawasan Pegunungan Kendeng, di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Jawa Barat. Nama Baduy merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut. Pendapat pertama munculnya nama Baduy berasal dari sebutan para peneliti Belanda yang melihat kemiripan mereka dengan kelompok Arab Badawi di Timur Tengah yang merupakan masyarakat dengan cara hidup berpindah pindah (nomaden).ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤMasyarakat di Suku Baduy ini termasuk kedalam sub suku Sunda. Suku Baduy ini belum terpengaruh oleh modernisasi dan masih memiliki tradisi serta adat khas yang hampir sepenuhnya terasing dari dunia luar. Suku Baduy memiliki tradisi upacara Seba artinya (persembahan) yang mendatangkan para panggede seperti pemerintah daeran Banten. Acara ini sudah diadakan sejak zaman kejayaan Kesultanan Banten.ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤSuku Baduy terdiri dari dua kelompok yaitu suku Baduy luar dan suku Baduy dalam. Dua kelompok suku ini memiliki perrbedaan terutama dalam hal berpakaian. Secara berpenampilan , suku Baduy dalam memakai baju dan ikat kepala serba putih, sedangkan suku Baduy Luar memakai pakaian hitam dan ikat kepala berwarna biru tua, selain itu masyarakat suku Baduy luar sudah menyerap budaya modern seperti naik kendaraan dan bersekolah.ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤHal yang menjadikan suku Baduy terkenal adalah dengan kearifan lokalnya yang terlihat pada rumah adat dari kayu dengan dinding anyaman bambu dan atap dedaunan.

Sejarah suku Baduy berkaitan dengan hal-hal seputar dewa. Suku Baduy percaya bahwa mereka adalah keturunan dari Batara Cikal. Batara Cikal memiliki peran untuk mengatur keseimbangan yang ada dibumi. Asal-usul suku Baduy juga sering dikaitkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama mereka. Tidak hanya itu, suku Baduy terdapat beberapa asal-usul namun yang paling terkenal adalah mereka merupakan keturunan dari Kerajaan Pajajaran.ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤPada abad ke-11 dan 12, Kerajaan Pajajaran menguasai daerah Banten, Bogor, Priangan, hingga Cirebon. Saat itu penguasa yang memerintah adalah Raja Prabu Bramaiya Maisatandraman atau Prabu Siliwangi. Lalu, pada abad ke-15 masuklah agama islam yang di bawa saudagar-saudagar asal Gujarat dan Sunan Gunung Jati.ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤKerajaan Pajajaran akhirnya semakin merosot karena rakyatnya banyak yang menganut agama islam. Akhirnya, Raja Senopati beserta para punggawa meninggalkan kerajaan dan masuk ke hutan belantara arah selatan, mengikuti hulu sungai. Mereka meninggalkan asalnya, seperti yang diusapkan dalam pantun upacara suku Baduy.ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤKeturunan mereka hingga saat ini menjadi penduduk Kampung Cibeo, orang suku Baduy Dalam yang masih memegang prinsip hukum adat dan kuat menjalankan kearifan lokal mereka.(RED_DEW & RED_NKE)

sumber: https://www.detik.com

Wayang Sekelik


Hai, Sobat Pio! Apa kalian tahu apa itu Wayang Sekelik? Wayang Sekelik merupakan sastra lisan warahan yang kemudian mengalami perkembangan dari zaman ke zaman dan menjadi bentuk visual, yakni yang kita kenal dengan Wayang Sekelik atau Wayang Saudara. Wayang Sekelik ini berasal dari Lampung. Wayang Sekelik mulai muncul pada tahun 2005, dan mulai berkembang pada tahun itu juga. Dimulai saat salah seorang punyimbang tokoh adat Tulang Bawang Megou Pak mengadakan diskusi mengenai budaya warahan sebagai sastra tutur yang selama ini ditampilkan tanpa penggambaran agar diaktualisasikan melalui wayang, guna mempermudah penonton untuk memahami alur cerita. Budaya wayang ini sebenarnya telah ada dan populer di kalangan masyarakat Lampung sejak lampau akibat akulturasi budaya Jawa dan Lampung. Akan tetapi tidak dikenal luas dengan nama wayang, melainkan dikenal dalam Bahasa Lampung sebagai ‘lineu’ atau bisa diartikan sebagai bayangan.


Secara visual tidak ada perbedaan antara Wayang Sekelik dengan Wayang Jawa. Tapi, bila dicermati lebih dalam ada sejumlah perbedaan. Contohnya, ornamen gunungan dalam Wayang Sekelik menyimbolkan budaya Lampung. Lalu, ada Siger, Siwo Migo atau sembilan marga, serta adanya ornamen pucuk rebung dalam detail wayang. Wayang Sekelik juga memiliki sinden layaknya pementasan Wayang Jawa, dimana saat pementasan akan membawakan lagu sesuai adegan seperti begurau (humor), dan panggeh-ringgeh. Sedangkan untuk tabuhan Wayang Sekelik ini berbeda dengan Wayang Jawa, yang biasanya Wayang Jawa menggunakan gemelan, tetapi Wayang Sekelik diiringi dengan Talo Balak. Dengan berbagai jenis tabuhan sesuai lagu meliputi Tabuh Rajo Menggalo, tabuh layang kasiwan, dan Tabuh Alau-alau semua dimainkan tergantung kondisi serta disesuaikan dengan adegan.


