Akibat meninggalkan sholat lima waktu


Hai, Sobat Pio! Salat merupakan suatu kewajiban seseorang sebagai umat muslim, salat juga sering disebut sebagai tiang agama kita sebagai seorang muslim. Melaksanakan ibadah salat tentu bukan hal jarang bagi orang yang beragama Islam, bahkan salat lima waktu hukumnya wajib bagi kaum muslim. Meninggalkan salat wajib dengan sengaja akan mendapat dosa yang besar. Dalam al qur’an dan beberapa hadist juga telah dijelaskan mengenai dosa dan akibat jika meninggalkan salat lima waktu. Salah satunya, dijelaskan oleh Ibnu Qayyim Al Jauziyah  dalam Kitab Ash Shalah mengatakan bahwa, “Meninggalkan salat lima waktu dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman keras. ”

Orang yang meninggalkan salat akan selalu merasakan kegelisahan akan semua hal. Merasa kurang dengan apa yang ia lakukan dan juga selalu diselimuti kegelisahan. Pada umumnya, setiap manusia tentu memanjatkan doa yang ditujukan kepada Allah SWT. Dikabulkannya doa akan bergantung pada amal perbuatan umat muslim kepada Allah SWT. Salat juga sebagai upaya diri untuk selalu menyucikan hati dan pikiran umat muslim, sedangkan orang yang selalu meninggalkan salat akan selalu meresa bahwa dirinya akan selalu diatas segala dan akan kehilangan arah tujuan untuk kembali kepada jalan yang benar.

Bukan hanya itu, Allah SWT akan menyempitkan kuburan bagi yang meninggalkan salat dalam keadaan sempit dan gelap. Tak hanya itu, siksa kubur juga tiada henti akan diperoleh hingga datangnya hari kiamat kelak. Serta bagi umat muslim yang meninggalkan salat, maka ada kerugian besar yang bisa mengintai di hari kiamat . Imam Ahmad juga meriwayatkan dalam hadistnya yang lain, “Siapa yang menjaga salat lima waktu, baginya cahaya, bukti dan keselamatan pada hari kiamat.  Siapa yang tidak menjaga salat lima waktu, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti,  dan juga tidak mendapatkan keselamatan. Pada hari kiamat ia akan bersama qorun, fir’aun, haman, dan ubay bin kholaf.”(RED_SNM)

