Hai, Sobat Pio! Kabar buruk, karena zaman sekarang para generasi milenial sudah mengesampingkan kebudayaan. Padahal kebudayaan itu penting untuk jati diri suatu daerah, coba Sobat Pio bayangkan jika suatu daerah kehilangan kebudayaan nya? Akan berdampak buruk kan.
Nah, perlu kita ketahui terlebih dahulu nih Sobat Pio. Kebudayaan adalah sistem kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan, dll. Kebudayaan dapat terbentuk karena adanya kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat yang menghasilkan nilai positif. Masih sedikit sekali pengetahuan generasi milenial tentang kebudayaan yang ada di daerah mereka. Apa Sobat Pio tahu, kesenian Ujungan itu apa dan dari mana kesenian Ujungan itu berasal? Mungkin akan kita bahas sedikit pada artikel kali ini.
Ujungan adalah sebuah tradisi berupa tarian pukul – memukul yang ada di Jawa barat, Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tradisi Ujungan ini dilakukan dengan cara mengadu dua orang dan mereka harus saling memukul satu sama lain dengan sebuah rotan dengan diiringi musik gamelan. Kegiatan ini adalah upacara yang dilakukan oleh masyarakat untuk ritual meminta hujan pada saat musim kemarau tiba, agar hujan turun konon katanya masyarakat setempat yang mengikuti festival tersebut harus memukul sebanyak mungkin bahkan, sampai mengeluarkan darah sekalipun sehingga bisa dikatakan berhasil untuk meminta hujan itu turun. Sebenarnya, tradisi Ujungan ini telah ada sebelum Belanda datang ke Indonesia. Pada tahun 1950, tradisi Ujungan ini berkembang menjadi ajang pencarian pendekar beladiri. Siapapun yang memenangkan pertarungan ini, maka status sosialnya akan naik.
Kesimpulannya Sobat Pio, kita sebagai generasi muda sudah menjadi keharusan untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan. Simpel nya saja agar kebudayaan – kebudayaan tersebut tidak berhenti digenerasi kita saja, bahkan bisa berdampak negatif untuk generasi yang akan datang. Jangan sampai kita biarkan kemajuan zaman semakin menggerus dan menyebabkan hilangnya kebudayaan yang ada. Kita bisa saja membuat konten di platform yang banyak tersedia dan dapat diakses oleh banyak orang. Sekian dulu untuk artikel kali ini, dan mohon maaf jika ada salah kata dalam penyampaian informasi.(RED_AYD)
Sumber : https://www.kompasiana.com/