Jejak Mbah Wasil Penyebar Agama Islam Pertama Di Kediri


Hai, Sobat Pio! Pangeran Mekah atau Syekh Wasil Syamsudin konon merupakan penyebar agama Islam pertama di Kediri tepatnya di Kelurahan Setono Gedong, Kecamatan Kota Kediri. Masyarakat khususnya warga Kediri biasa menyebutnya Mbah Wasil. Dipanggil Mbah Wasil karena beliau sering memberikan wasil Ahli bertutur sapa dan berpetuah yang baik.Syekh Wasil Syamsudin diperkirakan masuk ke wilayah Kediri saat masa pemerintahan Raja Sri Aji Jayabaya di abad ke-10. Masyarakat percaya Syekh Wasil berasal dari Istanbul, Turki. Beliau tidak serta-merta menyebarkan agama Islam. Beliau memulai dakwah melalui pendekatan kepada masyarakat hingga bisa diterima dengan baik. Masyarakat kemudian memberinya gelar Pangeran Mekah. Namun sebutan Mbah Wasil paling akrab diucapkan masyarakat setempat. Selain menjadi tokoh besar penyebaran agama Islam pertama kali, sosok Syekh Wasil Syamsudin konon juga merupakan guru spiritual Raja Kediri Sri Aji Jayabaya. Bahkan kedekatannya dengan Raja Kediri itu disebut-sebut membuahkan ramalan masa depan atau sebuah kitab pusaran yang dikenal dengan Jongko Joyoboyo.Pada masa masuknya pemerintahan Sri Aji Joyoboyo, mereka ada hubungan emosional yang mengatakan Mbah Wasil merupakan guru spiritual Sri Aji Joyoboyo. Hal itu juga dibuktikan dengan keberadaan situs-situs berupa arca yang ada di sekitar Setono Gedong yang lebih dahulu ada dibandingkan dengan keberadaan Islam di wilayah Kediri. Dahulu kawasan Setono Gedong merupakan tempat sesembahan bagi kaum kepercayaan tertentu sebelum Pangeran Mekah menyebarkan Islam di Kediri. Setelah Islam berkembang di sana, kawasan itu menjadi tempat penyebaran Islam. Yakni dengan dibangunnya Masjid Setono Gedong dan adanya makam Syekh Wasil Syamsudin yang berlokasi di Jalan Dhoho, Kota Kediri. Kawasan pemakaman ini juga dikenal masyarakat Kediri dengan sebutan Setono Gedong yang berarti sesuatu makam yang besar. Makam Syekh Al Wasil Syamsudin selalu menjadi kunjungan peziarah dari Kediri maupun luar Kediri yang datang untuk mencari berkah. Pengunjung yang datang dari luar Kediri sebagian besar berasal dari Jakarta, Bandung, Solo, Surabaya, Tulungangung, Blitar, Bali dan Malang. (RED_RAD)Sumber : detik.com

Bakso Ikon Kuliner Indonesia yang Menggugah Selera


Hai, Sobat Pio! Bakso merupakan salah satu makanan yang sangat populer di Indonesia dan telah menjadi bagian dari budaya kuliner masyarakat. Makanan berbentuk bola daging ini memiliki sejarah panjang yang berawal dari Tiongkok pada masa Dinasti Ming (1368-1644). Cerita menyebutkan bahwa seorang pemuda bernama Meng Bo menciptakan bakso sebagai bentuk bakti kepada ibunya yang sudah renta, dengan mengolah daging menjadi tekstur lembut menyerupai mochi agar mudah dikonsumsi ibunya. Bakso kemudian dibawa ke Nusantara oleh para pedagang Tionghoa dan mengalami adaptasi sesuai dengan kondisi lokal. Nama “bakso” sendiri berasal dari bahasa Hokkien “bak-so” yang berarti daging giling, namun di Indonesia bahan baku bakso lebih umum menggunakan daging sapi, ayam, atau kambing, menyesuaikan dengan mayoritas penduduk yang beragama Islam Proses adaptasi ini juga meliputi perubahan rasa dan penyajian; bakso di Indonesia biasanya disajikan dengan kuah kaldu yang gurih dan berbagai pelengkap seperti mie, tahu, dan pangsit, berbeda dengan versi asli Tiongkok yang cenderung lebih sederhana.

