Hai, Sobat Pio! Tentu kalian sudah tidak asing lagi dengan novel yang satu ini, yakni novel Bumi Manusia. Bumi Manusia merupakan karya besar yang diciptakan oleh Pramoedya Ananta Toer atau biasa disebut Pram. Beliau merupakan sastrawan asal Indonesia yang pernah dinominasikan sebanyak enam kali sebagai peraih novel perdamaian pada masanya.
Novel Bumi Manusia dicetak pertama kali pada bulan Agustus 1980. Setelah diterbitkan, Bumi Manusia kemudian dilarang beredar setahun kemudian atas perintah Jaksa Agung, karena novelnya dikatakan mengandung unsur ajaran Marxisme dan Leninisme yang mana ajaran itu telah dilarang pada zaman pemerintahan Orde Baru. Sebelum dilarang, novel ini sukses dan sudah habis terjual dengan 10 kali cetak ulang dalam setahun pada 1980-1981. Sampai tahun 2005, novel ini telah diterbitkan dalam 33 bahasa. Pada September 2005, novel ini diterbitkan kembali di Indonesia oleh Lentera Dipantara, bahkan pada 24 Mei 2018, diselenggarakan konferensi pers yang mengumumkan bahwa Bumi Manusia akan difilmkan oleh Falcon Picture yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Tokoh Minke diperankan oleh Iqbaal Ramadhan, tokoh Annelies Mellema akan diperankan oleh Mawar De Jongh, dan Sha Ine Febriyanti sebagai Nyai Ontosoroh.
Dalam novel Bumi Manusia menceritakan tentang kehidupan Minke, seorang pemuda pribumi yang bersekolah di HBS atau Hogere Burgerschool, yaitu setingkat dengan Sekolah Menengah Akhir (SMA) dan hanya diperuntukkan bagi orang Eropa, Belanda, dan elite pribumi. Selain itu, novel ini menceritakan tentang perjalanan cinta Minke dengan Annelies Mellema, seorang gadis Indo-Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh. Novel Bumi Manusia juga bercerita tentang perjuangan tokoh Minke yang memperjuangkan kedudukan pribumi melawan diskriminasi Belanda pada masa kolonial Belanda di awal abad ke-20. Sebagai anak bupati, Minke bisa bersekolah dan ia menggunakan pengetahuannya untuk melawan kolonialisme Belanda.
Novel Bumi Manusia sendiri menggunakan alur mundur, karena novel tersebut berkisah pada peristiwa kolonial Belanda. Sedangkan latar dalam novel Bumi Manusia berlatar tempat di Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur. Latar belakang sosial dari novel Bumi Manusia karya Pramodya Ananta Toer tersebut adalah dimana pada saat itu kedudukan kaum laki-laki lebih tinggi dari pada wanita. Dalam novel Bumi Manusia terdapat amanat yaitu “Seorang terpelajar harus sudah berlaku adil, sejak dalam pikiran apalagi perbuatan”. Maka fungsi dari pikiran serta hati kita bukan untuk menghakimi orang lain, melainkan untuk menghargai mereka.
Nah, itu tadi sedikit penjelasan tentang novel Bumi Manusia. Semoga artikel kali ini bermanfaat ya, Sobat Pio! (RED_NAA)
Sumber : https://www.gramedia.com