Asal-Usul dan Filosofi Batik Parang


Halo, Sobat Pio! Kalian tau nggak sih asal usul batik parang itu dari mana? Yuk simak artikel berikut ini. Pada zaman dahulu, batik dengan motif parang ini hanya boleh digunakan oleh raja dan keturunannya saja sebab memang bermakna kekuatan sang raja. Namun saat ini, motif batik parang sudah boleh digunakan semua orang untuk segala kegiatan dan tentunya sangat laku di pasaran. Berhubung Indonesia ini termasuk negara yang masih berpegang teguh pada budaya, maka tentunya batik dengan motif parang juga memiliki mitos tersendiri yakni tidak boleh dikenakan saat upacara pernikahan karena konon justru akan membawa keluarga sang pengantin baru ke hal-hal negatif seperti percekcokan.

Lantas, apa sih filosofi dari keberadaan motif batik parang yang hingga detik ini eksistensinya masih begitu dihormati oleh sejumlah masyarakat? Apa saja pula jenis-jenis motif batik parang yang tentunya memiliki filosofi masing-masing? Yuk, segera simak ulasannya berikut ini! Dilansir dari batiktulisgiriloyo.com, mengemukakan bahwa kata “Parang” dari istilah ‘batik parang’ itu berasal dari kata “Pereng” yang berarti ‘lereng’. Maksudnya, bentuk motif batik parang itu berupa huruf “S” yang digambar secara berkaitan satu sama lain dan membentuk diagonal miring layaknya lereng gunung.

Susunan bentuk “S” itu seolah menggambarkan ombak samudera yang tidak pernah habis hingga akhir zaman kelak. Namun ada juga yang berpendapat bahwa batik dengan motif parang ini justru berasal dari kata “Karang” yang berarti tebing-tebing di sekitar pantai. Usut punya usut, ternyata batik dengan motif parang ini diciptakan oleh salah satu bangsawan Kerajaan Mataram Islam lho… Beliau adalah Panembahan Senopati.

Panembahan Senopati memiliki nama lain Sutowijoyo yang merupakan putra dari Ki Gede Pemanahan selaku pendiri dari Kerajaan Mataram Islam. Itulah mengapa, pada zaman dahulu batik dengan motif parang ini hanya diperbolehkan untuk dikenakan oleh para raja dan keturunannya saja. Keberadaan batik tentunya sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena pasti setiap individu memiliki batik, sekalipun itu berupa seragam sekolah. Ditambah lagi, di Indonesia juga menghormati eksistensi dari batik dengan memperingatinya setiap 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.

Dilansir dari wikipedia.org, mengemukakan bahwa filosofi utama dari motif batik parang ini adalah supaya kita sebagai manusia tidak boleh menyerah terhadap hidup, ibarat ombak laut yang tidak berhenti bergerak. Yap, huruf “S” yang digambar secara berkaitan satu sama lain dan miring berurutan itu jika dilihat kembali seperti bentuk ombak di laut ‘kan. Batik parang memang menggambar bahwa kain yang digunakan itu belumlah rusak, yang artinya kita sebagai manusia masih bisa memperbaiki diri. Keterkaitan motif satu sama lain ini seolah menggambarkan bahwa anak akan melanjutkan perjuangan dari orang tuanya. Lalu pada garis diagonal yang lurus melambangkan penghormatan, cita-cita, dan kesetiaan.

Parang berarti perang, para raja jawa dan kesatria jawa selalu memakai batik parang yang berarti perang melawan hawa nafsu nya setiap hari, terus menerus. Hanya para raja ksatria lah yang boleh pakai batik parang. Itu sebagai agama nya, sebagai maujud ageman nya setiap hari, ucap tekat laku lampah.

