Hai, Sobat Pio! Dalam beberapa dekade terakhir, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) telah menjadi salah satu topik yang paling menarik perhatian dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mesin cerdas tidak lagi menjadi sekadar imajinasi dalam film fiksi ilmiah, tetapi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Masa depan dunia kini sangat bergantung pada kemampuan kita untuk mengembangkan dan mengelola teknologi AI dengan bijaksana. Salah satu dampak terbesar AI adalah revolusi dalam dunia industri. Robot dan mesin berbasis AI telah menggantikan tugas-tugas manual yang membutuhkan ketelitian tinggi. Contohnya, dalam sektor manufaktur, penggunaan robot cerdas telah meningkatkan efisiensi produksi secara signifikan. Namun, kemajuan ini juga memunculkan pertanyaan mengenai nasib tenaga kerja manusia yang tergantikan oleh mesin. Di bidang kesehatan, kecerdasan buatan telah membuka jalan baru dalam diagnosis dan pengobatan penyakit. Algoritma AI mampu menganalisis data medis dengan kecepatan dan akurasi yang jauh melampaui manusia. Dengan bantuan AI, dokter dapat mendeteksi penyakit lebih awal dan menawarkan perawatan yang lebih tepat. Teknologi ini juga memegang peran penting dalam pengembangan obat-obatan dan terapi baru yang dapat menyelamatkan jutaan nyawa. Namun, pesatnya perkembangan AI juga menimbulkan tantangan etika yang kompleks. Salah satu isu utama adalah bagaimana memastikan bahwa AI digunakan untuk kebaikan umat manusia. Risiko seperti bias dalam algoritma, privasi data, dan potensi penyalahgunaan teknologi menjadi perhatian utama. Oleh karena itu, diperlukan regulasi dan pengawasan yang ketat agar AI tidak disalahgunakan. Dalam jangka panjang, masa depan dengan mesin cerdas memberikan peluang luar biasa bagi manusia untuk mencapai hal-hal yang sebelumnya dianggap mustahil. Dari eksplorasi luar angkasa hingga solusi untuk perubahan iklim, AI memiliki potensi untuk menjadi mitra yang tak tergantikan. Namun, keberhasilan kita di masa depan akan sangat bergantung pada sejauh mana kita bisa menciptakan keseimbangan antara inovasi teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan.(RED_ARH)Sumber : telkomuniversity.ac.id
Author: Kiloe Journalist
Hai, Sobat Pio! Tahukah kalian, sastrawan terkemuka Indonesia yang telah memberikan warna dan kedalaman dalam dunia sastra khususnya puisi, beliau adalah Sapardi Djoko Damono. Lahir pada 20 Maret 1940 di Surakarta, Sapardi dikenal sebagai penyair yang mampu mengungkapkan perasaan dan pengalaman manusia dengan keindahan bahasa yang sederhana namun mendalam. Karya-karyanya telah menginspirasi banyak generasi dan menjadikannya sebagai salah satu tokoh penting dalam sastra modern Indonesia. Salah satu ciri khas dari puisi Sapardi adalah kemampuannya untuk menangkap momen-momen kecil dalam kehidupan sehari-hari dan mengubahnya menjadi sesuatu yang indah dan bermakna. Dalam puisi-puisinya, ia sering menggunakan bahasa yang lugas dan langsung, sehingga pembaca dapat dengan mudah merasakan emosi yang ingin disampaikan. Karya terkenalnya, “Hujan Bulan Juni” adalah contoh sempurna dari gaya penulisannya yang puitis dan penuh makna.
