Tradisi tahun baru Imlek di Indonesia


Hai, Sobat Pio! Tahun baru Imlek merupakan Perayaan terpenting bagi masyarakat Tionghoa, perayaan ini diawali oleh hari pertama pada bulan pertama di kalender Tionghoa atau biasa disebut kalender lunar dan diakhiri oleh Cap Gomeh pada tanggal ke-15. Nah, biasanya saat Tahun BaruImlek ini Orang Tionghoa akan membagikan angpao ke kerabat terdekat ataupun menggunakan benda serba merah. Sebenarnya, Orang Tionghoa memiliki banyak tradisi lain saat Imlek tiba, mau tahu apa saja tradisinya? Simak artikel ini dengan baik Sobat Pio!

Yang pertama, penggunaan serba warna merah. Tradisi ini dipercayai oleh orang  Tionghoa dengan makna bahwa warna merah dapat membawa keberuntungan bagi pemakainya. Selain itu, warna merah juga melambangkan kesejahteraan dan kekuatan. Warna merah juga dipercaya dapat mengusir nian atau seekor raksasa pemakan manusia dari pegunungan. Nian akan keluar saat musim semi tiba atau saat tahun baru imlek. Oleh karena itu, warga Tionghoa selalu menggunakan barang apapun yang berwarna merah. Selanjutnya, membersihkan rumah. Membersihkan rumah sebelum imlek ini dilakukan karena, saat Tahun Baru Imlek tiba orang Tionghoa dilarang untuk membersihkan rumah. Selain itu membersihkan rumah juga  dipercaya dapat membersihkan kesialan yang dapat menghalangi datangnya keberuntungan. Setelah itu Masyarakat Tionghoa akan berkumpul dengan sanak saudara. Tradisi ini diharapkan dapat mempererat tali persaudaraan. Saat berkumpul bersama, masyarakat Tionghoa akan kompak menggunakan busana bernuansa merah.

Tradisi selanjutnya adalah mengharapkan hujan. Tahun Baru Imlek juga identik dengan hujan. Saat Imlek tibaMasyarakat Tionghoa sering mengharapkan turun hujan. menurut kepercayaan mereka hujan pembawa rezeki dan juga berkah. Oleh karena itu, setiap tahun Baru Imlek tiba pasti akan turun hujan. Tradisi selanjutnya sering ditunggu-tunggu oleh anak-anak, tradisi ini adalah membagi angpao. Imlek belum sah jika belum membagikan angpao. Angpao merupakan sejumlah uang yang dimasukkan ke dalamamplop. Angpao dibagikan oleh anggota keluarga yang sudah berkeluarga dan memiliki rezeki lebih yang akan diberikan kepada anak-anak dan anggota keluarga yang belum menikah. Menurut Masyarakat Tionghoa, wanita atau pria yang lajang dilarang untuk memberikan angpao karena dikhawatirkan akan kesulitan menemukan jodoh.

Nah, itu tadi merupakan beberapa tradisi Tahun BaruImlek yang biasa dilakukan oleh Masyarakat Tionghoa. Selamat Tahun Baru China! Semoga keberuntungan tidak pernah meninggalkan ambang pintu kalian dan terus memberkati kalian.(RED_SYL)

Sumber:-https://www.orami.co.id/

Tradisi Natal Unik di Berbagai Daerah Indonesia


Hai Sobat Pio, Bulan Desember tentunya sangat identik dengan perayaan hari raya natal. Tepatnya pada tanggal 25 Desember para umat kristiani akan mendatangi gereja dan beribadah disana. Pada setiap daerah di Indonesia pastinya memiliki tradisi tersendiri untuk merayakan hari raya natal ataupun hari besar keagamaan lainnya. Tradisi tersebut tentunya akan disesuaikan dengan tradisi setempat. Nah, tradisi perayaan natal dibeberapa daerah ini tergolong unik loh, Sobat Pio! Berikut beberapa tradisi natal diberbagai daerah Indonesia :

1. Pertama, ada Rabo-rabo dari Jakarta. Sebenarnya, tradisi ini hanya dapat dijumpai di Cilincing, Kampung Tugu. Setelah pergi ke gereja umat kristiani akan mengunjungi rumah-rumah tetangga dan diiringi oleh musik keroncong. Warga yang dikunjungi akan bergabung dengan rombongan, menari dan turut mengunjungi warga yang lain. Setelah semua warga berkumpul, mereka akan saling menaburkan bedak warna-warni sebagai tanda saling memaafkan dan penebusan dosa.

