Melestarikan Budaya Tenun Ikat


Hai, Sobat Pio! Kalian tau tidak apa itu tenun ikat? Tenun ikat adalah karya tenun Indonesia dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Sayangnya, di Indonesia budaya ini mulai memudar dan hanya ada di kota-kota tertentu.Salah satu kota yang masih mempertahankannya adalah Kota Kediri. Namun, di Kota Kediri sendiri hanya terdapat di Bandar Kidul, seperti TIB KODOK NGOREK milik Bapak Solkhan. Usaha ini sudah didirikan sekitar tahun 1980-an oleh ayah dari Bapak Solkhan, akan tetapi baru mendapatkan perizinan resmi pada tahun 1991. Pada saat ini, TIB KODOK NGOREK sudah memasuki generasi kedua, yang diturunkan ke Bapak Solkhan beserta kakaknya.

Dibalik nama TIB KODOK NGOREK ini ternyata memiliki filosofi yang mendalam lho, Sobat Pio. “Kodok ngorek terkesan seperti orang yang bertasbih. Saat ada nikmat, yaitu berupa turun hujan. Kodok atau katak ini akan berbunyi, makannya kita ambil nama kodok ngorek. Kesannya seperti kita lebih banyak bersyukur,” ujar Bapak Solkhan. Walaupun usaha ini sudah berdiri sejak lama bukan berarti tidak pernah ada kendala. Kendala yang pernah dialami oleh Bapak Solkhan adalah permintaan yang banyak namun produksi belum bisa memenuhi permintaan. Dengan karyawan kurang lebih 30 orang yang memiliki keahlian berbeda-beda dalam proses percetakan tenun ikat. Hal ini membuatnya tidak bisa sembarang mempekerjakan orang yang tidak sesuai dengan keahliannya. Selain itu, di TIB KODOK NGOREK pekerja tersebut bersifat sementara bukan pekerja tetap.

Dalam membuat tenun ikat ini dibutuhkan keahlian khusus yang harus dimiliki dan harus sabar karena tenun ikat memiliki proses yang tidak mudah serta panjang untuk membuatnya. Motif tenun ikat yang paling banyak diminati adalah motif Ceplok-ceplok, Kawung, dan Tirto. Walikota juga pernah mengunjungi untuk melihat karya dari usaha-usaha kerajinan tenun ikat di Bandar Kidul, termasuk TIB KODOK NGOREK itu sendiri.

Jadi Sobat Pio, kita sebagai generasi penerus bangsa mari kita menghormati dan melestarikan budaya tenun ikat ini yang sudah menjadi turun temurun dari nenek moyang yang telah dijaga sampai sekarang agar tidak punah. (RED_NAF)

Narasumber : Bapak Solkhan

Pertunjukan GENIBUDJARI


Hai, Sobat Pio! Kalian tahu nggak kalau hari ini, tanggal 26 November 2020 SMKN 2 Kediri mengadakan acara penutupan Genibudjari lho. Acara tersebut diselenggarakan di aula SMKN 2 Kediri dan dimulai pukul tujuh malam sampai selesai.

Sobat Pio tahu nggak, apa itu Genibudjari? Genibudjari adalah pagelaran seni budaya pelajar yang diadakan setiap tahunnya. Acara ini diadakan sebagai wadah kreativitas untuk pelajar Kota Kediri, terutama yang memiliki potensi di bidang seni.

Pada tahun ini, acara pembukaan Genibudjari diadakan di SMP Pawyatan Daha Kediri, dilanjutkan hari kedua di SMPN 6 Kediri dan di hari ketiga di SMPN 8 Kediri yang menyajikan pagelaran wayang kulit. Sebagai penutupnya, SMKN 2 Kediri menyajikan Sendratari Cethetan Selomangleng dan Karawitan. Pertunjukan ini masih baru dan dibuat khusus untuk memberikan penutupan yang meriah kepada tamu undangan dari berbagai Dinas Kota Kediri.

