Sumpah Pemuda


Hai, Sobat Pio! Sumpah Pemuda merupakan ikrar kebangsaan yang dirumuskan melalui putusan Kongres Pemuda Kedua di Jakarta pada tanggal 27-28 Oktober 1928. Ikrar ini berisi pernyataan kebangsaan pemuda-pemuda Indonesia dari berbagai latar belakang yang berbeda, seperti daerah, suku, dan agama yang menyatukan keyakinan mereka bahwa tumpah darah, bangsa, dan bahasa persatuan ialah Indonesia. Keyakinan itu kemudian disebarluaskan untuk dijadikan asas bagi semua perkumpulan kebangsaan Indonesia setelah peristiwa Kongres Pemuda Kedua. Kongres Pemuda Kedua ini digagas oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia. Kongres tersebut bertujuan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan yang telah tumbuh di dalam benak dan sanubari pemuda-pemudi bangsa Indonesia. 

         Kongres Pemuda Kedua ini digelar ditiga tempat yang berbeda yaitu gedungKatholieke JongenlingenBond,Oost Java Bioscoop, dan Indonesische Clubgebouw (Rumah Indekos, Kramat No. 106). Keseluruhan biaya yang digunakan akan ditanggung oleh organisasi-organisasi yang menghadiri kongres serta sumbangan sukarela. Kepanitiaan kongres ini terdiri dari Sugondo Djojopuspito (PPPI) sebagai ketua, R.M. Djoko Marsaid (Jong Java) sebagai wakil ketua, Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond) sebagai sekretaris, Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond) sebagai bendahara, Johan Mahmud Tjaja (Jong Islamieten Bond) sebagai pembantu I, R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia) sebagai pembantu II, R.C.L. Sendoek (Jong Celebes) sebagai pembantu III, Johannes Leimena (Jong Ambon) sebagai pembantu IV, Mohammad Rochjani Su’ud (Pemoeda Kaoem Betawi) sebagai pembantu V. 

        Setelah melakukan tiga kali pertemuan, Kongres Pemuda Kedua menghasilkan Keputusan berupa ikrar “Sumpah Pemuda”. Berikut ini adalah isi dariikrar Sumpah Pemuda :

Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

        Sumpah pemuda juga menumbuhkan semangat dan komitmen generasi muda dalam persatuan dan kesatuan untuk lepas dari penjajahan dan menumbuhkan sikap patriotisme, nasionalisme, dan gotong royong, serta membentuk Bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Selain itu, Sumpah Pemuda dimaknai sebagai awal dari perjuangan bagi para pelajar dan tugas mereka kini adalah mempertahankan rasa persatuan dan kesatuan. (RED_NDA&RED_SMR)

Sumber : https://museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id

Penyalahgunaan Beasiswa KIP


Hai, Sobat Pio! KIP merupakan program bantuan dana dari pemerintah untuk siswa yang berprestasi tetapi terhalang biaya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dikarenakan keterbatasan ekonomi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan perluasan akses dan kesempatan belajar di jenjang yang lebih tinggi secara merata dan berkualitas bagi masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi. Sudah terlihat bahwa program KIP ini sangat bermanfaat bagi mereka yang mendapatkan program KIP untuk kepentingan pendidikan dengan semestinya. Bantuan ini sangat membantu ketika mereka memiliki motivasi yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan.

Adapun dampak negatif dari program bantuan ini, yaitu penyalahgunaan dana KIP oleh penerima yang tidak tepat sasaran. Penerima KIP bukanlah mahasiswa dari keluarga yang kurang mampu. Terdapat oknum-oknum yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan dana dari program ini. Mereka memalsukan data-data saat mendaftar KIP agar mereka bisa diterima dan mendapatkan bantuan tersebut. Sementara oknum-oknum tersebut dari segi finansial masih mampu untuk membiayai pendidikannya sendiri. Biasanya penerima yang menyalahgunakan dana KIP tidak menggunakan dana tersebut dengan semestinya. Banyak dari mereka yang menggunakan dana tersebut untuk keperluan tidak penting, seperti digunakan untuk mencari kesenangan pribadi.

