Apa itu Kekawinan Dewa Runci


Hai, Sobat Pio! Kalian pasti penasaran kan dengan “Kekawinan Dewa Ruci”? Apalagi kalian belum pernah melihat sejarahnya. Buah nangka buah mengkudu, apa sih Kekawinan Dewa Ruci itu?

Kakawinan Dewa Ruci adalah salah satu karya sastra Jawa pertengahan yang berbentuk tembang macapat. Dewa Ruci juga dijelaskan seperti nama seorang dewa kerdil yang dijumpai oleh Bima atau Werkudara dalam sebuah perjalanan mencari air kehidupan. Serat Dewa Ruci merupakan salah satu karya sastra Jawa pertengahan yang berbentuk kakawin (puisi atau syair yang bermetrum India). Nama Dewa Ruci juga merupakan lakon atau judul pertunjukan wayang tentang dewa tersebut, yang berisi tentang ajaran moral dan filsafat hidup orang Jawa.

Ciri-ciri Kekawinan Dewa Ruci:
Masih adanya cerita kehidupan yang menghubungkan langsung dengan Dewa.
° Ajaran-ajaran kehidupan juga disinggung dalam karya sastra Jawa pertengahan.
° Karya-karya yang muncul dalam periode ini biasanya berbentuk prosa, yaitu Tantu Panggelaran, Calon Arang, Tantri Kamandaka, Korawasrama, dan Pararaton, serta yang berbentuk puisi, yaitu Kakawin Dewa Ruci, Kidung Sudamala, Kidung Sunda, Kidung Panji Angreni, dan Kidung Sri Tanjung.

Kisah Dewa Ruci merupakan kategori tentang hasrat manusia yang terus ingin melacak keberadaan Tuhan, dan dengan nalarnya ia melakukan penjelajahan. Kakawin Dewa Ruci juga menceritakan tentang tipu muslihat para Kurawa dan guru Druna untuk membunuh Bima atau Arya Sena secara halus. Dengan beberapa kepribadian yang ditunjukan oleh Bima, yaitu:

° Naluri Kematian dan keinginan mati
° Kecemasan
° Rasa bersalah yang dipendam
° Rasa malu
° Kesedihan

Jadi, kekawinan Dewa Ruci yang merupakan kekawinan yang masih terjadi saat masih berusia belia atau biasa disebut pernikahan dini. Apalagi jaman sekarang masih ada yang melakukan kekawinan seperti itu. Pasti kalian sudah tidak penasaran lagi kan dengan Kekawinan Dewa Ruci. Apalagi pasti kalian pernah melihat kejadian kekawinan ini kan, Sobat Pio! Buah Jeruk Buah Semangka, sampai jumpa di artikel berikutnya ya, Sobat Pio! Semoga bermanfaat. (RED_MIV)

Sumber: https://basalansastrajawablog.wordpress.com/2017/04/17/psikologi-tokoh-bima-dalam-kakawin-dewa-ruci/

Apa Itu Sastra Cyber?


Hai, Sobat Pio! Kalian pasti penasaran dengan “Sastra Cyber” Apalagi kalian juga tidak pernah membaca tentang sejarah ini kan? Pasti kalian penasaran banget tentang Sastra Cyber. Sastra Cyber merupakan karya sastra yang biasanya dikerjakan dan dipublikasikan melalui media internet. Sastra cyber bisa berupa karya sastra seperti puisi atau prosa bisa juga berupa cerpen atau komik, dan lain-lain. Sastra cyber juga menjadi salah satu penggiat literasi saat ini. Membaca adalah jendela dunia yang membuat manusia dekat dengan karya sastra. Literasi sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat yang berkarakter. Melalui beberapa platform dalam Sastra Cyber, pembaca akan lebih mudah mendapatkan sumber bacaan yang diinginkan. Kehadiran Sastra Cyber memang membawa keunikan tersendiri dalam kesastraan Indonesia maupun dunia melalui mediumnya yang dianggap bahwa Sastra cyber tumbuh sebagai implikasi dari perkembangan zaman yang semakin modern.