Di acara kali ini, SMKN 2 Kediri berusaha semaksimal mungkin dalam mempersiapkannya. Mereka berlatih dengan sangat giat setiap hari dalam 1-2 bulan, dengan durasi latihan 2-3 jam perhari. Acara ini sangat terhormat bagi SMKN 2 Kediri, terutama Sanggar Budaya Nusantara. Bagi para penari, tarian kali ini cukup sulit karena merupakan tarian yang baru diciptakan. Apabila ada gerakan yang kurang cocok, maka gerakan itu akan diganti dan terus diganti.

`               Pembukaan dan peresmian Genibudjari pertama kali diadakan di SMAN 7 Kediri pada tahun 2017. Pada tahun ini, acara Genibudjari diselenggarakan dengan cara yang berbeda, karena masih dimasa pandemi seperti saat ini. Acara ini hanya diselenggarakan di sekolah masing-masing dengan tamu undangan dan penonton yang jumlahnya terbatas. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang diadakan di Gor Joyoboyo dan disaksikan oleh banyak orang.

Genibudjari diikuti oleh seluruh pelajar di Kota Kediri. Acara ini sangat bermanfaat bagi para pelajar. Karena selain dapat menyalurkan bakat di bidang seni, mereka jadi memiliki kesibukan yang positif di tengah pandemi seperti sekarang ini. RED_(ANA&AO)

Narasumber : Karina Dewanti S.Pd

Ajeng Rahayu Kinasih

Pedoman Hidup Masyarakat Jawa


Hai, Sobat Pio! Kalian tahu tidak apa itu Kejawen? Kejawen adalah pedoman hidup bagi masyarakat Jawa yang dipandang sebagai ilmu, kepercayaan atau ajaran-ajaran, budaya, tradisi dan ritual. Kejawen juga merupakan filosofi yang tidak lepas dari spiritualitas orang-orang Jawa serta membangun tata krama atau aturan dalam berkehidupan yang baik. Inti dari ajaran Kejawen dikenal dengan “Sangkan Paraning Dumadhi” yang memiliki arti “dari mana datang dan kembalinya hamba Tuhan”. Mitologi Kejawen memiliki misi sebagai berikut :

1) Mamayu Hayuning Pribadhi (sebagai rahmat bagi diri pribadi)

2) Mamayu Hayuning Kulawarga (sebagai rahmat bagi keluarga)

3) Mamayu Hayuning Sasama (sebagai rahmat bagi sesama manusia)

4) Mamayu Hayuning Bhawana (sebagai rahmat bagi alam semesta)

Aliran filsafat Kejawen berkembang dengan seiringnya agama yang dianut, yaitu dikenalnya terminologi Islam Kejawen, Hindu Kejawen, Budha Kejawen, dan Kristen Kejawen. Namun, aliran itu akan tetap melaksanakan adat dan budaya Kejawen yang tidak bertentangan dengan agama yang dipeluknya. Sobat Pio tahu tidak, beberapa macam upacara adat Kejawen? Di bawah ini adalah beberapa macam upacara adat Kejawen :

  • Nyadran, yaitu upacara yang dilakukan orang Jawa sebelum puasa tiba dengan berziarah ke makam dan menabur bunga.
  • Brokohan, yaitu upacara adat sebagai wujud syukur lahirnya bayi yang selamat dan sehat serta memiliki tujuan untuk mengharap barokah dari Tuhan Yang Maha Esa.
  • Kepercayaan adanya Dhanyang, yaitu tempat yang dipercaya sebagai berkumpulnya makhluk ghaib selalu diberikan sesajen dan diberi pertanda bahwa di sana adalah berkumpulnya makhluk ghaib yang harus dihormati, serta terus dilestarikan dan dijaga.

Selain upacara adat Kejawen di atas, masih banyak lagi upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Jawa. Namun, mereka kehilangan makna filosofis dari Kejawen, mereka hanya menganggap tradisi itu sebagai kebiasaan saja. Oleh karena itu Sobat Pio, kita sebagai generasi penerus bangsa harus melestarikan budaya ini dan bangga terhadap adat istiadat khas Indonesia. (RED_NAF)

