Ramadan Momentum Pendidikan Karakter Menuju Generasi Qur’ani


Hai, Sobat Pio! Bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah dan ampunan, kembali menyapa kita. Selain sebagai bulan ibadah, Ramadan juga merupakan momentum yang sangat baik untuk meningkatkan kualitas diri, terutama dalam hal pendidikan karakter. Pendidikan karakter di bulan Ramadan bukan hanya sekadar transfer ilmu pengetahuan agama, tetapi juga penanaman nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ibadah puasa dan amalan-amalan lainnya.Ibadah puasa itu sendiri merupakan madrasah karakter yang luar biasa. Menahan lapar dan dahaga, serta hawa nafsu lainnya, melatih kesabaran, keikhlasan, dan pengendalian diri. Kita diajarkan untuk jujur, disiplin, dan bertanggung jawab atas setiap perbuatan kita. Kejujuran dalam berpuasa, misalnya, tidak hanya sebatas tidak makan dan minum di siang hari, tetapi juga menjaga lisan dan perbuatan dari hal-hal yang dapat mengurangi atau membatalkan pahala puasa.Ramadan juga menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan kepekaan sosial dan empati. Dengan merasakan lapar dan dahaga, kita diharapkan lebih peka terhadap penderitaan orang lain, terutama mereka yang kurang beruntung. Semangat berbagi dan bersedekah yang meningkat di bulan Ramadan merupakan wujud nyata dari pendidikan karakter yang berorientasi pada kepedulian sosial. Zakat fitrah, zakat mal, infak, dan sedekah bukan hanya kewajiban, tetapi juga sarana untuk membersihkan harta dan jiwa, serta menumbuhkan rasa solidaritas.Pendidikan karakter di bulan Ramadan juga sangat erat kaitannya dengan interaksi kita dengan Al-Qur’an. Membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an adalah inti dari pendidikan karakter Islami. Al-Qur’an adalah sumber petunjuk dan pedoman hidup yang lengkap, yang mengajarkan nilai-nilai luhur seperti kejujuran, keadilan, kasih sayang, dan tanggung jawab. Memperbanyak tadarus Al-Qur’an, mengikuti kajian-kajian tafsir, dan berusaha mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari adalah cara terbaik untuk membentuk karakter Qur’ani.Jadi, pendidikan karakter di bulan Ramadan tidak hanya terbatas pada ritual ibadah formal. Ia mencakup seluruh aspek kehidupan, mulai dari cara kita berinteraksi dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan Al-Qur’an. Dengan memanfaatkan momentum Ramadan ini dengan sebaik-baiknya, kita dapat menempa diri menjadi pribadi yang lebih berkarakter, lebih bertakwa, dan lebih bermanfaat bagi sesama. Semoga kita semua dapat meraih keberkahan Ramadan dan menjadi generasi Qur’ani yang gemilang. (RED_MHR)

Sumber: jabar.nu.or.id

Pentingnya Pendidikan Bagi Kita


Hai, Sobat Pio! Pendidikan atau edukasi adalah usaha dasar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak, ilmu hidup, pengetahuan umum serta keterampilan yang diperlukan dirinya untuk masyarakat berlandaskan Undang-Undang. Kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalan e, berarti “keluar”. Pendidikan adalah hak dasar setiap individu tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau fisik. Namun, masih banyak tantangan dalam memastikan setiap orang mendapatkan akses pendidikan yang layak. Konsep Pendidikan untuk semua (Education for All/EFA) adalah upaya global untuk menjamin bahwa setiap individu, termasuk mereka yang kurang mampu atau berkebutuhan khusus, dapat memperoleh pendidikan berkualitas. Mendidik dan pendidikan adalah dua hal yang memiliki keterkaitan. Pengertian pendidikan sendiri bermakna melakukan suatu tindakan berupa memberikan pendidikan kepada pihak lain. Tujuan pendidikan di suatu negara dengan negara lain tentu akan berbeda bergantung dasar negara, falsafah hidup, dan ideologi negara. Sehingga sebagai manusia Indonesia, pendidikan memiliki tujuan sebagai berikut ; Untuk mencapai suatu kehidupan yang lebih baik, Untuk membentuk manusia Indonesia yang memiliki sikap dan perilaku sesuai pada nilai-nilai Pancasila.