Kelebihan Sastra Cyber yaitu dapat menjadikan media informasi secara digital yang bisa dibaca dan ditulis situs (blog). Pembuatan situs (blog) juga secara gratis. Kita dapat mengisi blog itu dengan rangkaian karya sastra kita seperti cerpen, puisi, pantun, dan karya sastra lainnya. Kekurangan Sastra Cyber adalah tidak memungkinkan siapapun yang terlibat di dalamnya untuk bertemu langsung, membaca langsung, dan bertanya tentang isi makna karya tersebut.

Ciri-ciri Sastra Cyber adalah sebuah karya yang melalui media internet, atau di dunia maya, seorang pengarang dapat menayangkan karyanya secara langsung tanpa melalui editing ketat dari otoritas lain. Proses yang lazimnya dilalui ketika seorang pengarang akan mengirimkan karya-karyanya ke koran, majalah, atau menerbitkannya sebagai buku.

Jadi, penjelasan di atas mengenai Sastra Cyber yang merupakan sebuah media informasi berupa digital seperti blog, majalah digital, wattpad, dan masih banyak lagi. Kita sering kali menggunakannya, namun tidak pernah tahu apa itu Sastra Cyber. Sekarang kalian menjadi tahu apa maksud, kekurangan, serta kelebihan dari Sastra Cyber. Semoga bermanfaat ya, Sobat Pio. Sampai jumpa di edisi selanjutnya. (RED_MIV)

Sumber: http://aceh.tribunnews.com/2012/01/29/sastra-cyber

Manusia Urban


Hai, Sobat Pio! Kalian pasti penasaran tentang apa itu Manusia Urban? Dan pasti kalian bingung zaman sekarang kok ada manusia urban sih? Lebih baik kalian baca penjelasan di bawah ini daripada kalian bingung dan penasaran lagi ya, Sobat Pio.

Manusia urban adalah manusia yang disebabkan oleh konsekuensi dari modernitas. Modernitas yaitu perubahan hidup yang tadinya hidup dengan tradisi dan budaya tradisional menjadi modern dan juga sudah merubah sedikit demi sedikit tradisi tradisional di daerah setempat. Ciri-ciri manusia urban yaitu:

  • Kita terbuka dengan pengaruh budaya dan hal-hal baru

Dengan adanya informasi dari internet yang serba terbuka, membuat budaya dan hal-hal baru yang terus berkembang di luar dapat diterima oleh kita. Dengan keragaman budaya dan hal baru tersebut, membuat kita lebih memilki pikiran terbuka dan hidup rukun di dalam keragaman. Dan lebih bisa membedakan pengaruh budaya yang negatif dan positif, agar kita terhindar dari kenakalan remaja.

  • Cenderung hidup individualis atau mandiri

Kebanyakan kita memilih gaya hidup individualis dan cenderung mengejar apa yang kita inginkan. Kita akan melakukan hal-hal berdasarkan keuntungan yang didapat, sehingga kita tidak mau mengalah dengan orang lain. Maka dari itu, zaman sekarang banyak dari kita yang egois karena kita sendiri sering menanamkan sifat tidak mau mengalah dan mau menang sendiri.

  • Banyak hal yang sedang tren kita lakukan

Nongkrong di tempat-tempat menarik dan kekinian, cenderung narsis dan stylish adalah beberapa contoh kegiatan kekinian yang kita lakukan saat ini. Tak heran, banyak bermunculan cafe hingga tempat makan dengan interior yang menarik untuk difoto, Sehingga, jarang sekali kita pergi ke daerah yang masih asli pemandangan dan indah.

  • Mobilitas yang tinggi

Ini berkaitan dengan sifat kita yang dinamis terhadap pekerjaan, sehingga waktu dan kesempatan menjadi prioritas terbesar kita dalam melakukan pekerjaan. Dengan mobilitas yang tinggi membuat kita kerap tidak sempat mengerjakan beragam aktivitas sederhana yang dilakukan di rumah dan berkumpul bersama keluarga atau teman.