Sumber : https://www.indonesia.go.id

Yuk! Lestarikan Batik


Hai Sobat Pio! Kalian pasti sudah sering kali mendengar kata batik? Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni cukup tinggi dan menjadi bagian dari budaya di Indonesia khususnya Pulau Jawa. Sejarah perbatikan di Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan Kerajaan Majapahit dan beberapa kerajaan lainnya, dalam beberapa catatan perkembangan batik itu sendiri banyak dilakukan pada masa Kerajaan Mataram kemudian pada Kerajaan Solo dan Yogyakarta. Beberapa motif batik sendiri dapat dijadikan sebagai petunjuk status seseorang, bahkan sampai saat ini motif batik tradisional hanya dipakai oleh keluarga Keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya disesuaikan dengan ciri khasnya masing-masing. Berikut ini adalah beberapa motif batik yang populer di Indonesia :
● Batik Megamendung
Batik Megamendung merupakan motif kain batik khas daerah Cirebon, berbentuk awan besar yang berwarna cerah dan mencolok. Warna umum yang digunakan pada batik Megamendung adalah biru, merah tua, ungu, dan hijau tua.
● Batik Tujuh Rupa Pekalongan
Merupakan motif batik elegan yang banyak dihasilkan di kota Pekalongan. Ciri khas batik Pekalongan didominasi oleh motif tumbuh-tumbuhan dan hewan.
● Batik Lasem
Batik Lasem adalah batik yang berasal dari daerah bernama Lasem yang terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Batik Lasem memiliki ciri khas warna merah menyala, karena batik Lasem sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Cina.
● Batik Bali
Motif batik Bali banyak terinspirasi dari berbagai hewan seperti kura-kura, burung bangau, dan rusa. Warna yang digunakan pada batik Bali juga dominan dengan warna cerah seperti biru, kuning, dan ungu.
● Batik Betawi
Batik Betawi kerap ditampilkan dalam pameran kebudayaan Betawi ataupun pada acara bergengsi seperti perhelatan Abang None Jakarta. Pilihan warna cerah yang mencolok dipadukan dengan motif unik khas Betawi seperti ondel-ondel, pucuk rebung, nusa kelapa, dan gambang kromong menjadi ciri khas batik Betawi.

Jadi Sobat Pio, kesenian batik berkembang secara pesat. Kini batik mulai ditiru masyarakat dan meluas menjadi pekerjaan umum para wanita untuk mengisi waktu luang. Dulu batik hanya dipakai oleh kalangan istana, namun sekarang ini batik sudah digemari oleh semua orang dan menjadi pakaian khas Indonesia. Nah Sobat Pio, itulah beberapa informasi mengenai batik. Semoga bermanfaat. (RED_ANA)
Sumber : https://www.pembelajaranmu.com
https://fabelio.com

Yuk! Lestarikan Wayang


Hai Sobat Pio, kalian pasti pernah menonton pertunjukan wayang bukan? Nah, kalian tahu tidak apa itu wayang? Wayang adalah sebuah seni pertunjukan asli Indonesia yang berkembang secara pesat di Pulau Jawa dan Bali.  pada tanggal 7 November 2003 ,UNESCO adalah lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB telah menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor dari Indonesia. Wayang merupakan sebuah warisan mahakarya dunia yang ternilai dalam seni bertutur dan keunikan tersendiri (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Wayang terdiri dari berbagai jenis, yaitu Wayang Beber adalah wayang tertua di Indonesia terbuat dari lembaran kain atau kulit lembu, selanjutnya ada Wayang Kulit yang terkenal di Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti namanya wayang ini terbuat dari kulit kerbau atau kambing, Wayang Klitik atau Karucil terbuat dari kayu, Wayang Golek terbuat dari kayu dan dibuat secara tiga dimensi yang terkenal di Sunda Jawa Barat, Wayang Wong atau Wayang Orang adalah sebuah drama tari yang menggunakan manusia untuk memerankan para tokoh berdasarkan pada kisah wayang tradisional. Selain itu, ada pula Wayang Betawi, Wayang Bali, Wayang Banjar, Wayang timplong, Wayang cepak, Wayang Jemblug, dan masih banyak wayang lainnya.

Namun, kini wayang-wayang ini mulai punah sebab tergerus oleh zaman dan masyarakat Indonesia sendiri yang telah lupa dengan budaya bangsa ini. Mereka lebih memilih menyukai budaya luar negeri atau budaya barat. Oleh sebab itu, kita sebagai generasi muda harus melestarikan wayang kulit di Indonesia dengan cara :

1)  Membentuk organisasi maupun ekstrakurikuler pewayangan atau mengenalkan wayang kulit melalui ekstrakurikuler di sekolah.

