Keutamaan Saling Memaafkan

FOTO RELIGI

Hai, Sobat Pio! Tahukah kalian sudah menjadi kodrat sebagai manusia tidak terlepas dari kesalahan dan ketidaksempurnaan dalam perbuatan. Namun demikian, manusia diciptakan juga dibekali dengan sifat-sifat untuk memperbaiki kesalahannya. Salah satu sifat yang dianjurkan untuk kita miliki adalah sifat pemaaf. Sifat pemaaf merupakan sifat yang mulia, karena tidak semua manusia dapat berbesar hati dengan mudah untuk memaafkan kesalahan orang lain.

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dalam menjalani kehidupan mempunyai dua hubungan yang wajib dijalankan sesuai dalam perintah ajaran Islam. Salah satu cara dalam menjaga hubungan dengan sesama manusia adalah dengan saling memaafkan. Memang tidak mudah, menjaga hubungan dengan manusia jauh lebih sulit daripada menjaga hubungan dengan Allah SWT. Saling memaafkan juga menjadi faktor utama dalam membangun hubungan yang sehat dan harmonis. Kita semua pasti pernah melakukan kesalahan dalam hidup kita. Namun, yang membedakan antara orang yang bijak dan yang tidak adalah kemampuan untuk meminta maaf dan memaafkan kesalahan yang dilakukan. Saling memaafkan bisa menjadi kunci dalam mengatasi konflik atau perselisihan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.

Ketika seseorang memberi maaf atau mengalah, maka secara tak langsung ia menunjukkan bahwa dirinya lemah dan tidak memiliki kekuatan. Namun sebanding dengan itu, Allah akan menambah kemuliannya. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis, “Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah SWT akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR Muslim no 2588).

Rasulullah SAW telah banyak mendorong umat muslim untuk bersikap pemaaf pada orang lain melalui contoh perbuatannya semasa hidup. Dikisahkan dari istri Rasulullah SAW, Aisyah, pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah SAW, maka dia menjawab, “Beliau tidak pernah berbuat jahat, tidak berbuat keji, tidak meludah di tempat keramaian, dan tidak membalas kejelekan dengan kejelekan. Melainkan beliau selalu memaafkan dan memaklumi kesalahan orang lain,” (HR Ibnu Hibban). (RED_KYS)

Sumber : https://www.detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *