Hai Sobat Pio! Kalian tahu apa itu kuriding? Kuriding atau gurinding adalah alat musik tradisional asli buatan nenek moyang suku Banjar, Kalimantan Selatan. Kuriding bisa dibuat dari pelepah enau, bambu ataupun kayu dengan bentuk kecil, dan memiliki alat getar serta tali penarik. Menurut cerita masyarakat suku Banjar, kuriding adalah milik seekor macan di hutan Kalimantan Selatan. Suatu ketika, sang macan meminta anaknya untuk memainkan kuriding. Namun, sang anak justru mati karena tenggorokannya tertusuk kuriding. Akibatnya, sang macan mewanti-wanti agar anak keturunannya tidak lagi memainkan kuriding. Dalam perkembangannya, mitos ini menjadi dasar mitos masyarakat Banjar membunyikan kuriding, yakni sebagai alat ampuh untuk mengusir macan. Mereka juga menggantungkan atau meletakkannya di atas tempat tidur anak-anak mereka.
Kuriding memiliki bentuk yang kecil dan unik. Wujudnya terbagi menjadi dua bagian, yaitu dalam (tidak rata) dan luar (rata). Bagian dalam adalah bagian yang ditempelkan di mulut ketika dibunyikan dan bagian luar yang menghadap keluar. Alat musik ini berbentuk empat persegi panjang yang kedua ujungnya dibuat bulat. Selain untuk memperindah, bentuk bulat pada ujung kuriding juga berfungsi sebagai pengaman agar tidak melukai mulut saat dimainkan. Pada badan kuriding terdapat alat getar yakni tali yang terbuat dari serat pohon kayu atau senar. Alat getar tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kanan (ilat) dan bagian kiri (butuh). Pada ujung kanan dan kiri kuriding juga terdapat lubang untuk meletakan tali (tarikan) yang terhubung dengan alat getar. Ketika tali tersebut ditarik, maka alat getar tersebut akan berbunyi, sambil di tempelkan ke mulut. Bunyi kuriding akan terasa nyaring saat alat musik tersebut ditarik dengan ritme yang benar.
Cara memainkan kuriding cukup mudah, namun untuk menghasilkan bunyi yang enak didengar memerlukan latihan yang banyak. Atas dasar ini, sebagian orang menganggap kuriding sebagai alat musik yang kecil bentuknya tapi sulit dimainkan. Sebelum memainkan kuriding zhal pertama yang perlu diperhatikan adalah cara memegangnya. Yang pertama-tama adalah jari manis tangan kiri dimasukkan ke dalam lubang tali penarik yang ada di dalam salah satu lubang ujung kuriding, lalu dipintal agar pendek dan lekat pada ujung ini juga, ibu jari menekan ke dalam dan telunjuk menekan keluar. Sementara itu, pada ujung kuriding yang satunya dipegang tangan kanan yakni dengan mengikatkan jari telunjuk dan jari tengah pada kayu kecil penarik.
Langkah kedua adalah bagian kuriding yang ditekan dengan ibu jari telunjuk dan tangan kiri diletakkan di sebelah kiri mulut. Ujung ibu jari tangan kiri tepat di sisi mulut sebelah kiri dan kuriding berada di antara bibir atas dan bawah. sementara tangan kanan memegang tali penarik lalu diletakkan di bagian kanan wajah hingga sejajar dengan pipi sebelah kanan. Setelah kuriding pada posisi tersebut, maka untuk membunyikannya adalah dengan cara menarik tali yang dipegang tangan kanan. Tali ditarik dengan ritme tertentu (disentak) hingga tali bergetar dan kuriding akan berbunyi.
Nah, itu tadi pembahasan kita mengenai kuriding. Semoga dapat menambah wawasan Sobat Pio tentang alat musik tradisional yang ada di Indonesia. Sampai jumpa di edisi selanjutnya. (RED_DAK)
Sumber : HYPERLINK “http://id.m.wikipedia.org” id.m.wikipedia.org
Category: Seni Budaya
Hai Sobat Pio! Apa kalian tahu bahwa Hari Musik Sedunia diperingati pada tanggal 21 Juni? Ya, Hari Musik Sedunia atau biasa disebut Fete de la Musique merupakan festival musik yang dirayakan setiap tanggal 21 Juni untuk menghormati semua musisi di seluruh dunia yang telah menghasilkan karya. Lebih dari 120 negara merayakan Hari Musik Sedunia dan menyelenggarakan konser musik gratis di berbagai tempat. Nah, bagaimana sih sejarah peringatan Hari Musik Sedunia itu? Berikut penjelasannya.
