WAYANG KULIT


Hai, Sobat Pio! Wayang kulit adalah salah satu bentuk seni tradisional Indonesia yang telah bertahan selama berabad-abad. Berakar dari kebudayaan Jawa dan Bali, wayang kulit adalah pertunjukan boneka bayangan yang menceritakan kisah-kisah epik dan mitos dari zaman dahulu. Menggunakan layar putih dan lampu sebagai medianya, wayang kulit menampilkan bayangan boneka yang dibuat dari kulit kerbau atau sapi.

Wayang kulit pertama kali muncul pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia sekitar abad ke-9. Cerita yang dimainkan dalam pertunjukan wayang kulit sering kali diambil dari epos India seperti Mahabharata dan Ramayana, yang kemudian dipadukan dengan cerita lokal dan nilai-nilai budaya Indonesia. Pertunjukan wayang kulit juga memiliki unsur-unsur religi dan spiritual, yang digunakan sebagai sarana penyebaran ajaran agama.

Wayang kulit terdiri dari beberapa komponen penting termasuk dalang, gamelan, dan boneka wayang itu sendiri. Dalang adalah orang yang memainkan dan menghidupkan karakter-karakter wayang dengan suara, gerakan, dan dialog. Gamelan adalah ansambel musik tradisional yang mengiringi pertunjukan, memberikan suasana dan ritme yang mendalam. Boneka wayang dibuat dengan sangat detail, sering kali melibatkan proses pembuatan yang rumit dan keterampilan seni yang tinggi.

Wayang kulit memiliki banyak fungsi dalam masyarakat Indonesia. Selain sebagai hiburan, wayang kulit juga digunakan sebagai alat pendidikan, menyampaikan nilai-nilai moral, etika, dan ajaran agama kepada penonton. Pertunjukan wayang kulit sering kali mencerminkan kondisi sosial, politik, dan budaya pada zamannya, memberikan kritik sosial dan nasihat kepada masyarakat.

Meskipun wayang kulit telah bertahan lama, seni ini menghadapi tantangan di era modern. Globalisasi dan perubahan gaya hidup masyarakat mengancam keberlangsungan wayang kulit sebagai bagian dari warisan budaya. Namun, upaya pelestarian terus dilakukan oleh pemerintah, seniman, dan komunitas budaya untuk menjaga eksistensi wayang kulit. Festival, workshop, dan pameran wayang kulit sering diadakan untuk menarik minat generasi muda dan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke dunia internasional. (RED_ARH)

Sumber : tribunnews.com

Mengenal Lebih Dekat Batik Indonesia


Hai, Sobat Pio! Di pembahasan kali ini kita semua pasti sudah tidak asing lagi dengan Batik. Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang paling kaya dan beragam. Dengan sejarah yang panjang dan kompleks, Batik telah menjadi bagian integral dari identitas nasional Indonesia. Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih dekat dengan Batik Indonesia, mulai dari sejarahnya, teknik pembuatannya, hingga makna dan simbolismenya. Kita mulai bahas Sejarah Batik di Indonesia, Batik telah ada di Indonesia sejak zaman pra-sejarah, dengan ditemukannya bukti-bukti Arkeologi menunjukkan bahwa Batik telah diproduksi di Indonesia sejak abad ke-7 Masehi. Namun, Batik sebagai kita kenal sekarang ini, dengan motif dan teknik yang khas, mulai berkembang pada abad ke-13 Masehi, pada masa kerajaan Majapahit.

Pada masa itu, Batik menjadi simbol status sosial dan kekuasaan, dengan motif dan warna yang berbeda-beda menunjukkan tingkat sosial dan jabatan seseorang pada saat itu. Selanjutnya, teknik pembuatan Batik juga tidak kalah menarik dengan fakta sejarahnya. Dengan menggunakan canting (alat yang terbuat dari bambu atau logam) untuk menggambar motif pada kain. Proses pembuatan Batik memerlukan ketelatenan dan kesabaran, karena setiap motif harus digambar secara manual.

Ada beberapa teknik pembuatan Batik, yaitu Batik tulis: Teknik pembuatan Batik yang paling tradisional, dengan menggunakan canting untuk menggambar motif atau pola pada kain dan dilakukan secara manual dengan penuh kesabaran. Batik cap: Teknik pembuatan Batik yang menggunakan cap untuk menggambar motif atau pola pada kain. Batik printing: Teknik pembuatan Batik yang menggunakan mesin printing untuk menggambar motif atau pola pada kain.

Batik tidak hanya sekedar sebuah kain yang sangat indah, tetapi juga memiliki makna dan simbolisme yang sangat dalam. Setiap motif Batik memiliki arti dan makna yang berbeda-beda, yaitu Motif Bunga yang melambangkan keindahan dan kebahagiaan, Motif Daun yang melambangkan kesuburan dan kemakmuran, Motif Burung yang melambangkan kebebasan dan kekuatan. (RED_JDS & RED_SKA)

Sumber: https://id.m.wikipedia.org

Mengenal Tradisi Tahun Baru di Berbagai Budaya Nusantara


Hai, Sobat Pio! Pasti kalian sudah tidak asing dengan perayaan waktu Tahun Baru. Banyak hal yang kita dapat lakukan, momen yang dapat diabadikan saat Tahun Baru tiba. Perayaan Tahun Baru 1 Januari 2025 telah berlalu. Pesta kembang api, berbagai aneka hiburan, liburan, kumpul bersama keluarga dan teman, serta berbagai kegiatan keagamaan dan spiritual dilakukan masyarakat untuk menandai adanya pergantian tahun. Di balik berbagai perayaan itu, senantiasa terbesit harapan untuk mampu meninggalkan yang buruk dan menjadi lebih baik di tahun depan.Tahun Baru selalu menjadi momen istimewa untuk refleksi dan harapan baru. Di Indonesia, yang kaya akan budaya dan tradisi Nusantara, perayaan Tahun Baru memiliki keunikan tersendiri di setiap daerah. Tradisi ini mencerminkan keragaman budaya Nusantara sekaligus memperlihatkan cara masyarakat lokal mengungkapkan rasa syukur dan harapan baru. Salah satu tradisi menarik adalah Nganggung di Bangka Belitung. Pada momen Tahun Baru, masyarakat berkumpul membawa dulang (nampan besar) berisi aneka makanan untuk dinikmati secara bersama sama. Tradisi ini melambangkan kebersamaan dan rasa syukur atas tahun yang telah berlalu. Tidak kalah menarik juga, perayaan Tahun Baru di Bali sering dikaitkan dengan Upacara Melukat. Upacara Melukat adalah ritual pembersihan diri ini dilakukan di mata air suci untuk menghilangkan energi negatif dan menyambut tahun baru dengan jiwa yang bersih. Tradisi ini mencerminkan filosofi keseimbangan spiritual dalam budaya Bali. Tidak ketinggalan, masyarakat di Jawa memiliki tradisi Tirakatan. Pada malam Tahun Baru, semua warga berkumpul untuk berdoa secara bersama sama, merenungkan perjalanan hidup, dan memohon keberkahan di tahun yang akan datang. Tradisi Tahun Baru di Nusantara memperlihatkan betapa kayanya budaya Indonesia. Meski beragam, semuanya memiliki benang merah: rasa syukur, doa, dan harapan untuk kehidupan yang lebih baik. Melestarikan tradisi ini adalah cara kita menjaga identitas budaya dan mempererat persatuan di tengah keberagaman. Tahun baru tidak hanya menawarkan kesempatan bagi kita untuk mendefinisikan ulang siapa diri kita sebenarnya, tetapi juga membangun motivasi diri dan memperbaiki orientasi hidup. (RED_JDS & RED_SKA)Sumber: https://www.kompas.id

Perayaan Akhir Tahun Yang Penuh Warna


Hai, Sobat Pio! Akhir tahun merupakan momen istimewa yang dirayakan dengan penuh suka cita oleh masyarakat di seluruh dunia. Tidak hanya menjadi penutup dari perjalanan selama satu tahun, tetapi juga menjadi tradisi yang mencerminkan budaya, kepercayaan, dan nilai-nilai masyarakatnya. Dari pesta besar hingga ritual spiritual, tradisi akhir tahun menjelang tahun baru menjadi salah satu perayaan yang paling ditunggu-tunggu.

Di Amerika Serikat, salah satu perayaan akhir tahun paling terkenal adalah acara Ball Drop di Times Square, New York. Ribuan orang berkumpul di pusat kota untuk menyaksikan bola raksasa yang dihiasi lampu warna-warni diturunkan secara perlahan selama satu menit terakhir sebelum pergantian tahun. Acara ini menjadi simbol harapan dan permulaan baru bagi jutaan orang yang hadir atau menyaksikannya melalui televisi. Selain Ball Drop, mengadakan pesta di rumah dengan makanan khas seperti ayam panggang, mashed potato, dan Sparkling Cider.

Spanyol juga memiliki tradisi unik dalam menyambut tahun baru yang disebut Las Doce Uvas de la Suerte, atau “Dua Belas Anggur Keberuntungan”. Tepat saat tengah malam, masyarakat Spanyol akan memakan 12 butir anggur, satu per satu, seiring dengan detik pergantian tahun. Setiap butir anggur melambangkan keberuntungan untuk satu bulan dalam setahun mendatang. Tradisi ini dipercaya membawa nasib baik dan kemakmuran.

Tak kalah menarik perayaan akhir tahun di Indonesia. Pesta kembang api menjadi daya tarik utama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Denpasar. Di Jakarta, kawasan Monas dan Ancol menjadi lokasi favorit untuk menyaksikan pertunjukan kembang api yang megah. Di Yogyakarta dan Solo, tradisi menerbangkan lampion kerap menjadi bagian dari perayaan. Lampion-lampion yang berwarna-warni menghiasi langit malam, melambangkan harapan dan doa untuk tahun yang akan datang. Di Bali, pantai Kuta dan Sanur dipenuhi wisatawan yang menikmati suasana pergantian tahun dengan alunan musik dan gemerlap kembang api. Selain itu, perayaan di Indonesia juga kental dengan kebersamaan keluarga. Banyak orang memilih untuk menghabiskan malam tahun baru dengan acara sederhana seperti bakar-bakar jagung, ikan, atau sate bersama keluarga dan sahabat. Meski dirayakan dengan cara yang berbeda, perayaan akhir tahun di Amerika Serikat, Spanyol, dan Indonesia memiliki makna yang sama: menyambut tahun baru dengan penuh harapan dan kebahagiaan. Setiap tradisi, dari Ball Drop di Times Square, makan 12 butir anggur di Spanyol, hingga pesta kembang api di Indonesia, menjadi simbol kebersamaan dan semangat untuk masa depan. Ini waktu untuk bersyukur atas pencapaian, belajar dari tantangan sebelumnya, dan menyongsong hari esok dengan semangat baru. Mari rayakan tahun baru dengan cara terbaik dan penuh warna, sambil membawa harapan akan masa depan yang lebih baik. (RED_SKA & RED_JDS)