Jadi, kesimpulannya adalah jangan terlalu berpengaruh dengan hal-hal baru, karena hal baru bisa merubah sikap kita tanpa kita sadari. Boleh mengikuti tren zaman sekarang, namun jangan sampai melupakan budaya sendiri. Apalagi kita adalah generasi penerus bangsa dan budaya negeri ini. Semoga bermanfaat ya, Sobat Pio. (RED_MIV)

 

Sumber: https://halojasa.com

Dikta dan Hukum


Hai, Sobat Pio! Kalian pasti penasaran dengan kisah novel yang berjudul “Dikta dan Hukum” dan pasti kalian juga tidak asing lagi dengan novel “Dikta dan Hukum”, ya kan? Nah, kali ini kita akan membahas beberapa isi cerita dari novel “Dikta dan Hukum”.

Novel ini menceritakan tentang perjodohan, namun kedua pihak tidak tahu jika mereka sudah dijodohkan sejak kecil. Novel “Dikta dan Hukum”, ditulis oleh @Kejeffreyan atau Dhia’an Farah. Ngomong-ngomong ini ada sekilas cerita dari novel “Dikta dan Hukum” jadi ceritanya tuh, Dikta adalah seorang mahasiswa hukum tingkat akhir yang pintar, sedangkan Nadhira anak SMA kelas 12 yang malas dan mageran. Dikta memperhatikan serius dan disiplin, tapi Nadhira suka mengeluh dan banyak mau. Dikta juga sering membantu Nadhira untuk menyelesaikan tugas sekolahnya. Di suatu ketika orang tua mereka menjodohkan mereka, namun Nadhira sudah memiliki seorang pacar, sedangkan Dikta juga pernah memiliki pacar, namun ia diselingkuhi oleh pacarnya. Mereka sama-sama bilang tidak suka dan tidak setuju sama perjodohannya ini, pada akhirnya mereka berdua menjalani perjodohan ini dengan undang-undang yang disebut UUDN, yakni singkatan dari Undang-Undang Dikta Nadhira yang berisi seperti berikut ini:
• Pasal satu dasar hukum perjodohan yang mengikat kedua belah pihak yakni Nadhira dan Dikta.
• Pasal dua, memuat tentang bagaimana keduanya tanpa sadar saling menghindar agar tidak jatuh cinta satu sama lainnya.
•Pasal tiga, menjelaskan kedua belah pihak terhukum dengan jatuh hati yang tak bisa mereka hindari lagi.
• Pasal empat, ketentuan umum keduanya sebagai kekasih yang saling mencintai dan mengasihi.
• Pasal lima, kewenangan mutlak Semesta menentukan akhir dari cerita yang mereka yakini akan abadi meskipun akhirnya tidak bisa bersama.

Namun, lama kelamaan Nadhira dan Dikta saling menaruh hati, tapi mereka tak bisa mengungkapkannya langsung disebabkan Dikta sering menghilang, dikarenakan ia memendam rahasia lain, yaitu ia mengidap penyakit gagal ginjal sejak kecil dan kini harus rutin cuci darah di hari-hari tertentu. Hingga suatu saat Dikta menulis sebuah Wish List yang ingin ia lakukan bersama Nadhira sebelum ia pergi jauh.

Jadi kesimpulan dari cerita ini, jangan lah menolak jodoh yang sudah dipilihkan orang tuamu karena itu mungkin yang terbaik, dari yang tidak saling punya rasa dan cuek akan menjadi saling mencintai dan perhatian. Semoga artikel kali ini bermanfaat ya, Sobat Pio! (RED_MIV)

Sumber: http://www.gramedia.com

TERE LIYE


Hai Sobat Pio! Kalian pasti penasaran dengan kisah perjalanan hidup sang penulis yang terkenal yaitu Tere Liye. Pasti kalian tau siapa sih Tere Liye? Pastinya tidak asing lagi di telinga kalian kan? Nah, kali ini kita akan membahas sedikit mengenai perjalanan hidup Tere Liye.