Dalam puisi ini, Sapardi menggambarkan keindahan cinta dan kerinduan dengan cara yang sangat sederhana namun menyentuh hati.Sapardi juga dikenal karena kemampuannya menggabungkan unsur-unsur alam dengan perasaan manusia. Ia sering menggunakan metafora alam untuk menggambarkan emosi dan pengalaman, menciptakan hubungan yang harmonis antara manusia dan lingkungan. Hal ini terlihat dalam banyak karyanya, di mana ia menggambarkan hujan, bunga, dan elemen alam lainnya sebagai simbol dari perasaan yang lebih dalam. Selain puisi, Sapardi juga menulis prosa dan esai, menunjukkan kemampuannya yang luas dalam dunia sastra. Ia telah menerima berbagai penghargaan atas karyanya, termasuk Anugerah Sastra dari pemerintah Indonesia, yang semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu sastrawan terkemuka di tanah air.Melalui karya-karyanya, Sapardi Djoko Damono tidak hanya mengajak kita untuk menikmati keindahan bahasa, tetapi juga merenungkan makna kehidupan, cinta, dan hubungan antar manusia. Ia mengajarkan kita bahwa sastra adalah cermin dari pengalaman manusia yang universal, yang dapat menyentuh hati dan pikiran kita.
Dengan segala keindahan dan kedalaman yang ditawarkannya, mengenal sastra lewat karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah perjalanan yang memperkaya jiwa. Karya-karyanya akan terus hidup dan menginspirasi generasi mendatang, menjadikannya sebagai salah satu pilar penting dalam sastra Indonesia. Mari kita terus membaca dan merayakan karya-karya beliau, karena melalui kata-kata, kita dapat menemukan makna dan keindahan dalam hidup. (RED_NHZ)
Sumber: Kompas.com
Hai, Sobat Pio! Tahukah kalian, di era digital saat ini e-commerce telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat. Dengan kemajuan teknologi dan penetrasi internet yang semakin luas, platform-platform seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Blili, dll. Menawarkan kenyamanan dan kecepatan yang sulit ditandingi oleh metode belanja tradisional. Dari pakaian hingga makanan, hampir semua kebutuhan sehari-hari dapat diakses hanya dengan beberapa klik.Salah satu dampak terbesar dari e-commerce adalah perubahan perilaku konsumen. Masyarakat kini lebih cenderung melakukan riset sebelum membeli, memanfaatkan berbagai platform untuk membandingkan harga dan kualitas produk. Ulasan dari pengguna lain di shopee atau bukalapak menjadi referensi penting, sehingga konsumen merasa lebih percaya diri dalam mengambil keputusan. Selain itu, kemudahan dalam melakukan transaksi dan pengiriman yang cepat membuat belanja online semakin diminati.Namun, di balik kemudahan ini, muncul tantangan baru. Konsumen harus lebih bijak dalam memilih produk, mengingat banyaknya pilihan yang tersedia di platform-platform aplikasi e-commerce. Fenomena “overchoice” atau kebingungan akibat terlalu banyak pilihan dapat membuat konsumen merasa tertekan. Selain itu, masalah keamanan data dan penipuan online juga menjadi perhatian utama. Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk selalu memeriksa reputasi penjual dan memastikan bahwa platform yang digunakan aman.E-commerce juga telah mendorong perubahan dalam gaya hidup sehari-hari. Dengan adanya layanan pengantaran cepat, banyak orang kini lebih memilih untuk memesan makanan atau barang daripada pergi ke toko fisik. Hal ini berkontribusi pada peningkatan tren gaya hidup praktis dan efisien. Namun di sisi lain, interaksi sosial yang berkurang akibat berkurangnya kunjungan ke toko fisik dapat mempengaruhi hubungan antarindividu.Secara keseluruhan, e-commerce telah merevolusi cara kita berbelanja dan berinteraksi dengan produk. Masyarakat dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan ini, sambil tetap menjaga keseimbangan antara kenyamanan digital dan interaksi sosial yang sehat. Gaya hidup di era e-commerce adalah tentang menemukan cara terbaik untuk memanfaatkan teknologi tanpa kehilangan esensi dari pengalaman berbelanja sendiri. (RED_NHZ)Sumber: rri.com
