Bakso Ikon Kuliner Indonesia yang Menggugah Selera


Hai, Sobat Pio! Bakso merupakan salah satu makanan yang sangat populer di Indonesia dan telah menjadi bagian dari budaya kuliner masyarakat. Makanan berbentuk bola daging ini memiliki sejarah panjang yang berawal dari Tiongkok pada masa Dinasti Ming (1368-1644). Cerita menyebutkan bahwa seorang pemuda bernama Meng Bo menciptakan bakso sebagai bentuk bakti kepada ibunya yang sudah renta, dengan mengolah daging menjadi tekstur lembut menyerupai mochi agar mudah dikonsumsi ibunya. Bakso kemudian dibawa ke Nusantara oleh para pedagang Tionghoa dan mengalami adaptasi sesuai dengan kondisi lokal. Nama “bakso” sendiri berasal dari bahasa Hokkien “bak-so” yang berarti daging giling, namun di Indonesia bahan baku bakso lebih umum menggunakan daging sapi, ayam, atau kambing, menyesuaikan dengan mayoritas penduduk yang beragama Islam Proses adaptasi ini juga meliputi perubahan rasa dan penyajian; bakso di Indonesia biasanya disajikan dengan kuah kaldu yang gurih dan berbagai pelengkap seperti mie, tahu, dan pangsit, berbeda dengan versi asli Tiongkok yang cenderung lebih sederhana.

Keberagaman bakso di Indonesia sangat kaya, dengan berbagai varian yang mencerminkan kekayaan budaya dan rempah lokal. Beberapa jenis bakso yang populer antara lain bakso urat, bakso telur, bakso ikan, dan bakso Malang yang terkenal dengan kuah kaldu kentalnya. Bahkan beberapa daerah seperti Wonogiri, Solo, dan Malang dikenal sebagai “kota bakso” karena keunikan dan kelezatan bakso khasnya. Bakso juga memiliki peran sosial yang kuat dalam masyarakat Indonesia. Makanan ini sering menjadi pilihan dalam berbagai kesempatan, mulai dari perayaan keluarga hingga acara resmi. Momen makan bakso bersama juga dianggap sebagai simbol kebersamaan dan keakraban antarwarga.

Di era modern, bakso terus berkembang dengan hadirnya produk bakso siap saji berkualitas tinggi yang memudahkan konsumen untuk menikmati bakso di rumah. Misalnya, produk Kimbo Bakso Sapi Istimewa yang menggunakan daging sapi berkualitas dan proses higienis, memungkinkan kreasi kuliner bakso yang beragam di dapur rumah. Dengan sejarah yang kaya dan variasi yang beragam, bakso bukan hanya sekadar makanan, melainkan juga cerminan akulturasi budaya dan simbol kebersamaan masyarakat Indonesia. Dari warung pinggir jalan hingga restoran mewah, bakso tetap menjadi hidangan favorit yang menghangatkan perut sekaligus hati banyak orang di Tanah Air.(RED_NHZ)

Sumber: Kimbo.com

Menikmati Kuliner Nusantara Yang Kaya Rasa


Hai, Sobat Pio! Kuliner atau seni memasak adalah bagian penting dari budaya yang mencerminkan identitas suatu daerah. Melalui makanan kita bisa mengenal tradisi, nilai, bahkan sejarah yang diwariskan secara turun-temurun. Kata kuliner sendiri berasal dari bahasa Latin culina, yang berarti “dapur” atau segala hal yang berkaitan dengan memasak. Kuliner adalah hak dan kesenangan dasar setiap individu tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya. Namun, masih banyak tantangan dalam melestarikan dan mengembangkan warisan kuliner lokal di tengah gempuran makanan modern dan instan. Konsep Local Food for All adalah upaya global untuk menjamin bahwa setiap individu dapat menikmati makanan tradisional yang sehat, bergizi, dan bernilai budaya tinggi. Memasak dan kuliner adalah dua hal yang saling berkaitan. Kuliner bukan hanya soal makanan, tetapi juga tentang cara menyampaikan cinta, cerita, dan identitas suatu bangsa. Di Indonesia sendiri, kuliner memiliki makna penting sebagai warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan.