2. Selanjutnya, tradisi dari Manado. Pada awal Bulan Desember, Warga Manado akan memenuhi jalanan-jalanan yang ada di Manado dengan menggunakan kostum sinterklas dan membagikan hadiah dari pintu ke pintu lainnya. Pada saat puncak perayaan natal, para umat kristiani akan mengunjungi makam para keluarga ataupun kerabat mereka. Pada awal Bulan Januari akan diadakan Kunci Taon, orang-orang akan berparade mengelilingi kampung dengan menggunakan kostum unik.

3. Terakhir, ada tradisi dari Bali. Namanya adalah tradisi Ngejot dan Penjor. Tradisi ini dilakukan dengan cara membagi-bagikan makanan kepada para tetangga maupun kerabat terdekat. Selain itu, para umat kristiani juga akan menghiasi depan rumah dan gereja menggunakan janur kuning. Penjor sendiri memiliki makna sebagai naga Basuki yang memiliki arti kemakmuran dan kesejahteraan. Selain itu, ketika beribadah di gereja, mereka akan mengenakan kain tradisional, seperti kebaya, selendang, dan kain kamen berwarna hitam dan putih

Nah, itu tadi merupakan tradisi-tradisi unik yang ada di Indonesia. Semoga perayan natal tahun ini dipenuhi oleh kegembiraan dan kebahagiaan.(RED_SYL)

Sumber:-https://akupintar.id/

 

 

Kain Ulos dari Batak


Hai, Sobat Pio! Ulos atau biasa disebut kain ulos merupakan kain tenun khas Suku Batak. Pada dasarnya kain ulos dipakai untuk pakaian sehari-hari. Selain itu, ulos juga sering digunakan untuk penutup kepala maupun selendang. Bagi masyarakat batak, ulos merupakan benda yang memiliki kedudukan dan kekuatan tertinggi. Sehingga banyak pantangan dan larangan yang harus selalu diperhatikan. Contohnya, panjang ulos harus mengikuti aturan tertentu, jika aturan tersebut tidak dipakai maka dapat berakibat maut pada ‘tondi’ atau roh si penerima ulos. Sebaliknya, apabila ulos dibuat sesuai dengan aturan dengan ukuran dan pola tertentu, maka ulos dapat dijadikan sebagai pembimbing dalam kehidupan.

Ulos juga memiliki ragam jenisnya loh, Sobat Pio! Salah satunya adalah hande-hande. Ulos jenis ini biasa digunakan oleh laki-laki pada bagian atas. Untuk bawahnya biasa disebut singkot. Pembuatan kain ulos ini menggunakan teknik tenun yang biasa digunakan untuk pembuatan kain songket. Bahan utama ulos adalah benang kapas yang diwarnai dengan cara merendam benang ke dalam pewarna alami yang berasal dari tanaman. Tanaman-tanaman tersebut  adalah kunyit, kayu secang, mengkudu, dan tanaman indigo. Pada setiap pangkal ulos terdapat rambu atau benang yang dipintal. Biasanya terdiri dari 5 atau 10 rambu ataupun sesuai dengan lebar kain ulos tersebut. Antara badan ulos dan rambu akan dibuat sirat (corak) yang berfungsi untuk menyatukan ulos itu sendiri agar benangnya tidak lepas, sekaligus sebagai hiasan untuk memberikan kesan indah pada ulos.

