Tradisi Pemakaman Unik dan Mengerikan di Tibet


Hai, Sobat Pio! Apakah kalian sudah tau ada tradisi pemakaman unik yang dijalani oleh masyarakat Tibet? yaitu Tradisi Pemakaman Langit. Tradisi pemakaman langit di Tibet ini merupakan ritual tradisional Buddhisme Tibet, untuk mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang sudah meninggal. Orang yang masih menjalankan ritual ini adalah Biara Buddha Tibet tradisional yang sangat terpencil didekat Tagong Sichuan Timur Laut. Tempatnya pun berada di puncak gunung, serta dikelilingi oleh lautan bendera doa Tibet dan sebuah lempengan batu. Biasanya manusia ketika sudah meninggal, jasad mereka akan dikubur atau dikremasi. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi sebagian masyarkat Tibet. Tradisi di Tibet ini hanya membiarkan jasad orang yang telah meninggal di alam terbuka. Apabila ada seorang penduduk Tibet meninggal dunia, jasadnya akan dibalut dengan kain putih dan disemayamkan di sudut rumah selama tiga hingga lima hari. Proses pemakaman langit di Tibet selanjutnya akan dilaksanakan oleh biksu atau lama, pemuka spiritual di Tibet, ia akan membacakan ayat-ayat suci kepada jenazah agar jiwa yang meninggal bisa terbebas dari siksaan. Keluarga yang ditinggalkan juga akan menghentikan aktivitas sehari-hari mereka, dan mengusahakan situasi rumah menjadi lebih tenang, agar jiwa yang meninggal mendapat jalan yang aman ke surga. Setelah masa mendoakan usai, anggota keluarga kemudian memilih hari baik untuk pemakaman dan menghubungi rogyapas (pembawa jenazah), untuk melakukan prosesi pemakaman. Sehari sebelum pemakaman, keluarga akan melepas kain yang membungkus jenazah dan memosisikan jenazah meringkuk seperti janin. Pada hari yang telah ditentukan, jenazah dibawa ke puncak gunung. Kemudian, dupa khusus akan dibakar untuk menarik perhatian burung kondor. Pemuka spiritual kemudian melantunkan ayat-ayat suci untuk melebur dosa yang meninggal, sementara rogyapas akan memulai ritual memotong-motong jasad. Ritual pemakaman langit memiliki makna filosofis yang dalam bagi penganut Buddha di Tibet. Masyarakat setempat percaya bahwa ketika burung kondor memakan potongan-potongan jasad dari orang yang meninggal, artinya orang tersebut tidak memiliki dosa dan jiwanya akan pergi dengan tenang ke surga. Sisa-sisa jasad yang tidak dimakan oleh burung kondor, akan dibakar dan Lama akan membacakan doa. Hal ini dilakukan karena sisa-sisa tubuh itu dipercaya akan mengikat jiwa orang yang meninggal dengan dunia.Di Tibet, terdapat dua lokasi yang dikenal sebagai situs pemakaman langit. Pertama adalah Biara Drigung Til, yang terletak di daerah Maizhokunggar. Lokasi kedua adalah Akademi Buddha Larung Gar, yang merupakan akademi Buddha terbesar di dunia. Jadi itulah sekilas informasi mengenai Tradisi pemakaman masyarakat Tibet. ( RED_DEW & RED_NKE)