Hari Musik Sedunia pertama kali dirayakan pada tahun 1982. Menteri Seni dan Budaya Perancis yang saat itu Jack Lange dan Maurice Fleuret, memulai Fete de la Musique di Paris. Fleuret adalah seorang komposer Perancis, jurnalis musik, penyelenggara festival, dan produser radio. Ia memiliki peran penting dalam memelopori perayaan Hari Musik Sedunia. Fete de la Musique mempromosikan musik dengan dua cara, yang pertama dengan mendorong musisi baru dan profesional untuk tampil di jalanan. Kedua, dengan mengadakan konser musik gratis yang mencakup semua genre musik sehingga publik dapat mengenal jenis musik baru. Di bawah slogan ‘Faites de la musique’ (buat musik), organisasi resmi Fete de la Musique di Paris menganjurkan agar konser dibuat gratis untuk umum dan artis bermain secara sukarela, hal itu juga berlaku secara luas untuk kota-kota lain yang ikut berpartisipasi. Selama beberapa tahun terakhir, festival ini mendapatkan popularitas internasional dan akhirnya Hari Musik Sedunia dirayakan setiap tanggal 21 Juni oleh lebih dari 120 negara di seluruh dunia.
Setelah perayaan tahun 1982, Hari Musik Sedunia diperingati di berbagai negara di dunia dan telah menjadi fenomena internasional. Di Paris, jalanan penuh sesak dengan suara musik dan alunan pecinta musik di sana. Pecinta musik di Paris dan tempat lain di Perancis datang ke Fete de la Musique dan menikmati festival, pesta, parade, dan pameran. Namun karena pandemi tahun ini, perayaan Hari Musik Sedunia akan diadakan secara sederhana dan kemungkinan banyak organisasi serta perusahaan musik yang akan menyelenggarakan konser, kompetisi, dan festival online pada Hari Musik Sedunia.
Nah, itu tadi sedikit penjelasan tentang sejarah perayaan Hari Musik Sedunia. Hari Musik Sedunia diperingati untuk menampilkan musik gratis bagi semua pecinta musik dan menyediakan platform bagi musisi amatir dan profesional untuk menunjukkan bakat mereka kepada dunia. Sekian artikel kali ini, semoga bermanfaat ya Sobat Pio. (RED_ASA)
Sumber: www.tribunnews.com
Hai Sobat Pio! Kalian pasti sudah tidak asing lagi mendengar kata lakon teater. Seni teater ini memang banyak diminati anak sekolah untuk mengembangkan bakat mereka. Apalagi yang sudah memiliki minat sangat besar, pastinya tidak akan kesulitan dalam mempelajari seni teater. Tanpa adanya minat pasti akan terasa sulit untuk mempelajarinya. Dalam seni teater kalian harus berani menunjukkan watak suatu tokoh yang diperankan, tidak boleh ragu-ragu dalam memainkan watak tokoh, dan yang paling penting kalian harus percaya diri. Dalam pertunjukan teater yang paling menarik perhatian adalah lakon atau cerita yang ditampilkan.
Pastinya dalam sebuah lakon teater harus ada konflik antar tokoh yang terlibat. Aksi yang paling ditunggu dalam sebuah pertunjukan teater adalah puncak dari suatu masalah atau biasa disebut klimaks. Tokoh yang paling membuat greget yaitu tokoh antagonis, tokoh ini memiliki sifat jahat dan biasanya suka membuat masalah. Untuk memerankan tokoh antagonis tidaklah mudah, kalian harus bisa berwatak jahat.
Sekarang ini seni teater semakin berkembang lebih menarik, apalagi dengan kostum yang menarik dan telah disesuaikan dengan peran yang dimainkan oleh para pemain. Sudah banyak sekolah menengah atas yang memiliki ekstrakurikuler teater, hingga tidak terhitung lagi jumlahnya. Semoga kedepannya seni teater di Indonesia semakin berkembang dan tidak ada batasan untuk mengembangkan seni teater. Pada perkembangannya teater terbagi menjadi dua, yaitu teater tradisional dan teater modern.