Keberagaman bakso di Indonesia sangat kaya, dengan berbagai varian yang mencerminkan kekayaan budaya dan rempah lokal. Beberapa jenis bakso yang populer antara lain bakso urat, bakso telur, bakso ikan, dan bakso Malang yang terkenal dengan kuah kaldu kentalnya. Bahkan beberapa daerah seperti Wonogiri, Solo, dan Malang dikenal sebagai “kota bakso” karena keunikan dan kelezatan bakso khasnya. Bakso juga memiliki peran sosial yang kuat dalam masyarakat Indonesia. Makanan ini sering menjadi pilihan dalam berbagai kesempatan, mulai dari perayaan keluarga hingga acara resmi. Momen makan bakso bersama juga dianggap sebagai simbol kebersamaan dan keakraban antarwarga.

Di era modern, bakso terus berkembang dengan hadirnya produk bakso siap saji berkualitas tinggi yang memudahkan konsumen untuk menikmati bakso di rumah. Misalnya, produk Kimbo Bakso Sapi Istimewa yang menggunakan daging sapi berkualitas dan proses higienis, memungkinkan kreasi kuliner bakso yang beragam di dapur rumah. Dengan sejarah yang kaya dan variasi yang beragam, bakso bukan hanya sekadar makanan, melainkan juga cerminan akulturasi budaya dan simbol kebersamaan masyarakat Indonesia. Dari warung pinggir jalan hingga restoran mewah, bakso tetap menjadi hidangan favorit yang menghangatkan perut sekaligus hati banyak orang di Tanah Air.(RED_NHZ)

Sumber: Kimbo.com

Revolusi Kecepatan Internet yang Mengubah Dunia


Hai, Sobat Pio! Kecepatan internet telah berkembang pesat sejak era dial-up yang lambat, hingga kini dengan kehadiran jaringan 5G yang sangat cepat. Perkembangan ini telah mengubah cara kita berkomunikasi, bekerja, dan menikmati hiburan. Dari aspek pribadi hingga profesional, revolusi ini telah membawa dampak yang signifikan, mempengaruhi berbagai sektor industri dan meningkatkan kualitas hidup banyak orang di seluruh dunia. Jaringan 5G, yang merupakan generasi kelima dari teknologi seluler, menawarkan kecepatan internet yang jauh lebih tinggi, dengan kecepatan unduh hingga 100 kali lebih cepat dibandingkan dengan 4G. Kecepatan yang lebih tinggi ini membuka banyak peluang baru. Di sektor medis, misalnya, 5G memungkinkan prosedur operasi jarak jauh menggunakan robot canggih, memberikan kemungkinan perawatan kesehatan yang lebih baik di daerah terpencil. Di sektor otomotif, mobil otonom dapat berkomunikasi secara real-time, meningkatkan keselamatan dan efisiensi transportasi. Teknologi ini juga mendukung Internet of Things (IoT), di mana perangkat seperti kulkas, lampu, dan sistem keamanan rumah dapat saling terhubung dan berkomunikasi dengan lebih cepat dan efisien. Kehadiran 5G memungkinkan ekosistem digital yang lebih cerdas dan otomatis, yang meningkatkan kenyamanan serta efisiensi dalam kehidupan sehari-hari. Di dunia kerja, revolusi ini memungkinkan lebih banyak orang untuk bekerja dari rumah atau lokasi manapun dengan kualitas video konferensi yang tinggi dan tanpa gangguan. Ini memberi fleksibilitas lebih besar bagi perusahaan dan karyawan, meningkatkan produktivitas serta menciptakan peluang baru di pasar tenaga kerja global. Di sektor hiburan, kecepatan internet yang lebih tinggi memungkinkan pengalaman streaming film dan game dengan kualitas yang jauh lebih baik tanpa buffering, memberikan hiburan yang lebih imersif. Platform streaming seperti Netflix dan layanan game online kini dapat menawarkan konten berkualitas tinggi yang bisa dinikmati oleh pengguna di seluruh dunia secara lebih mudah. Namun, meskipun banyak manfaat yang ditawarkan, implementasi teknologi 5G dan peningkatan kecepatan internet juga membawa tantangan. Salah satunya adalah kebutuhan akan infrastruktur yang lebih kuat dan lebih canggih untuk mendukung jaringan yang lebih cepat. Selain itu, masalah keamanan dan privasi data menjadi perhatian utama, karena data yang diproses dengan kecepatan tinggi juga bisa rentan terhadap kebocoran atau penyalahgunaan. Meskipun demikian, revolusi kecepatan internet ini membuka banyak peluang baru dalam berbagai aspek kehidupan. Ke depan, dengan semakin berkembangnya teknologi 5G dan adopsi yang lebih luas, kita akan terus melihat dampak positifnya di bidang kesehatan, transportasi, hiburan, dan banyak sektor lainnya. Internet yang lebih cepat telah mengubah dunia, dan akan terus menjadi pendorong utama inovasi dan kemajuan teknologi di masa depan.(RED_ARH)Sumber:tribun.news

Sastra Konstektual


Hai, Sobat Pio! Sastra Kontekstual merupakan sastra yang menyuarakan manusia dan persoalan zamannya atau yang mengungkapkan konteks zamannya. Dalam sastra kontekstual, tercermin realitas zaman dan kehidupan sosial zaman yang bersangkutan. Dengan sastra kontekstual, akan terbaca dan terdengar suara manusia zamannya itu yang dibatasi oleh waktu dan lingkungan tertentu. Menurut Arief Budiman, sastra kontekstual adalah sastra yang tidak mengakui keuniversalan nilai-nilai kesusastraan, melainkan hanya mengakui nilai-nilai sastra, terikat oleh waktu dan tempat. Dalam bayangan Arief Budiman kesusastraan Indonesia modern selama ini sudah terlalu lama dicekoki kriteria estetisme dan universalisme kelas menengah Barat sehingga menjadi begitu berat sebelah menganggap hanya yang ditulis dengan selera begitulah yang pantas dianggap sastra. Padahal, sastra yang demikian hanya mewakili pandangan serta selera kelas menengah kota Indonesia yang kebarat-baratan itu. Jacob Sumardjo menegaskan bahwa munculnya gagasan “sastra kontekstual” akhir-akhir ini menarik perhatian, bukan karena ribut-ributnya, tetapi karena mengundang pertanyaan: mengapa gagasan itu bisa timbul? Sastra, kontekstual itu menarik karena memperhitungkan konteks sosial, konteks geografis, dan konteks historis sebagai sebab utama timbulnya sastra, dan bukan faktor kesekian dari sastra. Penulis bukan berasal dari kelompok gagasan, ini tetapi mereka hanya ingin mencoba menjawab secara empiris mengapa gagasan semacam itu bisa timbul. Jadi, kalau sastra kontekstual seperti diinginkan oleh kaum pencetusnya mau nyata di Indonesia, syarat-syarat yang membentuk kondisi itu harus dibangun, yakni domisili sastrawan-sastrawan nasional yang cukup banyak dalam konteks yang dimaksud. Kedua, dibangun pusat penerbitan besar dengan para sastrawan senior atau dibangunnya pusat-pusat kesenian dengan modal yang cukup. Ketiga, pusat baru itu harus memiliki mekanisme komunikasi secara nasional, seperti Jakarta. Penulisan karya sastra memang harus diarahkan kepada pencapaian yang indah. Akan tetapi, persoalannya adalah apakah yang disebut indah itu sama untuk semua orang. Di sinilah muncul gagasan tentang apa yang disebut sebagai sastra kontekstual. Untuk itu, perlu ditegaskan ihwal ‘yang indah’ dan ‘yang berarti’. Yang indah memberi kesan nilai yang indrawi, sedangkan yang berarti mengandung pengertian yang lebih luas. Sastra yang baik adalah sastra yang berarti bagi seseorang. (RED_STI)