Batik artinya Bakti, Bekti, Dhama bakti, para raja ksatria jawa harus berbakti kepada nusa bangsa keluarga dan agama nya. Ageman dari Batik menjadi agama nya, ucap tekat laku lampah seorang menuju sampurna ‘” (syafril indra kusuma). (RED_RSM)

Sumber : https://www.gramedia.com

SUROAN


Hai, Sobat Pio! Suroan adalah salah satu tradisi yang ada di Nusantara. Suroan sendiri sudah dilakukan turun temurun oleh masyarakat Jawa. Suroan sendiri sangat kental kaitannya dengan tradisi Jawa. Suroan sendiri kerap kali dilakukan pada tanggal 1 Muharram atau bertepatan dengan 7 Juli tahun 2024. Tradisi Suroan sendiri dilaksanakan untuk memperingati kedatangan bulan Suro dalam kalender Jawa dan sekaligus juga guna memperingati tahun baru Islam yakni pada tanggal 1 Muharram. Tahun baru ini menurut kalender Jawa adalah tahun 1958 dan menurut kalender hijriah yakni tahun 1446 hijriah. Tujuan dari tradisi Suroan adalah menitik beratkan pada keselamatan dan ketentraman batin. Tradisi Suroan juga tidak hanya dilaksanakan oleh satu umat melainkan beragam umat hadir untuk membaca doa untuk menghindarkan diri dari marabahaya dan meminta berkah.

Di gunung Klotok sendiri tepatnya di pelataran goa Selomangleng kemarin tepatnya pada tanggal 7 Juli diadakan ritual. Para warga berjalan dari pura sekitar pukul 16.00 dan sampai sekitar pukul 16.15 dikarenakan banyaknya peserta membuat peserta yang berkumpul semakin lama. Para warga dari berbagai agama berkumpul dan berjalan bersama menuju pelataran goa Selomangleng dengan berbagai baju adat atau batik. Satu dua dari mereka membawa buah dan sayuran yang dibentuk menyerupai tumpeng dan membawanya menuju pelataran goa Selomangleng. Sesampainya di pelataran, para warga duduk bersila untuk membaca doa disertai dengan dinyalakannya dupa. Dupa dupa tersebut diletakkan didepan patung yang berada di samping tangga. Waktu serasa berhenti ketika para warga hening membaca doa. Tetapi suasana hening tersebut tidak lama dikarenakan acara selanjutnya dimulai. Buah dan sayur yang dibentuk menyerupai tumpeng tersebut dilemparkan satu per satu dan yang menangkap buah dan sayur tersebut berhak memilikinya. Suasana berubah seratus delapan puluh derajat dari yang mulanya hening menjadi seru. Satu dua dari warga juga membawa nasi beserta lauk pauk untuk makan bersama. Para warga juga ikut makan makanan yang dibawa. Para warga terlihat gembira saat merayakan hari raya Islam tersebut.(RED_RAY)

Sumber : Wikipedia.org

NYADRAN SONOAGENG


ㅤHai, Sobat Pio! Kalian sudah pernah dengar belum sih? Kalau belum yuk, baca artikel ini. Nyadran berasal dari bahsa Sansekerta “Sraddha” yaitu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa sebagai ungkapan syukur kepada leluhur desa. Sonoageng ini diambil dari nama desa yang ada di Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk. Singo barong yang sedang kondisi mengamuk karena ada salah satu penonton yang bersiul. Sehingga tidak jarang kalau pangelaran jaranan berakhir dibubarkan karena ulah dari penonton. Padahal acara ini, adalah salah satu rangkaian dari acara nyadran yang ada di Desa Sonoageng. Nyadran ini adalah acara yang dianggap sakral dan suci, meskipun jaranan ini salah satu wahana tontonan yang ada di acara nyadran ini. Dimanapun tempatnya nyadran merupakan serangkaian acara yang sakral dan suci, sehingga dihimbau kepada masyarakat untuk tidak melalukan keributan saat melihat atau melakukannya. Acara ini digelar secara megah dan meriah, sehingga terdapat sub-sektor desa yang mengalami keuntungan.

ㅤProsesi nyadran biasanya digelar setiap setahun sekali yang bertepatan di bulan Juni-Juli selama 20 hari berturut-turut. Prosesi nyadran dimulai pada tahun 1994, nyadran sendiri dilakukan oleh masyarakat kecil yang masih memiliki hubungan keturunan dengan Mbah Sahid. Pada tahun 1994 sampai 1996 masyarakat Sonoageng masih dalam kondisi pro-kontra yang dimana pada tahun 1997 akhirnya masyrakat dapat menemukan dampak positif dan diadakannya nyadran. Sehingga muncul kesadaran partisipasi dari masyarakat Senoageng dengan ditandainya kerjasama dan dapat mengkoordinasi nyadran di tahun 1998. Kemeriahan nyadran memuat unsur-unsur ziarah yang tidak lepas dari sejarah Desa Senoageng.