Sumber: https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id

Cara Mendekatkan Diri kepada Allah saat Haid


Hai, Sobat Pio! Tahukah kalian? cara mendekatkan diri kepada Allah saat haid bisa dilakukan dengan berbagai amalan. Dalam Islam, haid adalah masa di mana seorang wanita sedang dalam keadaan tidak suci atau kotor. Pada masa ini wanita diharamkan untuk melakukan sejumlah ibadah seperti salat, puasa, berhaji, dan membaca Al-Qur’an. cara mendekatkan diri kepada Allah saat haid menjadi terbatas karena sedang dalam hadast besar.
Meski dilarang melakukan ibadah-ibadah penting tersebut, seorang wanita masih bisa mendekatkan diri pada Allah dengan cara lain. Masih ada amalan-amalan yang bisa menjadi cara mendekatkan diri kepada Allah saat haid.
Berikut cara mendekatkan diri kepada Allah saat haid:
1. Berdzikir
Dzikir merupakan amal ibadah yang dianjurkan siapapun dan kapan pun. Jenis-jenis dzikir pun ada banyak, wanita yang sedang haid bisa mengucapkan berbagai kalimah thayyibah seperti tasbih, tahmid, takbir, tahlil, dan lainnya. Dzikir juga bisa dilakukan untuk memohon pengampunan pada Allah dengan beristighfar dan bertobat.
2. Berdoa
Sama dengan berdzikir, berdoa biasa dilakukan siapa pun dan kapan pun. Doa bisa mengandung ikhtiar untuk mendekatkan diri pada Allah. Wanita yang sedang dalam keadaan junub diperbolehkan membaca doa apa saja karena tidak masuk dalam larangan saat haid. Saat haid wanita masih bisa mengamalkan doa harian seperti al-Matsurat. Al-Matsurat merupakan kumpulan doa harian yang diamalkan oleh Rasulullah.
3. Bersalawat
Selain berdoa dan berdzikir, cara mendekatkan diri kepada Allah saat haid lainnya adalah bersalawat. Salawat adalah bukti cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Salawat adalah sebab turunnya rahmat, pengampunan, dan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Salawat tidak dilarang saat haid dan bisa dilakuakan kapanpun.
Mendengarkan lantunan Al-Qur’an
Amalan penuh pahala bagi wanita haid selanjutnya adalah mendengarkan lantunan Al-Qur’an. Meski tidak diperbolehkan membaca Al’Qur’an, wanita yang haid tetap dianjurkan untuk mendengarnya. Dengan tetap mendengar lantunan ayat suci, hati wanita haid akan selalu dekat dengan Allah.
4. Mendengarkan tausiyah
Wanita haid diperbolehkan mendatangi kajian-kajian keagamaan. Dengan mendengarkan kajian-kajian agama, wanita haid akan senantiasa dekat hatinya dengan Allah. Mendengarkan tausiyah juga bisa didapat dari siaran radio, TV, atau streaming.
5. Bersedekah
Cara mendekatkan diri kepada Allah saat haid selanjutnya adalah bersedekah. Amalan satu ini bisa dilakukan kapanpun dan dalam keadaan apapun. Memperbanyak sedekah bisa dengan berbagai cara. Mulai dari memberi santunan kepada fakir miskin, anak yatim hingga hanya menebar senyuman kebaikan.
Nah, Sobat Pio! Itu tadi beberapa cara mendekatkan diri kepada Allah ketika haid. Sekian artikel kali ini, semoga bermanfaat dan sampai jumpa di edisi selanjutnya. (RED_NAA)
Sumber : https://m.liputan6.com

Manfaat Doa Nurbat


 

Hai, Sobat Pio! kalian tau nggak sih, untuk meraih sesuatu yang kita inginkan, kita juga harus berusaha. Selain berusaha, kita juga dianjurkan untuk berdoa. Dalam Islam, terdapat beberapa doa yang bisa dipanjatkan agar hajat atau keinginan kita bisa terkabul. Dari banyaknya doa tersebut, doa nurbuat merupakan salah satu doa pengabul hajat yang sampai saat ini masih jarang orang ketahui. Namun, doa ini sudah familiar di kalangan para ulama dan kyai yang mengamalkannya.

Doa nurbuat memiliki segudang khasiat yang bisa melancarkan urusan, baik itu dunia ataupun akhirat. Keunggulan doa ini dijelaskan melalui kitab Al Mujarot yang berbunyi sebagai berikut: Rasulullah bersabda setelah salat subuh dan duduk bersama para sahabat di masjid, kemudian datanglah Malaikat Jibril membawa doa Nurbuat seraya berkata “Aku diutus Allah membawa doa nurbuat untuk diserahkan kepadamu (Rasulullah)”

Nah, untuk Sobat Pio yang penasaran dengan segudang khasiat doa nurbuat, berikut 10 manfaat doa nurbuat.

1. Doa ini dianjurkan untuk dibaca sehabis salat wajib dan pada siang hari di hari raya.

2. Tak hanya manusia, tanaman pun juga bisa merasakan khasiat doa ini. Meletakkan doa ini di dalam tanaman akan membuat tanaman terbebas dari hama.

3. Doa ini juga bisa diletakkan di ruangan yang menakutkan. Niscaya, segala bentuk makhluk gaib akan hilang.

4. Doa ini akan menyelamatkan pembacanya dari siksa api neraka. Tidak hanya itu, doa ini juga bisa menjadi tameng dalam menghadapi godaan setan.

5. Terhindar dari mengingkari nikmat Allah dan dijauhkan dari pekerjaan jelek merupakan khasiat dari membaca doa nurbuat sebanyak 50x dalam sehari.

