Hai Sobat Pio! Kalian pasti sudah tidak asing lagi mendengar kata lakon teater. Seni teater ini memang banyak diminati anak sekolah untuk mengembangkan bakat mereka. Apalagi yang sudah memiliki minat sangat besar, pastinya tidak akan kesulitan dalam mempelajari seni teater. Tanpa adanya minat pasti akan terasa sulit untuk mempelajarinya. Dalam seni teater kalian harus berani menunjukkan watak suatu tokoh yang diperankan, tidak boleh ragu-ragu dalam memainkan watak tokoh, dan yang paling penting kalian harus percaya diri. Dalam pertunjukan teater yang paling menarik perhatian adalah lakon atau cerita yang ditampilkan.
Pastinya dalam sebuah lakon teater harus ada konflik antar tokoh yang terlibat. Aksi yang paling ditunggu dalam sebuah pertunjukan teater adalah puncak dari suatu masalah atau biasa disebut klimaks. Tokoh yang paling membuat greget yaitu tokoh antagonis, tokoh ini memiliki sifat jahat dan biasanya suka membuat masalah. Untuk memerankan tokoh antagonis tidaklah mudah, kalian harus bisa berwatak jahat.
Sekarang ini seni teater semakin berkembang lebih menarik, apalagi dengan kostum yang menarik dan telah disesuaikan dengan peran yang dimainkan oleh para pemain. Sudah banyak sekolah menengah atas yang memiliki ekstrakurikuler teater, hingga tidak terhitung lagi jumlahnya. Semoga kedepannya seni teater di Indonesia semakin berkembang dan tidak ada batasan untuk mengembangkan seni teater. Pada perkembangannya teater terbagi menjadi dua, yaitu teater tradisional dan teater modern.
Teater tradisional cenderung bersifat kedaerahan dalam suatu wilayah tertentu, contohnya di Indonesia memiliki banyak jenis teater tradisional seperti ludruk, ketoprak, mamanda, dan masih banyak lagi yang lainnya. Teater tradisional memiliki warna dan masanya sendiri. Dalam setiap penampilannya, teater tradisional bersifat tradisi dan tidak terpengaruh waktu.
Teater modern bersifat baru dan membawa nuansa masa sekarang. Teater modern terbagi menjadi tiga jenis yaitu teater kontemporer, semi realis, dan realis. Teater kontemporer bersifat abstrak dan memerlukan pemahaman lebih tajam dalam menafsirkan penampilannya. Para pemain kadang melakukan peran-peran aneh yang tidak lazim di dunia nyata. Teater semi realis bersifat semi di antara kontemporer dan realis. Dalam penampilannya cenderung lebih mudah dipahami karena pemeranan bersifat nyata namun masih aneh dalam kenyataan, misalnya dari latar tampilan yang tidak lazim dan dari segi tokoh dalam pemeranan yang tidak nyata namun memiliki sifat nyata. Teater realis bersifat nyata dan sangat jelas dalam penyajiannya. Para pemainnya sangat dekat dalam dunia nyata dan polemiknya bersifat nyata serta masuk akal.
Nah, itu tadi pembahasan tentang lakon teater. Jadi kita harus melestarikan budaya Indonesia, salah satunya dengan cara mempelajari seni teater. Semoga artikel kali ini bermanfaat, sampai jumpa di artikel selanjutnya. (RED_PIN)