Sumber : https://www.kompas.com

Karya Kreatif Mataraman


Hai, Sobat Pio! Bank Indonesia Kota Kediri baru saja mengadakan ulang tahunnya yang ke-100 tahun. Tepatnya di Halaman Balai Kota Kediri di jalan Basuki Rahmat No.15, Pocanan, Kota Kediri, Jawa Timur. Acara ini berlangsung pada tanggal 17-18 Juni 2023. Tema yang diusung pada acara kali ini, yaitu Karya Kreatif Mataraman. Di acara ulang tahun yang ke-100 tahun ini ada banyak sekali macam kegiatan, seperti Showcase Produk Mataraman dan Mataraman Fashion Trend. Untuk ikut berpartisipasi di dalam acara tersebut, tidaklah mudah karena harus mengikuti beberapa seleksi dan tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh peserta. Salah satunya yang berhasil lolos dari tahap tersebut adalah Alya Batik yang merupakan salah satu rumah produksi batik dari Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Batik sendiri merupakan hasil karya bangsa Indonesia yang memiliki perpaduan antara seni lukis dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia. Batik dianggap sebagai warisan budaya oleh masyarakat Indonesia sebagai ikon budaya. Pemilik Rumah produksi Alya Batik, yaitu Bu Tiwi mengatakan bahwa proses pembuatan kain batik di Alya Batik ini dibuat secara handmade. Beliau sudah memproduksi batik kurang lebih 8 tahun. Batik hasil pembuatan Alya Batik sangat bermacam-macam, seperti batik tulis, batik cat, dan batik tulis seni cat pewarnaan secara sintesis maupun perwanaan alami. Toko Batik tersebut lebih banyak memproduksi kain akan tetapi, ada juga kemeja. Kemeja yang diproduksi sendiri sudah di distribusikan ke kota-kota besar salah satunya Jakarta. Bu Tiwi juga mengatakan bahwa anak-anak muda pada zaman sekarang lebih tertarik pada batik kain dengan warna bercorak yang lebih cerah. Untuk harga pasaran dari Alya Batik ini, dibagi menjadi 2 golongan pasar, seperti golongan menengah kebawah dan golongan menengah keatas, sedangkan untuk golongan menengah ke bawah batik cat dari pewarnaan sintetis dijual dengan harga sekitar 185-200 ribu, sehingga dapat dijangkau untuk kaum menengah ke bawah. Untuk harga menengah keatas batik perwarnaan alam dijual dengan harga sekitar 850 ribu ke atas dengan ukuran 2,5 m. Harga tersebut sedikit mahal karena, pewarnaan alam membutuhkan proses yang lebih lama dengan resiko yang tinggi dan membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 20 hari. Kebanyakan kain batik buatan rumah produksi Alya Batik ini diproduksi dengan cara di laser. Jadi, proses plorotannya sebanyak 2 kali, maka dari itu prosesnya sangat lama dan harganya tidak bisa murah. Harapan Bu Tiwi dengan diadakannya Karya Kreatif Mataraman ini adalah, semoga anak-anak muda zaman sekarang bisa mencintai dan bangga atas produk-produk Indonesia dan bisa mencintai warisan leluhur Indonesia. Dikarenakan jika anak-anak muda zaman sekarang sebagai generasi bangsa tidak bangga dan tidak mencintai produk Indonesia, Batik Indonesia mudah ditiru dan diambil oleh negara lain.(RED_NKE)

Narasumber: Bu Tiwi Poncowati

Semarak Kediri Berbudaya


Hai, Sobat Pio! Dalam rangka perayaan HUT RI ke 78 di Kabupaten Kediri diadakan pagelaran seni kolaborasi seniman Kebupaten Kediri, Parade musik kebangsaan, dan Parade Jaranan. Tema dari acara ini yaitu Semarak Kediri Berbudaya.

Tujuan diadakannya acara ini untuk mengenalkan budaya-budaya di Kabupaten Kediri. Acara ini berlangsung pada hari Sabtu, 26 Agustus 2023 sampai dengan Minggu, 27 Agustus 2023 di Simpang Lima Gumul Kediri. Penyelenggara acara ini adalah Bupati Kediri yaitu Bapak Hanindhito Himawan Pranowo. Susunan acaranya sendiri pada hari sabtu yaitu Tari Pembuka yaitu Tari Beksan Candra Kirana kemudian Tari Remo selanjutnya Jula Juli kemudian dilanjutkan dengan Ande Ande Lumut.

Tarian pembuka yang dibawakan dalam acara ini adalah Tari Beksan Candra Kirana, arti Beksan sendiri adalah bedoyo berarti tari untuk penyambutan atau pembukaan acara. Alasan memilih Tari ini sebagai tari pembuka karena sudah dianggap sebagai tarian pembukaan di Kediri dan tari ini juga pernah tampil di TMII.

