Hai, Sobat, Pio! Hari ini kita akan membahas tentang wayang kulit di era modern. Wayang kulit adalah seni pertunjukan boneka bayangan yang telah menjadi warisan budaya Indonesia sejak lebih dari seribu tahun lalu dan terus menunjukkan ketangguhannya di tengah arus modernisasi. Yang dimaksud dengan wayang kulit di era modern ini adalah seni wayang kulit dengan memanfaatkan teknologi digital, media sosial, dan kolaborasi lintas seni untuk menjangkau audiens yang lebih luas, terutama generasi muda dan global. Dengan tetap mempertahankan esensi cerita dan nilai-nilai moralnya melalui inovasi, seperti pertunjukan animatronik, cerita kontemporer, dan kolaborasi pariwisata. Wayang kulit bukan hanya hiburan, melainkan juga sarana pendidikan moral, filosofi kehidupan, dan refleksi budaya Jawa.
Perkembangan teknologi telah menjadi katalisator utama adaptasi wayang kulit. Sebelum era digital, pertunjukan wayang kulit dipertontonkan secara langsung di teater tradisional. Wayang kulit sering kali hanya diakses oleh masyarakat pedesaan atau kalangan kerajaan. Tantangan utama wayang kulit di era modern adalah persaingan dengan hiburan digital yang mendominasi. Generasi milenial dan generasi Z cenderung memilih konten singkat seperti TikTok atau video game, yang membuat durasi panjang pertunjukan tradisional terasa membosankan. Selain itu, penggunaan bahasa Jawa kuno sering kali menjadi penghalang bagi penonton non-Jawa atau generasi muda yang kurang familiar dengan dialek tersebut. Salah satu bentuk adaptasi paling menarik adalah Wayang Kontemporer, wayang ini didefinisikan sebagai bentuk wayang yang tidak statis melainkan dinamis sesuai zaman. Wayang Kontemporer sering memodifikasi boneka tradisional dengan elemen modern, seperti puppet wayang kulit yang diadaptasi untuk cerita kontemporer berlatar Mahabharata tetapi menyentuh isu aktual seperti pandemi atau lingkungan.
Pelestarian wayang kulit memerlukan kolaborasi antara pemerintah, seniman, dan masyarakat. Kita juga dapat melestarikan lewat dukungan seperti festival digital Hari Wayang Nasional. Seni ini bertahan sebagai simbol identitas Indonesia, menginspirasi generasi muda untuk menghargai warisan leluhur di tengah perubahan cepat. Secara keseluruhan, wayang kulit di era modern adalah kisah ketahanan budaya. Meski menghadapi ancaman, adaptasi inovatifnya membuka peluang baru untuk bertahan dan berkembang. Seni ini bukan hanya warisan, tapi juga inspirasi bagi generasi mendatang untuk menghargai identitas Indonesia di tengah globalisasi. (RED_AAP)
Sumber: https://m.kumparan.com/amp/syukron-akbar-hidayatullah/eksistensi-seni-wayang-kulit-di-era-modern-1x21MszxNQU
Author: Kiloe Journalist
Hai, Sobat Pio! Pola makan seimbang adalah dasar penting untuk mencapai hidup yang lebih sehat dan berkualitas. Dengan mengonsumsi makanan yang tepat dalam jumlah yang sesuai, tubuh memperoleh semua nutrisi yang dibutuhkan agar fungsi organ dan sistem bekerja optimal. Pola makan seimbang membantu menjaga berat badan, meningkatkan energi, memperkuat sistem imun, serta mencegah berbagai penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.
Makanan seimbang terdiri dari beberapa kelompok utama yakni karbohidrat, protein, lemak sehat, sayur, dan buah. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi utama yang diperoleh dari nasi, roti, atau umbi-umbian. Protein penting untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh dan bisa didapat dari daging, ikan, telur, serta kacang-kacangan. Selain itu, lemak sehat juga diperlukan tubuh untuk fungsi otak dan penyerapan vitamin. Biasanya berasal dari minyak zaitun, alpukat, dan kacang – kacangan. Tak lupa sayur dan buah yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral berperan mendukung pencernaan dan menjaga kesehatan secara menyeluruh.
Selain memperhatikan jenis makanan, proporsi juga sangat penting. Makan dengan porsi yang seimbang dapat mencegah makan berlebih dan membantu menjaga berat badan ideal. Minum air putih cukup setiap hari juga mendukung proses metabolisme dan mengeluarkan racun dari tubuh. Menerapkan pola makan seimbang tidak hanya cukup dengan makan sehat tetapi juga harus diimbangi dengan gaya hidup aktif seperti rutin berolahraga, tidur cukup, dan mengelola stres. Semua ini akan berkontribusi untuk hidup lebih bugar dan produktif. Memulai pola makan seimbang sejak dini sangat bermanfaat untuk kesehatan jangka panjang dan kualitas hidup yang lebih baik. Dengan menerapkan pola makan seimbang, tubuh akan terasa lebih sehat, energi meningkat, dan risiko penyakit berkurang sehingga hidup menjadi lebih baik setiap hari.(RED_FNH)
Sumber : https://www.siloamhospitals.com
- Judul Future Reads : adalah keyakinan bahwa setiap halaman yang dibaca hari ini akan menulis masa depan kita esok.