ㅤSelain di Desa Sonoageng, nyadran ( bersih desa ) biasanya juga terdapat di Kota Kediri. Tetapi nyadran di Kota Kediri berbeda dengan nyadran di Desa Sonoageng. Nyadran di Kediri biasanya hanya melakukan pengajian atau doa bersama, agar masyarakat terhindar dari mara bahaya. Di Selomangleng nyadran dilakukan dengan membawa tumpeng hasil bumi. Masyarakat bisa membawa hasil dari panen mereka sendiri sendiri dan dijdikan satu menjadi tumpeng. (RED_FWD)

Sumber : https://www.goodnewfromindonesia.id

Tari Piring Warisan Budaya yang Memukau


   Hai, sobat Pio! Tari Piring adalah salah satu seni tari tradisional Indonesia yang kaya akan makna dan keindahan. Berakar dari budaya Minangkabau di Sumatera Barat, tarian ini tidak hanya memukau dari segi gerakan, tetapi juga melambangkan nilai-nilai kehidupan masyarakat Minang yang kaya akan nilai kebersamaan dan kebersihan. Tari Piring umumnya dilakukan oleh para penari wanita yang memegang piring atau mangkok kecil di tangan mereka. Gerakan yang teratur dan sinkron antara penari mencerminkan kekompakan dalam berkolaborasi sebuah nilai yang sangat dihargai dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau. Selain itu, penggunaan piring sebagai properti utama dalam tarian ini juga melambangkan kemakmuran dan kekayaan.

   Secara teknis, Tari Piring memerlukan keterampilan yang tinggi dari para penarinya. Mereka harus mampu mengendalikan gerakan tubuh dan ekspresi wajah dengan presisi tinggi sambil menjaga keseimbangan piring agar tidak terjatuh. Musik yang mengiringi tarian ini biasanya berasal dari alat musik tradisional seperti talempong, gendang, dan saluang, menciptakan atmosfer yang magis dan mendalam. Selain sebagai bagian dari upacara adat dan ritual keagamaan, Tari Piring juga sering ditampilkan dalam berbagai acara budaya dan festival di Indonesia maupun di mancanegara. Keberadaannya sebagai warisan budaya tak benda juga telah diakui oleh UNESCO, yang menjadikannya semakin berharga dan harus dilestarikan.

  Tidak hanya sebagai bentuk hiburan semata, Tari Piring mengajarkan kita tentang keindahan dalam kebersamaan, kekompakan, dan kekayaan budaya Indonesia yang luar biasa. Dengan setiap gerakannya yang gemulai dan penuh makna, Tari Piring terus mempesona dan membangkitkan rasa kagum terhadap kearifan lokal yang kaya dan mendalam. Sebagai penutup, Tari Piring bukan sekadar tarian untuk dinikmati, tetapi juga sebagai jendela ke dalam warisan budaya yang perlu dijaga, dipelihara, dan dilestarikan untuk generasi mendatang.(RED_AKF)

Sumber : https://www.kompasiana.com

PANJI ASMARABANGUN


   Hai, Sobat Pio! Panji adalah sebuah cerita yang sudah ada sejak zaman dahulu. Menurut pengurus museum Airlangga Kediri, cerita Panji berasal dari Kediri sejak abad 10 sampai 11 masehi. Cerita Panji sendiri sangat khas dengan 2 tokoh, yakni sang putra mahkota Raden Panji Inu Kertapati dan sang putri mahkota Dewi Sekartaji. Cerita Panji sendiri diduga dari Kediri dikarenakan bentang alam yang cocok seperti pada cerita Ande Ande Lumut. Ukiran Ande Ande Lumut juga terdapa pada Sanggar Budaya Nusantara di area goa Selomangleng.