Orang Batak biasanya akan memberikan kain ulos kepada orang lain sebagai penanda sebuah ikatan kasih sayang ataupun penghormatan. Ulos inilah yang kemudian menjadi pakaian yang identik dengan Suku Batak. Asal-usul pembuatan kain ulos ini pun sangat lah unik, nenek moyang Suku Batak dulunya hidup di daerah pegunungan. Mereka yang bekerja di ladang membuat mereka harus terbiasa dengan dinginnya cuaca. Karena inilah maka ulos dibuat. Ulos dapat diartikan sebagai selimut yang menghangatkan tubuh dan melindungi diri dari terpaan udara dingin. Nah, itu tadi merupakan definisi dari kain ulos. Mulai sekarang ayo kita cintai kebudayaan – kebudayaan yang ada di Indonesia, kalau bukan kita siapa lagi? (RED_SYL)

Sumber:https://amp.kompas.com/

Karya seni aplikasi dan cara pembuatannya


Hai, Sobat Pio! Kalian pernah dengar tentang Karya seni aplikasi tidak? Atau mungkin Sobat Pio pernah membuat karya seni aplikasi tapi kalian tidak tau nama karya tersebut. Karya seni aplikasi adalah teknik hias yang biasa diterapkan dalam seni jahit-menjahit. Cara menerapkan karya seni ini juga mudah. Kita dapat membuat karya ini dengan cara menempelkan berbagai kain yang dihias menyerupai bentuk binatang, bunga, dan lain sebagainya.
Karya seni ini sering diterapkan dalam kerajinan jahit-menjahit. Kalian dapat membuat potongan hiasan kemudian menempel atau menjahitnya dalam media kertas atau kain. Karya seni aplikasi memiliki teknik yang sama seperti, karya seni montase, mozaik, dan kolase. Karya seni aplikasi dapat dibuat oleh siapa saja. Untuk bahan-bahannya pun mudah didapatkan, selain itu kita bisa memanfaatkan bahan sisa yang tidak digunakan. Dalam pembuatan karya seni ini bisa dibuat dengan menjahit manual. Cara membuat karya seni aplikasi sangatlah mudah. Berikut ini adalah cara pembuatannya.
1. Pertama, pilih desain dan bahan kain. Gunakan bahan kain yang cocok dengan desain yang kamu pilih dan pertimbangkan pula warna yang ingin diaplikasikan.
2. Selanjutnya, gambar atau jiplak desain di selembar kertas. Jika desain sudah selesai, gunting dengan hati- hati menggunakan gunting yang tangkas.
3. Persiapkan bahan dasar untuk merekatkan aplikasi.
4. Tempelkan aplikasi sesuai pola kain yang telah dipotong pada bahan dasar.
5. Supaya lebih rapi, jahitlah dengan teknik sederhana, atau bisa juga dengan teknik jahit sulam.
6. Rapikan benang yang sudah diaplikasikan dari sisi belakang karya.
7. Setrika bahan dasar (kain, kaos, tas, atau bahan lainnya) agar lebih halus dan rapi.
Dari artikel di atas, karya ini sering digunakan pada kerajinan seni hias. Umumnya, karya seni ini dimanfaatkan untuk kebutuhan estetika seperti hiasan dinding, pajangan, cendera mata, dan lain-lain. Karya seni aplikasi ini juga dapat digunakan untuk sarung bantal, taplak meja, tempat dan lain sebagainya. Selain itu karya seni ini bisa dimanfaatkan untuk menutupi baju atau celana yang robek. (RED_SYL)

Sumber : https://www.detik.com

Beberapa Jenis Ogoh – ogoh yang Terkenal di Indonesia


Hai, Sobat Pio! Kalian tau ga sih apa itu ogoh-ogoh? Ogoh-ogoh merupakan patung yang terbuat dari bambu dan kertas yang berbentuk raksasa. Biasanya ogoh-ogoh diarak keliling desa pada saat menjelang perayaan Nyepi dan akhirnya dibakar. Untuk Perayaan Nyepi sendiri dirayakan sekitar bulan Maret tiap tahunnya. Ogoh-ogoh sendiri berasal dari kata ogah-ogah yang memiliki arti digoyang-goyangkan. Ogoh-ogoh ini hanya sebagai pelengkap upacara agama Hindu yakni pada upacara tawur agung kesanga (sehari sebelum perayaan Nyepi). Untuk jenis ogoh-ogoh sendiri dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