- Patung Mbah Semar : Menggambarkan wisata yang ada di kabupaten kediri tepatnya di pura Mpu Baradha desa menang, kecamatan pagu kabupaten Kediri
- Kereta perpustakaan yang berjalan memutari buku : perjalanan hidup manusia yang selalu berputar di sekitar pengetahuan. Buku adalah pusat semesta ilmu, sedangkan kereta adalah langkah-langkah kita untuk mendekatinya, terus bergerak, tanpa pernah selesai
- Buku yang pup-up : bahwa ilmu bukan sekadar tulisan, tetapi kehidupan yang bisa melompat keluar, menghadirkan keajaiban, membuka mata, dan menghidupkan imajinasi.
- Eskalator sebelah kanan : Eskalator sebelah kanan bergerak keatas yang menggambarkan perubahan dari masa lampau ke masa depan menuju kesuksesan
- Eskalator sebelah kiri : Eskalator sebelah kiri bergerak kebawah, menunjukkan disaat kita sudah sukses, kita tetap mengenang masa lampau, perjuangan yang dilalui agar selalu bersyukur
- Pohon yang berada di ujung Mading : simbol ilmu yang tumbuh, menyebar menjadi banyak gagasan, lalu dituangkan melalui alat sederhana menjadi karya yang bermanfaat dan menginspirasi.
- Tiang logo berbentuk pensil : Filosofi pensil untuk literasi adalah sebuah metafora yang dalam dan inspiratif. Pensil, alat yang tampak sederhana, sebenarnya menyimpan banyak pelajaran berharga tentang proses belajar, menulis, dan hakikat literasi itu sendiri.
- Pohon buku : Bahwa pengetahuan tumbuh layaknya pohon, berakar pada rasa ingin tahu, bertumbuh lewat proses belajar, bercabang menjadi banyak ilmu, dan berbuah menjadi kebijaksanaan yang meneduhkan kehidupan.
- Peradaban zaman purba : Di zaman purba, manusia mulai menyalakan api, menggoreskan tanda di batu, dan menulis jejak di daun lontar. Dari sanalah cahaya pengetahuan lahir. Literasi menjadi nyawa peradaban, yang menjaga cerita masa lalu, menuntun langkah hari ini, dan menyalakan harapan untuk masa depan.
- Isi Buku Pop Up : menyiratkan bahwa pengetahuan tidaklah datar atau pasif. Ketika kita membaca (dan merenungkan), dunia baru (ide, konsep, pemahaman) “muncul” atau menjadi nyata dalam pikiran kita. Ini menekankan bahwa filsafat dan pembelajaran adalah pengalaman yang dinamis dan multidimensional.
Hai, Sobat Pio! Di era modern ini, banyak orang terjebak dalam rutinitas padat yang menguras tenaga dan pikiran. Tugas sekolah, pekerjaan, tanggung jawab rumah, hingga aktivitas sosial sering kali membuat kita tidak menyisakan waktu untuk diri sendiri. Kondisi ini dapat menimbulkan stres, kelelahan, bahkan menurunkan produktivitas apabila dibiarkan terus-menerus. Disinilah pentingnya self care, yaitu merawat diri secara sadar untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional. Self care bukanlah sebuah kemewahan atau tren sesaat, melainkan kebutuhan dasar agar setiap orang tetap bisa menjalani kehidupan dengan lebih optimal. Dengan menyadari pentingnya self care, seseorang dapat menghindari risiko burnout sekaligus meningkatkan kualitas hidup.
Self care sebenarnya dapat dilakukan dengan langkah-langkah sederhana yang tidak memerlukan biaya besar. Contoh paling dasar adalah tidur cukup agar tubuh memiliki waktu untuk pulih, menjaga pola makan bergizi, serta rutin berolahraga ringan demi kebugaran. Bagi sebagian orang, menulis jurnal, bermeditasi, mendengarkan musik atau membaca buku menjadi cara efektif untuk meredakan ketegangan. Intinya, self care dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu. Tidak ada aturan baku mengenai bentuk terbaik, karena yang terpenting adalah aktivitas tersebut membuat seseorang merasa lebih tenang, bahagia, dan siap menghadapi rutinitas kembali. Jika dilakukan secara konsisten, kebiasaan sederhana ini bisa menjaga keseimbangan tubuh dan pikiran dalam jangka panjang.
Tidak hanya berfokus pada kesehatan fisik, self care juga mencakup perhatian terhadap aspek sosial dan emosional yang sama pentingnya bagi keseimbangan hidup. Menyempatkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga, bercengkerama dengan sahabat, atau sekadar berbagi cerita ringan dapat menghadirkan rasa dihargai dan didukung. Interaksi sosial yang sehat membantu seseorang merasa tidak sendirian dalam menghadapi tekanan hidup. Bahkan, berani berkata “tidak” pada hal-hal yang berlebihan, serta menetapkan batasan demi menjaga kesehatan mental, juga merupakan bagian penting dari self care. Pada akhirnya, self care adalah tentang keseimbangan hidup. Merawat diri bukan berarti mengurangi tanggung jawab, melainkan memastikan bahwa kita mampu menjalani rutinitas dengan lebih sehat, produktif, dan bahagia. Dengan tubuh yang terjaga, pikiran yang tenang, dan hati yang lapang, kita akan lebih siap menghadapi tantangan serta mampu memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita. (RED_AVN)
Sumber: https://satupersen.net