Darwis atau lebih dikenal dengan nama pena Tere Liye. Ia lahir di Lahat, Sumatra Selatan, pada 21 Mei 1970. Tere Liye atau Darwis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 2 Kikim Timur, dan sekolah menengahnya di SMPN 2 Kikim, Provinsi  Sumatra Selatan. Lalu, ia melanjutkan sekolahnya ke SMAN 9 Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan sekolahnya ke Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kegiatannya adalah kuliah sambil mengarang untuk buku-bukunya. Tere Liye juga tidak terlahir dari golongan menengah ke atas, namun ia terlahir dari keluarga sederhana. Pekerjaan orang tuanya hanya sebagai petani, Tere Liye tumbuh besar di pedalaman pulau Sumatra. Setelah Tere Liye menyelesaikan kuliahnya, ia merantau di pulau Jawa dan akhirnya menikah dengan wanita cantik bernama Riski Amelia, kemudian mempunyai buah hati bernama Abdullah Pasai serta Faizah Azkia.

Tere Liye memiliki ciri khas yang sederhana dalam berpakaian, yaitu selalu mengenakan kaos oblong, kupluk, sweater, dan sandal jepit. Suatu ketika Tere Liye pernah menghadiri sebuah talk show, ia hanya mengenakan kaos oblong dan sandal jepit. Pada setiap karyanya, ia selalu menekankan rasa syukur untuk semua yang dimiliki. Dari setiap karyanya pasti ada pengetahuan, agama islam, dan moral kehidupan. Ia menggunakan gaya penyampaian yang unik dan sederhana, membuat pembaca seolah-olah merasakan langsung suasana cerita, sehingga pesan yang diberikan bisa diterima langsung oleh sang pembaca. Setiap tahunnya pasti ada karya yang ia terbitkan, hingga sang pembaca tidak bosan dengan karya-karyanya.

Jadi, dari sedikit kisah hidup sang penulis Tere Liye kita tahu bahwa janganlah terlalu pesimis dalam menjalankan kehidupan, kalian harus semangat belajar untuk mencapai tujuan dan cita-cita. Sekian dari artikel kali ini, semoga bermanfaat ya Sobat Pio! (RED_MIV)

Sumber: https://bahasa.foresteract.com

 

 

Analisis Syair Sebagai Puisi Lama


Hai Sobat Pio! Syair merupakan bentuk karya sastra Indonesia lama yang berasal dari Persia atau Arab. Syair memiliki karateristik tersendiri. Ada beberapa ciri-ciri syair yang mudah dikenali. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) syair diartikan sebagai puisi lama yang setiap baitnya terdiri atas empat baris dan mempunyai akhir bunyi yang sama. Adapun secara istilah, kata atau istilah ‘syair’ berasal dari bahasa Arab, yaitu Syi’ir atau Syu’ur yang berarti ‘perasaan yang menyadari’.

Syair di dalam kesusastraan Melayu merujuk pada pengertian puisi secara umum. Akan tetapi dalam perkembangannya, syair ini telah mengalami perubahan dan modifikasi sehingga syair didesain sesuai keadaan dan situasi yang terjadi. Syair terkenal sebagai media untuk mengungkapkan isi hati tentang suatu peristiwa, kejadian, seseorang, dan perasaan. Untuk lebih memahami tentang syair, perlu membaca pengertian para ahli, ciri-ciri, jenis-jenis syair hingga contohnya.

Unsur-Unsur Syair

Unsur Intrinsik Syair

1. Tema, merupakan ide pokok yang ingin penyair sampaikan melalui syairnya kepada para pembaca. Tema yang digunakan oleh sang penyair beragam. Contohnya seperti tentang kemanusiaan, agama, alam, keindahan, pendidikan, budi pekerti, dan lain sebagainya.

2. Perasaan, merupakan sesuatu yang ingin penyair utarakan atau ungkapan berupa ciri khasnya, cara pandang, karakter, dan lain sebagainya.

3. Nada, suatu intonasi atau penekanan dalam isi syair yang dapat berupa mengejek, menasihati, bergurau, bergembira, mengkritik, berbelas kasihan, dan sebagainya.

4. Amanat, merupakan suatu pesan atau nasihat yang ingin penyair sampaikan kepada tiap pembaca. Umumnya pesan di dalam syair ditafsirkan sendiri oleh pembaca sesuai pemahaman pembaca.

Unsur Ekstrinsik Syair

1. Latar belakang kehidupan penyairnya.

2. Pendidikan penyair.

3. Latar belakang budaya dan sosial.

4. Adat atau kebiasaan masyarakat setempat.

 

Ciri-Ciri Syair

1. Terdiri dari empat baris

2. Tiap baris terdiri dari 4-6 kata

3. Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata

4. Semua baris adalah isi atau pesan

5. Memiliki rima akhir a-a-a-a

6. Berisi cerita atau pesan

Jenis-Jenis Syair

1. Syair panji

Syair panji merupakan syair pelipur lara. Syair ini biasanya bertema tentang pengembaraan dan peperangan. Dalam syair panji terdapat unsur kisah percintaan.

2. Syair romantis

Syair romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita pelipur lara hikayat maupun cerita rakyat.

3. Syair kiasan

Syair kiasan menyampaikan pesan dalam bentuk kiasan. Syair ini disebut juga syair binatang dan bunga-bungaan. Isinya merupakan sindirian atau kiasan terhadap suatu peristiwa.

4. Syair sejarah

Syair sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah. Sebagian besar syair sejarah berisi tentang peperangan.

5. Syair agama

Syair agama merupakan syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat, yaitu syair sufi, syair tentang ajaran islam, syair riwayat cerita nabi, dan syair nasihat.

Oke Sobat Pio, itu tadi beberapa penjelasan mengenai syair. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di edisi selanjutnya. (RED_TSN)

Sumber : https://m.bola.com

Mencintai Indonesia dengan Sastra


Hai Sobat Pio! Kalian tahu enggak sih apa itu sastra? Secara umum, sastra dikenal dengan sebuah karya tertulis. Istilah sastra sendiri sebagai wujud dari beragam kekayaan budaya di Indonesia, memiliki peran untuk citra Indonesia kedepannya. Banyak ragam sastra Indonesia, warna daerah atau warna lokal, yang sebagian besar digunakan pengamat dan kritikus sastra untuk menyebut karya sastra Indonesia yang bercorak kedaerahan atau berciri khas masing-masing daerah di Indonesia. Mereka menunjukkan bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki corak dan wujud sastra tersendiri.

Pada esai majalah Horison mengatakan, warna sastra Indonesia terbentuk karena dipengaruhi oleh budaya-budaya daerah (etnis atau suku) yang tersebar di seluruh wilayah nusantara yang diungkapkan dalam Bahasa Indonesia. Sementara itu, dalam sistem budaya hidup dan yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat tertentu biasa disebut sebagai budaya daerah.  Uniknya, nilai dan sistem budaya daerah ini tidak pernah pupus ataupun melebur dalam masyarakat majemuk yang disebut Bahasa Indonesia.

Sastra daerah dapat berupa karangan sastra yang menggunakan bahasa daerah masing-masing. Umumnya, setiap daerah pasti memiliki karya sastra yang menggunakan bahasa daerah dalam percakapannya. Eksistensi sastra di  berbagai daerah ini merupakan wujud dari pelestarian ragam sastra Indonesia. Dengan upaya pelestarian, sastra-sastra daerah akan menciptakan karya-karya sastra baru dari generasi yang akan datang, mereka akan menjadikan sastra sebagai wujud cinta terhadap Indonesia.

Pemeliharaan sastra daerah sangat penting untuk mempertahankan keragaman budaya, khususnya sastra. Sebagai contoh, adanya sastra yang menggunakan bahasa daerah adalah tembang geguritan, tembang macapat, paparegan, syair-syair, dan lagu-lagu Jawa. Mempertahankan dan melestarikan sastra daerah merupakan salah satu wujud cinta terhadap Indonesia.