1. Ogoh-ogoh Bhuta Kala

Ogoh-ogoh bhuta kala ini memiliki ciri ciri seperti ukuran tubuh besar dan tinggi, matanya besar mendelik (melotot), mukanya tampak garang, mulut dan hidungnya besar dengan gigi besar mengkilap dan taringnya runcing, perutnya buncit, kuku panjang dan runcing, dan memiliki rambut yang gimbal dan berantakan.

2. Ogoh-ogoh Ithiasa

Ogoh-ogoh jenis ini dibuat berdasarkan cerita pewayangan Mahabarata dan Ramayana. Dari cerita-cerita tersebut masyarakat mengekspresikan imajinasinya ke dalam bentuk ogoh-ogoh. Kisah yang sering diambil oleh masyarakat dalam mengekspresikan seninya adalah kisah penculikan Dewi Shinta oleh Raksasa Rahwana dalam kisah Ramayana. Ogoh-ogoh jenis ini sering dipajang di pinggir jalan setelah diarak – arak keliling desa dan dapat dijadikan sebagai ajang foto bagi wisatawan yang kebetulan lewat dan melihat ogoh-ogoh tersebut.

3. Ogoh-ogoh Kotemporer

Ogoh-ogoh jenis ini kisahnya diambil dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan sering dijadikan tempat untuk mengkritik. Jadi ogoh-ogoh kotemporer imajinasinya berdasarkan permasalahan sosial yang sering terjadi dan sifatnya sebagai pembawa pesan kepada masyarakat. Umumnya ogoh-ogoh seperti ini memiliki gaya yang unik dari ogoh-ogoh jenis lainnya.

Selain wujud Raksasa, ogoh-ogoh sering pula digambarkan dalam wujud makhluk – makhluk yang hidup di Mayapada, Surga dan Neraka, seperti naga, gajah, Widyadari, bahkan dalam perkembangannya, ada yang dibuat menyerupai orang-orang terkenal, seperti para pemimpin dunia, artis atau tokoh agama bahkan penjahat. Selain itu, ogoh-ogoh juga ada yang menggambarkan sesuatu yang berbau politik atau SARA walaupun sebetulnya hal ini menyimpang dari prinsip dasar ogoh-ogoh. Contohnya ogoh-ogoh yang menggambarkan seorang teroris.

Banyak wisatawan yang antusias untuk sekedar melihat ataupun mengabadikan ogoh-ogoh yang mereka temui di jalanan sebelum ogoh-ogoh tersebut dibakar. Nah itu tadi merupakan definisi dan jenis dari ogoh-ogoh. Apakah Sobat Pio tertarik untuk melihatnya langsung? (RED_SYL)

Sumber : https://travel.tribunnews.com

Seni Patung Konstruksi


Hai, Sobat Pio! Tahukah kalian? Seni patung di Indonesia sudah berkembang pesat sejak lama di berbagai daerah. Patung merupakan benda tiga dimensi yang memiliki tinggi, panjang, dan lebar. Terdapat beragam jenis seni patung, salah satunya seni patung konstruksi. Seni patung konstruksi adalah seni membuat patung dengan cara menyusun bahan, baik dengan kerangka atau tanpa kerangka.