Sumber : ensiklopedia.kemdikbud.go.id

Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Remaja


Hai, Sobat Pio! Pernahkan kalian melihat seorang ataupun sekelompok remaja yang sedang merokok? Padahal merokok pada masa remaja itu sangat berbahaya dan berpotensi menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan yang dapat menimbulkan resiko penyakit serius dan gangguan pertumbuhan serta perkembangan fisik dan mental. Remaja yang merokok umumnya dipicu oleh berbagai faktor seperti coba-coba, ingin kelihatan keren atau bisa juga karena dipaksa teman. Padahal hal ini bisa membuat ketergantungan hingga menimbulkan berbagai masalah kesehatan sampai dapat menyebabkan kematian.Jika kalian mungkin masih belum tau apa sih rokok itu, Rokok adalah produk tembakau yang terdiri dari daun tembakau yang dikeringkan dan digulung dalam kertas. Di dalamnya mengandung berbagai bahan kimia seperti nikotin, tar, dan karbon monoksida. Mungkin kalian waktu pelajaran biologi sudah dijelaskan oleh guru mata pelajaran tersebut yang mengenai apa sih yang dimaksud dari nikotin, tar, dan karbon monoksida itu, Nikotin adalah zat kimia yang terkandung dalam tembakau yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan menyebabkan ketergantungan. Tar adalah zat kimia yang terkandung dalam asap rokok dan produk tembakau dari hasil pembakaran tembakau dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa hasil pembakaran tidak sempurna dari tembakau dan kertas rokok. Banyak masalah kesehatan yang ditimbulkan dari merokok pada masa remaja seperti :Kerusakan paru-paruRokok mengandung berbagai bahan kimia berbahaya seperti nikotin dan tar yang dapat merusak jaringan paru-paru.Resiko kankerPaparan secara terus menerus zat karsinogen dalam rokok menimbulkan perubahan genetik pada sel-sel tubuh yang menyebabkan perkembangan kanker. Remaja yang merokok memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru, mulut, tenggorokan atau bahkan kanker darah seperti leukemia.Gangguan pertumbuhan dan perkembanganNikotin yang terkandung dalam rokok dapat mengganggu penyerapan nutrisi penting untuk pertumbuhan tulang dan massa otot. Selain itu merokok pada masa remaja dapat mengganggu perkembangan otak dan merusak kognisi, memori, dan fungsi kognitif lainnya. (RED_RAD)Sumber : halodoc.com

Menikmati Kuliner Nusantara Yang Kaya Rasa


Hai, Sobat Pio! Kuliner atau seni memasak adalah bagian penting dari budaya yang mencerminkan identitas suatu daerah. Melalui makanan kita bisa mengenal tradisi, nilai, bahkan sejarah yang diwariskan secara turun-temurun. Kata kuliner sendiri berasal dari bahasa Latin culina, yang berarti “dapur” atau segala hal yang berkaitan dengan memasak. Kuliner adalah hak dan kesenangan dasar setiap individu tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya. Namun, masih banyak tantangan dalam melestarikan dan mengembangkan warisan kuliner lokal di tengah gempuran makanan modern dan instan. Konsep Local Food for All adalah upaya global untuk menjamin bahwa setiap individu dapat menikmati makanan tradisional yang sehat, bergizi, dan bernilai budaya tinggi. Memasak dan kuliner adalah dua hal yang saling berkaitan. Kuliner bukan hanya soal makanan, tetapi juga tentang cara menyampaikan cinta, cerita, dan identitas suatu bangsa. Di Indonesia sendiri, kuliner memiliki makna penting sebagai warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan.

Kuliner bukan hanya sekedar soal rasa, namun juga sarana untuk melestarikan budaya dan tradisi leluhur. Setiap hidangan tradisional yang kita nikmati memiliki kisah dan filosofi yang mendalam. Dari cara memasak, bahan-bahan yang digunakan, hingga cara penyajiannya, semuanya mencerminkan nilai-nilai yang diwariskan turun-temurun. Salah satu contohnya adalah rendang, makanan khas Minangkabau yang telah mendunia. Rendang bukan hanya sekedar hidangan lezat, melainkan juga simbol kesabaran, ketekunan, dan kebersamaan. Proses memasaknya yang membutuhkan waktu berjam-jam, bahkan hingga sehari penuh, mencerminkan nilai luhur dalam masyarakat Minangkabau yang mengutamakan ketelitian dan kebersamaan dalam setiap langkah kehidupan.