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa pendidikan memiliki peran yang begitu penting untuk masa depan; Pembangunan Keterampilan Melalui pendidikan, individu memiliki kesempatan untuk mengembangkan dan memperoleh berbagai keterampilan yang diperlukan dalam dunia kerja. Dalam dunia yang terus berubah dan kompetitif, keterampilan seperti kemampuan berpikir kritis, kemampuan berkomunikasi, keterampilan teknologi informasi, dan pemecahan masalah menjadi sangat penting. Pendidikan memberikan landasan untuk mengasah keterampilan ini, sehingga individu dapat menjadi lebih siap dan berkualitas untuk menghadapi tantangan di masa depan. Peningkatan Kesempatan Kerja Pendidikan yang baik memberikan peluang yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan yang baik dan berpenghasilan tinggi. Banyak perusahaan dan organisasi mencari individu dengan pendidikan formal yang baik karena hal itu mencerminkan komitmen dan ketekunan seseorang dalam mencapai tujuan. Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan di pasar kerja, pekerjaan yang membutuhkan keterampilan tinggi semakin banyak. Maka dari itu, pendidikan yang solid menjadi kunci untuk meningkatkan kesempatan kerja dan mobilitas sosial.

Dalam kesimpulannya, pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk masa depan individu dan masyarakat. Selain memberikan pengetahuan dan keterampilan, pendidikan juga membantu dalam pembangunan karakter, peningkatan kesempatan kerja, pemberdayaan individu, dan menciptakan masyarakat yang lebih maju dan harmonis. (RED_ST).

Sumber : gramedia.com

Isu Ujian Nasional Diadakan Kembali


Hai, Sobat Pio! Belum lama ini Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Abdul Mu’ti sempat menyampaikan rencana Ujian Nasional yang akan diadakan lagi pada tahun 2026 mendatang. Sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa Ujian Nasional telah resmi ditiadakan oleh pemerintah sejak tahun 2021 lalu. Meski begitu, Mendikdasmen belum bisa merinci terkait format Ujian Nasional apakah akan sama dengan pelaksanaan UN tahun-tahun sebelumnya atau tidak. UN yang akan diadakan kembali akan berbeda dengan UN sebelumnya. Rencananya, pada kepemimpinan Presiden Prabowo akan ada banyak hal dalam lingkup pendidikan yang dikaji ulang. Selain Ujian Nasional, ada juga kebijakan lain seperti Zonasi, Kurikulum Merdeka Belajar, pengenalan Matematika di TK, kesejahteraan guru, dan masih banyak lainnya.

UN perlu diadakan kembali, salah satunya untuk standar penerimaan peserta didik baru (PPDB) pada jalur prestasi. Sebab, AN (Asesmen Nasional) tidak bisa menjadi pedoman tolak ukur prestasi karena didapat melalui sampel, bukan nilai individu. Ukuran nilai individu selama ini hanya melalui nilai rapor, sementara bobot nilai sangat beragam di setiap sekolah. Salah satu aspirasi yang muncul dari perguruan tinggi ialah mereka merasa butuh capaian akademik secara individu dari calon mahasiswa. Namun, UN versi baru nantinya tidak boleh ditetapkan sebagai penentu kelulusan karena akan membebani peserta didik, baik secara mental sekaligus perekonomian keluarganya. Ujian Nasional diharapkan tidak menjadi hal yang ditakutkan bagi siswa jika kembali diterapkan. Kondisi psikologi dari peserta didik juga menjadi hal penting yang harus selalu diperhatikan. Apakah Ujian Nasional akan diadakan kembali atau tidak masih menunggu keputusan resmi dari pemerintah. Prof. Abdul Mu’ti masih akan mendengar pendapat dari banyak kalangan mulai dari para ahli, pelaku pendidikan, hingga pengamat pendidikan. Selain itu, pandangan dari media massa juga diperlukan untuk memberikan evaluasi terkait pelaksanaan UN. Oleh karena itu, Prof. Abdul Mu’ti akan memberikan keputusan terkait pelaksanaan UN usai mendengar pendapat dari banyak pihak. Baik dari pihak kementerian maupun DPR RI masih akan terus membahas kebijakan tersebut hingga menemukan sebuah keputusan yang paling strategis. (RED_NDA&RED_SMR)

Sumber : https://www.suara.com

GenZ Lebih Mengutamakan Pacaran Daripada Pendidikan


Hai, Sobat Pio! Generasi Z (Gen Z) adalah generasi pertama yang tumbuh dalam era digital di mana teknologi dan internet menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Gen Z sering disebut juga sebagai “Zoomers” dan merupakan anak-anak dari generasi X dan milenial. Yang terdiri dari individu berusia 18 hingga 25 tahun, menunjukkan kecenderungan yang signifikan dalam memprioritaskan hubungan romantis dibandingkan pendidikan. Meskipun pendidikan tetap penting banyak Gen Z yang merasa bahwa komitmen dalam pacaran dapat mengganggu fokus mereka pada pengembangan diri dan karier. Berdasarkan riset Tinder, “80% Gen Z menilai perawatan diri dan kesehatan mental sebagai prioritas utama saat berpacaran”. Mereka lebih memilih hubungan yang sederhana dan tidak kompleks, dengan penekanan pada kejujuran dan keterbukaan. Gen Z menginginkan pacaran yang sehat, di mana saling memperhatikan kesehatan mental menjadi hal yang penting.

Sekitar 75% dari mereka menganggap calon pasangan lebih menarik jika terbuka tentang usaha memperbaiki kesehatan mental. Sikap Gen Z terhadap hubungan mencerminkan perubahan nilai-nilai sosial. Mereka cenderung lebih individualis dan bertekad untuk mencapai tujuan pribadi sebelum terikat dalam komitmen jangka panjang. Hal ini terlihat dari banyaknya Gen Z yang memilih hubungan tanpa status (HTS) untuk menghindari tuntutan emosional yang dapat mengganggu fokus mereka pada pendidikan dan karier. Dengan demikian, meskipun cinta tetap penting, karier sering kali menjadi prioritas utama bagi mereka.

Gen Z sangat menghargai kesehatan mental dalam hubungan. Mereka percaya bahwa menjaga kesehatan mental adalah bagian integral dari pacaran yang sehat. Dalam konteks ini, 69% Gen Z merasa bahwa standar berkencan perlu diperbarui agar sesuai dengan realitas modern. Mereka lebih memilih untuk menjalin hubungan yang tidak hanya romantis, tetapi juga mendukung pertumbuhan pribadi. Secara keseluruhan, pendidikan tetap penting bagi Gen Z. Namun, mereka cenderung lebih mengutamakan hubungan romantis yang sehat dan mendukung pengembangan diri. Dengan fokus pada kesehatan mental dan kualitas hubungan, Gen Z menunjukkan bahwa mereka ingin menciptakan ikatan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan emosional tetapi juga memungkinkan mereka untuk berkembang secara pribadi dan profesional. (RED_NDA&RED_SMR)