Nah, itu tadi sedikit penjelasan tentang sastra yang dapat membuat kita mencintai Indonesia. Kebangkitan sastra daerah melalui beberapa indikasi adalah wujud mencintai Indonesia dengan sastra. Artinya sastra lebih dari sekadar artefak sejarah atau budaya. Sastra bisa berfungsi sebagai pengantar kita untuk mencintai negara kita sendiri, Indonesia. Sekian artikel kali ini, sampai jumpa di edisi selanjutnya. (RED_FBA)

Sumber : http://www.indonesiaimaji.com

Novel Hujan


Hai Sobat Pio! Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari yang namanya berteman dan bersahabat. Dengan persahabatan, hidup akan menjadi lebih indah dan dengan persahabatan pula akan muncul rasa cinta. Tentang persahabatan dan cinta tidak akan ada habisnya dijadikan tema sebuah novel. Bagi Tere Liye pun sudah beberapa kali digunakan, bahkan ada salah satu kutipan darinya yang mengatakan bahwa “bisa jadi sahabatmu adalah jodohmu, jadi tidak usah mencari jauh-jauh”. Hujan karya terbaru Tere Liye kembali menjadikan persahabatan dan cinta sebagai tema.

Buku ini menceritakan kisah cinta dan perjuangan hidup seorang gadis bernama Lail. Saat usianya baru menginjak 13 tahun, ia harus menjadi yatim piatu. Pada hari pertamanya sekolah, bencana gunung meletus dan gempa dahsyat telah menghancurkan kota tempat tinggalnya dan membunuh ibu serta ayahnya. Letusan gunung api purba yang melebihi letusan gunung api Tambora dan gunung Krakatau. Beruntung ia diselamatkan oleh seorang anak berusia 15 tahun bernama Esok.

Selama hampir satu tahun, Lail dan Esok tinggal di pengungsian, mereka tidak terpisahkan. Mereka membantu petugas pengungsian. Hingga akhirnya pemerintah mengumumkan untuk menutup tempat pengungsian, hal ini membuat Esok dan Lail terpisah. Lail akan tinggal di panti sosial, sedangkan Esok ternyata diadopsi oleh salah satu keluarga. Di panti sosial, Lail mendapat teman sekamar yang ceria, lucu, dan penuh semangat bernama Maryam, Maryam memiliki rambut kribo yang halus.

Lail terkadang  rindu pada Esok, hingga akhirya mereka memiliki jadwal pertemuan yang rutin, hanya sebulan sekali, tetapi bagi Lail itu sudah cukup. Mereka bertemu untuk berbagi cerita aktivitas mereka masing-masing. Sayangnya, jadwal rutin itu harus berubah saat Esok harus melanjutkan pendidikannya di Ibu Kota. Ternyata, Esok tengah mengerjakan sebuah kapal luar angkasa yang akan membawa penduduk bumi ke luar angkasa untuk menghindari bencana yang lebih besar dari gunung meletus.

Kecerdasan Esok membuatnya terlibat dalam proyek ini. Penduduk yang dapat pergi meninggalkan bumi juga tidak semua, mereka dipilih secara acak. Suatu ketika wali kota datang kepada Lail, memintanya untuk memberikan tiket itu pada Claudia, anak wali kota, apabila Lail mendapat tiket itu dari Esok. Terjadi kesalahpahaman dalam hal ini. Lail tumbuh dewasa dan ia mengerti dengan perasaannya. Satu hari sebelum pengumumam resmi dari pemerintah, Lail sama sekali belum mendapat kabar dari Esok, perasaannya kalut. Hingga pada detik-detik menjelang penerbangan kapal, Lail memutuskan untuk masuk ke ruangan modifikasi ingatan. Lail ingin menghilangkan Esok dari ingatannya. Esok yang ternyata tengah menjalani proses pemindahan data hingga tidak bisa menghubungi Lail. Proses operasi itu tidak dapat dihentikan, Esok terlambat untuk mencegah Lail melakukan hal itu. Esok tak ingin Lail melupakannya.