Dengan adanya kasus ini perlu dilakukan pengawasan dan evaluasi pada pemberian dana KIP agar masalah tersebut tidak semakin membesar. Kurangnya pengawasan yang ketat terhadap pemberian dana tidak tepat sasaran merupakan masalah utama yang sering dilaporkan. Sebelum masalah ini semakin membesar dan merugikan banyak pihak, pemerintah harus segera mengatasi permasalahan tersebut. Tindakan yang harus diambil untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan memastikan bahwa program ini tidak salah sasaran. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memeriksa secara menyeluruh kepada penerima KIP agar lebih mengetahui apakah mereka layak untuk mendapatkan bantuan tersebut. Selain itu, Kementrian Pendidikan juga dapat memperbarui data setiap satu semester sekali agar dapat mengetahui keadaan ekonomi mereka yaitu masih layak atau tidak untuk mendapatkan dana dari bantuan KIP. (RED_NDA&RED_SMR)

Sumber : https://www.kompasiana.com

Kurikulum Merdeka


Hai, Sobat Pio! Kurikulum Merdeka merupakan salah satu inovasi pendidikan yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi (Kemendikbudristek) pada tahun 2020. Program ini bertujuan untuk menciptakan pendidikan yang lebih fleksibel, relevan, dan berpusat pada potensi siswa. Program ini menawarkan fleksibilitas dan otonomi bagi satuan pendidikan dalam menentukan kurikulum, metode pembelajaran, dan penilaian. Namun, seperti halnya program besar lainnya, Kurikulum Merdeka juga memiliki sisi positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan.

Sisi positif dari Kurikulum Merdeka yang pertama yaitu fleksibilitas pembelajaran. Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan yang lebih besar kepada sekolah, guru, dan siswa dalam proses pembelajaran. Ini memungkinkan setiap institusi pendidikan untuk mengembangkan kurikulum dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa mereka. Hal ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara yang lebih dinamis dan relevan. Yang kedua yaitu pengembangan kreativitas siswa, Kurikulum Merdeka memfasilitasi metode pembelajaran yang lebih interaktif, seperti diskusi kelompok, proyek kelompok, dan presentasi. Dengan demikian, siswa dapat bekerja sama dengan teman-teman mereka dan mengembangkan keterampilan sosial serta meningkatkan rasa percaya diri. Yang ketiga yaitu pengembangan aspek keterampilan dan karakter, Kurikulum Merdeka berfokus pada pengembangan aspek keterampilan dan karakter sesuai nilai-nilai bangsa Indonesia. Struktur kurikulum ini didasari tiga hal; berbasis kompetensi, pembelajaran yang fleksibel, dan karakter Pancasila. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara yang lebih menyenangkan bagi peserta didik. Yang keempat yaitu fokus pada materi esensial. Kurikulum Merdeka lebih berfokus pada materi yang esensial dan mengembangkan kompetensi peserta didik. Dengan demikian, siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi mereka. Hal ini dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.

Sisi negatif dari Kurikulum Merdeka yang pertama yaitu memerlukan waktu dan sumber daya yang lebih besar. Implementasi Kurikulum Merdeka memerlukan waktu dan sumber daya yang lebih besar daripada metode pembelajaran tradisional. Guru harus mengeluarkan waktu ekstra untuk membantu siswa yang membutuhkan bimbingan tambahan. Selain itu, program ini juga memerlukan sumber daya seperti buku teks dan peralatan yang lebih banyak. Yang kedua yaitu ketergantungan pada kesiapan guru dan siswa. Keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka sangat bergantung pada kesiapan semua pihak yang terlibat, termasuk guru, siswa, orang tua, dan pemerintah. Jika salah satu pihak tidak siap, maka implementasi kurikulum ini dapat terganggu. Yang ketiga yaitu keterbatasan dalam implementasi, Kurikulum Merdeka memiliki keterbatasan dalam implementasi, terutama dalam hal infrastruktur dan sumber daya yang tersedia. Sekolah-sekolah yang tidak memiliki sumber daya yang cukup mungkin akan menghadapi kesulitan dalam menerapkan kurikulum ini. (RED_NDA&RED_SMR)