Tari Beksan Candra Kirana sendiri baru disahkan pada Tahun 2022 dan bisa dibilang iconnya Kabupaten Kediri. Tari Beksan Candra Kirana menggambarkan seorang putri Kediri yang cantik, lemah lembut, beretika dan santun dari hati dan berkepribadian yang mempesona. Kecantikan Dewi Candra Kirana merupakan perwujudan dari karakter Putri Kediri.

Pastinya ada kendala saat membawakan Tarian ini, kendalanya yaitu harus pintar-pintar untuk menyerap materi,  dan menyamakan gerakannya dengan irama. Untuk mempersiapkan tarian ini para penari membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 4 bulanan untuk latihan.

Sedangkan susunan acara pada hari Minggu yaitu Keseniam Jaranan, dan barongan. Kesenian Jaranan ini merupakan kesenian yang sangat terkenal di Jawa Timur. Jaranan ini dimainkan dengan cara menaiki kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu. Kesenian Jaranan ini masih tetap hidup dan dilestarikan di Kota Kediri hingga sekarang.

Selanjutnya ada Kesenian Barongan, kesenian ini menampilkan tokoh Singo Barong yang diiringi dengan instrumen gamelan. Ada syarat khusus untuk dapat berpartisipasi pada acara Semarak Kediri Berbudaya. Yang pertama pastinya kita harus dapat undangan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri dan tidak semua sanggar dapat tampil pada acara ini.

Nah Sobat Pio, itu tadi beberapa penjelasan mengenai acara Kediri Semarak Berbudaya. Semoga acara ini di tahun yang akan dapat terlaksana kembali karena acara ini sangat bermanfaat untuk melestarikan budaya di Kabupaten Kediri. (RED_DEW & RED_NKE)

Narasumber: Dian Ali Marsela (Penari)

Sumber: https://www.kedirikota.go.id/

Tari tradisional Jawa Timur


Hai, Sobat Pio! Tahukah kamu tarian tarian yang saja berasal dari Jawa Timur? Ada banyak tarian Jawa Timur yang sering ditampilkan di luar negeri. Salah satunya Tari Reog Ponorogo dan banyak lagi. Berikut tarian tarian yang berasal dari Jawa Timur.

  • Tari Reog Ponorogo. Tarian Jawa Timur ini dibawakan oleh beberapa orang dan penari utama yang menggunakan topeng kepala singa. Seni Reog Ponorogo masih kental dengan hal-hal berbau magis. Keunikan dari Tari Reog Ponorogo adalah, sang penari dapat membawa topeng seberat 50-60 kg di kepala, dengan mengandalkan kekuatan gigi.
  • Tari Remo. Tarian Jawa Timur ini berasal dari Jombang. Tari Remo bekisah tentang perjuangan seorang pangeran yang berada di medan perang. Tari Remo biasanya digunakan sebagai pembuka dalam pertunjukan Ludruk. Tari Remo juga sering ditampilkan untuk menyambut tamu, dan ditampilkan saat ada festival seni sebagai upaya melestarikan budaya Jawa Timur.
  • Tari Thengul. Tarian Jawa Timur ini berasal dari Bojonegoro. Tari yang terinspirasi dari kesenian Wayang Thengul ini bercerita tentang wayang gedhog. Tari ini biasanya ditampilkan secara berkelompok dengan ekspresi, gerakan dan kostum yang mirip dengan Wayang Thengul. Tari Thengul juga kerap ditampilkan pada Thengul International Folklore Festival 2019.
  • Tari Topeng Guro Gudho. Tarian Jawa Timur ini mirip dengan tarian Reog Ponorogo. Penarinya juga mengenakan topeng barongan. Namun memiliki ukuran yang tidak sebesar topeng reog. Tari Topeng Guro Gudho bercerita tentang seseorang dari kasta sudra (kasta sosial terendah di Jawa pada masa lalu), yang mencari kekuatan spiritual dan ilmu pengetahuan.
  • Tari Gandrung. Tarian Jawa Timur ini merupakan tari yang berasal dari Banyuwangi. Tari Gandrung kerap ditampilkan sebagai wujud syukur masyarakat setelah panen. Tari Gandrung terkenal di Indonesia dan bahkan sudah mendunia. Pertunjukan Tari Gandrung diiringi dengan musik khas perpaduan budaya Jawa dan Bali
  • Tari Kids Lumping. Tari Kuda Lumping atau jaran kepang merupakan tarian Jawa Timur yang berasal dari Ponorogo. Tarian ini menggambarkan sekelompok prajurit yang sedang menunggang kuda. Kuda yang ditunggangi terbuat dari bambu yang dianyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda. Kuda yang sudah jadi dihias dengan rambut tiruan dari tali plastik yang dikepang.