6. Doa ini juga bisa dijadikan penghapus dosa jika dibaca saat senja.

7. Doa ini memiliki khasiat tersendiri di setiap harinya. Pada malam Minggu, membaca doa ini akan awet muda, hari Senin akan diberikan keselamatan, malam Selasa akan dijadikan sebagai orang yang kuat, Rabu diberikan kesehatan pada bagian gigi, dan Kamis Allah SWT akan memberikan rupa atau aura yang menarik pada wajah.

8. Doa ini juga mampu menggerakan malaikat untuk turun dari langit dan memohon ampunan kepada Allah untuk pembacanya.

9. Selain tanaman, doa ini juga bisa bekerja pada hewan. Jika bertemu atau terjebak dengan hewan buas, maka doa ini bisa membuat hewan tersebut menjadi jinak.

10. Doa ini juga disebut-sebut mampu membawa pembacanya bertemu dengan Rasulullah, lho. “barang siapa yang ingin bertemu dengan para Nabi, maka bacalah doa Nurbuat sebanyak 100 kali kemudian tidur, InsyaAllah dalam mimpi akan bertemu Nabi”.

Nah itu tadi Sobat Pio manfaat doa nurbuat, semoga menambah wawasan Sobat Pio ya, oke, sampai disini dulu untuk artikel hari ini, sampai jumpa di edisi selanjutnya. (RED_AMA)

Sumber : https://www.popbela.com

 

KEUTAMAAN PUASA SEBELUM IDUL ADHA ZULHIJAH, TARWIYAH, DAN ARAFAH


Hai, Sobat Pio! Zulhijah merupakan bulan yang dimuliakan Allah SWT karena di dalamnya terdapat perintah menunaikan ibadah haji bagi golongan mampu. Sementara bagi yang belum mampu bisa memperbanyak ibadah lain, seperti salat, sedekah, serta puasa sunah Zulhijah, Tarwiyah, serta Arafah. “Rasulullah SAW bersabda: Tiada ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk beribadah seperti sepuluh hari ini,” (HR At-Tirmidzi).

Mengutip dari laman NU Online, terdapat keutamaan puasa sebelum Idul Adha bagi yang menjalaninya dengan niat tulus dan ikhlas.

Keutamaan Puasa Zulhijah

Puasa Zulhijah dilaksanakan pada sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Amalan yang ditunaikan pada sepuluh hari pertama bulan Zulhijah ini memiliki keutamaan, bagi orang yang menjalaninya akan diganjar pahala setara dengan orang mati syahid. Tidak hanya itu, keutamaan lainnya yaitu dikabulkan doa-doa yang dipanjatkan, dijauhkan dari sifat munafik, dipenuhi rasa cinta kasih, hingga dijauhkan dari kesusahan.

Keutamaan Puasa Tarwiyah

Keutamaan puasa sebelum Idul Adha selanjutnya yaitu puasa Tarwiyah yang jatuh pada 8 Zulhijah. “Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun,” (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar). Selain dapat menghapus dosa-dosa selama satu tahun, orang yang menjalani puasa Tarwiyah akan dijauhkan dari siksa api neraka. Bahkan, puasa juga termasuk kebiasaan-kebiasaan yang selalu dilakukan oleh Rasulullah SAW supaya dicintai oleh Allah SWT.

Keutamaan Puasa Arafah

Puasa Arafah adalah ibadah puasa yang hukumnya sunah muakkad berarti mendekati wajib, dan dapat dilakukan pada 9 Zulhijah. Keutamaan puasa Arafah ini dijelaskan Rasulullah SAW pada sebuah sabda riwayat muslim yang berbunyi “Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu,” (HR Muslim).

Meskipun puasa sunah ini tercatat sepuluh hari, pada hari ke-10 haram hukumnya untuk berpuasa karena sudah masuk Hari Raya Idul Adha. Begitu juga dengan tiga hari setelah Idul Adha tidak dianjurkan untuk puasa karena merupakan hari Tasyrik, yaitu harinya makan-makan dan masih dalam suasana hari raya.

