Hai, Sobat Pio! Tahukah kalian mengenai tragedi tahun 1998 ketika masyarakat menuntut lengsernya Presiden Soeharto yang menjadi salah satu the great massacre di Indonesia? Kejadian itu merupakan salah satu peristiwa yang paling membekas dalam sejarah kelam Indonesia, yaitu hilangnya para aktivis yang hingga saat ini masih menjadi misteri. Penulis hebat Leila S. Chudori pun kembali mengisahkan kejadian kelam itu melalui sebuah novel berjudul Laut Bercerita dengan karakter utamanya bernama Biru Laut.
Diceritakan, Biru Laut adalah implementasi dari aktivis–aktivis mahasiswa pada masa itu yang ikut menyuarakan kepentingan-kepentingan rakyat yang ditindas oleh pemerintah yang otoriter. Pelarian dari suatu tempat ke tempat lain dalam mencari keamanan diri dari kejaran aparat hingga ketiadaan kabar atau hilangnya aktivis-aktivis mahasiswa merupakan narasi sejarah yang dihadirkan di dalam novel Laut Bercerita. Berbulan-bulan Laut dan teman-temannya disekap, diinterogasi berjam-jam, dipukul, ditendang, digantung, dan disetrum agar bersedia menjawab satu pertanyaan penting, siapakah yang berdiri di balik gerakan aktivis mahasiswa saat itu? Interogasi disertai penyiksaan terhadap Laut berujung pada pembunuhan. Laut dibawa pergi secara paksa dan dibunuh dengan cara tragis, yaitu ditenggelamkan untuk bersemayam didasar lautan.
Asmara Jati yang merupakan adik perempuan Biru Laut, kemudian memutuskan untuk mendirikan semacam lembaga khusus menangani orang yang dihilangkan secara paksa, seperti sang kakak. Asmara tidak membangun itu dengan kawan-kawannya saja, ia bekerja sama dengan berbagai orang dan keluarga dari teman-teman Laut yang belum ditemukan pula. Lembaga itu didirikan dengan harapan agar Laut beserta rekan-rekannya yang hilang itu, tidak habis dimakan waktu dan pemerintahan segera menuntaskan perkara ini.
Selain itu, demi membentuk akurasi pendalaman emosi yang baik bagi pembaca saat membaca buku ini, Leila S. Chudori sendiri mewawancarai langsung korban dan kerabat yang terlibat tragedi penculikan aktivis tahun 1998. Bahkan, menurut Chudori buku ini ditulis sebagai bentuk tribute bagi para aktivis yang diculik, yang kembali dan yang tak kembali.
Novel Laut Bercerita hingga kini masih menjadi buah bibir para netizen di sosial media. Hal ini dikarenakan novel tersebut dinilai sangat bagus dan menggambarkan sebuah kisah nyata yang kelam. Itu tadi sedikit bagian dari isi novel Laut Bercerita. Semoga Sobat Pio semua bisa mengambil pelajaran yang ada di novel tersebut ya. Jangan sampai kita melupakan sejarah, karena di masa sekarang kita bisa mempelajari sejarah melalui karya sastra sekalipun. (RED_ASF)
Sumber: http://Gramedia.com