Kuliner bukan hanya sekedar soal rasa, namun juga sarana untuk melestarikan budaya dan tradisi leluhur. Setiap hidangan tradisional yang kita nikmati memiliki kisah dan filosofi yang mendalam. Dari cara memasak, bahan-bahan yang digunakan, hingga cara penyajiannya, semuanya mencerminkan nilai-nilai yang diwariskan turun-temurun. Salah satu contohnya adalah rendang, makanan khas Minangkabau yang telah mendunia. Rendang bukan hanya sekedar hidangan lezat, melainkan juga simbol kesabaran, ketekunan, dan kebersamaan. Proses memasaknya yang membutuhkan waktu berjam-jam, bahkan hingga sehari penuh, mencerminkan nilai luhur dalam masyarakat Minangkabau yang mengutamakan ketelitian dan kebersamaan dalam setiap langkah kehidupan.

Di samping itu, inovasi dalam kuliner juga turut mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal. Dengan menciptakan produk kuliner yang berkualitas dan bernilai tambah, UMKM dapat memperkenalkan kekayaan kuliner daerah mereka ke pasar yang lebih luas. Produk kuliner yang mengusung ciri khas daerah, jika dipasarkan dengan tepat, dapat meningkatkan perekonomian lokal, membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Melalui kuliner, kita tidak hanya menjaga keberagaman rasa, tetapi juga melestarikan identitas bangsa yang semakin terancam oleh globalisasi. Di tengah arus modernisasi yang serba cepat, budaya kuliner tradisional menjadi salah satu cara terbaik untuk memperkenalkan kekayaan sejarah dan nilai-nilai leluhur kepada generasi muda. Setiap hidangan lokal menyimpan cerita yang patut dikenang dan diteruskan.(RED_ASR)

Sumber : www.indonesiakaya.com

Gudeg Khas Yogyakarta


Hai, Sobat Pio! Gudeg adalah hidangan khas Daerah Istimewa Yogyakarta yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat hidangan gudeg. Warna cokelat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg biasanya dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tempe, tahu, dan sambal goreng krecek. Nama gudeg berasal dari istilah dalam bahasa Jawa, yaitu hangudeg atau ngudheg yang berarti mengaduk. Ini merujuk pada proses pembuatannya yang sesekali diaduk dengan menggunakan centong agar tidak gosong. Istilah hangudeg juga dapat bermakna memasak nangka dengan santan dan daun melinjo di dalam kuali besar.

Gudeg sangat populer di Jawa, hidangan ini merupakan hidangan populer baik sebagai masakan rumahan maupun hidangan jalanan. Gudeg juga diproduksi secara industri sebagai makanan kaleng. Gudeg juga bisa ditemui di luar Indonesia, khususnya di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Gudeg sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Islam di abad ke-16. Konon, makanan ini lahir karena melimpahnya pohon nangka di daerah sekitar kerajaan. Para prajurit dan rakyat mengolah nangka muda menjadi makanan yang bisa bertahan lama, sehingga cocok untuk bekal perjalanan atau peperangan.

Berkat dimasak dalam kurun waktu yang lama atau sekitar 5 jam, gudeg memiliki cita rasa istimewa yang cenderung manis. Namun jangan khawatir bagi pencinta pedas karena tingkat kepedasan dapat disesuaikan dengan menambahkan sambal krecek. Gudeg pun dapat disantap sebagai menu sarapan, makan siang atau makan malam. Secara umum, ada dua jenis gudeg yang biasanya disajikan, yaitu gudeg basah dan gudeg kering. Gudeg basah biasanya harus langsung disantap karena tidak tahan lama di suhu ruangan. Sebaliknya, gudeg kering justru sering kali dibeli sebagai oleh-oleh khas Jogja karena lebih awet. Ada pula gudeg manggar khas Bantul yang bahan baku utama pembuatannya tidak terbuat dari nangka muda, tetapi bunga kelapa. Akibat bahan yang sulit didapat, biasanya gudeg manggar dihargai lebih mahal daripada gudeg biasa. Gudeg dapat dikemas ke dalam besek (kotak yang terbuat dari bambu) atau kendil (guci tanah liat), atau kalengan. Gudeg kalengan bisa bertahan hingga satu tahun, meski rasanya tidak sebagus yang baru dimasak.