Nah Sobat Pio, itu tadi sedikit penjelasan tentang bulan Zulhijah, keutamaan bila menjalankan puasa Zulhijah, puasa Tarwiyah dan puasa Arafah. Sekian artikel kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu di edisi selanjutnya. (RED_SNH)

Sumber : https://www.cnnindonesia.com

 

Sejarah Masuknya Hadrah Ke Indonesia


Hai, Sobat Pio! pasti kalian sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Hadrah. Hadrah adalah sebuah musik yang bernafaskan Islami yaitu dengan melantukan Sholawat Nabi diiringi dengan tabuhan musik alat tertentu. Hadrah menjadi kesenian islami yang sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Sedangkan, hadrah berasal dari bahasa Arab, yaitu hadlaro-yahdluru-hadlran (hadlratan), yang artinya hadir atau kehadiran. Pendapat lain mengatakan bahwa istilah ini diambil dari nama sebuah wilayah yang bernama Hadramaut. Namun, ada juga yang mengatakan jika Hadrah berasal dari negeri Parsi.

Tidak ada yang tahu persis, kapan datangnya hadrah di Indonesia. Namun, hadrah tak lepas dari sejarah perkembangan dakwah Islam para Wali Songo. Dari beberapa sumber menyebutkan bahwa pada setiap tahun di serambi Masjid Agung Demak, Jawa Tengah diadakan perayaan Maulid Nabi yang diramaikan dengan bermain alat musik hadrah, yang kemudian para Wali Songo menjadikan kebiasaan tersebut untuk dijadikan media berdakwah di Indonesia.

Menurut keterangan ulama besar yaitu, Al Habib Umar Bin Thoha Bin Shahab. Ketika Al Imam Ahmad Al Muhajir yang merupakan kakek dari Wali Songo kecuali Sunan Kalijaga, hijrah ke Yaman tepatnya di Hadramaut bertemu dengan salah satu pengikut tariqah sufi (darwisy) yang sedang asyik memainkan alat musik hadrah serta mengucapkan syair pujian kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Pada pertemuan tersebut mereka bersahabat. Kemudian, setiap Al Imam Ahmad Al Muhajir mengadakan majelis maka disertakan hadrah tersebut, hingga sampai keturunan dari Al Imam Ahmad Al Muhajir  tetap menggunakan hadrah disaat mengadakan suatu majelis.

Hadrah biasanya digelar saat acara-acara Islam seperti memperingati Maulid Nabi, tabligh akbar, perayaan tahun baru Hijriyah, dan peringatan hari-hari besar Islam lainnya. Hingga saat ini hadrah sudah berkembang pesat di masyarakat Indonesia sebagai iringan musik saat pesta pernikahan, sunatan, kelahiran bayi dan acara festival seni musik Islami lainnya. Tidak hanya sebagai iringan musik pada saat acara, hadrah juga masuk dalam kegiatan ekstrakulikuler di sekolah, pesantren, remaja masjid, dan majelis taklim. Hadrah berisi syair-syair islami yang mengandung ungkapan pujian dan keteladanan sifat Allah dan Rasulullah SAW yang agung. Supaya kita lebih cinta kepada Allah SWT dan Nabi SAW.

Nah, Sobat Pio itu tadi sedikit penjelasan tentang hadrah dan sejarah masuknya hadrah ke Indonesia. Semoga artikel kali ini bermanfaat ya. sampai bertemu di artikel selanjutnya. (RED_NAA)

Sumber: https://hadrohalbarzanji.blogspot.com

 

Apasih Manfaat Musyawarah itu?


Hai, Sobat Pio! Apa kalian sudah tahu manfaat musyawarah? Kalau kalian belum tahu simak sedikit penjelasan tentang musyawarah berikut ini. Sudah tidak asing lagi musyawarah menjadi kebutuhan utama dalam bermasyarakat atau berhubungan dengan orang banyak. Namun, apa kalian tahu manfaat musyawarah yang sebenarnya? Meskipun sudah biasa, namun setiap orang wajib tahu manfaat musyawarah.

Manfaat musyawarah tidak terlepas dari produk musyawarah yaitu mufakat atau hasil kesepakatan bersama. Manfaat musyawarah seperti menyatukan perbedaan pendapat, menumbuhkan rasa kebersamaan, melatih mengemukakan pendapat, hingga menyimpulkan kebenaran. Dalam praktiknya, manfaat musyawarah dilaksanakan dan diiringi dengan tujuan dan prinsipnya dalam kehidupan.