Di samping itu, inovasi dalam kuliner juga turut mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal. Dengan menciptakan produk kuliner yang berkualitas dan bernilai tambah, UMKM dapat memperkenalkan kekayaan kuliner daerah mereka ke pasar yang lebih luas. Produk kuliner yang mengusung ciri khas daerah, jika dipasarkan dengan tepat, dapat meningkatkan perekonomian lokal, membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Melalui kuliner, kita tidak hanya menjaga keberagaman rasa, tetapi juga melestarikan identitas bangsa yang semakin terancam oleh globalisasi. Di tengah arus modernisasi yang serba cepat, budaya kuliner tradisional menjadi salah satu cara terbaik untuk memperkenalkan kekayaan sejarah dan nilai-nilai leluhur kepada generasi muda. Setiap hidangan lokal menyimpan cerita yang patut dikenang dan diteruskan.(RED_ASR)

Sumber : www.indonesiakaya.com

Masa Depan di Tangan Mesin Cerdas


Hai, Sobat Pio! Dalam beberapa dekade terakhir, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) telah menjadi salah satu topik yang paling menarik perhatian dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mesin cerdas tidak lagi menjadi sekadar imajinasi dalam film fiksi ilmiah, tetapi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Masa depan dunia kini sangat bergantung pada kemampuan kita untuk mengembangkan dan mengelola teknologi AI dengan bijaksana. Salah satu dampak terbesar AI adalah revolusi dalam dunia industri. Robot dan mesin berbasis AI telah menggantikan tugas-tugas manual yang membutuhkan ketelitian tinggi. Contohnya, dalam sektor manufaktur, penggunaan robot cerdas telah meningkatkan efisiensi produksi secara signifikan. Namun, kemajuan ini juga memunculkan pertanyaan mengenai nasib tenaga kerja manusia yang tergantikan oleh mesin. Di bidang kesehatan, kecerdasan buatan telah membuka jalan baru dalam diagnosis dan pengobatan penyakit. Algoritma AI mampu menganalisis data medis dengan kecepatan dan akurasi yang jauh melampaui manusia. Dengan bantuan AI, dokter dapat mendeteksi penyakit lebih awal dan menawarkan perawatan yang lebih tepat. Teknologi ini juga memegang peran penting dalam pengembangan obat-obatan dan terapi baru yang dapat menyelamatkan jutaan nyawa. Namun, pesatnya perkembangan AI juga menimbulkan tantangan etika yang kompleks. Salah satu isu utama adalah bagaimana memastikan bahwa AI digunakan untuk kebaikan umat manusia. Risiko seperti bias dalam algoritma, privasi data, dan potensi penyalahgunaan teknologi menjadi perhatian utama. Oleh karena itu, diperlukan regulasi dan pengawasan yang ketat agar AI tidak disalahgunakan. Dalam jangka panjang, masa depan dengan mesin cerdas memberikan peluang luar biasa bagi manusia untuk mencapai hal-hal yang sebelumnya dianggap mustahil. Dari eksplorasi luar angkasa hingga solusi untuk perubahan iklim, AI memiliki potensi untuk menjadi mitra yang tak tergantikan. Namun, keberhasilan kita di masa depan akan sangat bergantung pada sejauh mana kita bisa menciptakan keseimbangan antara inovasi teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan.(RED_ARH)Sumber : telkomuniversity.ac.id