Teater tradisional cenderung bersifat kedaerahan dalam suatu wilayah tertentu, contohnya di Indonesia memiliki banyak jenis teater tradisional seperti ludruk, ketoprak, mamanda, dan masih banyak lagi yang lainnya. Teater tradisional memiliki warna dan masanya sendiri. Dalam setiap penampilannya, teater tradisional bersifat tradisi dan tidak terpengaruh waktu.
Teater modern bersifat baru dan membawa nuansa masa sekarang. Teater modern terbagi menjadi tiga jenis yaitu teater kontemporer, semi realis, dan realis. Teater kontemporer bersifat abstrak dan memerlukan pemahaman lebih tajam dalam menafsirkan penampilannya. Para pemain kadang melakukan peran-peran aneh yang tidak lazim di dunia nyata. Teater semi realis bersifat semi di antara kontemporer dan realis. Dalam penampilannya cenderung lebih mudah dipahami karena pemeranan bersifat nyata namun masih aneh dalam kenyataan, misalnya dari latar tampilan yang tidak lazim dan dari segi tokoh dalam pemeranan yang tidak nyata namun memiliki sifat nyata. Teater realis bersifat nyata dan sangat jelas dalam penyajiannya. Para pemainnya sangat dekat dalam dunia nyata dan polemiknya bersifat nyata serta masuk akal.
Nah, itu tadi pembahasan tentang lakon teater. Jadi kita harus melestarikan budaya Indonesia, salah satunya dengan cara mempelajari seni teater. Semoga artikel kali ini bermanfaat, sampai jumpa di artikel selanjutnya. (RED_PIN)
Hai Sobat Pio! Ternyata hari Rabu, 26 Mei 2021 diperingati sebagai Hari Raya Waisak yang ke-2565. Taukah kalian apa Hari Raya Waisak itu? Hari Raya Waisak atau biasa disebut dengan Trisuci Waisak merupakan perayaan yang dilakukan untuk memperingati kelahiran Sang Buddha dengan berbagai tradisi unik di beberapa negara. Kata Waisak berasal dari bahasa Sansekerta Vesakha yang merupakan nama bulan dalam kalender Buddhist. Trisuci Waisak biasanya bertepatan pada bulan April, Mei, dan Juni dalam kalender Masehi. Sesuai dengan namanya, Trisuci Waisak memilik tiga peristiwa penting yaitu lahirnya Pangeran Siddharta Gautama, pencapaian penerangan sempurna, dan pencapaian parinibbana. Hari Raya Waisak menjadi sebuah perayaan yang besar setiap tahunnya dengan melakukan beragam ritual dan tradisi unik yang menjadi kebiasaan masyarakat sekitar. Namun, semua itu dilakukan tanpa menghilangkan makna yang terkandung dalam perayaan, sehingga bisa mengambil nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi. Apa aja sih tradisi unik Hari Raya Waisak di berbagai negara? Untuk lebih jelasnya simak pembahasan berikut ini ya.
1. Indonesia
Meski penganut Buddha di Indonesia tidak sebanyak penganut agama lainnya, namun bukan berarti perayaan Waisak ini tidak digelar dengan meriah dan unik. Pada saat malam perayaan puncak Waisak, biasanya semua acara akan dilakukan di Candi Borobudur, di mana umat Buddha berkumpul untuk menyalakan lilin dan memasukkannya ke dalam lentera. Lentera ini kemudian diterbangkan ke udara secara bersama-sama, sehingga akan terlihat sangat indah di langit malam yang gelap. Kegiatan ini dilakukan untuk menyambut hari baru dalam hidup umat Buddha.
2. Nepal
Umat Buddha di Nepal akan beramai-ramai menuju Lumbini untuk merayakan Hari Raya Waisak. Dalam momen yang penting itu, mereka berbuat kebaikan dengan memberi sumbangan kepada orang yang membutuhkan. Selain itu, mengunjungi wihara untuk memberi penghormatan kepada Sang Buddha. Bentuk perayaan utama lainnya adalah berdoa di Monkey Temple.
3. Korea Selatan
Bagi umat Buddha yang berada di Korea Selatan, Hari Raya Waisak menjadi sebuah perayaan besar yang selalu ditandai dengan acara menghias candi di wilayah tersebut. Ratusan lentera cantik berbentuk teratai akan dinyalakan untuk menerangi candi di kegelapan malam. Hal ini dilakukan sebagai bentuk tradisi untuk mengenang kelahiran Sang Buddha ke dunia ini.