Namun, pada detik terakhir sebelum alat modifikasi itu bekerja, Lail memutuskan  memeluk erat semua kenangan menyakitkannya. Benang merah yang menandakan kenangan menyakitkan telah berubah menjadi benang berwarna biru. Lail tidak melupakan Esok. Hari itu juga pemerintah mengumumkan penerbangan kapal luar angkasa itu, Lail dan Esok tetap tinggal di bumi bersama-sama, dan satu bulan kemudian mereka menikah.

Nah, itu tadi sedikit cerita tentang novel Hujan ya, Sobat Pio. Bukan melupakan yang jadi masalahnya, tetapi menerima. Barang siapa yang bisa menerima, pasti dia akan bisa melupakan dan akan hidup bahagia. Tetapi, jika dia tidak bisa menerima dia tidak akan pernah bisa melupakan. Sekian artikel kali ini, sampai jumpa di edisi selanjutnya. (RED_ASA)

Sumber: www.blogspot.com

Novel Sang Pemimpi


Hai Sobat Pio! Apa kalian pernah membaca novel Sang Pemimpi atau bahkan pernah menonton filmnya? Jadi, kali ini kita akan membahas tentang salah satu novel karya Andrea Hirata yang diterbitkan pada bulan Juli 2006. Novel ini merupakan novel kedua dari tetralogy Laskar Pelangi, namun cerita dari kedua novel hampir tidak ada hubungannya. Penjualan novel Sang Pemimpi telah menembus angka ribuan, tidak kalah juga dengan filmnya yang ditonton lebih dari 2 juta kali.

Novel ini menceritakan tiga orang pemimpi, yaitu Ikal, Arai, dan Jimbron. Mereka bertiga adalah remaja yang berasal dari Belitung dan melanjutkan sekolah di SMA Negeri pertama di Manggar. Untuk mencukupi kebutuhan sekolahnya Arai, Ikal, dan Jimbron bekerja paruh waktu sebagai kuli di pasar ikan. Arai dan Ikal begitu pintar, sedangkan Jimbron yang biasa-biasa saja. Jimbron menduduki rangking ke 78 dari 160 siswa, sedangkan Ikal dan Arai selalu menjadi lima dan tiga besar. Mimpi mereka sangat tinggi, karena bagi Arai orang susah seperti mereka tidak akan berguna tanpa mimpi. Arai dan Ikal mempunyai mimpi yang sangat tinggi, yaitu melanjutkan study ke Sorbonne, Perancis. Mereka terpukau dengan cerita guru keseniannya, yaitu Pak Balia yang selalu menyebut-nyebut indahnya kota itu. Ikal, Arai, dan Jimbron mati-matian menabung demi mewujudkan impiannya. Meskipun kalau dipikir-pikir, tabungan mereka tidak akan cukup untuk sampai ke sana, tapi jiwa optimisme Arai tak terbantahkan.

Selesai SMA, Arai dan Ikal merantau ke Jawa, di Bogor tepatnya. Sedangkan Jimbron lebih memilih untuk menjadi pekerja ternak kuda di Belitung. Jimbron menghadiahkan kedua celengan kudanya yang berisi tabungannya selama ini kepada Ikal dan Arai. Dia yakin kalau Arai dan Ikal sampai di Perancis, maka jiwa Jimbron pun akan selalu bersama mereka. Berbulan-bulan di Bogor mencari perkerjaan untuk bertahan hidup susahnya minta ampun. Akhirnya Ikal pun diterima sebagai tukang pos dan Arai memutuskan merantau di Kalimantan, berikutnya Ikal memutuskan untuk kuliah di Ekonomi UI, setelah lulus ada lowongan untuk mendapatkan beasiswa S2 ke Eropa. Beribu-ribu pesaing berhasil ia singkirkan dan akhirnya ia lolos. Bertahun-tahun tanpa kabar, akhirnya Ikal dan Arai dipertemukan dalam suatu forum yang begitu indah dan terhormat. Arai yang sebelumnya tanpa kabar, ternyata ia kuliah di Universtias Mulawarman dan mengambil jurusan biologi. Ketika mereka mendapatkan sebuah surat, mereka berdebar-debar, setelah dibuka, isi surat itu menyatakan bahwa ia mendapatkan beasiswa ke Eropa. Akhirnya mereka berdua diterima di Universitas yang sama di Sarbonne, Perancis. Dari sinilah perjuangan untuk meraih mimpi- mimpi mereka dimulai.