Nah Sobat Pio itu tadi beberapa tarian yang berasal dari Jawa Timur, semoga bisa menambah wawasan Sobat Pio dan pastinya meningkatkan rasa cinta terhadap kebudayaan yang ada di Indonesia. Sekian artikel hari semoga bisa bermanfaat dan sampai jumpa di artikel selanjutnya. (RED_RMA)

Sumber : https://www.detik.com

Membara Dalam Era Modern



Hai, Sobat Pio! Seni budaya terus berkembang dan bertransformasi di tengah arus modernisasi dan teknologi. Di era digital yang serba cepat ini, seniman-seniman Indonesia berusaha untuk tetap relevan dan menggali kreativitas dalam menciptakan karya-karya yang mencerminkan semangat zaman. Seni budaya terkini di Indonesia menjadi wadah bagi para seniman untuk mengekspresikan gagasan dan pandangan mereka tentang berbagai isu kontemporer. Berikut adalah beberapa tren seni budaya terkini di Indonesia:


1. Seni Digital: Perkembangan teknologi telah membuka pintu bagi seniman untuk berkreasi dengan cara yang baru dan menarik. Seni digital seperti seni digital 2D, seni VR (Virtual Reality), seni digital animasi, dan seni media interaktif semakin diminati. Seniman menggunakan teknologi ini untuk menggambarkan visi mereka tentang masa depan, tantangan sosial, dan perkembangan teknologi itu sendiri.

2. Seni Grafitti dan Street Art: Seni jalanan semakin mendapatkan tempat di hati masyarakat. Seniman-seniman muda berbakat menggunakan dinding-dinding kota sebagai kanvas untuk menyuarakan pesan-pesan sosial, politik, dan lingkungan. Grafiti dan seni jalanan menjadi sarana bagi para seniman untuk berbicara langsung dengan khalayak, menyampaikan pesan-pesan yang berani dan provokatif.

3. Seni Lingkungan: Dalam menghadapi isu-isu lingkungan dan perubahan iklim, seniman-seniman Indonesia mulai mengeksplorasi seni lingkungan. Mereka menciptakan instalasi seni yang menggunakan bahan-bahan daur ulang, mengangkat kesadaran tentang perlunya menjaga lingkungan dan menghargai alam.

4.Seni Kolaboratif: Kolaborasi antara seniman dari berbagai disiplin seni menjadi tren yang berkembang. Seniman musik bekerja sama dengan seniman visual, penulis bekerja sama dengan sutradara film, dan sebagainya. Kolaborasi ini menciptakan karya seni multidimensi yang menggabungkan berbagai bentuk ekspresi.

5. Seni Berbasis Identitas: Seniman-seniman Indonesia semakin tertarik untuk mengeksplorasi identitas budaya, gender, dan sosial melalui karya seni mereka. Mereka mengangkat isu-isu keberagaman dan identitas untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang masyarakat Indonesia yang majemuk.


Nah, itu tadi pembahasan tentang perkembangan seni budaya di era modern ini. Sekian artikel hari ini semoga bisa bermanfaat buat Sobat Pio dan sampai ketemu di edisi selanjutnya. (RED_AWW)
Sumber : https://kompasiana.com//