Seni patung konstruksi umumnya menggunakan teknik menyusun. Menyusun yaitu teknik membentuk dengan menggunakan bahan berupa aneka bahan alam, bahan buatan, bahan limbah, dan lainnya. Contohnya bahan yang berbentuk balok, lembaran, bahan jadi, bahan setengah jadi, serta potongan bahan limbah. Dari bahan-bahan tersebut, proses pembuatan dilakukan dengan menyusun atau mengkonstruksi dan memanipulasi bahan yang dipilih menjadi kreasi bentuk patung. Misalnya model publik figur, robot-robotan, kendaraan, abstrak, hewan, dan masih banyak lainnya. Patung konstruksi yang dibuat dari bagian-bagian bahan dapat digabungkan dengan cara dilem, dipaku, dilas, dan lain sebagainya sesuai jenis dan bahan yang digunakan.
Berikut contoh patung konstruksi bersejarah, di antaranya:

1. Monumen B.J. Habibie
Dibangun oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo pada tahun 2018 untuk menghargai jasa-jasa Presiden Republik Indonesia ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie. Monumen ini menjadi bentuk apresiasi tertinggi masyarakat Gorontalo di bidang Kedirgantaraan kepada salah satu putra terbaik bangsa yang berasal dari Gorontalo.

2. Patung Garuda Wisnu Kencana
Patung ini berdiri menjulang di dalam kompleks Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana dan merupakan karya pematung terkenal Bali, I Nyoman Nuarta. Monumen ini dikembangkan sebagai taman budaya dan menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia. Patung tersebut berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah Dewa Pemelihara (Sthiti), mengendarai burung Garuda. Tokoh Garuda dapat dilihat di kisah Garuda & Kerajaannya yang berkisah mengenai rasa bakti dan pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan yang akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu.

3. Patung Liberty
Suatu patung berukuran raksasa yang terletak di Pulau Liberty, di muara Sungai Hudson di New York Harbor, Amerika Serikat. Patung ini dihadiahkan Perancis untuk Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dan merupakan suatu simbol selamat datang untuk pengunjung, imigran, dan orang Amerika yang kembali.

Nah Sobat Pio, itu tadi sedikit penjelasan tentang Seni Patung Konstruksi. Sekian artikel hari ini semoga bermanfaat, sampai jumpa di edisi selanjutnya. (RED_IRA)

Sumber : https://www.kompas.com

Beberapa Mitos di Malam Satu Suro


 

Hai, Sobat Pio! Tahukah kalian, bagi kebanyakan masyarakat Jawa, bulan suro masih dianggap keramat (suci) atau sakral. Malam satu suro memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Jawa. Setiap tahun, masyarakat Jawa menggelar kirab malam satu suro untuk merayakan pergantian tahun dalam kalender Jawa. Merujuk pada kalender Jawa, malam satu suro 2022 jatuh pada 29 Juli 2022 dimulai sejak sesudah waktu maghrib. Penanggalan malam satu suro sama dengan kalender Islam tahun baru Islam 1 Muharram. Bulan Suro atau disebut juga Sasi Sura ini adalah bulan pertama dalam kalender Jawa. Kalender Jawa sendiri adalah sistem penanggalan yang digunakan Kesultanan Mataram pada masa kepimpinan Sultan Agung Hanyakrakusuma tahun 1613-1645.

Ada banyak mitos yang beredar terkait dengan malam satu suro. Orang-orang meyakini akan muncul musibah tepat di malam Satu Suro sehingga ada banyak larangan yang diterapkan saat memasuki malam Satu Suro. Berikut ini beberapa mitos dimalam Satu Suro dilansir dari berbagai sumber.

1. Dilarang Pergi Ke Luar Rumah

Salah satu pantangan di malam Satu Suro adalah tidak boleh bepergian ke luar rumah. Jika tetap nekat pergi ke luar, ada mitos yang mengatakan kesialan dan juga keburukan akan datang menimpa orang tersebut.

2. Dilarang Pindah Rumah

Mitos lainnya yaitu orang jawa tidak boleh pindah rumah pada saat malam Satu Suro. Karena hal itu, terdapat penanggalan dalam kalender jawa jika akan pindah rumah.

3. Tidak Mengadakan Pesta

Menurut masyarakat Jawa yang percaya dengan penanggalan jawa, mereka tidak boleh mengadakan pesta di bulan Suro. Termasuk menikahkan anaknya di bulan Suro.

