Hai, Sobat Pio! Kalian pasti tidak asing lagi dengan tari topeng bukan? Tari topeng merupakan tarian yang lahir pada masa pemerintahan Prabu Panji Dewa. Beliau adalah Raja Jenggala yang ada di Jawa Timur. Tarian ini sudah ada sejak abad ke-10 Masehi. Seiring berjalannya waktu, tari topeng ini mulai menyebar ke beberapa daerah di Jawa Barat, salah satunya daerah Cirebon.
Pada saat tari topeng mulai masuk di daerah Cirebon, tarian ini kemudian menyatu dengan kesenian setempat, hingga menciptakan sebuah tarian yang khas. Tarian ini memiliki simbol dan juga filosofi tertentu pada setiap gerakannya. Tari topeng ini juga menjadi asal mula munculnya tarian lain, seperti tari topeng rumyang, tari topeng panji, tari topeng samba, dan lain sebagainya.
Sesuai dengan namanya, tari topeng disajikan dengan menggunakan topeng sebagai aksesorisnya. Selain itu, pakaian yang digunakan penari, di antaranya baju kutang lengan pendek, celana panjang bawah lutut (sontog), penutup dada yang dikenakan di bahu (mongkron), selendang di pinggang (sampur), ikat pinggang (nadong), penutup kepala (sobrah), serta gelang tangan, dan kaki.
Banyak hal unik yang ada pada tarian ini, di antaranya adalah topeng yang digunakan oleh setiap penari memiliki karakter yang berbeda-beda. Masing-masing karakter membawa peranan tersendiri dalam tarian topeng. Selain itu, warna dan ukiran yang ada pada topeng menggambarkan arti pada setiap karakternya.
Dengan diiringi alunan alat musik gendang dan rebab, tari topeng dipentaskan di tempat terbuka kemudian membentuk setengah lingkaran. Ciri khas tarian ini terletak pada gerakan tangan yang gemulai. Selain itu, tari topeng merupakan jenis tarian sakral yang membutukan ritual khusus sebelum mementaskannya. Menurut kepercayaan setempat, umumnya para penari akan berpuasa, pantang, maupun bersemedi sebelum melakukan tari topeng. Bahkan, sebelum melakukan pertunjukan tari topeng masyarakat percaya bahwa harus disediakan dua sesajen sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur. Tidak hanya mengandung unsur hiburan, tarian ini juga mempunyai nilai-nilai dan pesan tertentu.
Nah, perlu kesadaran masyarakat agar tetap terus melestarikan dan mengenalkan tarian ini kepada masyarakat lokal maupun mancanegara. (RED_FRN)
Sumber : https://rimbakita.com