Sholat Dhuha Sebelum Belajar


Hai, Sobat Pio! Siapa nih yang sudah sering menjalankan sholat dhuha di rumah ataupun saat di sekolah? Sholat dhuha memiliki banyak manfaat untuk kehidupan sehari-hari lho, selain itu sholat dhuha merupakan sholat sunnah yang diyakini dapat memudahkan rezeki bagi siapa saja yang mengerjakannya.

Kebanyakan umat muslim melaksanakan sholat dhuha karena memiliki hajat untuk dilancarkan rezekinya oleh Allah SWT. Sholat dhuha dapat dilaksanakan pada waktu dhuha (pagi hari) ketika matahari mulai naik kurang lebih tujuh hasta sejak terbitnya hingga menjelang dzuhur dan minimal pengerjaannya dua rakaat ya Sobat Pio. Apalagi jika kita menjalankan sholat dhuha sebelum kegiatan belajar mengajar, berikut adalah beberapa manfaat sholat dhuha yang bisa kita peroleh :

  1. Rasa segar dan fresh. Fresh dan segar bisa kita rasakan, karena shalat dhuha tentu diawali dengan berwudhu. Berwudhu tentu menggunakan air untuk membasuh beberapa bagian tubuh, terutama bagian muka. Hal itu akan membuat tubuh kita menjadi segar dan terasa fresh hingga menghilangkan rasa kantuk yang mendera di pagi hari.
  2. Menciptakan ketenangan dan kedamaian. Dengan shalat dhuha sebelum belajar, maka kita akan lebih konsentrasi dalam belajar dan mudah menerima pelajaran yang diberikan oleh  guru.
  3. Muncul aura positif. Dengan munculnya aura positif, kita bisa lebih semangat untuk belajar dan semangat saat melakukan semua kegiatan yang ada di sekolah.
  4. Keutamaan shalat dhuha yang sudah tak diragukan lagi. Ibadah hanya dua rakaat namun mendapat balasan yang luar biasa besarnya (berpahala sedekah 360x lipat, diberi kecukupan dan berpahala haji).

Nah Sobat Pio, itu tadi beberapa manfaat sholat dhuha yang bisa kita lakukan sebelum kegiatan belajar mengajar. Mari kita biasakan untuk sholat dhuha di pagi hari, jika sudah terbiasa akan menjadi kebiasaan yang baik. Tentunya kita juga  mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari  Allah SWT. Yuk ajak teman-teman kalian untuk melaksanakan sholat dhuha berjamaah di sekolah, agar bisa mendapatkan manfaatnya bareng-bareng. Sekian artikel hari ini semoga bisa bermanfaat dan sampai bertemu di edisi selanjutnya. (RED_ANY)

sumber : https://www.gramedia.com

 

 

 

 

 

 

Pandangan Islam terhadap Kemajuan Teknologi


Hai Sobat, Pio! Di dalam artikel ini, kita akan membahas tentang seperti apa pandangan islam terhadap kemajuan teknologi. Dan akankah kemajuan teknologi tersebut dapat menyebabkan hal-hal yang melanggar Syariah Islam? Kita harus tahu terlebih dahulu, maksud dan tujuan kita dalam mengerjakan atau menerapkan kemajuan teknologi tersebut. Jika maksud dari menerapkan kemajuan teknologi untuk melakukan suatu hal yang negatif, maka sudah jelas akan melanggar Syariah Islam.

Dalam islam, ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu keharusan dan harus sesuai dengan pandangan Islam. Ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa pandangan Islam, maka akan terjadi kekacauan, baik secara fisik maupun secara nonfisik.

Peran islam dalam perkembangan IPTEK ada dua nih Sobat Pio, yang pertama yaitu menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki umat Islam. Paradigma Islam menyatakan bahwa, Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran bagi seluruh ilmu pengetahuan.