Sebuah persoalan dapat diatasi dengan mengedepankan musyawarah. Berikut adalah manfaat musyawarah antara lain :

1. Menumbuhkan rasa kekeluargaan atau kebersamaan.

2. Dapat menyatukan berbagai perbedaan pendapat.

3. Nilai keadilan pada hasil keputusan yang dibuat atau hasil akhir dalam musyawarah.

4. Ajang melatih diri untuk mengemukakan pendapat dan juga melatih kepercayaan diri.

5. Masalah dapat segera terpecahkan atau tidak menimbulkan perpecahan.

6. Dapat mengambil kesimpulan yang benar.

7. Mencari kebenaran dan menjaga diri dari kekeliruan.

8. Terciptanya stabilitas emosi.

Persoalan akan dapat terselesaikan dengan cepat dengan adanya musyawarah untuk mufakat. Mufakat adalah produk utama dari tindakan musyawarah. Berikut ini merupakan tujuan musyawarah ialah :

1. Menghasilkan kesepakatan bersama,  sehingga keputusan akhir yang diambil dalam musyawarah dapat diterima dan dilaksanakan oleh semua anggota dengan ikhlas dan penuh rasa tanggung jawab.

2. Menyelesaikan kesulitan dan memberikan kesempatan untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Sehingga keputusan yang dihasilkan sesuai persepsi dan standar anggota musyawarah lainnya.

Nah, Sobat Pio sudah tahu kan apa manfaat dan tujuan musyawarah. Semoga dapat menambah ilmu pengetahuan Sobat Pio. Cukup sekian artikel hari ini sampai ketemu di edisi selanjutnya. (RED_AFH)

Sumber:https://merdeka.com

Hari Raya Idul Fitri


Hai, Sobat Pio! Siapa nih yang belum tahu Hari Raya Idul Fitri? Jika belum simak pembahasan berikut ini ya!. Idul Fitri adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriah. Dikarenakan sistem penanggalan Hijriah berdasarkan peredaran bulan, sehingga Idul Fitri jatuh pada tanggal yang berbeda-beda setiap tahunnya jika dilihat dari perhitungan Masehi.

Setelah melaksanakan kewajiban pada bulan Ramadhan yaitu berpuasa, umat Islam akan merayakan hari raya yang dinamakan Idul Fitri. Idul Fitri dalam bahasa arab berasal dari kata Id yang berakar pada kata aada-yauudu yang artinya kembali. Sedangkan Fitri diambil dari kata fathoro-yafthiru yang diartikan sebagai suci, bersih dari segala dosa, kesalahan, serta keburukan.

Pada Hari Raya Idul Fitri juga terdapat ibadah yang dinamakan salat Id. Salat Id ini dilakukkan dengan cara melaksanakkan salat terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan khutbah seperti pada salat jumat. Di Indonesia sendiri Hari Raya Idul Fitri yang disebut juga Lebaran, sudah menjadi tradisi bagi umat Islam di masing-masing daerahnya Umat Islam di Indonesia memiliki kebiasaan merapikan rumah dan menyiapkan hidangan untuk menyambut keluarga, kerabat, atau tetangga yang berkunjung agar dapat mempererat tali silahturahmi dan untuk saling memaafkan kesalahan-kesalahan yang mungkin mereka perbuat. Momen ini mereka gunakan untuk berkumpul kembali bersama keluarga atau kerabat jauh yang berada jauh diluar kota atau luar negeri sehingga Idul Fitri sering dikaitkan dengan kegiatan mudik.

Umat Islam di Indonesian juga memiliki kebiasaan mengucapkan Minal ‘Aidin wal-Faizin antar sesama Muslim. Kalimat ini menjadi doa yang memiliki makna “Semoga kita semua tergolong orang yang kembali (ke fitrah) dan menuni kemenangan dengan meraih surga.” Menurut sebagian besar ulama ucapan tersebut tidaklah berdasar dari ucapan dari Nabi Muhammad SAW. Perkataan ini mulanya berasal dari seorang pensyair pada masa Al-Andalus, yang bernama Shafiyuddin Al-Huli. Adapun ucapan yang disunahkan olehnya adalah Taqabbalallahu minna wa minkum yang memiliki makna “Semoga Allah menerima amal kami dan kalian.”