Pencak Silat


Hai, sobat pio! Pencak silat atau dikenal silat adalah suatu seni bela diri tradisional Indonesia yang memperhatikan seni keindahan gerakan dalam setiap jurusnya. Tiap-tiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas.Seni bela diri ini telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya Nusantara. Meski demikian, pencak silat juga dapat dijumpai di berbagai negara Asia, seperti di Malaysia, Brunei, Filipina, Singapura, hingga Thailand bagian selatan. Masing-masing negara mempunyai sebutannya sendiri sesuai bahasa lokal mereka, seperti gayong dan cekak (Malaysia dan Singapura), bersilat (Thailand), dan pasilat (Filipina).
Pencak silat berasal dari dua kata, yakni ‘pencak’ dan ‘silat’. Pengertian pencak ialah gerak dasar bela diri dan terikat dengan peraturan. Sedangkan silat berarti gerak bela diri sempurna yang bersumber dari kerohanian. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pencak silat yaitu permainan (keahlian) dalam mempertahankan diri dengan keahlian menangkis, menyerang serta membela diri menggunakan atau tanpa senjata.
Adapun pengertian pencak silat menurut seorang ahli bernama Boechori Ahmad, pencak merupakan fitrah manusia untuk membela dirinya sendiri, sedangkan silat menjadi sebuah unsur yang menghubungkan gerakan serta pikiran.
Berikut unsur-unsur , tujuan pencak silat , dan manfaat silat
Unsur-unsur dan Tujuan Pencak Silat
1. Unsur-unsur Pencak Silat
Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam pencak silat, antara lain:
 Unsur olahraga
 Unsur kesenian
 Unsur bela diri
 Unsur pendidikan mental kerohanian
 Unsur persaudaraan menuju persatuan
2. Tujuan Pencak Silat
Adapun tujuan dari pencak silat ialah:
 Tempat menyalurkan bakat dan minat bagi generasi yang memiliki hobi olahraga, khususnya bela diri.
 Membentuk masyarakat ‘berjiwa sehat, berpikir cerdas, berprestasi’.
 Membentuk sikap kesatria pada masyarakat dan mendidik mereka untuk berani membela kebenaran juga keadilan, disiplin yang tinggi serta tanggung jawab lahir batin.
3. Manfaat Pencak Silat
Manfaat yang bisa didapatkan dari seni bela diri pencak silat, antara lain:
 Melatih kesabaran
 Melatih mental
 Melatih konsentrasi
 Melatih kewaspadaan
 Melatih kepekaan
 Melatih kedisiplinan
 Melatih kontrol
 Menambah pengetahuan
 Menjaga tubuh tetap sehat dan bugar
 Menambah daya tahan tubuh

Itu tadi sedikit penjelasan mengenai pencak silat, unsur pencak silat, tujuan pencak silat, dan manfaat pencak silat. Sekian artikel kali ini semoga bisa bermanfaat buat Sobat Pio dan sampai bertemu di edisi selanjutnya. (RED_RHN)
Sumber: https://www.bola.com

Tari Seblang


Hai, Sobat Pio! Tahukah kamu apa Tari Seblang itu? Tari Seblang adalah tradisi sakral yang digelar pada awal bulan Syawal, biasanya dimulai sejak 3 Syawal. Hingga saat ini ada ada dua wilayah yang menyelengarakan tari Seblang, yaitu Desa Olehsari dan Bakungan. Dua wilayah tersebut berada dalam Kecamatan Glagah, namun tradisi yang dijalankan kedua wilayah ini memiliki sedikit perbedaan walaupun namanya sama, yaitu Seblang. Sehingga muncul, Seblang Olehsari dan Seblang Bakungan yang memiliki tujuan sama.

Tari Seblang yang merupakan ritual adat digelar sebagai ritual bersih desa suku Osing di Banyuwangi. Upacara ini dilakukan selama tujuh hari berturun-turun.Tari Seblang juga merupakan tradisi ritual untuk bersyukur kepda Alloh SWT. Tarian ini sebagai bentuk permohonan supaya seluruh warga desa diberi kedamaian, ketenangan, keamanan, dan kemudahan untuk mendapatkan rezeki yang halal serta dijauhkan dari marabahaya

Penari Tari Seblang merupakan turunan dari penari sebelumnya yang dipilih oleh dukun setempat, secara supranatural. Bahkan sinden dan pemain gamelan masih memiliki hubungan darah dengan penari sebelumnya. Penari menari dengan iringan gamelan dan nyanyian yang dibawakan oleh sinden. Setelah itu akan digelar pembagian kembang tujuh rupa yang konon dapat menyembuhkan segala macam penyakit dan membuang sial.