Seiring perkembangan, gudeg disajikan dalam variasi kemasan yang beragam. Berikut beberapa kategorinya yang disadur dari buku Gastronomi Indonesia sebagai Identitas Budaya dan Daya Tarik Wisata oleh Suci Sandi Wachyuni. ( RED_STI)

sumber : id.m.wikipedia.org

Bibimbap


Hai, sobat pio! Bibimbap adalah salah satu hidangan khas Korea yang sangat populer di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Nama “Bibimbap” sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Korea, yaitu bibim yang berarti “mencampur” dan bap yang berarti “nasi”. Sesuai dengan namanya, hidangan ini disajikan dengan berbagai bahan yang diaduk bersama sebelum disantap, menghasilkan perpaduan rasa yang unik dan menggugah selera. Bibimbap terkenal dengan cita rasanya yang lezat, kandungan gizinya yang seimbang, serta cara penyajiannya yang praktis. Hidangan ini tidak hanya menggugah selera tetapi juga menawarkan berbagai manfaat kesehatan karena mengandung kombinasi karbohidrat, protein, dan serat dalam satu porsi. Bibimbap terdiri dari nasi putih yang menjadi dasar utama, dilengkapi dengan aneka lauk yang beragam. Salah satu bahan utama dalam hidangan ini adalah daging sapi yang telah dimarinasi dengan campuran kecap asin, bawang putih, gula, dan minyak wijen, sehingga menghasilkan rasa gurih yang khas. Semua bahan ini tidak hanya menambah cita rasa tetapi juga membuat hidangan ini semakin sehat. Keistimewaan lain dari Bibimbap adalah saus gochujang yang memberikan rasa pedas manis khas Korea. Bibimbap selalu disajikan dengan telur setengah matang atau telur mata sapi, yang memberikan tekstur lembut dan gurih saat diaduk bersama dengan bahan lainnya.

Selain lezat, Bibimbap juga dikenal sebagai hidangan yang menyehatkan. Nasi sebagai sumber karbohidrat memberikan energi yang cukup untuk aktivitas sehari-hari. Sayuran yang digunakan dalam hidangan ini kaya akan serat, vitamin, dan mineral yang penting untuk kesehatan tubuh. Dengan kombinasi bahan yang seimbang, Bibimbap bisa menjadi pilihan makanan yang tidak hanya enak tetapi juga bernutrisi tinggi. Meskipun terlihat seperti hidangan yang rumit, sebenarnya Bibimbap cukup mudah dibuat di rumah dengan bahan yang sederhana. Cara membuatnya dimulai dengan memasak nasi putih hingga matang, lalu menyiapkan berbagai lauk dengan cara menumis masing-masing sayuran secara terpisah menggunakan sedikit minyak wijen dan garam agar tetap segar dan renyah. Daging sapi dimarinasi terlebih dahulu dengan kecap asin, bawang putih cincang, gula, dan minyak wijen selama sekitar 15 menit, lalu ditumis hingga matang dan harum. Selanjutnya, telur digoreng dengan tingkat kematangan sesuai selera, biasanya setengah matang agar kuning telurnya tetap cair dan memberikan tekstur lembut saat diaduk. Setelah semua bahan siap, nasi ditata dalam mangkuk besar, kemudian sayuran, daging, dan telur disusun di atasnya secara terpisah agar tampilannya menarik. Saus gochujang ditambahkan secukupnya, dan sebelum disantap, semua bahan diaduk hingga tercampur rata agar cita rasanya semakin nikmat.

Bibimbap bukan sekadar makanan biasa, tetapi merupakan hidangan khas Korea yang menggabungkan rasa, nutrisi, dan kepraktisan dalam satu sajian. Selain itu, manfaat kesehatannya menjadikan Bibimbap pilihan yang tepat bagi sobat pio yang ingin menikmati makanan lezat sekaligus bernutrisi. Baik sebagai menu sehari-hari maupun hidangan spesial, Bibimbap selalu menjadi pilihan yang menggugah selera dan menyehatkan.(RED_RES&RED_KNA)

Sumber: https://www.sasa.co.id

GOHYONG


Hai, Sobat Pio! Dalam dunia kuliner Indonesia, kita pasti tidak asing dengan makanan gudeg, kerak telor, nasi goreng, dan lain sebagainya. Namun, ditengah makanan yang populer tersebut terdapat makanan tradisional dari Betawi yang bernama Gohyong. Gohyong adalah makanan khas Betawi yang memiliki cita rasa yang unik dan tersimpan warisan budaya yang kaya.