   Ande Ande Lumut yang bernama asli Panji Asmarabangun adalah putra mahkota yang enggan menduduki tahta raja sehingga membuat raja murka. Asmarabangunpun memulai pengembaaraannya, mendaki gunung, melewati lembah, menyusuri sungai, mengikuti angin membawanya. Hingga pada suau desa, Asmara bangun bertemu seorang janda tua. Asmarabangun pun menyamarkan identitasnya menjadi Ande Ande Lumut. Ande Ande Lumut pun berniat untuk membantu kehidupan janda tersebut dengan cara membatu mencari kayu dan rutinitas lainnya guna menafkahi kehidupan janda tersebut. Ande Ande Lumut juga memiliki 2 Punokawan yang berbadan kecil tetapi memiliki beberapa kelebihan yang setia menemani perjalanannya.

   Di sisi lain, Dewi Sekartaji selaku putri mahkota mencari Asmarabangun. Gunung didakinya, Lembah dilewatinya, Hutan ditelusuriya, Hingga mengikuti kemana angin bertiup demi menemukan sang Panji Asmarabangun. Sebelum perjalanan ersebut, Dewi Sekartaji dibekali sebuah pusaka oleh ibunya. Hingga pada suatu perkampungan, Dewi Sekartaji bertemu dengan Wanita tua dengan ketiga anaknya. Mbok Rondo, adalah nama dari wanita tua tersebut. Ketiga anakya bernama Klenting Abang, Klenting Ijo, dan Klentig Biru. Dewi Sekartaji pun bergabung dengan mereka dan mendapatkan julukan Klenting Kuning.

   Tidak lama setelah itu, Ande Ande Lumut membuat sayembara mencari istri. Berita itupun terdengar oleh Mbok Rondo dan ketiga Klenting. Klenting Kuning yang sedang mencuci juga baru mendengar berita tersebut tetapi dia masih mengingat Panji Asmarabangun. 3 Klentingpun antusias mengikuti sayembara tersebut. Hingga bertemu sungai. Sungai tersebut arusnya deras, gelap nan dalam. Tidak lama muncul riak air yang meluas dengan perlahan hingga muncul mahluk besar. Yuyu Kangkang, berdiri dengan gagah, menawarkan tumpangan dengan syarat mencium pipi kepiting besar itu. Ketiga Klenting itu segera diseberangkan dan bergegas menemui Ande Ande Lumut.

   Beberapa saat setelah  itu, Klenting Kuning sampai di sungai tersebut dan ditawari hal yang sama. Dikareakan harga dirinya, Klenting Kuning menolak tawaran tersebut dan mengancamnya dengan mengacungkan pusaka hingga mengeringkn sungai Brantas. Yuyu Kangkang pun takut dan mengantarnya tanpa imbalan sepeserpun.

   Setibanya disana, Ketiga Klenting tampil menawan, sedangkan Klenting Kuning tampil apa adanya dan sedikit lusuh. Walaupun begitu, Ande Ande Lumut menolak ketiga Klenting dan lebih memilih Klnting Kuning.

   Cerita ini memiliki banyak versi. Tetapi, menurut pengurus museum Airlangga menceritakan versi diatas saat kunjungan. (RED_RAY)

Sumber : https://id.wikipedia.org/

Seni Tari


Hai, Sobat Pio! Tari merupakan ungkapan perasaan manusia. Diungkapkan dalam gerak yang indah. Menari merupakan kegiatan yang banyak manfaatnya. Bagi tubuh menari dapat menyehatkan karena gerakan-gerakannya mirip olahraga. Bagi otak menari sama halnya melatih otak untuk aktif sehingga terjadi di keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan. Seni sudah ada sejak awal keberadaan manusia. Homo sapiens, nenek  moyang kita yang paling awal yaitu manusia Cro-Magnon (33.000-10.000 SM), membuat lukisan dan mungkin juga musik, tari dan drama. Menggunakan bahan alami dari tmbuh-tumbuhan, manusia pertama tersebut menutupi dinding-dinding gua dengan lukisan binatang buruannya.

      Psikologi seni adalah bagian dri ilmu psikologi yang memfokuskan diri dari pertanyaan – pertanyaan yang beraitan dengan para pendukung dalam proses artistik, yaitu seniman,pengamat, dan kritikus. Diantara ketiganya peran seniman dan pengamat mendapat perhatian terbesar. Seorang psikolog seni terutama tertarik pada proses-proses psikologis yang memungkinan pencipaan dan tanggapan terhadap seni. Bagi jiwa, menari dapat memberi ketenangan karena gerakannya yang kadang lembut kadang  cepat bahkan lucu.

      Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih drai 700 suku bangsa di Indonesia,dapat dilihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia,dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri. Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah. Latar belakang  terbentuknya komunitas tari itu sendiri bermula dari hobi seseorang yang berinisiatif untuk membuat sebuah komunitas seni tari.

      Faktor yang berpengaruh, Dalam sudut pandang seni faktor yang berpengaruh terhadap seni itu sendiri bisa dari hobi. Upaya yang dapat meningkatkan prestasi adalah dengan diikut sertakan anak-anak bangsa untuk bisa mengikuti seni tari. Agar di masa yang akan datang tarian-tarian tradisional maupun modern tidak musnah atau hilang tanpa ada yang mengembangkan dan membudidayakan.(RED_MVA)

Sumber : https://www.kompasiana.com

Reog Ponorogo


Hai, Sobat Pio! Pasti kalian tidak asing lagi dengan kesenian ini, iya ini adalah salah satu kesenian yang berasal dari Jawa Timur. Nama “Reog” berasal dari kata “Reok” yang dalam bahasa Jawa berarti”tarian”. Reog adalah salah satu kesenian tertua yang tetap bertahan dari zaman ke zaman. Reog Ponorogo berfungsi sebagai hiburan rakyat dan mengandung unsur magis. Didalam Reog Ponorogo terdapat penari utama yaitu orang berkepala singa dengan hiasan bulu merak dengan berat mencapai 50-60 kg. Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mengusulkan tiga warisan budaya Indonesia menjadi budaya warisan Unesco. Ketiga budayayang diusulkan antara lain kesenian Reog Ponorogo dari Jawa Timur, alat musik Kolintang dari Sulawesi Utara, dan pakaian tradisional kebaya. Saat ini masih menunggu keputusan dari Unesco dan tiga ini menjadi target penyampaian Indonesia di Unesco, kami berharap keputusannya melalui komite warisan budaya. Agar warisan budaya Indonesia lebih berkembang lagi dan dilestarikan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Unesco akan melakukan sidang sekitar bulan Agustus atau bulan September 2024.

Ada dua bentuk Reog Ponorogo saat ini, yaitu Reog Obyong dan Reog Festival. Reog Obyong biasanya dipentasan dijalan dan untuk mengisi acara hajatan, bersih desa dan lainnya. Sedangkan Reog Festival saat ini suah mengalami modifikasi dan dipentaskan sesuai pakem tertentu. Reog Ponorogo menceritakan perang antara Kerajaan Kediri dengan Kerajaan Ponorogo. Pada saat raja Ponorogo yang berniat ingin melamar putri Kerajaan Daha yaitu Dewi Ragil Kuning, namun ditengah perjalanan raja Ponorgo dihadang oleh seorang singa barong dari Kerajaan Daha. Disaat itu Kerajaan Ponorogo dikawal oleh warok, warok adalah seorang pria yang berpakaian hitam dan mempunyai ilmu hitam yang mematikan. Sampai saat ini masyarakat Ponorogo masih mengikuti apa yang menjadi warisan budaya mereka.

Apa saja sih tokoh-tokoh dalam Reog? Iya tokoh-tokoh dalam Reog itu ada 5 yaitu:

1. Warok adalah wong kang sugih wewarah, artinya orang yang menjadi warokakan mengajarkan kepada orang lain tentang hidup yang baik.

2. Jathil adalah prajurit berkuda yang sedang berlatih di atas kuda

3. Bujang Ganong merupakan sosok seorang patih muda yang secara fisik cenderung buruk tetapi memiliki kesaktian dalam dirinya.

4. Klono Sewandono atau bisa disebut raja klono, seorang raja sakti yang sangat ampuh dan kemana saja dia membawa pecut.

5. Singo Barong adalah tokoh dan penari berkepala macan dan didominasikan bulu merak. (RED_FWD)

Sumber: https://id.m.wikipedia.org

GAMELAN


Hai, Sobat Pio! Kalian pasti tidak asing dengan Gamelan. Gamelan merupakan alat kesenian tradisional Indonesia. Membunyikan alat musik tersebut dengan cara dipukul-pukul. Barang yang sering dipukul disebut pukulan, barang yang sering diketok disebut ketokan atau kentongan, barang yang sering digembel disebut gembelan, kata gembelan ini bergeser atau berkembang menjadi gamelan. Dengan kata lain gamelan adalah suatu benda hasil dari benda itu digembel-gembel atau dipukul-pukul. Gamelan termasuk music perkusif. Perkembangan penggunaan gamelan untuk upacara ritual, bersifat keagamaan, pendidikan, media penerangan, dan lain-lain.

