Hai, Sobat Pio! Pasti kalian sudah tidak asing lagi dengan opor ayam kan? Opor ayam adalah masakan ayam berkuah santan yang sangat terkenal diseluruh Indonesia, Terutama didaerah Jawa tengah dan juga Jawa Barat. Opor ayam juga merupakan salah satu hidangan yang sering di sajikan pada saat lebaran. Sampai saat ini, tidak ada satupun peneliti kuliner dan referensi yang bisa menjelaskan opor ayam itu berasal dari mana, sejak kapan ada di Indonesia, siapa penemunya, siapa peramu awalnya, mulai kapan menyebar hampir di seluruh wilayah Nusantara, tidak seorangpun yang tahu, hanya disebutkan sebagai resep warisan leluhur.
Sebenarnya opor di Jawa terdiri dari 2 macam, opor putih dan opor kuning. Opor putih di sini lebih banyak diminati oleh kalangan emak-emak (sebutan), yaitu para wanita Tionghoa yang sudah membaur dengan kebiasaan setempat mengenakan baju kurung (bukan kebaya) dan sarung selayaknya penduduk setempat. Penampilan unik ini hanya ada di Jawa. Inilah yang disebut emak-emak atau golongan Tionghoa babah. Sebutan Tionghoa babah adalah golongan yang sudah berasimilasi dan berbaur dengan penduduk lokal, sementara Tionghoa totok adalah golongan yang baru datang dari China dan belum berbaur.
Sementara opor kuning, biasa dimasak oleh penduduk asli dengan menambahkan kunyit, dengan alasan “luwih ayu” (lebih cantik), tidak pucat dan lebih menyehatkan badan karena kunyit sebagai penyeimbang santan. Seperti diketahui bahwa fungsi kunyit sangat baik untuk kesehatan tubuh. Makna warna kuning diasosiasikan dengan emas, yang berkonotasi kemakmuran dan kemakmuran. Opor ayam sendiri biasanya dibuat menggunakan ayam kampug atau ayam negeri, yang pasti rasanya lebih menang ayam kampung. Tetapi itu semua tergantung selera masing-masing, bicara ayam kampung kita harusnya tau dulu asal-usul ayam asli Indonesia ini.
Sejarah ayam kampung dimulai dari generasi pertama ayam kampung yaitu dari keturunan ayam hutan merah (Gallus gallus). Jenis ayam kampung sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Kutai. Pada saat itu, ayam kampung merupakan salah satu jenis persembahan untuk kerajaan sebagai upeti dari masyarakat setempat. Keharusan menyerahkan upeti menyebabkan ayam kampung selalu diternakan oleh warga kampung dan menyebabkan ayam kampung tetap terjaga kelestariannya. Di samping itu, ayam kampung memang sesuai dengan selera masyarakat setempat. Kebiasaan beternak ayam kampung tersebutlah yang menyebabkan ayam ini mudah dijumpai di tanah air. Sekian artikel hari ini semoga bisa bermanfaat untuk Sobat Pio dan sampai bertemu di edisi selanjutnya. (RED_RMA)
Sumber : https://weebly.com