Sumber: http://asadewantara.org

Pendidikan adalah Hak, Bukan Privilage


Hai, Sobat Pio! Pendidikan, Pendidikan seharusnya menjadi jalan bagi setiap individu menuju kesempatan yang setara, namun di tengah harapan ini, pendidikan dengan segala bentuk upaya pengajaran dan pelatihan masih menjadi arena ketidaksetaraan dan permasalahan struktural lho. Sejumlah tantangan juga menghalangi banyak orang untuk memperoleh pendidikan yang layak, menciptakan jurang antara mereka yang mampu dan yang miskin. Kesenjangan ini tidak hanya menghambat potensi generasi masa depan tetapi juga merusak cita-cita pendidikan yang inklusif.

Di sisi lain, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menjamin kesejahteraan pendidikan akan terus dibenahi dalam gerakan Merdeka Belajar. “Lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk menjalankan tugas memimpin gerakan Merdeka Belajar,” kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim saat berpidato pada upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional, Kamis 2 Mei 2024 di Jakarta.

Lantas, apa saja tantangan pendidikan yang harus kita kawal bersama?

  • Mahal dan Sulitnya Akses Pendidikan

Pendidikan yang berkualitas adalah hak asasi semua orang. Namun, kenyataan berkata lain. Meski pemerintah Indonesia, melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005, mengupayakan pendidikan gratis untuk setiap jenjangnya, realitas di lapangan masih jauh dari ideal. Sejauh ini, Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Jhonny Simanjuntak mengungkap sudah ada lebih dari 2.000 sekolah swasta yang mendaftar dalam program sekolah gratis, program ini bakal dijalankan Pemprov DKI Jakarta per tahun 2025.

  • Pemerataan dan Kesejahteraan Guru

Kesenjangan pendidikan tidak hanya dirasakan murid, melainkan juga guru sebagai tenaga pengajar, masih ada guru di Papua yang belum lancar membaca dan belum mampu mengajar secara komprehensif. Hal ini tentu memperparah ketertinggalan pendidikan di Papua dan menjadi tantangan besar bagi pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan pendidikan yang merata. Selain soal kualitas pendidik, kesejahteraan guru juga jadi salah satu pilar yang kerap terabaikan. Kesenjangan profesionalitas guru, yakni yang berstatus ASN, pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), dan honorer, berkaitan erat dengan kesejahteraan dan kualitas mengajar para guru. 

Jadi kesimpulanya, pendidikan adalah hak, bukan privilege. Setiap individu, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau geografis, berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Akses yang adil terhadap pendidikan adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan sejahtera. Oleh karena itu, semua pihak baik pemerintah, masyarakat, maupun individu harus bekerja sama untuk memastikan bahwa hak atas pendidikan ini bisa dinikmati oleh semua orang, tanpa kecuali. (RED_NLA)

Sumber: https://medium.com

Kemerdekaan Indonesia ke-79: Perjalanan Menuju Kedewasaan Bangsa


Hai, Sobat Pio! Indonesia merayakan kemerdekaannya yang ke-79 tahun ini dengan penuh semangat dan penghargaan atas perjuangan para pahlawan yang telah berjuang untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa. Dari peristiwa 17 Agustus 1945 hingga saat ini, Indonesia telah mengalami berbagai fase perkembangan yang menandai kedewasaan sebagai negara yang berdaulat dan berkepribadian. Sejarah kemerdekaan Indonesia dimulai dengan Proklamasi Kemerdekaan yang dibacakan oleh Soekarno-Hatta di Jakarta, menjadi tonggak bersejarah yang menggema hingga ke seluruh pelosok nusantara. Periode awal ini ditandai dengan perjuangan merebut kedaulatan dari penjajah, yang diikuti dengan perjuangan mempertahankannya dalam berbagai bentuk.