Sumber: https://www.suara.com

HARI GURU


Hai, Sobat Pio! Hari Guru Nasional diperingati setiap tanggal 25 November di Indonesia, bertepatan dengan berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tahun 1945. Peringatan ini ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 sebagai bentuk penghargaan terhadap peran guru dalam pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia di Indonesia. Tema Hari Guru Nasional 2024 adalah “Guru Hebat, Indonesia Kuat,” yang mencerminkan dukungan terhadap dedikasi guru dalam mengajar dan berkolaborasi. Tema ini bertujuan untuk meningkatkan martabat profesi guru serta mengapresiasi kontribusi mereka dalam mencerdaskan generasi bangsa.Sejarah Hari Guru dimulai dari pembentukan organisasi guru pada tahun 1912, yang kemudian berkembang menjadi PGRI. Melalui kongres pertama pasca-kemerdekaan, para guru bersepakat untuk bersatu dalam memperjuangkan pendidikan di Indonesia. Peringatan ini tidak hanya merayakan jasa guru, tetapi juga mendorong peningkatan kualitas pendidikan di seluruh negeri. Hari Guru bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga merupakan momen refleksi bagi semua pihak terkait pendidikan. Ini adalah kesempatan untuk menghargai dedikasi guru yang sering kali bekerja dengan penuh pengorbanan. Mereka tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter, moral, dan etika siswa. Guru memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inspiratif. Mereka adalah pemandu yang membantu siswa menemukan potensi diri dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan di masa depan.Merayaan Hari Guru biasanya dilakukan dengan berbagai kegiatan, seperti upacara bendera, seminar pendidikan, serta penghargaan bagi guru-guru berprestasi. Sekolah-sekolah sering kali mengadakan acara spesial untuk menghormati guru, termasuk pertunjukan seni dan pemberian ucapan terima kasih dari siswa. Hari Guru adalah pengingat akan pentingnya peran pendidik dalam membangun masa depan bangsa. Dengan menghargai dan mendukung guru, kita turut berkontribusi dalam menciptakan generasi yang cerdas, kreatif, dan berkarakter. Mari kita rayakan Hari Guru dengan penuh rasa syukur dan komitmen untuk terus mendukung pendidikan di Indonesia. Selain itu, Hari Guru juga menjadi momen refleksi atas peran guru dalam membentuk karakter generasi muda. (RED_NDA&RED_SMR)Sumber: https://m.kumparan.com

Sumpah Pemuda


Hai, Sobat Pio! Sumpah Pemuda merupakan ikrar kebangsaan yang dirumuskan melalui putusan Kongres Pemuda Kedua di Jakarta pada tanggal 27-28 Oktober 1928. Ikrar ini berisi pernyataan kebangsaan pemuda-pemuda Indonesia dari berbagai latar belakang yang berbeda, seperti daerah, suku, dan agama yang menyatukan keyakinan mereka bahwa tumpah darah, bangsa, dan bahasa persatuan ialah Indonesia. Keyakinan itu kemudian disebarluaskan untuk dijadikan asas bagi semua perkumpulan kebangsaan Indonesia setelah peristiwa Kongres Pemuda Kedua. Kongres Pemuda Kedua ini digagas oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia. Kongres tersebut bertujuan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan yang telah tumbuh di dalam benak dan sanubari pemuda-pemudi bangsa Indonesia. 

         Kongres Pemuda Kedua ini digelar ditiga tempat yang berbeda yaitu gedungKatholieke JongenlingenBond,Oost Java Bioscoop, dan Indonesische Clubgebouw (Rumah Indekos, Kramat No. 106). Keseluruhan biaya yang digunakan akan ditanggung oleh organisasi-organisasi yang menghadiri kongres serta sumbangan sukarela. Kepanitiaan kongres ini terdiri dari Sugondo Djojopuspito (PPPI) sebagai ketua, R.M. Djoko Marsaid (Jong Java) sebagai wakil ketua, Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond) sebagai sekretaris, Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond) sebagai bendahara, Johan Mahmud Tjaja (Jong Islamieten Bond) sebagai pembantu I, R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia) sebagai pembantu II, R.C.L. Sendoek (Jong Celebes) sebagai pembantu III, Johannes Leimena (Jong Ambon) sebagai pembantu IV, Mohammad Rochjani Su’ud (Pemoeda Kaoem Betawi) sebagai pembantu V. 