Penari akan menggunakan semacam mahkota yang disebut omprog terbuat pucuk daun pisang kapok yang dihiasi berbagai bunga yang berbau wangi. Proses pembuatan omprog secara magis dengan pembakaran dupa sebagai pelengkapnya. Kemudian, mahkota dipasang melingkar di kepala penari hingga menutup sebagian wajah penari. Tetua adat akan mengasapi penari Seblang dengan dupa sambil mengucapkan sejumlah mantera supaya roh leluhur masuk ke dalam tubuh penari. Proses masuknya roh diiringi dengan Gending Lukinto. Gending ini dipercaya masyarakat untuk mendatangkan roh halus dalam ritual Seblang.

Nah itu tadi penjelasan tentang Tari Seblang, kita sebagai sebagai bangsa Indonesia harus bangga akan tradisi yang ada. Sekian artikel hari ini semoga bisa bermanfaat untuk Sobat Pio dan sampai jumpa di artikel selanjutnya (RED_RMA)

Sumber : https://kompas.com

Alat Musik Angklung


Hai, Sobat Pio! Pada artikel kali ini akan membahas tentang sebuah alat yang sudah diakui oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) pada bulan November 2010. Angklung adalah alat musik yang terbuat dari bambu. Alat musik ini banyak ditemui di daerah Jawa Barat.
Angklung dahulunya berasal dari bahasa Sunda angkleung-angkleungan. Kata “Angka” yang berarti nada dan “Klung” yang memiliki arti pecah. Sehingga, angklung dapat diartikan sebagai nada yang pecah atau tidak lengkap. Sebelum menjadi sebuah alat musik, angklung pada zaman dahulu digunakan sebagai upacara atau ritual keagamaan pada masa kerajaan Hindu.
Alat musik angklung terbuat dari potongan-potongan bambu yang berjumlah 2-4 dalam bentuk tabung. Kemudian, potongan bambu tersebut dirangkai menggunakan rotan sesuai dengan tinggi dan rendahnya nada yang dibutuhkan. Setelah potongan bambu tersebut dirangkai menggunakan rotan, selanjutnya potongan tersebut akan diukir dan dipotong untuk menghasilkan sebuah nada tertentu. Karena potongan dan sususan itu, maka sebuah angklung dapat menghasilkan suara yang berbeda sesuai keinginan dari pengguna dan pembuatnya.
Beberapa jenis alat musik angklung, diantaranya adalah Angklung DogDog Lojor, jenis angklung ini biasanya digunakan untuk mengiringi para petani atau masyarakat saat akan bercocok tanam. Kemudian ada Angklung Kanekes, seperti Angklung DogDog Lojor yang digunakan untuk bercocok tanam angklung ini juga digunakan untuk menanam padi di daerah Banten. Angklung Gubrag, berada di daerah Bogor dan digunakan pada saat acara melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung). Terakhir ada Angklung Padaeng, yang dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu angklung melodi dan angklung akompanimen.
Tidak hanya pada jenisnya, angklung juga memiliki beberapa cara untuk dimainkan seperti kurulung (getar), cetok (sentak), dan tengkep. Setelah mengetahui tentang alat musik angklung, apakah Sobat Pio tertarik untuk mencobanya? Karena angklung tidak hanya diciptakan saja kemudian dapat diakui oleh UNESCO tapi juga harus dapat dilestarikan. Sekian artikel hari ini, semoga dapat bermanfaat bagi Sobat Pio, ya.(RED_ALY)

Sumber : https://disdik.purwakartakab.go.id/

Sejarah Wayang Golek dari Sunda, Jawa Barat


Hai, Sobat Pio! Ketika mendengar mengenai wayang golek, secara langsung kita sepakat menamainya sebagai salah satu warisan kebudayaan sunda. Seni pertunjukan wayang trimarta atau tiga dimensi ini sangat banyak dijumpai di wilayah jawa barat, mulai dari daerah Banten sampai Cirebon, atau bahkan daerah perbatasan dengan Jawa Tengah masih sering dipertunjukan kesenian ini.