Mengenal Sastra Lewat Karya Bapak Sapardi Djoko Damono, Sang Penyair Indonesia


Hai, Sobat Pio! Tahukah kalian, sastrawan terkemuka Indonesia yang telah memberikan warna dan kedalaman dalam dunia sastra khususnya puisi, beliau adalah Sapardi Djoko Damono. Lahir pada 20 Maret 1940 di Surakarta, Sapardi dikenal sebagai penyair yang mampu mengungkapkan perasaan dan pengalaman manusia dengan keindahan bahasa yang sederhana namun mendalam. Karya-karyanya telah menginspirasi banyak generasi dan menjadikannya sebagai salah satu tokoh penting dalam sastra modern Indonesia. Salah satu ciri khas dari puisi Sapardi adalah kemampuannya untuk menangkap momen-momen kecil dalam kehidupan sehari-hari dan mengubahnya menjadi sesuatu yang indah dan bermakna. Dalam puisi-puisinya, ia sering menggunakan bahasa yang lugas dan langsung, sehingga pembaca dapat dengan mudah merasakan emosi yang ingin disampaikan. Karya terkenalnya, “Hujan Bulan Juni” adalah contoh sempurna dari gaya penulisannya yang puitis dan penuh makna.

Dalam puisi ini, Sapardi menggambarkan keindahan cinta dan kerinduan dengan cara yang sangat sederhana namun menyentuh hati.Sapardi juga dikenal karena kemampuannya menggabungkan unsur-unsur alam dengan perasaan manusia. Ia sering menggunakan metafora alam untuk menggambarkan emosi dan pengalaman, menciptakan hubungan yang harmonis antara manusia dan lingkungan. Hal ini terlihat dalam banyak karyanya, di mana ia menggambarkan hujan, bunga, dan elemen alam lainnya sebagai simbol dari perasaan yang lebih dalam. Selain puisi, Sapardi juga menulis prosa dan esai, menunjukkan kemampuannya yang luas dalam dunia sastra. Ia telah menerima berbagai penghargaan atas karyanya, termasuk Anugerah Sastra dari pemerintah Indonesia, yang semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu sastrawan terkemuka di tanah air.Melalui karya-karyanya, Sapardi Djoko Damono tidak hanya mengajak kita untuk menikmati keindahan bahasa, tetapi juga merenungkan makna kehidupan, cinta, dan hubungan antar manusia. Ia mengajarkan kita bahwa sastra adalah cermin dari pengalaman manusia yang universal, yang dapat menyentuh hati dan pikiran kita.

Dengan segala keindahan dan kedalaman yang ditawarkannya, mengenal sastra lewat karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah perjalanan yang memperkaya jiwa. Karya-karyanya akan terus hidup dan menginspirasi generasi mendatang, menjadikannya sebagai salah satu pilar penting dalam sastra Indonesia. Mari kita terus membaca dan merayakan karya-karya beliau, karena melalui kata-kata, kita dapat menemukan makna dan keindahan dalam hidup. (RED_NHZ)

Sumber: Kompas.com

Gaya Hidup Praktis di era E-Commerce


Hai, Sobat Pio! Tahukah kalian, di era digital saat ini e-commerce telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat. Dengan kemajuan teknologi dan penetrasi internet yang semakin luas, platform-platform seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Blili, dll. Menawarkan kenyamanan dan kecepatan yang sulit ditandingi oleh metode belanja tradisional. Dari pakaian hingga makanan, hampir semua kebutuhan sehari-hari dapat diakses hanya dengan beberapa klik.Salah satu dampak terbesar dari e-commerce adalah perubahan perilaku konsumen. Masyarakat kini lebih cenderung melakukan riset sebelum membeli, memanfaatkan berbagai platform untuk membandingkan harga dan kualitas produk. Ulasan dari pengguna lain di shopee atau bukalapak menjadi referensi penting, sehingga konsumen merasa lebih percaya diri dalam mengambil keputusan. Selain itu, kemudahan dalam melakukan transaksi dan pengiriman yang cepat membuat belanja online semakin diminati.Namun, di balik kemudahan ini, muncul tantangan baru. Konsumen harus lebih bijak dalam memilih produk, mengingat banyaknya pilihan yang tersedia di platform-platform aplikasi e-commerce. Fenomena “overchoice” atau kebingungan akibat terlalu banyak pilihan dapat membuat konsumen merasa tertekan. Selain itu, masalah keamanan data dan penipuan online juga menjadi perhatian utama. Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk selalu memeriksa reputasi penjual dan memastikan bahwa platform yang digunakan aman.E-commerce juga telah mendorong perubahan dalam gaya hidup sehari-hari. Dengan adanya layanan pengantaran cepat, banyak orang kini lebih memilih untuk memesan makanan atau barang daripada pergi ke toko fisik. Hal ini berkontribusi pada peningkatan tren gaya hidup praktis dan efisien. Namun di sisi lain, interaksi sosial yang berkurang akibat berkurangnya kunjungan ke toko fisik dapat mempengaruhi hubungan antarindividu.Secara keseluruhan, e-commerce telah merevolusi cara kita berbelanja dan berinteraksi dengan produk. Masyarakat dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan ini, sambil tetap menjaga keseimbangan antara kenyamanan digital dan interaksi sosial yang sehat. Gaya hidup di era e-commerce adalah tentang menemukan cara terbaik untuk memanfaatkan teknologi tanpa kehilangan esensi dari pengalaman berbelanja sendiri. (RED_NHZ)Sumber: rri.com