        Setelah melakukan tiga kali pertemuan, Kongres Pemuda Kedua menghasilkan Keputusan berupa ikrar “Sumpah Pemuda”. Berikut ini adalah isi dariikrar Sumpah Pemuda :

Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

        Sumpah pemuda juga menumbuhkan semangat dan komitmen generasi muda dalam persatuan dan kesatuan untuk lepas dari penjajahan dan menumbuhkan sikap patriotisme, nasionalisme, dan gotong royong, serta membentuk Bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Selain itu, Sumpah Pemuda dimaknai sebagai awal dari perjuangan bagi para pelajar dan tugas mereka kini adalah mempertahankan rasa persatuan dan kesatuan. (RED_NDA&RED_SMR)

Sumber : https://museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id

Penyalahgunaan Beasiswa KIP


Hai, Sobat Pio! KIP merupakan program bantuan dana dari pemerintah untuk siswa yang berprestasi tetapi terhalang biaya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dikarenakan keterbatasan ekonomi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan perluasan akses dan kesempatan belajar di jenjang yang lebih tinggi secara merata dan berkualitas bagi masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi. Sudah terlihat bahwa program KIP ini sangat bermanfaat bagi mereka yang mendapatkan program KIP untuk kepentingan pendidikan dengan semestinya. Bantuan ini sangat membantu ketika mereka memiliki motivasi yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan.

Adapun dampak negatif dari program bantuan ini, yaitu penyalahgunaan dana KIP oleh penerima yang tidak tepat sasaran. Penerima KIP bukanlah mahasiswa dari keluarga yang kurang mampu. Terdapat oknum-oknum yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan dana dari program ini. Mereka memalsukan data-data saat mendaftar KIP agar mereka bisa diterima dan mendapatkan bantuan tersebut. Sementara oknum-oknum tersebut dari segi finansial masih mampu untuk membiayai pendidikannya sendiri. Biasanya penerima yang menyalahgunakan dana KIP tidak menggunakan dana tersebut dengan semestinya. Banyak dari mereka yang menggunakan dana tersebut untuk keperluan tidak penting, seperti digunakan untuk mencari kesenangan pribadi.

Dengan adanya kasus ini perlu dilakukan pengawasan dan evaluasi pada pemberian dana KIP agar masalah tersebut tidak semakin membesar. Kurangnya pengawasan yang ketat terhadap pemberian dana tidak tepat sasaran merupakan masalah utama yang sering dilaporkan. Sebelum masalah ini semakin membesar dan merugikan banyak pihak, pemerintah harus segera mengatasi permasalahan tersebut. Tindakan yang harus diambil untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan memastikan bahwa program ini tidak salah sasaran. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memeriksa secara menyeluruh kepada penerima KIP agar lebih mengetahui apakah mereka layak untuk mendapatkan bantuan tersebut. Selain itu, Kementrian Pendidikan juga dapat memperbarui data setiap satu semester sekali agar dapat mengetahui keadaan ekonomi mereka yaitu masih layak atau tidak untuk mendapatkan dana dari bantuan KIP. (RED_NDA&RED_SMR)

Sumber : https://www.kompasiana.com

Kurikulum Merdeka


Hai, Sobat Pio! Kurikulum Merdeka merupakan salah satu inovasi pendidikan yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi (Kemendikbudristek) pada tahun 2020. Program ini bertujuan untuk menciptakan pendidikan yang lebih fleksibel, relevan, dan berpusat pada potensi siswa. Program ini menawarkan fleksibilitas dan otonomi bagi satuan pendidikan dalam menentukan kurikulum, metode pembelajaran, dan penilaian. Namun, seperti halnya program besar lainnya, Kurikulum Merdeka juga memiliki sisi positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan.