Jadi, itu tadi ringkasan mengenai novel Sang Pemimpi. Banyak sekali pembelajaran yang bisa diambil dari novel ini. Novel ini juga sangat bagus sekali untuk dibaca, karena memberikan suatu pesan sekaligus peran kepada pembaca. Semoga bermanfaat ya, Sobat Pio. Sampai jumpa di edisi selanjutnya. (RED_SHF)

Sumber : https://dispusip.pekanbaru.go.id

 

Kemunduran Karya Sastra Pantun di Indonesia


Hai Sobat Pio! Pasti kalian tau apa itu pantun? Pantun merupakan bagian dari puisi lama yang populer sejak era melayu klasik. Beberapa yang termasuk puisi lama adalah gurindam, syair, dan mantra. Karya sastra yang berupa pantun memang kurang begitu diminati karena perkembangannya yang sangat lambat dibandingkan dengan karya sastra lainnya. Padahal pantun merupakan kalimat yang biasanya berisi pesan moral atau motivasi, juga sindiran kepada seseorang atau pihak tertentu. Pantun memiliki ciri-ciri dengan menggunakan sajak a-b-a-b dan telah menjadi kebiasaan atau budaya pada masyarakat melayu.
Para sastrawan lama angkatan balai pustaka memang banyak yang masih aktif membuat pantun dan disandingkan bersama puisi. Selain itu, pada masa orde baru pantun juga banyak dipopulerkan melalui radio-radio lokal sehingga semakin akrab di telinga para pendengarnya. Setelah berkembangnya era televisi di masyarakat, membuat banyak radio tidak lagi menjadi pusat informasi bagi masyarakat. Banyak radio yang tutup, mengakibatkan pantun semakin jarang terdengar dan bahkan bisa dikatakan sebagai karya sastra yang asing bagi masyarakat di era globalisasi.
Hal yang sama juga terjadi pada media cetak seperti koran dan majalah. Kalau di era orde baru banyak sekali koran dan majalah yang memuat pantun, maka di era dunia serba komputer ini sudah jarang sekali media cetak yang mau menampilkan pantun untuk mengisi kolom hiburan. Berkembangnya dunia internet juga tidak bisa membangkitkan sastra pantun yang sepertinya sudah terlupakan ditelan zaman. Internet menjadi pelengkap kemunduran akan merosotnya sastra pantun dan sepertinya sudah jarang sekali tempat atau sarana untuk menuangkan pantun. Buku-buku tentang pantun juga kurang diminati para penerbit buku karena para pembacanya terus menurun dari waktu ke waktu.
Selain itu, para guru di sekolah pun tidak begitu antusias untuk mengenalkan karya sastra pantun kepada para pelajarnya sehingga anak-anak muda semakin tidak mengenali pantun. Tentu saja hal ini merupakan sebuah kemunduran besar dalam perkembangan pantun di negara ini. Anak-anak muda mungkin menganggap bahwa pantun adalah karya sastra tradisional yang kampungan dan bukan sebuah jenis sastra yang perlu dipelajari. Selain itu, aturan sajak yang mengikat dalam pantun membuat bagian dari puisi lama ini kurang disenangi di kalangan anak muda dan pelajar.
Sepertinya sudah jarang sekali para penulis-penulis baru yang kreatif dalam membuat pantun, mereka lebih suka membuat cerpen dan puisi baru. Sebenarnya pantun masih disukai masyarakat, namun tidak banyak orang yang menyadari hal ini dan mau membangkitkan lagi sastra pantun. Oleh karena itu, sebagai generasi muda kita harus melestarikan sastra pantun, salah satunya dengan cara kita tetap mempelajarinya. Semoga artikel kali ini bermanfaat, sampai jumpa di edisi selanjutnya. (RED_RSK)
Sumber: HYPERLINK “https://www.linguistikid.com” https://www.linguistikid.com