Ramadan Momentum Pendidikan Karakter Menuju Generasi Qur’ani


Hai, Sobat Pio! Bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah dan ampunan, kembali menyapa kita. Selain sebagai bulan ibadah, Ramadan juga merupakan momentum yang sangat baik untuk meningkatkan kualitas diri, terutama dalam hal pendidikan karakter. Pendidikan karakter di bulan Ramadan bukan hanya sekadar transfer ilmu pengetahuan agama, tetapi juga penanaman nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ibadah puasa dan amalan-amalan lainnya.Ibadah puasa itu sendiri merupakan madrasah karakter yang luar biasa. Menahan lapar dan dahaga, serta hawa nafsu lainnya, melatih kesabaran, keikhlasan, dan pengendalian diri. Kita diajarkan untuk jujur, disiplin, dan bertanggung jawab atas setiap perbuatan kita. Kejujuran dalam berpuasa, misalnya, tidak hanya sebatas tidak makan dan minum di siang hari, tetapi juga menjaga lisan dan perbuatan dari hal-hal yang dapat mengurangi atau membatalkan pahala puasa.Ramadan juga menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan kepekaan sosial dan empati. Dengan merasakan lapar dan dahaga, kita diharapkan lebih peka terhadap penderitaan orang lain, terutama mereka yang kurang beruntung. Semangat berbagi dan bersedekah yang meningkat di bulan Ramadan merupakan wujud nyata dari pendidikan karakter yang berorientasi pada kepedulian sosial. Zakat fitrah, zakat mal, infak, dan sedekah bukan hanya kewajiban, tetapi juga sarana untuk membersihkan harta dan jiwa, serta menumbuhkan rasa solidaritas.Pendidikan karakter di bulan Ramadan juga sangat erat kaitannya dengan interaksi kita dengan Al-Qur’an. Membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an adalah inti dari pendidikan karakter Islami. Al-Qur’an adalah sumber petunjuk dan pedoman hidup yang lengkap, yang mengajarkan nilai-nilai luhur seperti kejujuran, keadilan, kasih sayang, dan tanggung jawab. Memperbanyak tadarus Al-Qur’an, mengikuti kajian-kajian tafsir, dan berusaha mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari adalah cara terbaik untuk membentuk karakter Qur’ani.Jadi, pendidikan karakter di bulan Ramadan tidak hanya terbatas pada ritual ibadah formal. Ia mencakup seluruh aspek kehidupan, mulai dari cara kita berinteraksi dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan Al-Qur’an. Dengan memanfaatkan momentum Ramadan ini dengan sebaik-baiknya, kita dapat menempa diri menjadi pribadi yang lebih berkarakter, lebih bertakwa, dan lebih bermanfaat bagi sesama. Semoga kita semua dapat meraih keberkahan Ramadan dan menjadi generasi Qur’ani yang gemilang. (RED_MHR)

Sumber: jabar.nu.or.id