Sisi positif dari Kurikulum Merdeka yang pertama yaitu fleksibilitas pembelajaran. Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan yang lebih besar kepada sekolah, guru, dan siswa dalam proses pembelajaran. Ini memungkinkan setiap institusi pendidikan untuk mengembangkan kurikulum dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa mereka. Hal ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara yang lebih dinamis dan relevan. Yang kedua yaitu pengembangan kreativitas siswa, Kurikulum Merdeka memfasilitasi metode pembelajaran yang lebih interaktif, seperti diskusi kelompok, proyek kelompok, dan presentasi. Dengan demikian, siswa dapat bekerja sama dengan teman-teman mereka dan mengembangkan keterampilan sosial serta meningkatkan rasa percaya diri. Yang ketiga yaitu pengembangan aspek keterampilan dan karakter, Kurikulum Merdeka berfokus pada pengembangan aspek keterampilan dan karakter sesuai nilai-nilai bangsa Indonesia. Struktur kurikulum ini didasari tiga hal; berbasis kompetensi, pembelajaran yang fleksibel, dan karakter Pancasila. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara yang lebih menyenangkan bagi peserta didik. Yang keempat yaitu fokus pada materi esensial. Kurikulum Merdeka lebih berfokus pada materi yang esensial dan mengembangkan kompetensi peserta didik. Dengan demikian, siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi mereka. Hal ini dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.

Sisi negatif dari Kurikulum Merdeka yang pertama yaitu memerlukan waktu dan sumber daya yang lebih besar. Implementasi Kurikulum Merdeka memerlukan waktu dan sumber daya yang lebih besar daripada metode pembelajaran tradisional. Guru harus mengeluarkan waktu ekstra untuk membantu siswa yang membutuhkan bimbingan tambahan. Selain itu, program ini juga memerlukan sumber daya seperti buku teks dan peralatan yang lebih banyak. Yang kedua yaitu ketergantungan pada kesiapan guru dan siswa. Keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka sangat bergantung pada kesiapan semua pihak yang terlibat, termasuk guru, siswa, orang tua, dan pemerintah. Jika salah satu pihak tidak siap, maka implementasi kurikulum ini dapat terganggu. Yang ketiga yaitu keterbatasan dalam implementasi, Kurikulum Merdeka memiliki keterbatasan dalam implementasi, terutama dalam hal infrastruktur dan sumber daya yang tersedia. Sekolah-sekolah yang tidak memiliki sumber daya yang cukup mungkin akan menghadapi kesulitan dalam menerapkan kurikulum ini. (RED_NDA&RED_SMR)

Sumber: http://asadewantara.org

Pendidikan adalah Hak, Bukan Privilage


Hai, Sobat Pio! Pendidikan, Pendidikan seharusnya menjadi jalan bagi setiap individu menuju kesempatan yang setara, namun di tengah harapan ini, pendidikan dengan segala bentuk upaya pengajaran dan pelatihan masih menjadi arena ketidaksetaraan dan permasalahan struktural lho. Sejumlah tantangan juga menghalangi banyak orang untuk memperoleh pendidikan yang layak, menciptakan jurang antara mereka yang mampu dan yang miskin. Kesenjangan ini tidak hanya menghambat potensi generasi masa depan tetapi juga merusak cita-cita pendidikan yang inklusif.

Di sisi lain, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menjamin kesejahteraan pendidikan akan terus dibenahi dalam gerakan Merdeka Belajar. “Lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk menjalankan tugas memimpin gerakan Merdeka Belajar,” kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim saat berpidato pada upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional, Kamis 2 Mei 2024 di Jakarta.

Lantas, apa saja tantangan pendidikan yang harus kita kawal bersama?

  • Mahal dan Sulitnya Akses Pendidikan

Pendidikan yang berkualitas adalah hak asasi semua orang. Namun, kenyataan berkata lain. Meski pemerintah Indonesia, melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005, mengupayakan pendidikan gratis untuk setiap jenjangnya, realitas di lapangan masih jauh dari ideal. Sejauh ini, Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Jhonny Simanjuntak mengungkap sudah ada lebih dari 2.000 sekolah swasta yang mendaftar dalam program sekolah gratis, program ini bakal dijalankan Pemprov DKI Jakarta per tahun 2025.