Nah Sobat Pio, itu tadi beberapa pembahasan tentang Hari Raya Idul Fitri. Semoga pembahasan tadi bermanfaat bagi Sobat Pio. Sampai jumpa di edisi selanjutnya. (RED_AAN)

Sumber : https://id.wikipedia.org

Lima Agama Yang Puasa Selain Islam


Hai, Sobat Pio! Apakah kalian sudah tahu jika puasa itu dilakukan oleh beberapa agama di dunia? Kalau belum tau simak sedikit penjelasan ini ya. Dalam Islam, puasa di bulan ramadan adalah salah satu rukun Islam dan wajib hukumnya. Puasa dimaksudkan untuk melatih kesabaran dan pengendalian diri kita, serta meningkatkan rasa syukur. Tradisi puasa ternyata tidak hanya dilakukan oleh umat muslim loh, puasa dalam agama lain memiliki tradisi yang berbeda dengan islam, namun tujuannya sama untuk melatih disiplin dan kesabaran.

Berikut adalah tradisi puasa dari agama Buddha. Dalam agama Buddha, puasa tersebut disebut sebagai Uposatha. Tanggal puasa bergantung pada aliran Buddha yang diikuti, namun mereka sama-sama mengikuti perhitungan kalendar Buddhis. Namun, umat Buddha saat berpuasa masih diperbolehkan minum, tetapi tidak diperbolehkan makan. Untuk melaksanakan delapan aturan selama melakukan Uposatha yang disebut dengan uposatha-sila, yaitu tidak membunuh, tidak mencuri, tidak melakukan kegiatan seksual, tidak berbohong, tidak makan pada siang hari hingga dini hari, dan tidak menonton hiburan atau memakai kosmetik, parfum, dan perhiasan. Jenis puasa lainnya yang dilaksanakan oleh agama Buddha adalah puasa vegetaris atau tidak boleh mengkonsumsi makanan yang berasal dari produk hewani dan tidak mengkonsumsi bawang-bawangan.

Tradisi puasa dalam agama Katolik. Dalam agama Katolik, masa puasa pra-Paskah berlangsung selama 40 hari, dihitung dari hari Rabu Abu hingga Jumat Agung. Umat Katolik mengenal istilah berpantang dan berpuasa. Berpuasa wajib bagi mereka yang sudah berusia 18 tahun. Saat berpuasa, mereka hanya diizinkan untuk makan kenyang sekali saja dalam sehari. Sementara itu, berpantang wajib untuk mereka yang berusia 14 tahun ke atas. Berpuasa dan berpantang merupakan cara untuk mendekatkan diri pada Tuhan dan menyatukan pengorbanan umat Katolik dengan pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib.

Tradisi puasa dalam agama Hindu. Puasa dalam agama Hindu disebut dengan Upawasa. Upawasa ada yang wajib ada juga yang tidak wajib. Upawasa yang wajib misalnya Upawasa Siwa Ratri, umat Hindu tidak boleh makan dan minum dari matahari terbit hingga terbenam. Lalu puasa Nyepi, yang dilakukan dengan cara tidak makan dan minum sejak fajar hingga fajar keesokan harinya. Puasa lain yang dianggap wajib adalah puasa untuk menembus dosa yang dilakukan selama tiga hari, puasa tilem, dan purnama.

Tradisi puasa dalam agama Yahudi. Puasa atau Ta’anit dalam agama Yahudi dibagi menjadi dua, yaitu pada hari besar, Yom Kippur dan Tisha b’av, juga pada hari kecil, misalnya puasa Esther dan puasa Gedhalia. Pada saat puasa, mereka tidak diperkenankan untuk makan dan minum, berhubungan seks, mengenakan sepatu kulit, dan khusus pada hari Yom Kippur, umat Yahudi tidak diperkenankan untuk menggosok gigi. Kecuali pada saat Yom Kippur, puasa tidak boleh dilakukan pada hari Sabat. Sehingga, apabila puasa selain puasa Yom Kippur jatuh para hari Sabat, para Rabbi akan memutuskan hari pengganti untuk berpuasa.