Pada abad-abad permulaan masehi kedatangan perdagangan Tiongkok bukan saja sebagai misi dagang tetapi juga sebagai misi kebudayaan. Dalam jumpa dagang mereka saling bercerita tentang pengalaman mereka masing-masing, juga sampai pada hal kepercayaan. Kepercayaan Tiongkok mempercayai bahwa roh nenek moyang mereka senang terhadap bunyi-bunyian. Karena alat-alat bunyi-bunyian dipergunakan demikian, maka alat-alat tersebut juga dikeramatkan. Perkembangan dari alat-alat inilah yang menjadi gamelan yang sekarang ini.

Dalam perkembangan unit-unit gamelan, musik-musik etnis di Indonesia 90% jenis musik perkusif artinya memainkannya dipergunakan alat pukul. Alat music etnis ritualis menjadi alat musik religius, kemudian menjadi musik sarana yaitu gamelan untuk dakwah, untuk sarana pendidikan, dan untuk media penerangan. Pada zaman gamelan sebagai sarana ini jumlah unitnya selalu mengalami penambahan antara lain ditambah macam-macam kendang, macam-macam alat musik petik, macam-macam alat musik gesek, bahkan tambur, terbang, jedor, bedug, dan lain-lain masuk kedalam musik gamelan.

Gamelan memang alat untuk mengiringi tari-tarian, gamelan bisa untuk mengiringi semua macam tarian-tarian seperti tarian klasik dan tarian modern. Selanjutnya gamelan dan pemujaan menurut sejarah gamelan mula-mulanya digunakan untuk pemujaan kepada roh-roh halus, maupun roh-roh leluhur atau upacara ritual. (RED_AHA)

Sumber : https://budaya.jogjaprov.go.id

Liang Liong


ㅤㅤHai, Sobat Pio! Kalian pasti tidak asing lagi bukan dengan kata Liang Liong? Liong adalah hewan mitologi yang berbentuk naga yang bijak. Liong sendiri melambangkan Dewa Kebijaksanaan yang turun ke bumi saat pergantian tahun baru Cina, untuk memberikan petuah dan wejangan pada semua orang yang merayakan. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤTarian naga (liang liong) adalah pertunjukan tradisional agar suatu festival atau acara-acara besar menjadi lebih meriah. Masyarakat China tradisional yakin bahwa pertunjukan tarian naga atau singa (selama Festival Musim Semi) merupakan salah satu cara untuk berdoa. Tujuannya untuk keberuntungan dan mengusir roh jahat. Tradisi itu yakni mengunjungi anggota keluarga, mendekorasi, memberikan hadiah, mengadakan makan keluarga besar, dan melakukan beberapa praktik keagamaan seperti memberikan persembahan kepada leluhur atau membakar dupa. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤHal-hal itu yang paling umum. Sebelum Imlek dimulai, tradisi lainnya adalah melakukan pembersihan rumah secara menyeluruh. Ada juga yang membeli pakaian baru untuk memulai tahun baru agar tampil lebih segar dan dengan catatan (keberuntungan) yang baik. Fakta unik lain tentang Imlek adalah mengenai kereta. Inilah waktu yang paling penting untuk reuni keluarga. Singa dalam barongsai diibaratkan oleh masyarakat China sebagai raja daratan, yang menguasai seluruh daratan tersebut. Barongsai dimainkan oleh dua orang, gerakan dalam barongsai terjadi secara alami dari imajinasi pemainnya itu sendiri. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤMemainkan barongsai harus mempunyai IQ tinggi di atas rata-rata, harus mempunyai imajinasi yang sangat tinggi saat di dalam tudung, agar bisa mengekspresikan singa tersebut kepada penonton. Uniknya, pemain barongsai dan liang liong di Vihara bukan berasal dari keturunan China saja, melainkan masyarakat pribumi asli yang menganut berbagai macam agama. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤGerakan khasnya adalah meliuk-liuk indah, dari kepala hingga ke ujung ekornya. Ukurannya yang besar membuat liong tak pernah lepas dari pandangan penonton pertunjukan ini. Awalnya kesenian Barongsai dan Liong sempat dilarang keberdayaan pada orde baru. Kesenian ini kembali boleh dipertontonkan secara umum pada masa kepemimpinan Presiden ketiga Indonesia, Abdurrahman Wahid.ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤKini, kelompok kesenian barongsai dan liong hampir dapat ditemui di berbagai penjuru daerah di Indonesia. Tidak hanya warga keturunan China saja yang tertarik menekuni kesenian ini, penduduk suku lain pun ada yang menekuni kesenian asal negeri tirai bambu ini. ( RED_DEW & RED_NKE) ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Sumber: https://suakaonline.com

Adat Suku Baduy


‎‎‎‎‎ㅤHai Sobat Pio! Suku Baduy adalah masyarakat adat yang hidup di sebuah wilayah di kawasan Pegunungan Kendeng, di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Jawa Barat. Nama Baduy merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut. Pendapat pertama munculnya nama Baduy berasal dari sebutan para peneliti Belanda yang melihat kemiripan mereka dengan kelompok Arab Badawi di Timur Tengah yang merupakan masyarakat dengan cara hidup berpindah pindah (nomaden).ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤMasyarakat di Suku Baduy ini termasuk kedalam sub suku Sunda. Suku Baduy ini belum terpengaruh oleh modernisasi dan masih memiliki tradisi serta adat khas yang hampir sepenuhnya terasing dari dunia luar. Suku Baduy memiliki tradisi upacara Seba artinya (persembahan) yang mendatangkan para panggede seperti pemerintah daeran Banten. Acara ini sudah diadakan sejak zaman kejayaan Kesultanan Banten.ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤSuku Baduy terdiri dari dua kelompok yaitu suku Baduy luar dan suku Baduy dalam. Dua kelompok suku ini memiliki perrbedaan terutama dalam hal berpakaian. Secara berpenampilan , suku Baduy dalam memakai baju dan ikat kepala serba putih, sedangkan suku Baduy Luar memakai pakaian hitam dan ikat kepala berwarna biru tua, selain itu masyarakat suku Baduy luar sudah menyerap budaya modern seperti naik kendaraan dan bersekolah.ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤHal yang menjadikan suku Baduy terkenal adalah dengan kearifan lokalnya yang terlihat pada rumah adat dari kayu dengan dinding anyaman bambu dan atap dedaunan.

Sejarah suku Baduy berkaitan dengan hal-hal seputar dewa. Suku Baduy percaya bahwa mereka adalah keturunan dari Batara Cikal. Batara Cikal memiliki peran untuk mengatur keseimbangan yang ada dibumi. Asal-usul suku Baduy juga sering dikaitkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama mereka. Tidak hanya itu, suku Baduy terdapat beberapa asal-usul namun yang paling terkenal adalah mereka merupakan keturunan dari Kerajaan Pajajaran.ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤPada abad ke-11 dan 12, Kerajaan Pajajaran menguasai daerah Banten, Bogor, Priangan, hingga Cirebon. Saat itu penguasa yang memerintah adalah Raja Prabu Bramaiya Maisatandraman atau Prabu Siliwangi. Lalu, pada abad ke-15 masuklah agama islam yang di bawa saudagar-saudagar asal Gujarat dan Sunan Gunung Jati.ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤKerajaan Pajajaran akhirnya semakin merosot karena rakyatnya banyak yang menganut agama islam. Akhirnya, Raja Senopati beserta para punggawa meninggalkan kerajaan dan masuk ke hutan belantara arah selatan, mengikuti hulu sungai. Mereka meninggalkan asalnya, seperti yang diusapkan dalam pantun upacara suku Baduy.ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤKeturunan mereka hingga saat ini menjadi penduduk Kampung Cibeo, orang suku Baduy Dalam yang masih memegang prinsip hukum adat dan kuat menjalankan kearifan lokal mereka.(RED_DEW & RED_NKE)

sumber: https://www.detik.com