Sumber: https://kampungkaleng.com//

Peran Gen Z Dalam Melestarikan Budaya


Hai, Sobat Pio! Pasti kalian tidak asing dengan Generasi Z. Generasi Z adalah generasi yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, memiliki peran penting dalam melestarikan budaya di era teknologi yang semakin maju ini. Dengan akses mudah ke informasi melalui internet, Gen Z dapat mengeksplorasi dan mempelajari berbagai tradisi, bahasa, dan seni dari seluruh dunia. Melalui platform sosial media, mereka tidak hanya menjadi konsumen budaya, tetapi juga produsen konten yang mampu mengangkat warisan budaya lokal yang ada di Indonesia.Ada banyak cara yang dapat dilakukan Gen Z dalam ikut serta pelestarian budaya. Salah satu cara Gen Z berkontribusi dalam pelestarian budaya adalah melalui kreativitas mereka. Banyak dari mereka yang menggunakan aplikasi seperti TikTok dan Instagram untuk berbagi video, cerita, dan seni yang mencerminkan warisan budaya mereka. Misalnya, mereka seringkali mengadaptasi tarian tradisional atau menyanyikan lagu-lagu daerah dalam bentuk yang lebih modern, sehingga menarik perhatian generasi muda lainnya. Ini menciptakan jembatan antara tradisi dan inovasi, membuat budaya lebih relevan di mata masyarakat saat ini. Selain itu, Gen Z memiliki kesadaran yang tinggi terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. Mereka sering terlibat dalam kampanye yang mendukung pelestarian budaya, seperti melestarikan bahasa yang terancam punah atau mendukung komunitas adat. Kegiatan ini tidak hanya membantu menjaga identitas budaya, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya mengenal keberagaman budaya di dunia yang semakin global.Gen Z juga memanfaatkan teknologi untuk mendokumentasikan dan mendistribusikan pengetahuan budaya. Melalui blog, podcast, dan video dokumenter, mereka dapat mendeskripsikan praktik budaya dan tradisi yang mungkin terlupakan. Inisiatif ini membantu generasi berikutnya untuk memahami dan menghargai warisan budaya mereka. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Gen Z memiliki potensi besar untuk melestarikan dan merayakan budaya, memastikan bahwa kekayaan warisan budaya tetap hidup dan berkembang di masa depan. Karena Gen Z tidak kalah kreatif dari generasi-generasi yang sebelumnya. (RED_ JDS & RED_ SNA)

Sumber: https://www.kompasiana.com

Pesona Batik Nusantara


Hai, Sobat Pio! Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang memiliki nilai seni tinggi dan diakui secara nasional maupun internasional. Batik, lebih dari sekadar kain, tetapi sebuah karya seni yang menunjukkan identitas bangsa Indonesia. Setiap motif dan warna pada batik yang terukir memiliki makna mendalam, terinspirasi dari kekayaan alam, kehidupan sehari-hari, dan kepercayaan spiritual masyarakat Indonesia. Seni Batik melibatkan teknik menggambar di atas kain dengan menggunakan lilin sebagai perintang warna, sehingga menciptakan pola-pola khas yang indah.

Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas batik yang berbeda-beda. Antara lain, batik Jawa Tengah terkenal dengan motif flora dan fauna yang elegan, seperti batik Solo dan batik Pekalongan. Batik Yogyakarta memiliki motif kawung, parang, dan sidomukti yang memiliki makna filosofis. Sementara itu, batik dari daerah lain seperti Madura, Banyuwangi, dan daerah-daerah di luar Jawa juga memiliki keunikan tersendiri dengan motif yang lebih berani. Keberagaman motif batik di setiap daerah di Nusantara menjadi bukti kekayaan budaya dan kreativitas masyarakat Indonesia.

Batik memiliki beberapa langkah dalam proses pembuatannya. Permulaan, desain batik pertama kali digambar di atas kain, biasanya kain katun atau sutra. Alat yang digunakan untuk menggambar desain ini adalah pensil. Yang selanjutnya, pencantingan setelah pola digambar, lilin cair diaplikasikan di atas kain menggunakan canting. Canting adalah alat khusus dengan ujung seperti cerat kecil untuk mengalirkan lilin cair. Tahap selanjutnya, pewarnaan setelah lilin mengering, kain direndam dalam pewarna. Bagian yang dilapisi lilin tidak akan menyerap pewarna, sehingga membentuk pola. Yang terakhir, pelodoran (menghilangkan lilin setelah pewarnaan selesai), lilin dihilangkan dari kain dengan cara merebus kain tersebut dalam air panas. Proses ini diulang jika dibutuhkan lebih dari satu warna dalam desain.