Kedua, menjadikan Syariah Islam sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Pandangan Islam terhadap sains dan teknologi adalah bahwa Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan penelitian dan bereksperimen dalam hal apapun, termasuk sains dan teknologi.

Bagi Islam, sains dan teknologi termasuk ayat-ayat Allah yang perlu digali dan dicari keberadaanya. Ayat-ayat Allah yang tersebar di alam semesta ini merupakan anugerah bagi manusia sebagai Khalifatullah di bumi untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ketentuan halal-haram wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam.

Nah, jadi kesimpulan dari pembahasan di atas, adalah Islam tidak menghambat kemajuan Iptek, tidak anti produk teknologi, tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus, asalkan dengan analisis-analisis yang teliti, obyekitf , dan tidak bertentangan dengan dasar Al-Qur`an. Sekian sedikit pembahasan tentang pendangan islam terhadap perkembangan teknologi. Sekian artikel hari ini, semoga bisa bermanfaat buat Sobat Pio dan sampai bertemu di edisi selanjutnya. (RED_AYD)

Sumber : https://jurnal.iainpalu.ac.id

Arti Idul Fitri dan Tradisi Uniknya di Indonesia


Hai, Sobat Pio! Pastinya setiap tahun umat muslim di seluruh dunia merayakan keistimewaan Hari Raya Idul Fitri setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Tepat pada 22 April 2023 pemerintah Indonesia menetapkan sebagai Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah. Walaupun ada sebagian yang merayakannya pada tanggal 21 April 2023, itu semua tergantung ketentuan pada setiap daerahnya masing-masing. Sobat Pio,  pastinya kebanyakan dari kita familiar menyebut Idul Fitri dengan istilah lebaran. Istilah lebaran memang sudah cukup populer dan identik di Indonesia. Lalu apa arti dari Idul Fitri dan lebaran itu?

Jika dilihat dari gabungan katanya, Idul Fitri berasal dari dua kata, yaitu id dan al-fitri. Id berasal dari Aada – ya’uudu, artinya kembali. Sedangkan, kata al-fitri memiliki dua makna, yaitu suci dan berbuka. Suci artinya bersih dari segala dosa, kesalahan, dan keburukan. Umat muslim diharapkan dapat kembali suci setelah dibersihkan dengan puasa Ramadan selama 1 bulan penuh, yang kemudian disempurnakan dengan mengeluarkan zakat fitrah sebagai bentuk rasa syukur dan berbagi kepada sesama, serta saling memaafkan atas kesalahan yang pernah terjadi.

Sedangkan arti lebaran  menurut M.A. Salamun, seorang sastrawan di era 1960-an menganggap istilah lebaran berasal dari tradisi hindu, yang artinya selesai, usai, atau habis. Namun ada juga yang beranggapan bahwa istilah ini merupakan metafora bagi umat muslim untuk saling berlapang dada dan ikhlas sehingga dianjurkan untuk saling memaafkan terhadap sesama. Faktanya hingga saat ini, belum ada sumber otentik tertulis terkait asal kata lebaran dan sejak kapan istilah ini mulai dipakai. Yang jelas, istilah lebaran tidak dikenal dalam bahasa Arab. Itulah mengapa istilah ini erat kaitannya dengan pengaruh budaya di Indonesia. Berikut adalah beberapa tradisi Idul Fitri di Indonesia yang masih dilakukan hingga saat ini:

  1. Mudik / Pulang Kampung
  2. Ketupat
  3. Malam takbiran
  4. Ziarah ke makam
  5. Parcel atau hampers lebaran
  6. THR
  7. Halal bi halal

Demikian pembahasan mengenai arti dari Idul Fitri dan beberapa tradisi lebaran yang identik dilakukan oleh sebagian besar umat muslim di Indonesia. Semoga bermanfaat buat Sobat Pio dan sampai jumpa di edisi selanjutnya. (RED_DRY)

Sumber: http://www.cimbniaga.co.id