2) Kita juga bisa mengadakan atau menampilkan pertunjukan Wayang Wong saat ada pentas seni di sekolah.

3) Kita juga bisa mengajak para generasi muda untuk melestarikan budaya membaca kisah pewayangan.

4) Dan kita juga bisa memperkenalkan wayang lewat lukisan pameran maupun sablon pakaian.

Nah, Sobat Pio itulah beberapa informasi tentang wayang dan upaya yang bisa kita lakukan sebagai generasi bangsa Indonesia untuk melestarikan wayang. (RED_ANA)

Sumber : https://m.merdeka.com

https://www.indonesiakaya.com

Gamelan Jawa


Hai Sobat Pio! Tidak terasa sudah 3 bulan lebih kita menjalani karantina di rumah. Pasti kalian bosen dan suntuk karena harus di rumah saja. Nah, kali ini kita punya artikel yang mengajak kalian untuk mengenal lebih mengenal Gamelan Jawa.

Semakin berkembangnya zaman, eksistensi musik gamelan di tingkat internasional semakin melambung. Terbukti dengan adanya pendidikan gamelan dalam kurikulum di beberapa perguruan tinggi di Amerika Serikat. Hal ini tentu dapat kita banggakan sebagai warga Indonesia. Karena warga asing begitu mencintai dan menghargai budaya kita. Dan kita sebagai warga Indonesia harusnya bisa lebih dari mereka. Salah satu cara untuk menumbuhkan rasa cinta kita terhadap alat musik ini yaitu dengan mempelajari tentang gamelan.

Gamelan Jawa merupakan seperangkat alat musik tradisional Jawa yang biasanya terdiri dari gong, kenong, gambang, celempung, serta beberapa alat musik pendamping lainnya. Keistimewaan gamelan Jawa yaitu alunan musiknya cenderung bersuara lembut sehingga menghadirkan suasana ketenangan jiwa kita. Instrumennya pun tidak bisa kita pisahkan dari pandangan masyarakat Jawa yang cenderung melihat keselarasan hidup baik jasmani dan rohani. Keadaan itulah yang menjadikan orang Jawa selalu menghindari ekspresi tempramental dan berusaha mewujudkan toleransi antar sesama.

Menurut keterangan dari Gusti Puger Putra P.B XII, dan Serat Wedhapradanggga dari keraton Surakarta, disebutkan bahwa gamelan yang pertama kali lahir di tanah Jawa adalah Gangsa Raras Salendro. Menurut G.P.H. Hadiwijaya (Redaksi Pustaka Jawa) hanya ada 5 ricikan dalam alat ini. Yakni gendhing (Kemanak), Pamatut (Kethuk), Sauran (Kenong), Teteg (Kendang Ageng) dan Maguru yang sekarang disebut Gong. Pada tahun 336,  racikan gamelan ditambah lagi oleh Sang Hyang Indra dengan Salundhing atau kempul, dan Gerantang yang sekarang disebut dengan Gambang.
Nah, itu saja ya Sobat Pio penjelasan mengenai alat musik Gamelan, Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa mengisi waktu luang kalian saat dirumah saja.(RED_RSP)

Sumber : https://pesona-indonesia.info

Hari Tari Sedunia


Hai Sobat Pio! Kalian tahu tidak kapan Hari Tari Sedunia itu? Hari Tari Sedunia yang diperingati setiap tanggal 29 April pada tahun ini berbeda loh sobat, sebab tidak ada satupun festival perayaan seperti tahun-tahun sebelumnya. Yaps, kalian benar karena adanya physical distancing dan social distancing yang perlu ditaati oleh warga di seluruh dunia. Tetapi kalian tidak perlu khawatir karena masih bisa melihatnya melalui media canggih seperti internet. Selain itu, Sobat Pio bisa membaca artikel ini agar menambah wawasan mengenai dunia tari.