Jenis-jenis Batik diantaranya adalah, Batik tulis dibuat secara manual dengan tangan menggunakan canting. Proses ini memakan waktu lama karena detail dan ketelitian yang tinggi. Yang kedua, Batik Cap menggunakan cap (stempel) dari tembaga yang dicelupkan ke dalam lilin panas dan kemudian ditekan ke kain. Proses ini lebih cepat dibandingkan batik tulis. Batik Kombinasi menggabungkan teknik batik tulis dan batik cap untuk menciptakan desain yang lebih kompleks. (RED_JDS & RED_SKA)

Sumber: : https://dspace.uii.ac.id

Carnaval Budaya


Hai, Sobat Pio! Carnaval Budaya merupakan sebuah pergelaran yang menampilkan beragam bentuk seni dan budaya dari berbagai daerah. Dengan menggunakan kostum tradisional, menampilkan tarian khas, musik daerah, dan pertunjukan seni lainnya yang mencerminkan budaya mereka. Selain itu, juga seringkali diiringi dengan pawai kendaraan hias yang menampilkan berbagai tema menarik. Penyelenggaraan Carnaval Budaya memiliki beraneka ragam tujuan, yaitu sebagai wadah untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya lokal, sekaligus sebagai sarana untuk menarik minat wisatawan, mempererat tali persaudaraan antar masyarakat, serta mendorong kreativitas dan inovasi masyarakat dalam menunjukkan keberagaman budaya mereka.

Perayaan Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2024 lalu telah sukses memeriahkan seluruh penjuru Tanah Air. Berbagai kegiatan dan acara diselenggarakan untuk memperingati hari bersejarah tersebut, salah satunya adalah Carnaval Budaya, acara ini telah menjadi tradisi setiap tahunnya yang dinantikan oleh masyarakat Indonesia. Dengan semangat gotong royong seluruh masyarakat berpartisipasi dalam menyajikan berbagai pertunjukan menarik. Peserta Carnaval menampilkan beragam kostum yang unik dan menarik perhatian. Ada yang menggunakan pakaian adat dengan segala keanggunannya, ada juga yang menampilkan kostum hasil kreasinya sendiri. Tidak hanya itu, kereta hias yang megah dan beraneka ragam juga menjadi daya tarik. Dari desain kereta hias tersebut mencerminkan kekayaan budaya Indonesia. Selain kostum dan kereta hias, pertunjukan seni dan budaya juga ikut memeriahkan Carnaval tersebut. Tarian tradisional, musik daerah, dan pertunjukan drama menjadi pemikat hati penonton. Carnaval Budaya tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadikan pembelajaran bagi kita. Acara ini menjadi wadah bagi generasi muda untuk mengenal lebih dekat kekayaan budaya bangsa. Dengan menyaksikan langsung berbagai macam kesenian dan tradisi, dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air dan rasa bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Keberhasilan penyelenggaraan Carnaval Budaya menjadi sebuah bukti bahwa semangat persatuan dan kesatuan bangsa masih sangat kuat. Melalui acara ini, masyarakat dapat bersatu dalam merayakan kemerdekaan dan melestarikan budaya. Harapan untuk tahun-tahun mendatang, Carnaval Budaya akan terus menjadi tradisi yang dinantikan dan semakin terus berkembang. (RED_JDS & RED_SKA)

Pengaruh Budaya Populer terhadap Seni Rupa


Budaya populer memiliki dampak signifikan terhadap seni rupa, memperkenalkan elemen baru dan mempengaruhi cara seniman menciptakan dan menafsirkan karya mereka. Pengaruh ini tercermin dalam berbagai aspek, mulai dari gaya dan estetika hingga tema dan teknik.

Salah satu pengaruh paling jelas dari budaya populer adalah perubahan estetika dan gaya dalam seni rupa. Gerakan Pop Art pada tahun 1950-an dan 1960-an, yang dipelopori oleh seniman seperti Andy Warhol dan Roy Lichtenstein, memanfaatkan ikon budaya populer dan iklan sebagai subjek utama. Karya mereka menggabungkan citra dari media massa, iklan, dan komik, menciptakan dialog antara seni dan konsumerisme yang mengubah persepsi seni kontemporer.