Jadi, perayaan Waisak bukanlah sebuah ritual semata-mata bagi umat Buddha. Setiap perayaan patut untuk diapresiasi dan dihargai sebagai budaya dan tradisi sebuah bangsa. Turut merayakan dan merasakan makna perayaan itu sendiri, dapat memberikan rasa kebersamaan dan toleransi terhadap saudara-saudara kita yang merayakannya. Selamat Hari Raya Waisak yang ke-2565. Sekian artikel edisi kali ini, semoga bermanfaat ya, Sobat Pio. (RED_SSS)
Sumber : HYPERLINK “https://www-cermati-com” https://www-cermati-com
Hai Sobat Pio! Tahukah kalian jika Tari Saman mendapat pengakuan dari UNESCO? Jadi, pada tanggal 11 November 2011, Tari Saman diakui dan ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya oleh UNESCO karena telah memenuhi beberapa syarat yang ditetapkan. Syarat yang pertama adalah orginilitas, menyangkut tentang keaslian tarian yang dihasilkan tidak pernah diciptakan oleh orang lain. Syarat yang kedua yaitu keunikan, sedangkan syarat ketiga adalah mempunyai nilai-nilai filosofi yang universal serta daya tular ke masyarakat Indonesia secara luas.
Tari Saman sendiri adalah salah satu dari banyaknya jenis tarian daerah di Indonesia yang berasal dari Gayo, Nanggroe Aceh Darussalam. Kata Saman berasal dari salah seorang ulama yang mengembangkan ajaran islam di daerah Gayo, saat itu beliau tertarik dengan kesenian dari masyarakat Gayo yaitu Pok-pok Ane (yang sekarang disebut Tari Saman) karena gerakannya yang sangat luwes dan lantunan dari syairnya mirip dengan pantun. Tarian ini umumnya dimainkan oleh sebelas orang atau lebih, dengan dua orang sebagai pemberi aba-aba dan lainnya sebagai penari. Keunikan dari Tari Saman yaitu gerakannya yang sangat kompak dan harmonis, serta tidak membutuhkan musik pengiring karena para penari akan melantunkan syair yang penuh dengan makna. Syair yang dilantunkan adalah Rengum, Dering, Redet, Syek, dan Saur. Kostum yang digunakan para penari umumnya berwarna dasar hitam, sebab warna tersebut mencerminkan kekompakan, keberanian, kebijaksanaan, serta kepercayaan diri.
Ada beberapa pola lantai yang harus ditunjukkan oleh penari Saman, yaitu pola lantai menyamping, pola lantai lurus, pola lantai diagonal, pola lantai garis zigzag, dan pola lantai melengkung. Saat penari berbaris lurus ke arah samping, penari menyimbolkan manusia sebagai makhluk sosial serta gerakannya mengandung simbol perghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Sobat Pio pasti bingung, kenapa ada hubungannya dengan agama? Pada zaman dahulu, tari ini digunakan sebagai media dakwah, karena mencerminkan nilai keagamaan seperti sopan santun, pendidikan, kebersamaan, kepahlawanan, dan kekompakan.
Nah, seharusnya kita bangga memiliki warisan budaya yang telah diakui oleh UNESCO. Banyak keindahan dari budaya kita yang bahkan belum kita lihat bagaimana keindahannya, karena ada ribuan warisan budaya kita yang terancam punah. Jadi, ayo tetap lestarikan budaya lokal walau dengan mempelajarinya sedikit demi sedikit itu akan membantu kelestarian budaya kita. Sudah dulu ya pembahasan kita tentang Tari Saman kali ini. Sampai bertemu diedisi selanjutnya. (RED_SHF)
Sumber : https://www.bbc.com
Hai Sobat Pio! apa kalian tau tarian sakral dari Jawa Tengah? Yap, Tari Bedhaya Ketawang. Tari Bedhaya Ketawang adalah sebuah tarian kebesaran yang hanya dipertunjukkan ketika penobatan serta Tingalandalem Jumenengan Sunan Surakarta. Nama Bedhaya Ketawang sendiri berasal dari kata bedhaya yang berarti penari wanita di Istana, dan ketawang berarti langit, identik dengan sesuatu yang tinggi, keluhuran, dan kemuliaan. Tari Bedhaya Ketawang sangat sakral, karena menyangkut Ketuhanan, dimana segala sesuatu tidak akan terjadi tanpa kehendak Tuhan. Tari ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, karena tari ini hanya ditarikan untuk sesuatu yang khusus dan dalam suasana yang sangat resmi. Dalam mitologi Jawa, sembilan penari Bedhaya Ketawang menggambarkan sembilan arah mata angin yang dikuasai oleh sembilan dewa yang disebut dengan Nawasanga.