Seiring berjalannya waktu, Indonesia mengalami transformasi politik, ekonomi, dan sosial yang signifikan. Negara ini telah melewati berbagai tantangan dalam upaya membangun identitas nasional yang kuat dan menghadapi dinamika global yang terus berkembang. Kemerdekaan tidak hanya berarti bebas dari penjajahan fisik, tetapi juga membangun fondasi untuk kesejahteraan rakyatnya. Perjalanan menuju kemerdekaan yang ke-79 ini juga memperlihatkan betapa pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam menghadapi berbagai perubahan dan tantangan global. Semangat gotong royong, keberagaman budaya, dan semangat patriotisme terus ditekankan sebagai landasan utama membangun bangsa yang maju dan berdaulat.

Di era digital seperti sekarang, Indonesia juga telah menunjukkan kemajuannya dalam teknologi informasi dan komunikasi, memberikan peluang baru untuk memperkuat kedaulatan di bidang ekonomi dan politik. Pemuda, sebagai penerus cita-cita perjuangan kemerdekaan, diharapkan dapat mengambil peran aktif dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan negara.Peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke-79 tahun ini tidak sekadar sebagai momen bersejarah, tetapi juga sebagai panggilan untuk terus memperjuangkan nilai-nilai kemerdekaan, demokrasi, dan kemajuan yang berkelanjutan. Dengan memperingati kemerdekaan ini, kita menghormati jasa para pendahulu yang telah berjuang demi meraih kemerdekaan, serta menggugah semangat kebangsaan untuk mencapai cita-cita luhur bangsa Indonesia.

Kemerdekaan Indonesia ke-79 adalah momentum untuk merenungkan pencapaian kita selama ini, mengevaluasi tantangan yang dihadapi, dan merumuskan langkah-langkah strategis menuju masa depan yang lebih cerah. Semoga semangat kemerdekaan ini senantiasa membara di hati setiap warga negara, untuk terus berjuang demi Indonesia yang lebih baik dan lebih adil. (RED_AKF)

Sumber: https://www.setneg.go.id

Perubahan Kurikulum di Era Globalisasi


Hai, Sobat Pio! Globalisasi telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Seiring dengan arus informasi yang semakin cepat dan interkoneksi global yang kian mendalam, sistem pendidikan di seluruh dunia dihadapkan pada tantangan baru untuk menyesuaikan kurikulumnya agar tetap relevan dan efektif. Dalam konteks pendidikan, globalisasi mengharuskan siswa untuk tidak hanya menguasai pengetahuan lokal, tetapi juga memahami dan beradaptasi dengan tuntutan global. Keterampilan seperti bahasa asing, literasi digital, dan pemahaman budaya internasional menjadi semakin penting.

Kurikulum pendidikan kini dituntut untuk melampaui batas-batas nasional dan regional. Keterampilan yang relevan untuk pasar global, seperti pemecahan masalah lintas budaya dan kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan orang dari latar belakang berbeda, menjadi bagian integral dari kurikulum. Selain itu, adanya kemajuan teknologi juga mempengaruhi cara mengajar dan belajar, menuntut adanya integrasi teknologi dalam pendidikan.

Salah satu pendekatan terbaru dalam kurikulum adalah pembelajaran berbasis proyek, yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi masalah dunia nyata dan menemukan solusi secara kreatif. Integrasi teknologi juga semakin umum, dengan penggunaan alat-alat digital untuk mendukung pembelajaran jarak jauh dan kolaborasi internasional. Selain itu, banyak sekolah yang mulai mengadopsi model blended learning yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online. Perubahan kurikulum ini memberikan dampak positif yang signifikan. Siswa yang mengikuti kurikulum global cenderung memiliki kemampuan berpikir kritis dan keterampilan sosial yang lebih baik, yang sangat penting dalam dunia kerja internasional. Namun, ada juga tantangan seperti kesenjangan akses teknologi dan resistensi terhadap perubahan di kalangan pendidik.