Hai, Sobat Pio! Bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah dan ampunan, kembali menyapa kita. Selain sebagai bulan ibadah, Ramadan juga merupakan momentum yang sangat baik untuk meningkatkan kualitas diri, terutama dalam hal pendidikan karakter. Pendidikan karakter di bulan Ramadan bukan hanya sekadar transfer ilmu pengetahuan agama, tetapi juga penanaman nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ibadah puasa dan amalan-amalan lainnya.Ibadah puasa itu sendiri merupakan madrasah karakter yang luar biasa. Menahan lapar dan dahaga, serta hawa nafsu lainnya, melatih kesabaran, keikhlasan, dan pengendalian diri. Kita diajarkan untuk jujur, disiplin, dan bertanggung jawab atas setiap perbuatan kita. Kejujuran dalam berpuasa, misalnya, tidak hanya sebatas tidak makan dan minum di siang hari, tetapi juga menjaga lisan dan perbuatan dari hal-hal yang dapat mengurangi atau membatalkan pahala puasa.Ramadan juga menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan kepekaan sosial dan empati. Dengan merasakan lapar dan dahaga, kita diharapkan lebih peka terhadap penderitaan orang lain, terutama mereka yang kurang beruntung. Semangat berbagi dan bersedekah yang meningkat di bulan Ramadan merupakan wujud nyata dari pendidikan karakter yang berorientasi pada kepedulian sosial. Zakat fitrah, zakat mal, infak, dan sedekah bukan hanya kewajiban, tetapi juga sarana untuk membersihkan harta dan jiwa, serta menumbuhkan rasa solidaritas.Pendidikan karakter di bulan Ramadan juga sangat erat kaitannya dengan interaksi kita dengan Al-Qur’an. Membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an adalah inti dari pendidikan karakter Islami. Al-Qur’an adalah sumber petunjuk dan pedoman hidup yang lengkap, yang mengajarkan nilai-nilai luhur seperti kejujuran, keadilan, kasih sayang, dan tanggung jawab. Memperbanyak tadarus Al-Qur’an, mengikuti kajian-kajian tafsir, dan berusaha mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari adalah cara terbaik untuk membentuk karakter Qur’ani.Jadi, pendidikan karakter di bulan Ramadan tidak hanya terbatas pada ritual ibadah formal. Ia mencakup seluruh aspek kehidupan, mulai dari cara kita berinteraksi dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan Al-Qur’an. Dengan memanfaatkan momentum Ramadan ini dengan sebaik-baiknya, kita dapat menempa diri menjadi pribadi yang lebih berkarakter, lebih bertakwa, dan lebih bermanfaat bagi sesama. Semoga kita semua dapat meraih keberkahan Ramadan dan menjadi generasi Qur’ani yang gemilang. (RED_MHR)
Sumber: jabar.nu.or.id
Hai, Sobat Pio! Gudeg adalah hidangan khas Daerah Istimewa Yogyakarta yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat hidangan gudeg. Warna cokelat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg biasanya dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tempe, tahu, dan sambal goreng krecek. Nama gudeg berasal dari istilah dalam bahasa Jawa, yaitu hangudeg atau ngudheg yang berarti mengaduk. Ini merujuk pada proses pembuatannya yang sesekali diaduk dengan menggunakan centong agar tidak gosong. Istilah hangudeg juga dapat bermakna memasak nangka dengan santan dan daun melinjo di dalam kuali besar.
Gudeg sangat populer di Jawa, hidangan ini merupakan hidangan populer baik sebagai masakan rumahan maupun hidangan jalanan. Gudeg juga diproduksi secara industri sebagai makanan kaleng. Gudeg juga bisa ditemui di luar Indonesia, khususnya di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Gudeg sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Islam di abad ke-16. Konon, makanan ini lahir karena melimpahnya pohon nangka di daerah sekitar kerajaan. Para prajurit dan rakyat mengolah nangka muda menjadi makanan yang bisa bertahan lama, sehingga cocok untuk bekal perjalanan atau peperangan.