Gohyong adalah sebuah hidangan legendaris yang menjadi jembatan rasa antara tradisi Tionghoa dan cita rasa Nusantara. Namun, dari kata sederhana tersebut tersimpan kisah yang mendalam. Nama “Gohyong” sendiri diambil dari kata “Go” yang artinya daging dan “Hyong” yang artinya bakar. Secara umum, Gohyong bisa diartikan sebagai daging bakar, namun penyajiannya yang jauh lebih kompleks. Hidangan Gohyong ini dikenal sebagai camilan yang dijual oleh pedagang kaki lima di daerah Jakarta. Seiring berjalannya waktu, Gohyong dikenal dengan makanan yang layak dinikmati dalam berbagai acara keluarga hingga pesta pernikahan.

Salah satu hal yang menarik dari Gohyong adalah cara pembuatannya. Membuat Gohyong membutuhkan keterampilan dan ketelatenan. Berikut bahan-bahan pembuatan Gohyong: yang pertama, bahan untuk kulitnya yaitu: 250 ml air, 6 sendok makan terigu, 2 sendok makan maizena, 1 sendok teh kaldu bubuk, 1 butir telur. Yang kedua, bahan untuk isiannya yaitu: 500 gr daging ayam, 100 gr tahu putih, wortel, daun bawang, 4 siung bawang putih, 1 sendok makan terigu, 3 sendok makan maizena, 1,5 sendok teh bubuk ngohyong, 2 sendok teh garam, 2 sendok teh kaldu bubuk, 2 sendok teh gula, 1 butir telur. Yang terakhir, bahan untuk membuat kuah berupa: 400 ml air, 2 siung bawang putih, 100 gr gula Jawa, 2 sendok makan gula pasir, 3 sendok makan air asam Jawa, 2 sendok teh garam, 1 sendok teh kaldu bubuk. Jika bahan-bahan sudah siap, berikut langkah-langkah pembuatannya: pertama, membuat kuah terlebih dahulu dengan merebus air hingga mendidih dan memasukkan beberapa bumbu lalu sisihkan. Yang kedua, buatlah adonan kulit dari bahan-bahan yang sudah ada lalu ketika adonan sudah jadi tuangkan ke teflon dan membuat kulit seperti kulit risol. Yang ketiga, campur bahan isian menjadi satu kemudian aduk rata, lalu tuang adonan isian tersebut ke dalam adonan kulit, kemudian digulung dan direkatkan. Yang keempat, goreng adonan Gohyong tersebut ke dalam minyak yang panas hingga warna kecokelatan kemudian tiriskan. Yang terakhir, sajikan Gohyong yang sudah matang dengan kuah dan irisan cabe rawit.

Gohyong bukan hanya sekedar makanan, tetapi merupakan kekayaan budaya Betawi. Dalam setiap gigitan kita bisa merasakan perpaduan rasa yang unik dan juga lezat. Meskipun Gohyong tidak sepopuler kuliner lainnya, di Jakarta masih banyak yang menjual dengan resep tradisional yang turun-temurun. Sobat Pio, bisa menemukan makanan tersebut di pasar tradisional atau warung Betawi yang masih menjual Gohyong sebagai salah satu menu andalan.(RED_RES&RED_KNA)

Sumber: https://www.senibudayabetawi.com

SEMAR MENDEM


Hai, Sobat Pio! Kali ini kita akan membahas tentang makanan yang bernama Semar Mendem. Semar Mendem adalah makanan tradisional Indonesia, khususnya di Jawa. Selain itu, Semar Mendem adalah makanan sejenis lemper, tetapi tidak dibalut dengan daun, sebagai pembalutnya, digunakan semacam dadaran yang terbuat dari campuran telur dan tepung terigu yang dipanaskan dengan cepat sehingga bentuknya memadat. Kue ini sering menjadi pilihan dalam berbagai acara, mulai dari hajatan hingga pasar tradisional.

Jajanan pasar yang terinspirasi oleh tokoh wayang Semar, salah satu anggota Punakawan yang dikenal bijaksana. Nama “Semar Mendem” secara harfiah berarti Semar sedang mabuk, merujuk pada penampilan kue yang mirip dengan tubuh Semar yang besar dan menggemaskan. Kue ini tidak hanya enak, tetapi juga menyimpan filosofi mendalam, meskipun dalam berbagai kondisi, manusia harus tetap bijaksana dan tidak berlebihan, termasuk dalam hal makanan. Kue Semar Mendem terkenal karena kelezatannya yang membuat orang tidak bisa berhenti mengunyah, sehingga istilah “Mendem” juga mengacu pada rasa ketagihan yang ditimbulkan.