4. Menjaga Lisan

Bulan Suro dianggap sebagai bulan sial, namun doa-doa yang dipanjatkan akan mudah terkabul. Sama halnya ketika mengeluarkan perkataan yang buruk, maka masyarakat dianjurkan untuk menjaga lisannya.

5. Makhluk Halus Bergentayangan

Di malam Satu Suro akan diselimuti misteri menyeramkan seputar makhluk halus. Konon, pada malam tersebut, makhluk gaib dengan berbagai jenis akan bergentayangan karena malam itu merupakan pestanya makhluk gaib. Pada malam Satu Suro biasanya ada sejumlah tradisi yang berkembang di lingkungan masyarakat. Malam Satu Suro sendiri ini sangat kental dengan budaya Jawa. Umumnya di Yogyakarta terdapat tradisi kirab atau iring-iringan rombongan masyarakat sembari membawa keris. Selain itu, para pelayan keraton juga membawa hasil kekayaan alam yang membentuk gunungan tumpeng dan benda pusaka sebagai sajian khas iring-iringan kirab Malam satu Suro. Sementara itu di Solo, perayaan malam Satu Suro akan ada tradisi kebo (kerbau) bule. Kebo bule ini menjadi daya tarik warga yang menonton perayaan malam satu Suro. Konon katanya, tradisi kebo bule ini dianggap keramat oleh warga setempat. Pasalnya, Kebo Bule Kyai Slamet ini bukan kerbau sembarangan, sebab hewan ini salah satu pusaka penting keraton.

Nah, Sobat Pio! Itu tadi sedikit penjelasan mengenai malam Satu Suro, kalender Jawa, dan beberapa mitos di malam Satu Suro. Sekian artikel kali ini, semoga bermanfaat dan sampai bertemu di edisi selanjutnya. (RED_SNH)

Sumber : https://www.suara.com

Fakta dan Misteri Pertunjukan Leak yang ada di Pulau Bali


Hai, Sobat Pio! Seperti yang kalian sudah tahu, bahwa Pulau Bali yang selalu menjadi tujuan pariwisata masyarakat Indonesia bahkan sampai orang asing. Karena memiliki pesona keindahan alam yang sangat mengagumkan serta adat istiadat warga setempat yang masih sangat kental. Tidak hanya itu, tetapi terdapat ciri khas tersendiri yang terletak pada pertunjukan kesenian daerah yang sering ditampilkan. Seperti yang akan kita bahas pada artikel kali ini, yaitu pertunjukan Tari Leak. Pertunjukan Tari Leak merupakan salah satu kesenian di Pulau Bali yang menjadi daya tarik para wisatawan. Namun di sisi lain, pertunjukan Leak Bali tersebut menyimpan cerita mistis yang menarik untuk diketahui. Sebagian orang mungkin tidak asing lagi dengan sosok Leak.
Leak merupakan salah satu kisah mitologi legendaris Indonesia yang berasal dari Pulau Bali. Dalam mitologi Bali, Leak adalah sebuah ilmu yang bernama Aji Pengeleakan. Sosoknya digambarkan sebagai makhluk raksasa yang memiliki mata besar, bergigi tajam dengan perawakan tinggi besar, serta berbulu dengan lidah yang menjulur panjang. Selain itu, konon seseorang yang menguasai ilmu Leak dapat menjelma menjadi bola api atau binatang seperti babi, harimau, kera, dan hewan lainnya.
Leak di Bali kerap diidentikkan dengan perilaku jahat para penganut ajaran kiri atau pengiwa yaitu berupa kepala manusia dengan organ-organ yang masih menggantung di kepala tersebut. Leak dikatakan dapat terbang untuk mencari wanita hamil, yang kemudian menghisap darah bayi yang masih di kandungan.
Menurut kepercayaan orang Bali, Leak merupakan manusia biasa yang mempraktikkan sihir jahat dan membutuhkan darah embrio agar dapat hidup. Dikatakan juga bahwa Leak dapat mengubah diri menjadi babi atau bola api, sedangkan bentuk Leak yang sesungguhnya memiliki lidah yang panjang dan gigi yang tajam. Beberapa orang mengatakan bahwa sihir Leak hanya berfungsi di Pulau Bali, sehingga Leak hanya ditemukan di Bali.
Leak dan ilmu pengeleakan hingga saat ini masih dipercaya dan ditakuti oleh sebagian besar masyarakat Bali. Praktik Leak sebagai ilmu sekaligus hantu, konon hingga kini masih dijumpai di berbagai tempat di Pulau Bali tersebut.
Nah, Sobat Pio itu tadi sedikit penjelasan tentang pertunjukan Tari Leak dan bagaimana cerita sosok Leak itu. Sekian artikel kali ini, sampai jumpa diedisi selanjutnya. (RED_NAA)
Sumber : https://www.goodnewsfromindonesia.id