Tradisi puasa dalam agama konghucu. Puasa dalam kepercayaan Konghucu juga merupakan cara untuk mensucikan diri dan melatih diri, baik itu untuk menjaga perilaku, perkataan, dan agar diri kita dipenuhi cinta kasih. Puasa Konghucu ada dua jenis, yaitu puasa rohani dan jasmani. Puasa rohani dilakukan dengan menjaga diri dari hal-hal yang dianggap asusila. Sementara puasa jasmani dilakukan pada bulan Imlek. Puasa dilakukan dengan cara berpantang makan daging secara bertahap, ada yang hanya sehari, dua hari, dan seterusnya hingga berpantang permanen. Pada tanggal 8 bulan pertama imlek, dilakukan puasa penuh dari pukul 05.30 hingga 22.00.

Nah, itu tadi sedikit penjelasan tentang lima agama yang berpuasa selain umat Islam, jadi bagaimana Sobat Pio? Sudah tahu kan lima agama yang berpuasa selain islam. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan Sobat Pio! Sekian artikel hari ini sampai jumpa di edisi selanjutnya. (RED_AFH)

Sumber: https://kumparan.com

Mengapa Umat Islam Wajib Berpuasa Pada Bulan Ramadhan?


Hai, Sobat Pio! Tahukah kalian tentang kewajiban puasa Ramadhan? Allah SWT berfirman,”Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”(Qs. Al-Baqarah [2]: 183)

Ada golongan umat Islam yang dapat meninggalkan kewajiban berpuasanya karena keadaan tertentu, namun tetap wajib menggantinya pada lain hari. Allah SWT melanjutkan perintahnya pada Surat Al-Baqarah ayat 184 Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:”(yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah [2]: 184)

Berikut merupakan pendapat para ulama mengenai arti yang terkandung dalam Qs. Al-Baqarah ayat 184

1. Diperbolehkan tidak berpuasa bagi orang yang sakit atau musafir tanpa membedakan sakitnya itu berat atau ringan, demikian pula perjalanannya jauh atau dekat. Pendapat ini diungkapkan oleh Ibnu Sirin dan Dawud az-Zahiri.

2. Dibolehkan tidak berpuasa bagi setiap orang yang sakit yang benar-benar merasa kesukaran berpuasa, karena sakitnya. Ukuran kesukaran itu diserahkan kepada rasa tanggung jawab dan keimanan masing-masing. Pendapat ini dipelopori oleh sebagian ulama tafsir.

3. Dibolehkan tidak berpuasa bagi orang yang sakit atau musafir dengan ketentuan-ketentuan, apabila sakit itu berat dan akan mempengaruhi keselamatan jiwa atau keselamatan sebagian anggota tubuhnya atau menambah sakitnya bila ia berpuasa. Juga bagi orang-orang yang musafir, apabila perjalanannya itu dalam jarak jauh, yang ukurannya paling sedikit 16 farsakh atau kurang lebih 80 kilometer.

4. Tidak ada perbedaan pendapat mengenai perjalanan musafir, apakah dengan berjalan kaki, atau dengan apa saja, asalkan tidak untuk mengerjakan perbuatan maksiat.

Selain golongan orang sakit atau dalam keadaan sebagai musafir, Allah SWT juga menegaskan tentang ketentuan bagi orang yang berat menjalankan puasa. Beberapa ulama kemudian membahas tentang hal ini.

1. Orang tua yang tidak mampu berpuasa. Bila tidak berpuasa, diganti dengan fidyah.

2. Wanita hamil dan yang sedang menyusui. Bila tidak berpuasa, wajib mengqada puasa dan membayar fidyah.

3. Orang sakit yang tidak sanggup berpuasa dan penyakitnya tidak ada harapan akan sembuh, hanya diwajibkan membayar fidyah.

