Hai sobat pio, pasti disini kebanyakan dari kalian pakai jaringan 4G yaa. Tapi sekarang sudah ada jaringan 6G padahal jaringan 5G belum sepenuhnya tersebar dipenjuru dunia. Saat ini diketahui pengembangan jaringan nirkabel 6G ada di 4 negara, yaitu Korea Selatan, China, Finlandia dan Amerika Serikat. Sebagaimana dilansir Gizchina, Minggu (1/2/2020), para peneliti di Cina menyakini bahwa kecepatan internet 6G mencapai 1 terabyte per detik atau 8.000 kali lebih cepat ketimbang internet 5G.
Saat ini, diketahui setidaknya ada empat negara yang mulai melakukan studi terkait pengembangan jaringan nirkabel 6G, yaitu Korea Selatan, China, Finlandia, dan Amerika Serikat. Meski belum mengimplementasikan 5G, Presiden Donald Trump melalui cuitan di akun Twitter pribadinya mengatakan bakal segera menerapkan jaringan 5G bahkan 6G.
Sedangkan salah satu lembaga penelitian dari Korea Selatan pada tanggal 12 Juni lalu telah menandatangani nota kesepahaman dengan Universitas Oulu asal Finlandia. Penandatangan ini dilakukan untuk melakukan studi bersama terkait jaringan 6G. Dilansir portal berita Korsel, kerja sama kedua negara terjadi saat Presiden Moon Jae In melakukan kunjungan ke Finlandia. Di dalam perjanjian tersebut Universitas Oulu Finlandia akan mengeluarkan dana sekitar US$25,4 juta untuk menggelar proyek 6G ini.
Sementara itu, salah satu operator telekomunikasi Korsel, SK Telecom telah menggandeng dua vendor ponsel yaitu Nokia dan Ericsson untuk melakukan penelitian dan pengembangan jaringan nirkabel 6G. SK Telecom akan membuat serangkaian persyaratan membangun dan mengauntentifikasi teknologi dari jaringan nirkabel 6G.
Selain Ericsson dan Nokia, Samsung menyatakan akan mengadakan penelitian jaringan 6G. Untuk mendukung upaya tersebut, perusahaan asal Korea Selatan ini telah memperluas tim riset telekomunikasi dan membentuk grup bernama Advanced Research Center yang berkantor di Seoul, Korea Selatan.
Kementerian Sains dan Teknologi China menyatakan pihaknya bakal memulai studi untuk pengembangan konektivitas 6G dengan membentuk dua kelompok kerja. Nantinya satu kelompok terdiri dari anggota pemerintahan yang bertanggung jawab untuk mempromosikan bagaimana penelitian dan pengembangan 6G akan dilakukan. Sementara satu tim lain, anggotanya terdiri dari lembaga penelitian, perusahaan swasta dan 37 universitas yang bertugas untuk memaparkan sisi teknis 6G dan menyusun rekomendasi.
Teknologi 6G masih dalam tahap awal, teknisnya masih belum jelas bahkan skenario standarisasi frekuensinya juga belum ditetapkan. (RED_MWA&VN)
Sumber: https://www.cnnindonesia.com