Sejarah Angklung, Jenis, dan Cara Bermain


Hai, Sobat Pio! Apakah kalian sudah tahu jika alat musik ini sudah ada di beberapa negara? Sobat Pio pastinya bangga dong dengan alat musik tradisional yang sudah mendunia ini. Nah, kali ini kita bahas sedikit tentang Angklung. Angklung merupakan salah satu alat musik tradisional Indonesia, tepatnya berasal dari Jawa Barat. Angklung merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari bambu-bambu, Dimana cara memainkannya dengan cara digoyangkan sehingga menghasilkan bunyi nada.
Angklung memiliki sejarah yang panjang dan sudah ada sejak dulu hingga berkembang sampai sekarang. Sejarah angklung awalnya merupakan salah satu alat bunyi-bunyian yang digunakan untuk upacara-upacara yang berhubungan dengan padi. Angklung tidak digunakan sebagai kesenian murni, melainkan sebagai kesenian yang berfungsi dalam kegiatan kepercayaan. Angklung hadir sejak zaman hindu, angklung pernah dipakai pada upacara ritual keagamaan (persembahyangan) sebagai pengganti bel yang digunakan oleh seorang pendeta hindu dalam upacara keagamaan.
Pada masa Kerajaan Pajajaran (Hindu), angklung pernah dijadikan sebagai alat musik korp tentara kerajaan dan pada saat terjadinya perang Bubat. Angklung dibunyikan oleh tentara kerajaan sebagai pembangkit semangat juang atau tempur. Tidak diketahui kapan angklung mulai dibuat. Alat musik ini berkaitan erat dengan bambu, dimana sejak dahulu bambu memang akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Bambu sering digunakan untuk membuat rumah, perabot rumah tangga, dan kerajinan. Bahkan bambu juga sering digunakan sebagai bahan makanan. Begitu juga dengan alat musik di Indonesia, banyak sekali alat musik yang menggunakan bambu, misalnya seruling, kolintang, calung, dan sebagainya.
Angklung pentatonis atau angklung tradisional dibagi menjadi beberapa jenis, yakni: Angklung Kanekes, Angklung Dogdog Lojor, Angklung Gubrag, Angklung Badeng, dan Angklung Buncis. Angklung Modern atau Diatonis (Angklung Daeng) besar kecilnya angklung yang digunakan biasanya disesuaikan dengan usia pemain yang akan memainkan lagu dalam penampilan angklung.
Hal dasar yang harus dipahami agar bisa memainkan angklung dengan baik dan benar sehingga menghasilkan suara yang enak. Cara memegang angklung adalah hal pertama yang harus diperhatikan oleh pemain angklung. Ketepatan cara memegang angklung ini penting untuk kenyamanan dan bertujuan untuk menghasilkan bunyi yang benar. dalam bermain angklung ada 3 dasar, ketiganya akan menghasilkan jenis suara yang berbeda, yaitu: 1. Kurulung yaitu teknik dasar memainkan angklung dengan cara menggentarkan tabung suara, 2. Centok (staccato) yaitu teknik dasar memainkan angklung dengan cara memukul tabung angklung horisontal pada bagian dasar angklung oleh telapak tangan, 3. Tangkep yaitu teknik dasar memainkan angklung dengan cara menggetarkan tabung besar saja.
Nah, Jadi itu tadi sedikit penjelasan tentang sejarah angklung, jenis angklung, cara bermain angklung. Mungkin Sobat Pio bisa menjadi penerus alat musik tradisional ini, sekian artikel hari ini sampai bertemu di edisi selanjutya. (RED_AFH)