Tari merupakan sebuah gerak tubuh yang berirama senada dengan alunan musik yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Seperti yang Sobat Pio tahu, Indonesia memiliki ragam tarian di setiap daerahnya. Salah satunya adalah tari tradisional yang berasal dari sebuah daerah dan merupakan tarian turun temurun, seperti Tari Saman dari Aceh dan Tari Remo dari Jawa Timur.

Indonesia dalam merayakan Hari Tari sangat beragam di setiap daerahnya, tetapi yang sering ditemui adalah festival tari yang diikuti puluhan bahkan ratusan penari di pusat kota. Perlu kalian ketahui, Hari Tari pertama kali diadakan di Indonesia adalah di Solo, Jawa Tengah dengan durasi pagelaran selama 24 jam nonstop. Sejarah Hari Tari Sedunia, pertama kali direncanakan oleh lembaga tari internasional yaitu CID (Counseil International de la Danse) pada tahun 1998. Dengan tujuan mengajak seluruh warga dunia berpartisipasi untuk menampilkan tarian-tarian negara mereka yang beragam. Bersama dengan UNESCO, CID menjadi wadah bagi para warga dunia untuk mementaskan pertunjukan tari budaya mereka dengan harapan agar generasi muda dapat terus melestarikannya. Hingga awal tahun 2007, promosi untuk merayakan Hari Tari semakin gencar. Dengan berfokus pada generasi muda, lembaga tari intetnasional CID meminta seluruh anak-anak sekolah untuk berpartisipasi dalam lomba menulis esai tentang tarian di negara mereka, melukis bertemakan tari, sampai lomba menari yang dilakukan di jalanan. Sejak saat itulah, Hari Tari Sedunia meluas dan sangat diapresiasi setiap negara sehingga banyak pertunjukan tari diadakan untuk memperingati hari tersebut.

Keberagaman disetiap negara merupakan kekayaan tersendiri yang tiada nilainya termasuk seni tari ini. Peringatan Hari Tari Sedunia ini mengajarkan pada kita sebagai generasi muda untuk selalu melestarikan dan mengenalkan budaya kita. Keberagamanlah yang menjadikan sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Semoga artikel ini bermanfaat.(RED_CND)

Sumber: nationalgeographic.gridid

Tari Beskalan Putri


Hai Sobat Pio! Selama kalian dirumah aja, pasti kalian bosen dan bingung mau ngapain lagi kan? Nah kali ini kita punya informasi keren loh Sobat! Yaitu mengenai tarian tradisional, Tari Beskalan. Seni tari yang berasal dari Malang ini merupakan tarian ritual atau tari upacara.

Pada awalnya kesenian ini tidak ditarikan oleh seorang perempuan melainkan laki-laki yang menggunakan baju perempuan. Tari Beskalan Putri ditarikan dengan gerakan yang lincah, dinamis dan feminim sebagai gambaran atau pencitraan tarian seorang perempuan. Dalam hal tata busana, tari ini memadukan gaya busana penari Gambyong dengan penari Topeng Malangan. Hiasan kepala dirangkai dengan cara menata rambut menggunakan sanggul dan cudhuk menthul yang dihias menggunakan melati. Selain itu, tarian ini diiringi oleh alunan Gamelan Jawa berlaras Slendro.

Tarian ini difungsikan sebagai Tarian Ritual Ritus Tanah atau ritual yang dilakukan ketika terdapat salah satu masyarakat yang baru membuka lahan baru / bangunan baru. Terdapat beberapa tahap yang harus dilewati sebelum Tari Beskalan Putri dilaksanakan, salah satunya adalah mengawali penggalian tanah dengan diadakan upacara penanaman tumbal yang biasanya berupa kepala kerbau.

Namun Sobat, seiring dengan perkembangan zaman, fungsi tarian ini sudah tidak digunakan sebagai tarian ritual. Melainkan digunakan sebagai tarian untuk menyambut tamu atau acara-acara kebudayaan. (RED_RSP)

Sumber : https://blogkulo.com

Hari Tanpa Celana


Hari Tanpa Celana di Kereta atau No Pants Subway Ride kembali digelar. Ribuan penumpang kereta bawah tanah di se-jumlah kota di Amerika Serikat melepas celana mereka untuk merayakan tahun ke-19 No Pants Subway Ride. Tradisi konyol ini diciptakan oleh Improv Everywhere, sebuah kelompok seni pertunjukan komedi, di New York City pada 2002.