Sebagai tarian sakral, ada beberapa syarat yang harus dimiliki oleh penarinya. Syarat utamanya adalah harus seorang gadis suci dan tidak sedang haid. Jika sedang haid, maka penari tetap diperbolehkan menari dengan syarat harus meminta izin kepada Kanjeng Ratu Kidul dengan melakukan caos dhahar di panggung Sangga Buwana, Keraton Surakarta. Syarat selanjutnya yaitu suci secara batiniah. Hal ini dilakukan dengan cara berpuasa selama beberapa hari menjelang pergelaran. Kesucian para penari benar-benar diperhatikan, karena konon kabarnya, Kanjeng Ratu Kidul akan datang menghampiri para penari yang gerakannya masih salah pada saat latihan berlangsung.
Pada awalnya, Bedhaya Ketawang dipertunjukkan selama dua setengah jam. Tetapi sejak zaman Pakubuwana X durasinya berkurang menjadi satu setengah jam. Gending atau musik yang dipakai untuk mengiringi Bedhaya Ketawang disebut Gending Ketawang Gedhe yang bernada pelog. Perangkat gamelan yang digunakan untuk membawakan gending ini terdiri dari lima jenis, yaitu kethuk, kenong, kendhang, gong, dan kemanak, yang sangat mendominasi keseluruhan irama gending. Di tengah-tengah tarian, laras gending berganti menjadi nada slendro selama dua kali, kemudian nada gending kembali lagi ke laras pelog hingga tarian berakhir.
Nah, secara keseluruhan Tari Bedhaya Ketawang bersifat sakral dan mengandung berbagai makna simbolis yang sangat berarti bagi kehidupan manusia. Ternyata tarian ini memiliki syarat ketentuan yang telah dibuat para leluhur Kanjeng Ratu Kidul. Sekian artikel tentang Tari Bedhaya Ketawang kali ini, semoga bermanfaat.(RED_SSS)
Sumber : www.kompas.com
Hai Sobat Pio! Kali ini kita akan membahas lebih dalam mengenai Mandau, apasih Mandau itu? Mandau adalah senjata tradisional Suku Dayak yang berasal dari dua suku kata, yaitu “Man” yang berarti “makan” dan “Do” kependekan dari kata “dohong” yaitu pisau belati dari Kalimantan Tengah. Jadi Mandau berarti makan dohong, yang maksudnya adalah popularitas Mandau. Secara filosofi Mandau mengalahkan dohong menyimbolkan ksatria, penjaga, tanggung jawab, dan juga kedewasaan.
Sebuah Mandau memiliki 2 bagian, yaitu sarung dan bilah. Sarung (kumpang) Mandau terbuat dari kayu yang dilapisi tanduk rusa dan biasanya dihiasi oleh ukiran, ukiran ini konon dipercaya dapat mengusir hewan buas. Bilah sendiri terbuat dari lempengan besi yang mempunyai ujung lancip. Banyak tetua adat Suku Dayak yang menyebut Mandau dengan sebutan Ambang. Secara bentuk, Mandau dan Ambang memang serupa, tetapi jika ditelisik lebih dekat, terdapat perbedaan yang sangat besar. Tidak seperti Mandau, Ambang hanya terbuat dari besi biasa. Harga sebuah Mandau bisa mencapai puluhan juta rupiah tergantung kerumitan dan keindahan ukiran.
Sobat Pio tau ngga sih, kalau Mandau itu termasuk benda mistis? Nah, menurut keyakinan masyarakat Suku Dayak, Mandau memiliki ilmu Penyang (ilmu yang diwariskan oleh para leluhur), sehingga mereka tidak sembarangan mengeluarkan senjata tersebut. Konon, jika Mandau keluar dari sarungnya maka harus ada orang yang menjadi korban. Seperti pada saat terjadi masalah antara Suku Madura dan Dayak yang berada di Kalimantan, orang Dayak yang memiliki Mandau memberikan perintah agar Mandau tersebut memenggal kepala orang dari Suku Madura dan pantang kembali sebelum misi tersebut berhasil. Akibat perintah tersebut, banyak warga Madura yang meninggal karena kepalanya terpenggal dan lebih dari 100.000 orang kehilangan tempat tinggalnya.
Jadi, apakah Sobat Pio percaya dengan kemistisan senjata tradisional yang satu ini? Atau bahkan diantara kalian ada yang memilikinya? Percaya atau tidaknya dengan Mandau yang mistis, sepertinya sebagai bangsa Indonesia kita juga cukup bangga dengan Mandau karena telah ikut berjuang dalam masa penjajahan. Bukan hanya Mandau, tapi senjata tradisional Indonesia lainnya yang saat itu masih sederhana juga mampu untuk mengusir para penjajah. Sampai disini ya artikel mengenai Mandau, semoga dapat menambah wawasan kalian. (RED_SHF)
Sumber : https://yoursay.suara.com
Hai Sobat Pio! Kalian pasti tidak asing lagi dengan kesenian Reog Ponorogo. Reog Ponorogo adalah salah satu kesenian tradisional yang terkenal di Jawa Timur dan daerah Ponorogo dianggap sebagai kota asalnya. Dalam pertunjukannya, Reog Ponorogo ini selalu menyuguhkan pertunjukan yang menarik dan atraktif. Reog adalah salah satu bukti budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistis dan ilmu kebatinan yang kuat. Kesenian Reog Ponorogo sebagai kesenian tradisional, penuh dengan nilai-nilai historis dan legendaris yang tumbuh dan berkembang sejak dahulu hingga sekarang, bukan hanya menjadi kebanggaan daerah melainkan menjadi kebanggaan Nasional.
Di era globalisasi seperti ini banyak masyarakat yang menganggap kesenian khas daerah hanya sebuah kesenian masa lalu. Semakin banyak masyarakat yang melupakan warisan kebudayaan daerah seperti Reog Ponorogo karena semakin majunya hiburan. Kesenian Reog Ponorogo pada akhirnya akan luntur apabila tidak ada campur tangan pemerintah dan seluruh elemen masyarakat dalam melestarikan kesenian tersebut.
Perlu kita ketahui, telah banyak kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia. Kebudayaan asing yang menyebabkan kebudayaan lokal seperti Reog Ponorogo dianggap tidak menarik lagi dan lebih memilih hal-hal modern. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan budaya lokal yang berdampak pada lunturnya kebudayaan Indonesia khususnya kesenian daerah yang beraneka ragam.
Indonesia kaya akan kebudayaan daerah dari Sabang sampai Merauke, sehingga menarik minat wisatawan mancanegara untuk mempelajari dan mendalami kesenian khas Indonesia. Jangan sampai kejadian seperti Reog Ponorogo yang di klaim oleh negara tetangga terjadi lagi. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus tetap dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain.
Salah satu usaha yang dapat kita lakukan sebagai generasi muda untuk membantu melestarikan budaya bangsa yaitu melalui media internet yang diibaratkan dunianya anak muda zaman sekarang. Dengan adanya media internet diharapkan warga Indonesia tidak buta tentang kebudayaan mereka sendiri yaitu Reog Ponorogo, sehingga mereka mampu menjaga dan melestarikan budaya mereka yang ada sejak dahulu.
Sobat Pio harus tau, peranan pemuda sangat penting sebagai penggerak budaya. Di era seperti ini sebagai pemuda yang paham globalisasi dapat memilah dan memanfaatkan arus globalisasi untuk membuat budaya kita lebih dikenal oleh orang-orang dalam negeri maupun mancanegara. Tetap jaga dan lestarikan kesenian Reog Ponorogo ya Sobat Pio! (RED_RSK)
Sumber: http://kompasania.com
Hai, Sobat Pio! Tahukah kalian Hari Musik Nasional? Hari Musik Nasional adalah perayaan yang dilakukan untuk mengapresiasi para musisi di Indonesia dan seluruh karya mereka, serta mengenang pencipta lagu Indonesia Raya yaitu WR Supratman yang dianugerahkan gelar Pahlawan Nasional atas jasanya menciptakan lagu kebangsaan Indonesia. Selain itu, Hari Musik Nasional juga bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi untuk para musisi Indonesia serta meningkatkan prestasi pada tingkat nasional, regional, maupun internasional. Oleh karena itu, setiap memperingati Hari Musik Nasional diadakan penghargaan bagi para insan musik Indonesia baik yang masih hidup atau yang telah wafat.