Berkat dimasak dalam kurun waktu yang lama atau sekitar 5 jam, gudeg memiliki cita rasa istimewa yang cenderung manis. Namun jangan khawatir bagi pencinta pedas karena tingkat kepedasan dapat disesuaikan dengan menambahkan sambal krecek. Gudeg pun dapat disantap sebagai menu sarapan, makan siang atau makan malam. Secara umum, ada dua jenis gudeg yang biasanya disajikan, yaitu gudeg basah dan gudeg kering. Gudeg basah biasanya harus langsung disantap karena tidak tahan lama di suhu ruangan. Sebaliknya, gudeg kering justru sering kali dibeli sebagai oleh-oleh khas Jogja karena lebih awet. Ada pula gudeg manggar khas Bantul yang bahan baku utama pembuatannya tidak terbuat dari nangka muda, tetapi bunga kelapa. Akibat bahan yang sulit didapat, biasanya gudeg manggar dihargai lebih mahal daripada gudeg biasa. Gudeg dapat dikemas ke dalam besek (kotak yang terbuat dari bambu) atau kendil (guci tanah liat), atau kalengan. Gudeg kalengan bisa bertahan hingga satu tahun, meski rasanya tidak sebagus yang baru dimasak.
Seiring perkembangan, gudeg disajikan dalam variasi kemasan yang beragam. Berikut beberapa kategorinya yang disadur dari buku Gastronomi Indonesia sebagai Identitas Budaya dan Daya Tarik Wisata oleh Suci Sandi Wachyuni. ( RED_STI)
sumber : id.m.wikipedia.org
Hai, Sobat Pio! Smartphone telah menjadi elemen yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia modern. Lebih dari sekadar alat komunikasi, perangkat ini telah berkembang menjadi pusat kendali untuk berbagai aktivitas, mulai dari pekerjaan, hiburan, hingga pendidikan. Dengan teknologi yang terus berkembang, smartphone terus membawa perubahan besar dalam cara manusia menjalani kehidupan sehari-hari. Pada awal kemunculannya, ponsel hanya digunakan untuk panggilan suara dan pesan singkat. Namun, kehadiran smartphone telah merevolusi fungsi dasar tersebut. Kini, smartphone dilengkapi dengan berbagai fitur canggih seperti kamera berkualitas tinggi, koneksi internet yang cepat, dan aplikasi serbaguna. Menurut laporan dari Statista, pada tahun 2021 terdapat lebih dari 6,3 miliar pengguna smartphone di seluruh dunia, menunjukkan betapa pentingnya perangkat ini dalam kehidupan manusia. Di dunia bisnis, smartphone menjadi alat yang esensial untuk meningkatkan produktivitas. Aplikasi pengelola waktu, email, dan dokumen daring memudahkan pekerja untuk tetap produktif meski sedang berada di luar kantor. Selain itu, smartphone memungkinkan komunikasi yang lancar melalui panggilan video dan aplikasi kolaborasi seperti Microsoft Teams atau Zoom, yang semakin penting di era kerja jarak jauh. Tidak hanya itu, smartphone juga mengubah cara kita menikmati hiburan. Platform streaming seperti Netflix dan Spotify memberikan akses mudah ke film, musik, dan podcast di mana saja. Selain itu, game online yang dapat dimainkan di smartphone telah menciptakan ekosistem hiburan baru yang melibatkan jutaan pengguna di seluruh dunia. Penelitian dari Pew Research Center juga menunjukkan bahwa lebih dari 90% pengguna smartphone menggunakan perangkat mereka untuk mengakses hiburan digital. Meski menawarkan banyak manfaat, penggunaan smartphone juga menghadirkan tantangan. Salah satunya adalah ketergantungan yang berlebihan, yang dapat mengganggu produktivitas dan interaksi sosial. Selain itu, masalah privasi dan keamanan data menjadi perhatian utama di era digital ini. Dengan meningkatnya ancaman siber, pengguna smartphone harus lebih waspada dalam melindungi data pribadi mereka. Masa depan smartphone sangatlah menjanjikan. Inovasi seperti teknologi layar lipat, konektivitas 6G, dan kecerdasan buatan (AI) menjanjikan pengalaman yang lebih personal dan intuitif. Menurut laporan dari Gartner, perkembangan teknologi ini akan menjadikan smartphone sebagai perangkat yang semakin penting dalam mendukung kebutuhan manusia di berbagai aspek kehidupan. (RED_ARH):Sumber : wikipedia
Hai, Sobat Pio! Tahukah kalian pada saat membaca novel dapat meningkatkan kemampuan analitis karena dapat membantu kita untuk menganalisis plot, karakter, dan tema dalam suatu cerita. Pada bulan Maret 2025, umat Muslim melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini menjadi waktu yang dirindukan, banyak waktu luang untuk melakukan kegiatan di bulan Ramadhan contohnya seperti membaca novel. Salah satu novel untuk mengisi waktu luang di bulan Ramadhan yaitu yang berjudul Ramadhan yang dirindukan. Novel Ramadhan yang dirindukan merupakan karya yang ditulis oleh Igun Winarto. Novel ini menceritakan Dokter Fadli, Perawat Agus, Perawat Fakhrudin dan Perawat Hafid yang merupakan empat tenaga medis yang telah bersahabat sejak kecil. Kesibukan mereka di Rumah Sakit sering kali menyita waktu, tetapi hari Minggu ini menjadi pengecualian. Tidak ada jadwal jaga dan tidak ada panggilan darurat, hanya momen kebersamaan yang langka. Matahari perlahan condong ke barat pertanda Maghrib akan segera tiba. Di sekitar mereka suasana masjid mulai lebih hidup. Beberapa jamaah berdatangan dan sebagian mengambil air wudhu. Ramadhan tinggal menghitung hari, keempat sahabat itu seperti kebanyakan orang yang merasakan getaran berbeda setiap kali bulan suci semakin dekat. Ada yang menanti dengan penuh kerinduan dan menganggapnya sebagai bulan penuh keberkahan. Namun, ada pula yang merasa Ramadhan adalah tantangan berat dan sebuah ujian yang tidak semua orang siap menjalaninya. Sore itu, mereka berbincang tentang Ramadhan yang dinanti dan mengapa ada yang begitu merindukannya.Angin sore yang lembut menyapu bagian depan masjid dan membawa aroma tanah yang mulai mendingin serta semilir wangi bunga kenanga di halaman. Fadli meregangkan tangan dan menghirup udara dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan. “Ah Minggu sore begini enaknya di masjid ya, tenang banget,” ujarnya dengan suara pelan yang seakan tidak ingin mengusik keheningan yang begitu damai. Agus tersenyum sambil meminum teh hangat di cangkir kecilnya. Masjid ini selalu menyediakan teh dan air putih setiap sore. Uap teh hangat masih mengepul dan bercampur dengan udara sore yang mulai sejuk. Matanya melihat ke langit yang perlahan berubah warna. “Bulan puasa itu selalu punya suasana yang berbeda, ada ketenangan yang tidak bisa dijelaskan dan Aku selalu merasa lebih dekat dengan Allah,” kata Agus. Fakhrudin bertanya, “Sebenarnya mengapa kita pasti merindukan bulan Ramadan?” Hafid pun menjawab pertanyaan dari Fakhrudin, “Ramadan itu istimewa karena bulan inilah Al-Qur’an diturunkan, sebagaimana dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 185. Allah berfirman bahwa Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan pembeda antara yang benar dan salah. Selain itu, ada keutamaan berpuasa serta keringanan bagi yang sakit atau dalam bepergian. Allah menghendaki kemudahan dan bukan kesulitan bagi hamba-Nya. Di bulan ini, pahala amalan dilipatgandakan. Rasulullah S.A.W. bersabda bahwa siapa yang melakukan amalan sunnah di Ramadhan maka pahalanya seperti amalan wajib di bulan lain. Dan siapa yang melakukan amalan wajib maka pahalanya seperti tujuh puluh amalan wajib di bulan lain.” (RED_RAD)