The No Pants Subway Ride diadakan setiap Januari di New York City. “Tanggalnya berubah dari tahun ke tahun dan diumumkan pada awal Desember,” tulis laman Improv Everywhere. “Ide di balik No Pants sederhana yaitu penumpang secara acak naik subway di stasiun terpisah di tengah musim dingin tanpa celana dan hanya memakai celana dalam. Para peserta berperilaku seolah-olah mereka tidak saling kenal dan mereka semua mengenakan mantel musim dingin, topi, syal, dan sarung tangan. Satu-satunya hal yang tidak biasa adalah tanpa celana,” sambung laman tersebut.

Sejak acara itu digelar, Hari Tanpa Celana telah membentang di beberapa kota di Amerika Serikat, bahkan Go International, termasuk di Berlin, Tokyo, dan Sydney.

Di Boston, orang-orang bersuka cita dengan kekonyolan itu. Penyelenggara Malcolm Joseph mengatakan bahwa ini adalah kesempatan untuk merangkul kekonyolan kepada peserta dan terlibat dengan orang-orang dengan cara yang mungkin tak pernah dilakukan.

“Luar biasa. Tahun lalu dingin, turun salju, dan sangat dingin. Ini adalah waktu yang tepat untuk melakukannya. Beri kaki Anda kesempatan untuk bernapas,” kata Malcolm. (RED_MSI)

 

 

Sumber : https://m.liputan6.com/

Miripnya Budaya India dan Indonesia


Hai Sobat Pio! Beberapa waktu yang lalu demam Bollywood sempat melanda di Indonesia. Baik musik ataupun serial TV banyak disukai oleh penduduk di negeri ini. Namun kalau dipikir-pikir, kenapa ya segala hal dari India ini mudah sekali jadi tren di Indonesia. Usut punya usut, ternyata India dan Indonesia memiliki hubungan erat sejak dulu kala. Bahkan nama negara kita sendiri berasal dari bahasa latin, indus yang berarti India. Kemudian ditambahkan bahasa Yunani nesos yang berarti sebuah pulau. Akhirnya, terbentuklah sebuah kata Indonesia yang menjadi nama negara di bumi pertiwi ini.
Mata uang India dan Indonesia ternyata memiliki kedekatan pula. Memang kalau dilafalkan kata Rupee dan Rupiah itu seolah memiliki kesamaan pelafalannya. Usut punya usut, kedua kata tersebut sama diambil dari bahasa Sanskerta. Baik kata Rupee ataupun Rupiah, ternyata sama-sama bermakna uang perak dalam bahasa Sanskerta.
Jika kita menengok masalah dangdut, ternyata musik khas dangdut Indonesia ada percampuran dari budaya di India. Dentuman gendang khas India, menjadi cikal bakal terbentuknya musik baru dengan ciri khas nusantara. Masalah budaya, baik Indonesia dan India tidak dapat dipisahkan.
Ketika melihat beberapa fakta di atas, kini mulai masuk akal kenapa hal-hal yang berasal dari India bisa dengan mudah diterima orang Indonesia. Ternyata kita sudah familiar dengan budaya India sejak zaman dahulu. Meskipun Indonesia dan India memiliki beberapa kesamaan dalam budaya, namun keduanya tidak saling mengklaim dan mencaplok satu sama lainnya.
Ada pun kemiripan antara India dan Indonesia yang sukar dijelaskan sampai sekarang adalah adanya cerita Mahabarata di kedua negara. Jika ditanya kepada orang Indonesia, dari mana asal Mahabarata, jawabnya pasti Indonesia. Begitu juga sebaliknya, jika ditanya kepada orang India, dari mana asal Mahabarata, pasti jawabnya India. Kemiripan ini memang tidak lepas dari sejarah dulunya agama Hindu pernah bermukim lama di tanah Indonesia kuno. Meski mirip, tetap saja budaya Indonesia tidak bisa disamakan dengan budaya India. Bisa dikatakan budaya adalah wajah dari suatu negara. Oleh karenanya, setiap warga negara wajib untuk melestarikannya. (RED_MSI)