Sumber: https://www.kompas.com

Kebo-keboan Banyuwangi


Hai, Sobat Pio! Sejak dahulu di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ada sebuah upacara tradisi khusus untuk menghalau wabah penyakit. Tradisi itu sudah berlangsung sejak lama dan masih terus diselenggarakan sampai saat ini. Nama tradisi ini adalah Kebo-keboan atau dalam bahasa Indonesia berarti “kerbau jadi-jadian”. Kebo-keboan merupakan salah satu upacara adat Banyuwangi, Jawa Timur. Upacara Kebo-keboan merupakan wujud rasa syukur masyarakat suku Osing terhadap hasil panen yang mereka terima. Selain itu, ritual ini juga berfungsi sebagai upacara bersih desa agar masyarakat terhindar dari bahaya.

Sesuai dengan namanya, kebo-keboan dilakukan dengan mengarak kerbau. Namun, kerbau yang digunakan bukan kerbau sungguhan, melainkan manusia yang berdandan seperti kerbau dengan dilumuri cat berwarna hitam pekat beserta aksesoris tanduk di kepala dan jadilah kerbau yang siap diarak. Dalam ritual adat tersebut, warga yang berdandan kebo-keboan (kerbau) nantinya akan mengelilingi penonton, kemudian satu persatu menceburkan penonton ke dalam kubangan. Penonton tersebut akan ditarik lalu dicampakkan ke kubangan dengan sangat kuat, hingga orang itu melayang akrobatik lantas mendarat di kubangan dengan sangat keras.
Mengenai hal ini, ada cerita tutur sejak masa leluhur yang tetap dipegang teguh oleh generasi masa kini di Desa Alasmalang. Di Banyuwangi sendiri ada dua upacara tradisi sejenis. Selain di Desa Alasmalang, ada juga tradisi Keboan di Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur. Meskipun mirip, upacara tradisi di kedua desa ini memiliki sejumlah perbedaan. Begitu seterusnya ritual ini dilakukan, sampai semua orang yang ada di tempat itu berlumuran lumpur seperti main kebo-keboan. Diiringi musik khas Banyuwangi, hal ini dilakukan untuk meminta berkah keselamatan dan wujud bersih desa.
Upacara Kebo-keboan dilaksanakan satu tahun sekali, Tepatnya di hari Minggu antara tanggal 1 sampai 10 bulan Sura. Hari Minggu dipilih karena pada hari ini seluruh masyarakat tidak sedang bekerja. Sementara pemilihan bulan Sura dikarenakan masyarakat Jawa percaya bulan ini merupakan bulan yang keramat. Upacara tradisi ini dimulai pada pukul 08.00 WIB. Upacara dimulai dengan doa dan makan tumpeng bersama. Jumlah tumpeng yang disediakan dalam acara makan bersama ada 12 buah. Jumlah itu melambangkan perputaran kehidupan manusia, 12 jam sehari dan 12 jam semalam.
Ritual ini diakhiri dengan prosesi membajak sawah dan menabur benih padi oleh kebo-keboan di petak sawah yang telah disediakan. Dalam prosesnya, benih padi yang nantinya ditabur oleh Dewi Sri ini akan banyak diperebutkan warga, karena diyakini bibitnya akan menghasilkan hasil panen yang lebih berlimpah.

Banyak sekali budaya yang ada di Indonesia ini ya, Sobat Pio. Sebagai generasi penerus yang baik, sebaiknya kita harus tetap melestarikan budaya-budaya ini. Itu tadi sedikit penjelasan tentang kebo-keboan yang berada di Banyuwangi, semoga bermanfaat dan sampai bertemu di edisi selanjutnya. (RED_INZ)

Sumber : http://m.merdeka.com