Berikut ini adalah bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat jajanan Semar Mendem: 500 gram beras ketan, 600 ml santan cair, 1 sdt garam, 2 lembar daun salam, abon ayam secukupnya. Selain itu juga ada bahan-bahan untuk membuat dadarnya: 250 gram tepung terigu, 3 butir telur, 200 ml santan, 300 ml air, ½ sdt garam. Jika bahan-bahan yang diperlukan sudah ada. Berikut langkah-langkah cara memasak Semar Mendem: yang pertama, cuci beras ketan hingga bersih, kukus sampai matang empuk. Masak santan, garam, dan daun salam hingga mendidih, matikan api. Yang kedua, masukkan ketan panas ke dalam santan, aduk hingga terendam. Diamkan sampai santan terserap habis ke dalam ketan. Kukus lagi 20 menit, angkat. Yang ketiga, ambil 2 sdm ketan, pipihkan, beri 1 sdt abon atau secukupnya, lalu bulatkan dan kepal-kepal padat, lalu bentuk lonjong. Untuk membuat kulit dadar, campurkan dalam wadah, tepung terigu, garam dan telur, aduk rata sambil dituangi santan sedikit demi sedikit hingga santan habis dan adonan cair. Lalu panaskan teflon, tuang satu sendok sayur, buat dadar tipis-tipis. Ambil satu lembar dadar, letakkan ketan kepal di tengahnya, lipat seperti amplop.

Konon penamaan jajanan pasar ini juga terinspirasi dari kebiasaan makan Semar, yang suka makan hingga kekenyangan. Bukan hanya itu, Semar juga menjadi simbol kekuasaan. Pada intinya, Semar si pemegang kekuasaan tidak diperbolehkan Mendem alias mabuk kekuasaan. Jabatan yang dipegang Semar haruslah disalurkan pada kebaikan dan mengayomi rakyat. Selain itu, tak hanya jadi camilan tradisional, Semar Mendem juga banyak dijadikan oleh-oleh khas ketika berkunjung ke Yogyakarta. Jajanan tradisional ini mudah ditemukan di berbagai toko kue tradisional maupun modern dengan harga yang sangat terjangkau, yaitu sekitar 2-3 ribu per buahnya.(RED_KNA)

Sumber: https://www.kompas.com

ONIGIRI = LEMPER?


Hai, Sobat Pio! Kalian pasti sudah tidak asing dengan jajanan pasar yang berasal dari Indonesia yang Bernama lemper. Lemper sendiri yakni jajanan tradisional yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Informasi tersebut terdapat pada Serat Centini yang diterbitkan pada abad ke 18. Lemper sendiri dahulu hanya dijumpai pada acara seperti hajatan ataupun resepsi pernikahan. Tetapi sekarang lemper banyak ditemukan pada pedagang pinggir jalan ataupu pada pasar. Lemper sendiri berbentuk layaknya lontong tapi ukurannya lebih kecil. Ukuran lemper yakni seperti genggaman tangan dan terbuat dari beras ketan yang dimasak dengan santan lalu diisi dengan suwiran ayam. Dan lemper biasanya dibungkus dengan daun pisang.

Lemper juga seringkali disamakan dengan makanan Jepang yang Bernama onigiri. Onigiri sendiri adalah makanan Jepang yang terbuat dari nasi yang biasanya berisi ikan salmon ataupun ayam. Onigiri sendiri kebanyakan berbentuk segitiga, tetapi ada juga onigiri yang berbentuk bola ataupun dibentuk layaknya kantong beras. Tetapi onigiri paling banyak ditemukan dengan bentuk segitiga. Ukuran rata-rata onigiri yakni sebesar genggaman tangan dan tidak jauh dari lemper. Onigiri sendiri biasanya dibuat dengan nasi dan dibungkus dengan nori atau rumput laut. Sejarah onigiri tercatat pada buku harian Murasaki Shikibu Nikki pada abad ke 11. Pada buku itu tertulis bahwa orang orang memakan tonjiki atau bola bola nasi. Tonjiki sendiri adalah nama lain dari onigiri. Kalangan wanita istana juga memiliki sebutan lain untuk onigiri yakni omusubi.