Selain itu, budaya populer juga mempengaruhi teknik dan media yang digunakan dalam seni rupa. Seniman sering kali terinspirasi oleh desain grafis, media sosial, dan teknologi digital, yang memperkenalkan teknik baru seperti kolase digital dan instalasi multimedia. Teknik-teknik ini membuka kemungkinan baru dalam cara seniman berkreasi dan berkomunikasi dengan audiens mereka.

Tema dan subjek dalam seni rupa sering mencerminkan fenomena budaya populer. Karya seni kontemporer sering menggali isu-isu seperti konsumerisme, teknologi, dan representasi media. Seniman menggunakan seni sebagai alat untuk mengkritik dan merefleksikan masyarakat, sering kali mengacu pada simbol-simbol budaya populer yang dikenal luas.

Interaksi antara seni dan audiens juga dipengaruhi oleh budaya populer. Media sosial dan platform digital memungkinkan seniman untuk terhubung langsung dengan publik, mempromosikan karya mereka dan mendapatkan umpan balik secara real-time. Kolaborasi antara seniman dan merek atau produk budaya populer semakin umum, menciptakan karya yang menaburkan batas antara seni dan komersialisme.

Secara keseluruhan, pengaruh budaya populer terhadap seni rupa menciptakan hubungan dinamis yang terus berkembang antara seni dan masyarakat, memperluas definisi dan pengalaman seni di era modern.(RED_DAJ)

Sumber : http://india.times.com

Tenun Ikat Kediri


Hai, Sobat Pio! Tahukah kalian tenun ikat merupakan warisan budaya Indonesia yang memiliki nilai yang sangat tinggi. Seni menenun yang melibatkan teknik pewarnaan khusus ini tidak hanya menghasilkan kain dengan motif indah, tetapi juga menyimpan nilai-nilai filosofis yang mendalam. Tenun ikat Kediri adalah salah satu kerajinan tenun ikat yang memiliki nilai budaya dan artistik yang tinggi. Bukan sekedar produk tekstil, namun juga representasi dari identitas masyarakat Kediri yang mencerminkan tradisi turun-temurun dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Kerajinan tenun ikat Kediri masih mempertahankan cara pembuatan yang tradisional, yang menjadi salah satu kekuatan daya tarik masyarakat. Para perajin di Kediri menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) untuk menenun kain secara manual yang memerlukan keterampilan, kesabaran, dan ketelitian tinggi. Pada saat penggunaan ATBM ini, perajin selalu memastikan bahwa setiap kain tenun ikat yang dihasilkan harus memiliki kualitas yang tinggi dan detail motif yang rumit. Proses penenunan dengan ATBM juga memberikan sentuhan personal pada setiap helai kain, karena hasil akhir sangat bergantung pada keahlian tangan perajin. Dengan begitu setiap produk tenun ikat Kediri menjadi unik dan memiliki karakter tersendiri yang tidak dapat dibandingkan dengan produksi massal menggunakan mesin modern. Penggunaan ATBM termasuk perwujudan melestarikan budaya dalam menjaga tradisi leluhur dengan menghasilkan karya yang dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.

Dalam perkembangannya kerajinan tenun ikat Kediri mengalami penurunan dan peningkatan. Hal ini karena kurangnya kesadaran masyarakat akan produk lokal dan produk tradisional sehingga permintaan akan produk menurun. Seiring berjalannya waktu, kejayaan tenun ikat kian surut karena ratusan mesin tenun modern muncul sehingga lebih banyak muncul kain tenun hasil pabrik. Karena kecepatan produksi dan harga kain tenun pabrik juga lebih murah, banyak pengrajin yang enggan membuat tenun menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Demi melestarikan budaya dan meningkatkan kualitas serta meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya pengrajin tenun mulai dibuat kembali dengan menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Sampai sekarang tenun ikat Kediri banyak diminati dan berkembang serta dikenal baik skala Nasional maupun International. (RED_KYS)