Salah satu sastra lisan Lampung yang sering digunakan sebagai topik menampilkan Wayang Sekelik adalah cerita tentang terbentuknya Kampung Gunung Sugih. Dalam cerita tersebut menggambarkan adanya wilayah Lampung Tengah dahulu kala sebelum bernama Gunung Sugih, yang diberi nama Pulau Apus. Dalam cerita tersebut ada dua lakon utama yaitu Patik Guling Sekaro dan Marskal Sigalang-galang yang berasal dari Sumatera Barat serta Sumatera Utara. Dari penyampaian sastra lisan tersebut, kemudian menjadi lakon dalam Wayang Sekelik. Saat ini mulai berkembang berbagai pementasan yang dilakukan berlandaskan dari cerita-cerita daerah Lampung guna menarik minat masyarakat untuk menyaksikan serta memahami kisah asli Lampung. Harapannya, semoga Wayang Sekelik ini dapat terus terjaga, dan bisa dinikmati dan dicintai masyarakat Lampung. Apa Sobat Pio tertarik untuk ingin tahu lebih dalam lagi tentang Wayang Sekelik? (RED_DEW & RED_NKE)

Sumber : https://www.antaranews.com

Tradisi Pemakaman Unik dan Mengerikan di Tibet


Hai, Sobat Pio! Apakah kalian sudah tau ada tradisi pemakaman unik yang dijalani oleh masyarakat Tibet? yaitu Tradisi Pemakaman Langit. Tradisi pemakaman langit di Tibet ini merupakan ritual tradisional Buddhisme Tibet, untuk mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang sudah meninggal. Orang yang masih menjalankan ritual ini adalah Biara Buddha Tibet tradisional yang sangat terpencil didekat Tagong Sichuan Timur Laut. Tempatnya pun berada di puncak gunung, serta dikelilingi oleh lautan bendera doa Tibet dan sebuah lempengan batu. Biasanya manusia ketika sudah meninggal, jasad mereka akan dikubur atau dikremasi. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi sebagian masyarkat Tibet. Tradisi di Tibet ini hanya membiarkan jasad orang yang telah meninggal di alam terbuka. Apabila ada seorang penduduk Tibet meninggal dunia, jasadnya akan dibalut dengan kain putih dan disemayamkan di sudut rumah selama tiga hingga lima hari. Proses pemakaman langit di Tibet selanjutnya akan dilaksanakan oleh biksu atau lama, pemuka spiritual di Tibet, ia akan membacakan ayat-ayat suci kepada jenazah agar jiwa yang meninggal bisa terbebas dari siksaan. Keluarga yang ditinggalkan juga akan menghentikan aktivitas sehari-hari mereka, dan mengusahakan situasi rumah menjadi lebih tenang, agar jiwa yang meninggal mendapat jalan yang aman ke surga. Setelah masa mendoakan usai, anggota keluarga kemudian memilih hari baik untuk pemakaman dan menghubungi rogyapas (pembawa jenazah), untuk melakukan prosesi pemakaman. Sehari sebelum pemakaman, keluarga akan melepas kain yang membungkus jenazah dan memosisikan jenazah meringkuk seperti janin. Pada hari yang telah ditentukan, jenazah dibawa ke puncak gunung. Kemudian, dupa khusus akan dibakar untuk menarik perhatian burung kondor. Pemuka spiritual kemudian melantunkan ayat-ayat suci untuk melebur dosa yang meninggal, sementara rogyapas akan memulai ritual memotong-motong jasad. Ritual pemakaman langit memiliki makna filosofis yang dalam bagi penganut Buddha di Tibet. Masyarakat setempat percaya bahwa ketika burung kondor memakan potongan-potongan jasad dari orang yang meninggal, artinya orang tersebut tidak memiliki dosa dan jiwanya akan pergi dengan tenang ke surga. Sisa-sisa jasad yang tidak dimakan oleh burung kondor, akan dibakar dan Lama akan membacakan doa. Hal ini dilakukan karena sisa-sisa tubuh itu dipercaya akan mengikat jiwa orang yang meninggal dengan dunia.Di Tibet, terdapat dua lokasi yang dikenal sebagai situs pemakaman langit. Pertama adalah Biara Drigung Til, yang terletak di daerah Maizhokunggar. Lokasi kedua adalah Akademi Buddha Larung Gar, yang merupakan akademi Buddha terbesar di dunia. Jadi itulah sekilas informasi mengenai Tradisi pemakaman masyarakat Tibet. ( RED_DEW & RED_NKE)

Sumber : https://www.kompas.com