Perubahan kurikulum di era globalisasi merupakan respons yang penting terhadap tuntutan dunia yang semakin terhubung. Dengan menyesuaikan kurikulum untuk mencakup keterampilan global, sistem pendidikan dapat lebih baik mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di pasar kerja global. Namun, penting untuk terus mengevaluasi dan menyesuaikan pendekatan ini untuk memastikan bahwa pendidikan tetap relevan dan inklusif bagi semua siswa. (RED_DAJ)

Sumber : http://scribd.com

Sukacita dalam MPLS


Hai, sobat Pio! Sukacita adalah perasaan yang tiada tara, terutama saat menyambut acara penting seperti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Setiap tahun, MPLS menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh siswa baru, guru, dan seluruh staf sekolah. Hal ini bukan hanya sekadar pengenalan, tetapi juga awal dari petualangan mendebarkan di dunia pendidikan. Saat bel pulang tahun ajaran baru pertama kali berdentang, wajah-wajah ceria penuh antusiasme memenuhi ruang-ruang sekolah. Setiap siswa, dengan ranselnya yang baru dan semangatnya yang menggebu-gebu, merasakan sentuhan sukacita yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Mereka memasuki gerbang pendidikan tinggi dengan rasa ingin tahu yang menggelora dan harapan untuk menemukan teman-teman sekelas yang baru. Bagi para guru dan staf sekolah, MPLS adalah kesempatan untuk menyambut anggota baru keluarga sekolah mereka. Mereka dengan hangat membimbing siswa-siswa ini melalui kehidupan sekolah yang baru, menawarkan bimbingan dan dukungan yang diperlukan untuk memastikan setiap siswa merasa diterima dan dihargai.

Namun, MPLS bukan hanya tentang pembelajaran formal. Acara-acara sosial seperti perkenalan, permainan kelompok, dan mengisi hari-hari mereka dengan tawa dan kenangan yang tak terlupakan. Ini adalah waktu untuk menjalin persahabatan yang baru dan membangun pondasi untuk masa depan yang cerah. Di balik semua keseruan itu, MPLS juga mengajarkan nilai-nilai penting seperti kerjasama, kepemimpinan, dan menghargai terhadap perbedaan yang ada. Setiap kegiatan dirancang dengan teliti untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi semua peserta. Saat akhirnya tiba waktu untuk mengucapkan selamat tinggal pada MPLS, setiap orang merasakan campuran perasaan. Ada rasa haru karena berpisah dengan teman-teman baru yang sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka hanya dalam waktu singkat. Namun, ada juga kegembiraan yang besar karena mereka telah menemukan tempat mereka di sekolah ini dan siap untuk memulai perjalanan pendidikan mereka.

Dengan demikian, MPLS bukan hanya sekedar acara pengenalan, tetapi sebuah perayaan sukacita dan persahabatan. Ini adalah awal yang indah dari babak baru dalam kehidupan siswa, di mana mereka dapat menemukan, belajar, dan tumbuh bersama dalam lingkungan pendidikan yang mendukung dan menginspirasi. (RED_AKF)

Sumber: https://kemdikbud.go

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Zonasi dalam PPDB


Hai, Sobat Pio! Sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipahami oleh masyarakat dan para orang tua siswa.

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) merupakan proses penting dalam sistem pendidikan yang memastikan setiap siswa memiliki akses yang adil dan merata ke lembaga pendidikan. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak daerah di Indonesia menerapkan sistem zonasi sebagai mekanisme penempatan siswa dalam proses PPDB.

Apa sih sistem zonasi? Sistem zonasi sekolah adalah suatu sistem yang digunakan oleh pemerintah dalam mengatur penempatan siswa ke sekolah yang terdekat dengan tempat tinggal mereka. Tujuan utama dari sistem zonasi atau yang juga dikenal dengan istilah zonasi sekolah adalah memastikan akses yang adil dan merata bagi semua siswa ke lembaga pendidikan di wilayah tersebut. Tentunya sistem zonasi memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipahami oleh masyarakat dan para orangtua siswa.

Berikut ini adalah gambaran tentang kelebihan dan kekurangan sistem zonasi PPDB:

Kelebihan:

1. Keadilan Geografis:

Sistem zonasi memastikan setiap daerah atau wilayah memiliki akses yang merata terhadap fasilitas pendidikan.