Wayang golek sendiri merupakan sebuah tokoh pewayangan yang terbuat dari boneka kayu yang dicat sedemikian rupa, pertunjukan wayang golek biasanya digunakan sebagai media untuk bercerita, edukasi, ataupun sarana dakwah melalui kisah sejarah jawa, tentang islam, mahabharata, dan lain-lain. Pada masa sekarang ini, wayang golek sudah mulai termakan oleh modernisasi, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa wayang golek merupakan seni rakyat yang sangat penting dan memiliki nilai sejarah. Untuk mencintai budaya wayang golek kita perlu mengenal lebih jauh kesenian ini melalui sejarahnya.

1. Sejarah Asal-Usul Wayang Golek

Kehadiran wayang golek tidak dapat dipisahkan dari keberadaan wayang kulit, Sejalan dengan itu berkenaan penyebaran wayang di Jawa Barat adalah pada masa pemerintahan Raden Patah dari kerajaan Demak, kemudian disebarluaskan para Wali Sanga. Termasuk Sunan Gunung Jati yang pada tahun 1568 memegang kendali pemerintahan di kasultanan Cirebon. Beliau memanfaatkan pagelaran wayang kulit sebagai media dakwah untuk memperluas penyebaran agama Islam

2. Perkembangan Wayang golek Berbahasa Jawa

Seiring kehadiran wayang golek di babad jawa pada sekitar 1548 Sunan Kudus memperkenalkan budaya wayang yang terbuat dari kayu, yang kemudian disebut sebagai wayang golek. Karena wayang golek sendiri adalah hasil dari perkembangan wayang kulit. Sunan kudus membuat wayang dari material kayu yang kemudian dipentaskan pada saat siang hari. Pendapat tersebut diyakini sebagai awal munculnya kesenian wayang kayu yang lahir dan berkembang di wilayah pesisir utara Pulau Jawa pada awal abad ke-17 dimana kerajaan Islam tertua di Pulau Jawa yaitu kesultanan Demak tumbuh disana. Menurut legenda yang berkembang disinilah Sultan Kudus menggunakan wayang golek dengan dialog bahasa jawa sebagai media untuk menyebarkan islam dimasyarakat.

3. Perkembangan Wayang Golek Modern

Dalam perkembangan wayang golek, pada awal tahun 70-an seni pertunjukan ini mulai menghadirkan bintang pesinden yang terkenal yang bahkan ketenaranya melebihi seorang dalang. Pesinden pada saat ini menjadi wajib dalam pagelaran wayang sebagai pelengkapan percakapan dalang melalui para lakon wayang. Bagi seniman wayang yang masih tetap mempertahankan nilai tuntunan, mereka tetap berupaya mengembangan daya kreatifitasnya melalui keseimbangan antara penggarapan segi tontonan yang menuntun penikmatnya. Wadah, perangkat kasar, meliputi penggarapan unsur-unsur pedalangan (penggarapan tokoh, lakon, alur, sastra pedalangan, sabet, iringan, dan lain-lain).

Sekian penjelasan mengenai sejarah seni wayang golek di Indonesia, semoga artikel ini bermanfaat bagi Sobat Pio dan sampai bertemu di edisi selanjutnya. (RED_RHN)

Sumber: https://ilmuseni.com

Sejarah Seni Tari di Indonesia


Hai, Sobat Pio! Kalian tau tidak asal mula tari berasal? Jadi gerak yang diberi bentuk ritmis dari anggota badan di dalam ruang dan waktu tertentu yaitu seni tari. Di Indonesia, seni tari telah ada sejak zaman prasejarah. Pada masa prasejarah, tarian-tarian sudah tercipta dengan menggunakan gerakan tangan dan kaki meski masih sederhana. Seni tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dalam bentuk gerak yang ritmis dan indah.

Pada masa kerajaan Hindu, seni tari banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan India. Bahkan berkembang pesat hingga menjadi bagian penting dalam pelaksanaan upacara keagamaan dan upacara adat. Sementara itu, di era kerajaan Islam, seni tari digunakan untuk menyebarkan agama dengan mempertimbangkan sejumlah hal. Jika ada yang tidak sesuai maka akan diubah.