Sumber : rsudajibarang.banyumaskab.go.id
Hai, Sobat Pio! Tahukah kalian, Bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selain sebagai bulan puasa, bulan ini juga merupakan kesempatan emas untuk memperdalam iman dan meningkatkan kualitas spiritual. Memperdalam iman di bulan puasa memiliki banyak keutamaan yang tidak hanya berdampak pada diri sendiri, tetapi juga pada lingkungan sekitar. Salah satu keistimewaan utama bulan Ramadhan adalah kewajiban berpuasa. Puasa di bulan Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim yang sudah baligh. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan segala hal yang membatalkan puasa dari fajar hingga maghrib, umat Islam diajak untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga merupakan bentuk pengendalian diri dan disiplin yang dapat meningkatkan ketakwaan.Selain itu, bulan Ramadhan juga dikenal sebagai bulan Al-Qur’an. Di bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk membaca dan memahami Al-Qur’an lebih banyak. Allah SWT menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup bagi umat manusia, dan bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk merenungkan makna dan ajarannya. Membaca Al-Qur’an dengan penuh khusyuk dapat membawa ketenangan jiwa dan memperkuat iman. Keistimewaan lain dari bulan Ramadhan adalah adanya malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Pada malam ini, doa-doa yang dipanjatkan akan lebih mudah diterima oleh Allah SWT. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan doa pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Momen ini menjadi kesempatan emas untuk memohon ampunan dan keberkahan dari Allah.Bulan Ramadhan juga merupakan waktu untuk meningkatkan kepedulian sosial. Umat Islam diajak untuk berbagi dengan sesama. Kegiatan seperti memberikan sedekah, berbagi makanan berbuka puasa, dan membantu orang-orang yang membutuhkan menjadi lebih umum dilakukan. Ini tidak hanya memperkuat ikatan sosial, tetapi juga meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan. Dengan berbagai keistimewaan yang dimiliki, bulan Ramadhan adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan. Ini adalah waktu untuk memperbaiki diri, meningkatkan iman, dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Semoga kita semua dapat memanfaatkan bulan suci ini dengan sebaik-baiknya, meraih keberkahan, dan mendapatkan pengampunan dari-Nya. Mari kita sambut Ramadhan dengan hati yang bersih dan niat yang tulus untuk beribadah. (RED_NHZ)Sumber: man1inhu.com
Hai, Sobat Pio! Wayang kulit adalah salah satu bentuk seni tradisional Indonesia yang telah bertahan selama berabad-abad. Berakar dari kebudayaan Jawa dan Bali, wayang kulit adalah pertunjukan boneka bayangan yang menceritakan kisah-kisah epik dan mitos dari zaman dahulu. Menggunakan layar putih dan lampu sebagai medianya, wayang kulit menampilkan bayangan boneka yang dibuat dari kulit kerbau atau sapi.
Wayang kulit pertama kali muncul pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia sekitar abad ke-9. Cerita yang dimainkan dalam pertunjukan wayang kulit sering kali diambil dari epos India seperti Mahabharata dan Ramayana, yang kemudian dipadukan dengan cerita lokal dan nilai-nilai budaya Indonesia. Pertunjukan wayang kulit juga memiliki unsur-unsur religi dan spiritual, yang digunakan sebagai sarana penyebaran ajaran agama.