Dengan memprioritaskan siswa yang berada dalam zona sekolah tertentu, sistem ini bertujuan untuk mencegah terjadinya konsentrasi siswa di sekolah-sekolah yang lebih terkenal atau di daerah perkotaan, sehingga membantu memperkecil kesenjangan antara sekolah-sekolah di daerah perkotaan dan pedesaan.

2. Mengurangi Tekanan Kompetisi:

Sistem zonasi dapat mengurangi tingkat kompetisi yang tinggi antara siswa dan orang tua dalam memperebutkan tempat di sekolah-sekolah yang dianggap berkualitas lo. Dengan batasan wilayah zonasi, siswa dan orang tua dapat fokus pada pilihan sekolah yang ada di wilayah tempat tinggal, sehingga mengurangi tekanan mental dan emosional yang biasanya terjadi dalam proses seleksi.

3. Memperkuat Komunitas Lokal:

Dengan memberikan prioritas kepada siswa yang tinggal di sekitar wilayah sekolah, sistem zonasi memperkuat ikatan komunitas lokal. Hal ini dapat menciptakan rasa kepemilikan dan kebersamaan antara siswa, orang tua, dan masyarakat sekitar sekolah, serta meningkatkan partisipasi dalam kegiatan pendidikan dan perkembangan sekolah.

Kekurangan:

1. Keterbatasan Pilihan Sekolah :

Sistem zonasi dapat membatasi pilihan sekolah bagi siswa dan orang tua. Jika sekolah yang berada di dalam zona tidak memenuhi preferensi atau kebutuhan siswa, mereka mungkin tidak memiliki opsi untuk memilih sekolah di luar zona tersebut. Hal ini dapat menjadi kendala bagi siswa dengan minat khusus atau kebutuhan pendidikan yang spesifik.

2. Ketimpangan Kualitas Sekolah :

Meskipun tujuan sistem zonasi adalah untuk meratakan kualitas pendidikan antara sekolah-sekolah, terkadang masih terjadi ketimpangan dalam kualitas sekolah di berbagai zona. Beberapa zona mungkin memiliki sekolah yang lebih berkualitas dibandingkan dengan yang lain, sehingga siswa yang berada di zona yang kurang menguntungkan dapat menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pendidikan yang setara.

3. Potensi Manipulasi Alamat :

Sistem zonasi juga berisiko terhadap potensi manipulasi alamat oleh beberapa orang tua siswa. Beberapa orangtua mungkin mencoba untuk mengubah alamat tempat tinggal mereka agar masuk ke dalam zona sekolah yang diinginkan. Hal ini dapat menyebabkan ketidak adilan dalam penerimaan siswa dan merugikan siswa lain yang seharusnya berhak mendapatkan tempat di sekolah tersebut.

Penerapan sistem zonasi dalam PPDB memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan. Keputusan mengenai sistem penerimaan siswa baru harus mempertimbangkan kebutuhan siswa, kualitas pendidikan, dan kesetaraan akses bagi semua anak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. (RED_DEW)

Sumber : https://bisnisindonesia.id

Pentingnya Pendidikan Bagi Masa Depan


Hai, Sobat Pio! Pendidikan merupakan salah satu upaya kita untuk menanggulangi kebodohan dan kemiskinan yang terjadi di Negara kita yaitu Indonesia. Yang mana kita ketahui bersama, bawasannya dengan seseorang mengenyam bangku sekolah maka, orang tersebut telah mengetahui berbagai hal yang ada di dunia ini.

Sebenarnya pendidikan itu dapat kita diperolah dimana saja dan kapan saja. Oleh karena itu, kita sebagai manusia hendaknya mau menyadari hal tersebut. Pendidikan sangat berdampak besar bagi pengaruh perkembangan masa depan. Tidak hanya untuk diri sendiri, bahkan dapat pula berpengaruh bagi bangsa dan Negara Repubik Indonesia. Pendidikan itu ada bersifat formal, non formal dan informal. adapun contohnya bersifat formal yaitu : SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, dan, pendidikan non formal Yaitu dengan cara mengikuti kursus atau bimbingan belajar dan lain sebaginya.