4. Buruh atau petani yang harus bekerja keras untuk menutupi kebutuhannya.

Nah, itu tadi sedikit penjelasan tentang mengapa umat Islam wajib berpuasa pada bulan Ramadhan. (RED_IRA)

 

Sumber : https://www.suara.com

 

Pro dan Kontra Terkait Keputusan Meteri Agama


Hai, Sobat Pio! Bagaimana kabar kalian hari ini? Tahukah kalian? Baru-baru ini telah terjadi perdebatan pro dan kontra terkait keputusan Menteri Agama? Perdebatan itu terkait aturan azan yang telah diterbitkan Surat Edaran (SE) bernomor 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Suara di Masjid dan Musala bahwa yang mengatur penggunaan Toa di masjid oleh Menteri Agama, Yaqut Qolil Qoumas, akhirnya Kemenag membandingkan aturan tersebut dengan gonggongan anjing.

Surat Edaran ini diteken Menag Yaqur pada 18 Februari 2022 lalu. Bertujuan untuk meningkatkan ketenteraman, ketertiban, dan keharmonisan antar warga. Ditinjau dari latar historis, aturan pengeras suara masjid-musala ternyata diperbarui setelah berusia 44 tahun. Penggunaan pengeras suara di Masjid dan Musala selama ini diatur dalam Instruksi Dirjen Bimas Islam Kemenag yang terbit pada tahun 1978. Kemudian, tahun 2018 Kemenag menerbitkan lagi Surat Edaran pelaksanaan lebih tinggi, yakni berupa Surat Edaran Menteri Agama.

Dalam surat edaran tersebut tidak melarang Masjid-Musala menggunakan Toa karena itu merupakan syiar agama Islam, tetapi hanya meminta volume suara Toa diatur maksimal 100dB (desibel). Selain itu, waktu pengunaan disesuaikan di setiap waktu sebelum azan. Diatur kapan mereka bisa mulai menggunakan speaker itu sebelum dan setelah azan. Aturan tersebut dibuat hanya untuk mmenciptakan rasa harmonis di lingkungan masyarakat. Termasuk meningkatkan manfaat dan mengurangi yang tidak ada manfaatnya.

Kemenag Yaqut menilai bahwa suara-suara Toa di Masjid selama ini adalah sebagai bentuk Syiar, hanya jangan dinyalakan dalam waktu bersamaan, sehingga menimbulkan gangguan. Seperti kita ketahui bersama bahwa negara kita mayoritas penduduknya adalah muslim, dan hampir setiap 100-200 meter bisa kita dapati Masjid-Masjid. Bayangkan bila dalam waktu bersamaan mereka serentak menyalakan Toa di atas. Yang terjadi pada akhirnya bukan lagi syiar agama, melainkan gangguan buat sekitarnya, demikian pendapat Kemenag Yaqut.

Kemenag Yaqut membayangkan bila seorang muslim, hidup di lingkungan nonmuslim, kemudian rumah-rumah ibadah saudara-saudara kita nonmuslim menghidupkan Toa sehari lima kali dengan keras dan kencang, lalu bagaimana rasanya? Beliau kemudian mencontohkan suara-suara lain yang dapat menimbulkan gangguan. Salah satunya suara gonggongan anjing. Yang paling sederhana, bila kita hidup dalam satu kompleks, kiri, kanan, depan belakang memelihara anjing semua. Misalnya anjing-anjing dalam satu komplek tersebut menggonggong dalam waktu bersamaan, pastinya kita akan terganggu. Suara-suara ini, apa pun suara itu, harus kita atur supaya tidak menjadi gangguan.

Tidak ada larangan penggunaan Toa di Masjid atau Musala, hanya saja perlu diatur penggunaannya sehingga tidak menimbulkan gangguan masyarakat. Agar penggunaan speaker sebagai sarana melakukan syiar tetap dapat dilaksanakan dan tidak mengganggu. Demikian Sobat Pio, sedikit ulasan terkait pro dan kontra terkait keputusan Menteri Agama. Semoga pembahasan ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan kita. Sampai jumpa di edisi selanjutnya. (RED_SEL)

Sumber :   https://jejakrekam.com