Lemper sendiri kerap kali disebut dengan onigirinya orang Indonesia. Bukan tanpa alasan ataupun sebab, melainkan banyak kecocokan yang sama antara dua makanan tersebut. Persamaan pertama yakni sama sama menggunakan beras sebagai bahan utama. Kesamaan lain terletak pada mereka yang sama sama menggunakan isi. Ukuran dari mereka juga sebenarnya tidak teralu berbeda. Dan persamaan terakhir yakni sama sama dibungkus dengan lembaran hijau.

Jika ada persamaan maka ada pula perbedaan. Perbedaan yang paling jelas antara mereka yakni wilayah asalnya. Onigiri berasal dari Jepang sedangkan lemper berasal dari Indonesia. Perbedaan lain juga terletak pada beras. Beras yang digunakan pada lemper adalah beras ketan sedangkan pada onigiri adalah beras yang biasa digunakan untuk nasi. Isian pada kedua makanan tersebut juga berbeda. Lemper hanya terpacu pada isian ayam suwir atau abon sedangkan onigiri bisa berisi banyak jenis seperti ikan salmon, ayam, dan lain lain. Dan perbedaan terakhir ialah pada lembaran yang membungkusnya. Lemper menggunakan daun pisang yang tidak bisa dimakan sedangkan onigiri menggunakan rumput laut atau biasa disebut nori yang bisa dimakan. (RED_RAY)

Sumber : http://Wikipedia.org

Kue Pancong


Hai, Sobat Pio! Tahukah kalian bahwa jajanan jaman dulu tepatnya pada era 90 an kembali populer dan dicari oleh banyak orang. Meskipun jajanan ini sebenarnya sudah ada sejak lama, namun baru-baru ini banyak masyarakat yang mempopulerkan jajanan tersebut. Jajanan ini tak lain adalah Kue Pancong, jajanan ini ramai diminati masyarakat dari berbagai kalangan dan usia terutama anak-anak dan remaja. Kue yang terbuat dari campuran kelapa parut, tepung terigu, dan santan lalu dipanggang hingga matang ini memberikan aroma yang menggugah selera. Meskipun sederhana dalam bahan dan proses pembuatannya, jajanan ini memiliki tempat istimewa di hati pelanggannya, karena kue ini teksturnya lebih encer atau tidak kental sehingga dimakan saat dingin pun tetep terasa lembut dan lumer. Kue ini berbentuk setengah bulatan atau bulan sabit pada saat dicetak. Biasanya dipanggang saat dipesan. Pada jaman dahulu, kue ini disajikan dengan taburan gula pasir atau kucuran saus gula merah. Renyah bagian luarnya dan gurih lembut bagian dalamnya. Tapi semakin berjalannya waktu, kue pancong justru disajikan tanpa kelapa parut dan diganti dengan topping yang lebih kekinian. Kue Pancong modern yang populer saat ini menyediakan tingkat kematangan dan variasi rasa sesuai dengan keinginan pembeli yaitu lumer, 3/4 matang, dan matang dengan varian topping yang mulai dari original, coco crunchy, susu, keju, coklat, greentea, cookies, dan lain-lain. Hal tersebut erat kaitannya dengan pop culture atau bisa kita sebut dengan budaya populer. Pop culture adalah salah satu bentuk implementasi globalisasi diplomasi budaya, yang merupakan sarana untuk memperkenalkan berbagai macam jenis kebudayaan mulai dari kebiasaan, makanan, gaya hidup, dan lain-lain. Budaya populer dapat kita artikan sebagai budaya yang menyenangan dan banyak disukai oleh masyarakat. Kue Pancong modern yang populer saat ini juga dapat didefinisikan sebagai budaya komersial yang merupakan dampak dari produksi massal yang dilakukan oleh media. (RED_KYS)