Bagaimanapun cara kita menempuh pendidikan tersebut, asal kita mau serius dalam menjalaninya maka, sangat berdampak besar bagi masa depan diri sendiri maupun orang lain. Sehingga dengan pendidikan orang akan mampu untuk menata masa depan dengan bijaksana, dan dapat berfikir lebih kritis dalam memecahkan suatu masalah yang terjadi didalam kehidupannya. dengan kita mengerti tentang pendidikan, maka kita akan mampu untuk membantu pemerintah untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan sehingga tidak banyak pengangguran yang ada di Indonesia.

Begitu banyak hal penting yang didapat dari kita mengetahui makna pentingnya pendidikan tersebut. Oleh karena itu, hendaknya kita mulai menyadari betapa pentingnya pendidikan tersebut bagi kelangsungan masa depan kita. Dan kita sebagai manusia terpelajar hendaknya mau memahami betul hal tersebut. adapun pengertian, fungsi, dan macam – macam pendidikan itu sendiri. (RED_KNF)

Sumber: https://dispendik.

Pentingnya Pendidikan Karakter dalam Kurikulum Sekolah


    

Hai, Sobat Pio! Pendidikan karakter, pendidikan karakter adalah istilah yang semakin populer dalam dunia pendidikan, dan untuk alasan yang baik. Ini mengacu pada proses mengajarkan nilai-nilai, norma-norma, dan sikap-sikap penting kepada siswa, sehingga mereka dapat menjadi warga negara yang bertanggung jawab, berempati, dan beretika. Pendidikan karakter sangat penting untuk kurikulum sekolah, dan ini adalah beberapa alasan mengapa.

● Pertama-tama, pendidikan karakter membantu siswa mengembangkan karakter yang kuat. Dalam dunia yang semakin kompleks dan berubah-ubah, sangat penting bagi siswa untuk memiliki dasar yang kuat dalam nilai-nilai dan norma-norma.
● Kedua, pendidikan karakter membantu siswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Dengan mengajarkan siswa tentang pentingnya mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka dan bertanggung jawab atas konsekuensi dari tindakan mereka. Ini sangat penting dalam dunia yang semakin kompleks dan berubah-ubah, di mana siswa perlu menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam masyarakat mereka.
● Ketiga, pendidikan karakter membantu siswa mengembangkan empati dan pemahaman terhadap orang lain. Dengan mengajarkan siswa tentang pentingnya menghargai dan memperlakukan orang lain dengan baik, pendidikan karakter membantu mereka mengembangkan empati dan pemahaman terhadap orang lain. Ini sangat penting dalam dunia yang semakin kompleks dan berubah-ubah, di mana siswa perlu menjadi warga negara yang empatik dan berpikir tentang orang lain.
● Keempat, pendidikan karakter membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Dengan mengajarkan siswa tentang pentingnya berpikir kritis dan mengevaluasi informasi yang mereka temukan, pendidikan karakter membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang mereka butuhkan untuk berhasil di dunia yang semakin kompleks dan berubah-ubah.
● Terakhir, pendidikan karakter membantu siswa mengembangkan rasa tujuan dan arah. Dengan mengajarkan siswa tentang pentingnya menetapkan tujuan dan bekerja menuju mereka, pendidikan karakter membantu mereka mengembangkan rasa tujuan dan arah dalam kehidupan mereka. Ini sangat penting dalam dunia yang semakin kompleks dan berubah-ubah, di mana siswa perlu memiliki rasa tujuan dan arah untuk berhasil.

Sebagai kesimpulan, pendidikan karakter sangat penting untuk kurikulum sekolah. Ini membantu siswa mengembangkan karakter yang kuat, menjadi warga negara yang bertanggung jawab, mengembangkan empati dan pemahaman terhadap orang lain, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan mengembangkan rasa tujuan dan arah. Dengan menggabungkan pendidikan karakter ke dalam kurikulum sekolah, kita dapat membantu siswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab, berempati, dan beretika yang siap untuk berhasil di dunia yang semakin kompleks dan berubah-ubah. (RED_NLA)

Sumber: https://gurubinar.com