Hai sobat pio, apa kabar di hari yang cerah ini? Semoga selalu baik-baik saja ya. Tentu kalian ketahui bahwa semakin hari, semakin banyak isu mengenai kesehatan maupun makanan yang disebarluaskan melalui media sosial. Salah satunya adalah isu bahwa garam tidak boleh dimasak. Banyak yang percaya garam bisa berubah menjadi racun apabila diolah dan dimasak. Wah, apa mungkin kandungan garam akan berubah menjadi racun saat dimasak? Tenang, ini dia ulasan lengkapnya.
Apa sebenarnya kandungan garam dapur?
Kandungan garam adalah mineral yang bertindak sebagai elektrolit penting dalam tubuh. Mineral-mineral ini membantu menjaga keseimbangan cairan, fungsi saraf, dan fungsi otot tubuh secara keseluruhan. Maka itu, sangat penting untuk mendapatkan asupan garam dalam makanan sehari-hari Anda, tapi jangan sampai berlebihan.
Terlalu banyak mengonsumsi garam dapat meningkatkan risiko mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung. Dalam satu hari, anjuran konsumsi garam yang tepat adalah kurang dari satu sendok teh untuk orang dewasa. Sedangkan untuk anak usia 5 tahun ke atas, batas aman asupan garam dalam sehari yaitu setengah sampai tiga perempat sendok teh.
Apa yang terjadi saat garam dimasak? Apa benar berubah jadi racun?
Garam adalah kumpulan dari zat mineral. Memasak tidak mengurangi kadar mineral dalam makanan dalam jumlah yang besar. Kalaupun berkurang, jumlahnya pun tidak terlalu banyak. Mineral dalam makanan yang biasanya tidak dipengaruhi oleh proses memasak yakni kalsium, natrium, yodium, besi, zinc, mangan, dan kromium.
Betulkah garam tidak boleh dimasak?
Memasak garam tidak akan mengubah mineral ini menjadi racun. Mineral dalam garam tidak berubah menjadi racun atau zat berbahaya selama garam tersebut memang dibuat dengan bahan yang aman, tidak diberikan campuran tertentu oleh produsennya. Maka, isu bahwa garam tidak boleh dimasak merupakan hoaks yang tidak terbukti kebenarannya.
Kapan sebaiknya memasukkan garam dalam makanan?
Ketika garam dimasukan dari awal proses pemasakan, garam akan langsung berikatan dengan protein yang ada dalam makanan. Selanjutnya, akan terbentuk ikatan molekul yang besar. Namun, ikatan molekul besar ini hanya sekadar menambahkan kadar natrium yang meresap ke dalam makanan saja, sedangkan rasa asinnya pun tidak begitu terasa.
Oleh karena itu, pemberian garam sebaiknya dibagi dua kali. Anda tetap membutuhkan garam pada proses awal masak dan juga di akhir. Kemudian, pada akhir proses pemasakan, masukkan garam secukupnya. Dengan cara membagi ini, makanan akan terasa lezat, dan mencegah konsumsi
darah yang cara itu.
darah yang cara itu.
Sumber : https://lifestyle.okezone.com