Sumber : https://www.kompas.com

Mille Crepes


Hai, Sobat Pio! Tahukah kalian akhir-akhir ini mille crepes sedang hits dan tengah dibicarakan di sosial media? Mille crepes menjadi salah satu hidangan Prancis yang digemari oleh masyarakat Indonesia saat ini. Sebenarnya kue ini sudah ada sejak lama. Namun karena unggahan di media sosial itu, lantas kue ini kembali dicari. Saking viralnya, banyak penjual mille crepes rumahan yang diserbu. Pelanggan bahkan rela antre untuk mendapatkan kue crepes berlapis ini. Mille crepes merupakan sajian kue yang terdiri dari tumpukan adonan crepe tipis dengan olesan berbagai varian rasa krim. Ada banyak varian rasa yang bisa dinikmati, mulai dari rasa original, cokelat, vanilla, strawberry, matcha, hingga red velvet. Isi mille crepes ini juga bisa ditambahkan dengan bahan lainnya, seperti cokelat, selai, atau buah-buahan. Biasanya, kue ini disajikan secara utuh. Namun, kita juga bisa membelinya per potong dengan harga yang tentunya lebih murah. Nama mille crepes ini diketahui merujuk pada ‘mille-feuilles’ yang artinya ‘a thousand leaves’. Adapun a thousand leaves mengacu pada dessert Prancis yang terbuat dari potongan kue kering dengan isi krim. Lebih jauh, thousand yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘ribuan’ ini merujuk pada jumlah lapisan kue ini. Namun perlu diketahui, kata ini disebut melebih-lebihkan karena nyatanya lapisan mille crepes umumnya hanya sekitar 18-22 lembar krep. Jika dilihat dari tampilannya, mungkin banyak orang berpikir jika kue ini punya tekstur yang tebal dengan konsistensi adonan yang kental. Namun sebenarnya, resep asli mille crepes dibuat dengan konsistensi yang sangat ringan. Jika dipotong, tumpukan adonan crepes dengan krim ini sangat halus. Bahkan saat suapan pertama, akan ada sensasi meleleh di mulut. (RED_KYS)

Sumber : https://kompas.com

Bomboloni


Hai, Sobat Pio! Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan makanan yang lagi viral ini. Iya Bomboloni, bomboloni merupakan donat tanpa lubang yang di dalamnya berisi filling seperti cokelat leleh. Bomboloni adalah donat yang berasal dari Italia.Asal nama bomboloni sendiri secara bahasa dikaitkan dengan bom. Nama itu kemungkinan dipilih karena cemilan kekinian yang mirip dengan bom kuno. Bombolani bukan kreasi baru melain baru-baru popular di Indonesia. Makanan manis satu ini memiliki berbagai macam variasi rasa yang bermacam-macam isinya. Makanan ini biasanya cenderung sebagai hidangan pencuci mulut dan camilan masyarakat setempat. Bomboloni sangat nikmat disantap dalam keadaan hangat, yakni setelah diangkat. Menurut Taste Atlas, bomboloni hanya tersedia di Tuscany selama musim karnaval. Donat tanpa lubang ini semakin popular ketika seorang pedagang dari Malaysia menjual jenis bomboloni dan mampu menjual ratusan bomboloni dalam beberapa jam.

Donat bomboloni memiliki perbedaan dengan donat yang lainnya. Perbedaan yang sering kita jumpai yaitu penampilannya tanpa lubang dan berbentuk bulat sempurna tanpa toping diatasnya. Selain itu, bomboloni memiliki perbedaan tekstur dengan donat lain. Donat biasanya memiliki tekstur yang lembut, sedangkan bomboloni lebih padat dikerenakan bomboloni sering diisi bahan lain. Bomboloni dapat dianggap makanan lebih berat dan mengenyangkan daripada donat pada umumnya. Fabio Mussi, seorang pastry chef terkenal di Italia, menjelaskan bahwa resep donat dan bomboloni pada dasarnya hampir sama. Namun, berbeda dalam pembuatannya, terutama dalam tahap proofing atau pengistirahatan adonan. Bomboloni membutuhkan waktu selama 1 jam, sedangkan donat biasanya hanya perlu waktu 30 menit saja. Semakin lama tahap proofing semakin lembut dan halus bomboloni tersebut. Diatas bomboloni biasanya ditaburi gula yang sudah dihaluskan. Bomboloni mudah ditemukan di berbagai toko roti maupun dapat dibuat sendiri di rumah. Selain itu, bomboloni dapat dijumpai di pasar tradisional tetapi dengan tekstur yang berbeda. Kita dapat membuat bomboloni dengan melihat resep dimedia sosial dan dapat mencobanya secara langsung. Bomboloni dapat menjadi ide untuk jualan diera sekarang ini. (RED_FWD)

Sumber: https://www.gramedia.com