Hai, Sobat Pio! Media sosial merupakan wadah untuk menuangkan ekspresi. Banyak pengguna media sosial yang merasa gaya hidupnya sudah ketinggalan zaman dan berusaha mengubahnya agar sesuai dengan standar yang dia lihat di media sosial. Konten-konten yang dipublikasikan di media sosial hanyalah potongan kecil dari kehidupan yang sebenarnya. Konten-konten yang dipublikasikan di media sosial hanyalah potongan kecil dari kehidupan yang sebenarnya. Media sosial juga dikenal dengan low-privacy. Bahkan hal-hal yang bersifat privasi seperti latar belakang keluarga dan identitas pribadi sering menjadi bahan perbincangan netizen. Standar media sosial bisa memunculkan ketidakpercayaan diri bagi audiensnya yang disebabkan dengan adanya tren maupun konten yang bersifat flexing atau perilaku pamer. Konten flexing menyajikan berbagai pencapaian seperti pendidikan, karir, hingga kondisi finansial. Contoh dampak dari konten flexing bisa berupa stigma yang mengharuskan untuk menempuh pendidikan di luar negeri karena kerap mendapatkan lowongan pekerjaan yang lebih banyak, padahal dengan menempuh jenjang pendidikan di dalam negeri bukan berarti menutup kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan.Tips cara memerangi standar media sosial adalah pertama, merenungi dan menyadari kemampuan kita yang dapat memahami bahwa bentuk kesuksesan itu relatif dan datang dari berbagai aspek. Kedua, batasi screentime media sosial, sibukkan diri kamu dengan membaca, melukis, olahraga, dan beragam aktivitas lainnya yang tidak hanya mencerahkan suasana hati tetapi juga bisa menambahkan skill baru. Ketiga, jagalah privasi dan terapkan stoicism mindset, dengan menjaga privasi kehidupan kita di dunia maya, kita jauh lebih tenang dan tidak ikut pusing mengikuti standar media sosial yang ada, stoicism mindset juga dapat menjadi solusi untuk menjalani hidup lebih tenang, stoicism mindset adalah sebuah pola pikir yang mengajarkan kita untuk fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan dalam hidup dan menerima dengan lapang dada akan hal-hal yang tidak bisa kita ubah. Kita dapat memandang dunia dengan lebih bersyukur dan menerima hal-hal yang kita punya sekarang. Jadi, standar orang-orang bukanlah acuan hidup kita, marilah bijak dalam bermedia sosial. (RED_RAD)
Sumber : mediapijar.com