Wayang kulit terdiri dari beberapa komponen penting termasuk dalang, gamelan, dan boneka wayang itu sendiri. Dalang adalah orang yang memainkan dan menghidupkan karakter-karakter wayang dengan suara, gerakan, dan dialog. Gamelan adalah ansambel musik tradisional yang mengiringi pertunjukan, memberikan suasana dan ritme yang mendalam. Boneka wayang dibuat dengan sangat detail, sering kali melibatkan proses pembuatan yang rumit dan keterampilan seni yang tinggi.
Wayang kulit memiliki banyak fungsi dalam masyarakat Indonesia. Selain sebagai hiburan, wayang kulit juga digunakan sebagai alat pendidikan, menyampaikan nilai-nilai moral, etika, dan ajaran agama kepada penonton. Pertunjukan wayang kulit sering kali mencerminkan kondisi sosial, politik, dan budaya pada zamannya, memberikan kritik sosial dan nasihat kepada masyarakat.
Meskipun wayang kulit telah bertahan lama, seni ini menghadapi tantangan di era modern. Globalisasi dan perubahan gaya hidup masyarakat mengancam keberlangsungan wayang kulit sebagai bagian dari warisan budaya. Namun, upaya pelestarian terus dilakukan oleh pemerintah, seniman, dan komunitas budaya untuk menjaga eksistensi wayang kulit. Festival, workshop, dan pameran wayang kulit sering diadakan untuk menarik minat generasi muda dan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke dunia internasional. (RED_ARH)
Sumber : tribunnews.com
Hai, Sobat Pio! Media sosial merupakan wadah untuk menuangkan ekspresi. Banyak pengguna media sosial yang merasa gaya hidupnya sudah ketinggalan zaman dan berusaha mengubahnya agar sesuai dengan standar yang dia lihat di media sosial. Konten-konten yang dipublikasikan di media sosial hanyalah potongan kecil dari kehidupan yang sebenarnya. Konten-konten yang dipublikasikan di media sosial hanyalah potongan kecil dari kehidupan yang sebenarnya. Media sosial juga dikenal dengan low-privacy. Bahkan hal-hal yang bersifat privasi seperti latar belakang keluarga dan identitas pribadi sering menjadi bahan perbincangan netizen. Standar media sosial bisa memunculkan ketidakpercayaan diri bagi audiensnya yang disebabkan dengan adanya tren maupun konten yang bersifat flexing atau perilaku pamer. Konten flexing menyajikan berbagai pencapaian seperti pendidikan, karir, hingga kondisi finansial. Contoh dampak dari konten flexing bisa berupa stigma yang mengharuskan untuk menempuh pendidikan di luar negeri karena kerap mendapatkan lowongan pekerjaan yang lebih banyak, padahal dengan menempuh jenjang pendidikan di dalam negeri bukan berarti menutup kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan.Tips cara memerangi standar media sosial adalah pertama, merenungi dan menyadari kemampuan kita yang dapat memahami bahwa bentuk kesuksesan itu relatif dan datang dari berbagai aspek. Kedua, batasi screentime media sosial, sibukkan diri kamu dengan membaca, melukis, olahraga, dan beragam aktivitas lainnya yang tidak hanya mencerahkan suasana hati tetapi juga bisa menambahkan skill baru. Ketiga, jagalah privasi dan terapkan stoicism mindset, dengan menjaga privasi kehidupan kita di dunia maya, kita jauh lebih tenang dan tidak ikut pusing mengikuti standar media sosial yang ada, stoicism mindset juga dapat menjadi solusi untuk menjalani hidup lebih tenang, stoicism mindset adalah sebuah pola pikir yang mengajarkan kita untuk fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan dalam hidup dan menerima dengan lapang dada akan hal-hal yang tidak bisa kita ubah. Kita dapat memandang dunia dengan lebih bersyukur dan menerima hal-hal yang kita punya sekarang. Jadi, standar orang-orang bukanlah acuan hidup kita, marilah bijak dalam bermedia sosial. (RED_RAD)
Sumber : mediapijar.com