Sumber : https://www.kompas.com

Asal-Usul dan Filosofi Batik Parang


Halo, Sobat Pio! Kalian tau nggak sih asal usul batik parang itu dari mana? Yuk simak artikel berikut ini. Pada zaman dahulu, batik dengan motif parang ini hanya boleh digunakan oleh raja dan keturunannya saja sebab memang bermakna kekuatan sang raja. Namun saat ini, motif batik parang sudah boleh digunakan semua orang untuk segala kegiatan dan tentunya sangat laku di pasaran. Berhubung Indonesia ini termasuk negara yang masih berpegang teguh pada budaya, maka tentunya batik dengan motif parang juga memiliki mitos tersendiri yakni tidak boleh dikenakan saat upacara pernikahan karena konon justru akan membawa keluarga sang pengantin baru ke hal-hal negatif seperti percekcokan.

Lantas, apa sih filosofi dari keberadaan motif batik parang yang hingga detik ini eksistensinya masih begitu dihormati oleh sejumlah masyarakat? Apa saja pula jenis-jenis motif batik parang yang tentunya memiliki filosofi masing-masing? Yuk, segera simak ulasannya berikut ini! Dilansir dari batiktulisgiriloyo.com, mengemukakan bahwa kata “Parang” dari istilah ‘batik parang’ itu berasal dari kata “Pereng” yang berarti ‘lereng’. Maksudnya, bentuk motif batik parang itu berupa huruf “S” yang digambar secara berkaitan satu sama lain dan membentuk diagonal miring layaknya lereng gunung.

Susunan bentuk “S” itu seolah menggambarkan ombak samudera yang tidak pernah habis hingga akhir zaman kelak. Namun ada juga yang berpendapat bahwa batik dengan motif parang ini justru berasal dari kata “Karang” yang berarti tebing-tebing di sekitar pantai. Usut punya usut, ternyata batik dengan motif parang ini diciptakan oleh salah satu bangsawan Kerajaan Mataram Islam lho… Beliau adalah Panembahan Senopati.

Panembahan Senopati memiliki nama lain Sutowijoyo yang merupakan putra dari Ki Gede Pemanahan selaku pendiri dari Kerajaan Mataram Islam. Itulah mengapa, pada zaman dahulu batik dengan motif parang ini hanya diperbolehkan untuk dikenakan oleh para raja dan keturunannya saja. Keberadaan batik tentunya sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena pasti setiap individu memiliki batik, sekalipun itu berupa seragam sekolah. Ditambah lagi, di Indonesia juga menghormati eksistensi dari batik dengan memperingatinya setiap 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.

Dilansir dari wikipedia.org, mengemukakan bahwa filosofi utama dari motif batik parang ini adalah supaya kita sebagai manusia tidak boleh menyerah terhadap hidup, ibarat ombak laut yang tidak berhenti bergerak. Yap, huruf “S” yang digambar secara berkaitan satu sama lain dan miring berurutan itu jika dilihat kembali seperti bentuk ombak di laut ‘kan. Batik parang memang menggambar bahwa kain yang digunakan itu belumlah rusak, yang artinya kita sebagai manusia masih bisa memperbaiki diri. Keterkaitan motif satu sama lain ini seolah menggambarkan bahwa anak akan melanjutkan perjuangan dari orang tuanya. Lalu pada garis diagonal yang lurus melambangkan penghormatan, cita-cita, dan kesetiaan.

Parang berarti perang, para raja jawa dan kesatria jawa selalu memakai batik parang yang berarti perang melawan hawa nafsu nya setiap hari, terus menerus. Hanya para raja ksatria lah yang boleh pakai batik parang. Itu sebagai agama nya, sebagai maujud ageman nya setiap hari, ucap tekat laku lampah.

Batik artinya Bakti, Bekti, Dhama bakti, para raja ksatria jawa harus berbakti kepada nusa bangsa keluarga dan agama nya. Ageman dari Batik menjadi agama nya, ucap tekat laku lampah seorang menuju sampurna ‘” (syafril indra kusuma). (RED_RSM)

Sumber : https://www.gramedia.com