Sejarah perkembangan seni tari di Indonesia dapat dibagi ke dalam 5 masa, yaitu:

1. Zaman Prasejarah

Pada era ini, manusia belum mengenal tulisan. Mereka hidup secara berkelompok dan berpindah-pindah sambil bercocok tanam. Kepercayaan yang dianut seperti animisme, dinamisme, dan ateisme. Di masa itu, tari-tarian sudah tercipta dengan menggunakan gerakan tangan dan kaki walaupun masih sangat sederhana. Lalu, mereka juga telah mengenal instrumen sebagai pengiring tarian. Seni tari pada zaman prasejarah banyak dipengaruhi oleh kepercayaan masyarakat, sehingga bentuknya terlihat sangat sederhana, gerak dan iringan tari sederhana, riasannya dominan berwarna putih, hitam, dan merah, tidak ada norma-norma yang mengatur gerak tari, sekedar memenuhi untuk pelaksanaan upacara, gerak tari fokus pada kaki dan tangan

2. Zaman Indonesia-Hindu

Pada masa pemerintahan Indonesia-Hindu, seni tari banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan India. Mayoritas pedagang yang datang cenderung menetap bahkan menikah dengan penduduk pribumi. Kehidupan bangsa Indonesia sangat dipengaruhi oleh agama Hindu, terutama pada masa Kerajaan Singasari, Kediri, tumpel, dan Majapahit. Hal tersebut menjadi penyebab perpaduan tari India dan budaya yang ada pada kerajaan-kerajaan masa itu. Ketika masa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Kutai, perkembangan seni tari mengalami kemajuan yang pesat dan jadi bagian penting dalam pelaksanaan upacara keagamaan. Bentuk gerak disusun selaras dengan kebutuhan upacara yang dilandasi atas kepercayaan bahwa seni tari berasal dari para dewa.

3. Zaman Indonesia-Islam

Setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit, pengaruh agama Islam mulai menyebar. Para penyebar agama Islam mulanya kesulitan dalam menarik simpati masyarakat, sehingga mereka menempuh cara dengan memadukan budaya Islam dengan budaya yang telah ada, yaitu budaya Hindu. Seni tari yang dipakai oleh penyebar agama Islam tidak jauh berbeda dengan zaman Indonesia-Hindu. Pada perkembangannya, jenis tari yang berasal dari zaman Indonesia-Hindu tetap terpelihara dan dikembangkan sebagai sarana penyebaran ajaran. Apabila ada yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka akan diubah. Beberapa fungsi seni tari disesuaikan mengikuti perubahan peradaban masyarakat yang telah menganut ajaran agama Islam. Penyebar agama Islam, Sunan Kalijaga menciptakan beberapa jenis topeng untuk melengkapi jenis topeng yang telah ada sejak zaman Majapahit.

4. Zaman Penjajahan

Pada era kolonialisme atau penjajahan, seni tari banyak mengalami kemunduran. Suasana tersebut membawa penderitaan bagi rakyat, sehingga diabaikan dan bukan menjadi salah satu kebutuhan dalam masyarakat. Hanya di lingkungan tertentu saja seni tari masih terpelihara dengan baik, seperti di istana atau Keraton. Pemeliharaan seni tari itu bertujuan untuk menyambut tamu raja, sebagai rangkaian acara pernikahan putra dan putri raja, penobatan, hingga jumenengan raja.

5. Zaman Setelah Kemerdekaan hingga Sekarang

Setelah pasca kemerdekaan, seni tari mengalami perkembangan yang jauh lebih baik dibandingkan zaman sebelumnya. Banyak jenis-jenis tari mulai kembali ditekuni, seperti tarian untuk upacara adat daerah, tarian sebagai upacara keagamaan di Bali, dan tarian hiburan untuk melepas lelah.

Nah itu tadi adalah penjelasan sejarah seni tari di Indonesia. Sekian artikel hari ini, semoga bermanfaat dan sampai jumpa di edisi selanjutnya. (RED_PLP)

Sumber: https://www.detik.com