  • Pemerataan dan Kesejahteraan Guru

Kesenjangan pendidikan tidak hanya dirasakan murid, melainkan juga guru sebagai tenaga pengajar, masih ada guru di Papua yang belum lancar membaca dan belum mampu mengajar secara komprehensif. Hal ini tentu memperparah ketertinggalan pendidikan di Papua dan menjadi tantangan besar bagi pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan pendidikan yang merata. Selain soal kualitas pendidik, kesejahteraan guru juga jadi salah satu pilar yang kerap terabaikan. Kesenjangan profesionalitas guru, yakni yang berstatus ASN, pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), dan honorer, berkaitan erat dengan kesejahteraan dan kualitas mengajar para guru. 

Jadi kesimpulanya, pendidikan adalah hak, bukan privilege. Setiap individu, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau geografis, berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Akses yang adil terhadap pendidikan adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan sejahtera. Oleh karena itu, semua pihak baik pemerintah, masyarakat, maupun individu harus bekerja sama untuk memastikan bahwa hak atas pendidikan ini bisa dinikmati oleh semua orang, tanpa kecuali. (RED_NLA)

Sumber: https://medium.com

Kemerdekaan Indonesia ke-79: Perjalanan Menuju Kedewasaan Bangsa


Hai, Sobat Pio! Indonesia merayakan kemerdekaannya yang ke-79 tahun ini dengan penuh semangat dan penghargaan atas perjuangan para pahlawan yang telah berjuang untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa. Dari peristiwa 17 Agustus 1945 hingga saat ini, Indonesia telah mengalami berbagai fase perkembangan yang menandai kedewasaan sebagai negara yang berdaulat dan berkepribadian. Sejarah kemerdekaan Indonesia dimulai dengan Proklamasi Kemerdekaan yang dibacakan oleh Soekarno-Hatta di Jakarta, menjadi tonggak bersejarah yang menggema hingga ke seluruh pelosok nusantara. Periode awal ini ditandai dengan perjuangan merebut kedaulatan dari penjajah, yang diikuti dengan perjuangan mempertahankannya dalam berbagai bentuk.

Seiring berjalannya waktu, Indonesia mengalami transformasi politik, ekonomi, dan sosial yang signifikan. Negara ini telah melewati berbagai tantangan dalam upaya membangun identitas nasional yang kuat dan menghadapi dinamika global yang terus berkembang. Kemerdekaan tidak hanya berarti bebas dari penjajahan fisik, tetapi juga membangun fondasi untuk kesejahteraan rakyatnya. Perjalanan menuju kemerdekaan yang ke-79 ini juga memperlihatkan betapa pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam menghadapi berbagai perubahan dan tantangan global. Semangat gotong royong, keberagaman budaya, dan semangat patriotisme terus ditekankan sebagai landasan utama membangun bangsa yang maju dan berdaulat.

Di era digital seperti sekarang, Indonesia juga telah menunjukkan kemajuannya dalam teknologi informasi dan komunikasi, memberikan peluang baru untuk memperkuat kedaulatan di bidang ekonomi dan politik. Pemuda, sebagai penerus cita-cita perjuangan kemerdekaan, diharapkan dapat mengambil peran aktif dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan negara.Peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke-79 tahun ini tidak sekadar sebagai momen bersejarah, tetapi juga sebagai panggilan untuk terus memperjuangkan nilai-nilai kemerdekaan, demokrasi, dan kemajuan yang berkelanjutan. Dengan memperingati kemerdekaan ini, kita menghormati jasa para pendahulu yang telah berjuang demi meraih kemerdekaan, serta menggugah semangat kebangsaan untuk mencapai cita-cita luhur bangsa Indonesia.

Kemerdekaan Indonesia ke-79 adalah momentum untuk merenungkan pencapaian kita selama ini, mengevaluasi tantangan yang dihadapi, dan merumuskan langkah-langkah strategis menuju masa depan yang lebih cerah. Semoga semangat kemerdekaan ini senantiasa membara di hati setiap warga negara, untuk terus berjuang demi Indonesia yang lebih baik dan lebih adil. (RED_AKF)

Sumber: https://www.setneg.go.id