Hari Musik Nasional jatuh pada tanggal 9 Maret, penetapan Hari Musik Nasional ini juga sempat menimbulkan polemik karena tanggal lahir WR Supratman yang masih diperdebatkan. Berdasarkan penelusuran sejarah ada sebagian ahli yang menyatakan bahwa WR Supratman lahir pada tanggal 19 Maret 1903, bukan pada tanggal 9 Maret 1903. Rencana menetapkan tanggal 9 Maret sebagai Hari Musik Nasional sendiri sebenarnya telah disusun sejak tahun 2003 saat masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri atas usul dari Persatuan Artis Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI). Namun, baru diresmikan pada tahun 2013 silam oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2013. Dalam Keppres tersebut juga dijelaskan bahwa musik adalah ekspresi budaya yang bersifat universal dan multi dimensional yang merepresentasikan nilai-nilai luhur kemanusiaan serta memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional.
Ada banyak hal yang bisa Sobat Pio lakukan untuk berpartisipasi dalam merayakan Hari Musik Nasional, diantaranya adalah memakai kaos band lokal, membeli rilisan fisik atau album musisi lokal, datang ke pagelaran musik lokal, mendengarkan karya musik dari band lokal, selalu mendukung serta mengapresiasi karya-karya dari musisi di Indonesia, dan masih banyak lagi. Dengan kita selalu mendukung musik dan karya anak bangsa diharapkan musik Indonesia bisa dikenal diluar negeri. Sekian artikel kali ini, semoga artikel ini bermanfaat.(RED_ANA)
Sumber : https://m-kapanlagi-com
Hai, Sobat Pio! Kalian tahu nggak apa itu SOAFEST? SOAFEST merupakan singkatan dari Synchronic of Art Festival, yaitu sebuah festival seni budaya yang berinovasi dalam menyelaraskan karya seni suara, musik, tari, seni rupa, dan teater sebagai ruang untuk mengapresiasi keragaman karya kreatif yang dikemas secara kekinian.
Acara ini didukung oleh berbagai pihak karena mampu berinovasi di tengah pandemi. Salah satunya adalah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan provinsi Jawa Barat yang diadakan secara premier dan virtual. Acara tersebut diadakan pada hari Minggu, 20 Desember 2020 dengan mengangkat konten seni budaya yang beragam secara bergantian. Acara ini disiarkan melalui platform YouTube pada channel Disparbud Jabar, Budaya Jabar, dan SOA FEST ID.
Acara ini menunjukkan bahwa ketika pandemi melanda seluruh dunia termasuk Indonesia telah memengaruhi kehidupan manusia. Tidak ada alasan untuk menyerah ataupun bermalas-malasan. Karena di era pandemi ini kita tetap bisa berinovasi, berkreasi, dan meraih prestasi dengan memanfaatkan teknologi yang semakin canggih, seperti masyarakat Jawa Barat yang bersemangat dan berinovasi dalam menyelenggarakan acara ini.
Ide tentang SOAFEST terlahir dari sebuah rasa cinta, yang terwujud dalam pergerakan nyata dan dedikasi terhadap Seni Budaya Jawa Barat yang muncul tidak hanya dari para pelaku seni etnik tapi juga dari berbagai individu lintas profesi. Acara ini bisa terselenggara berkat kolaborasi Komunitas Ethnic Creative Base Bandung dan Nusa Biru Abadi Organizer Bandung.
SOAFEST tidak sekedar etalase yang hanya menjadi media pentas dan ruang singgah. Namun berupaya menjadi salah satu ruang tinggal yang menghimpun database dan turut menjadi pelestari aset warisan seni budaya leluhur. Acara ini bertujuan untuk mendorong generasi muda supaya selalu berkarya lewat beragam bidang seni walau di tengah pandemi. Serta menjaga, melestarikan, dan meningkatkan aspek seni budaya Jawa Barat pada tahap yang lebih tinggi menuju kelas internasional.
Jadi Sobat Pio, SOAFEST dapat menginspirasi dan mendorong para pelaku seni tradisi serta generasi penerus untuk berperan aktif dalam menjaga nilai seni budaya Indonesia di mata internasional. SOAFEST juga mendorong para generasi muda agar selalu produktif dan inovatif meski di masa pandemi seperti ini. Sekian artikel tentang SOAFEST kali ini, semoga bermanfaat. (RED_AO)
Sumber : https://biz.kompas.com