Hai, sobat pio.. Akhir-akhir ini gencar smartphone dengan fitur pemindai sidik jari. Selain berguna sebagai akses ke sebuah perangkat, biasanya pemindai sidik jari juga digunakan pada sekolah atau perkantoran sebagai bukti absensi. Seperti pada SMKN 2 KEDIRI yaa… Mungkin banyak dari sobat pio yang berpikiran bahwa dengan pemindai sidik jari sudah aman, namun tidak, karena kabarnya pemindai sidik jari pun dapat dikelabuhi.
Nah, kini ada salah satu terobosan lagi yang mana pemindaian tidak menggunakan sidik jari saja, namun otak manusia juga dapat dipindai. Seperti yang dilaporkan oleh Gizmodo, Kamis (4/2/2016), bahwa pemindaian otak bukanlah lagi suatu impian. Universitas Binghamton, New York kabarnya telah melakukan inovasi pada sistem pemindaian otak manusia.
Mungkin sobat pio berpikir, mengapa tidak menggunakan sistem pemindaian wajah saja? Perlu diketahui bahwa dengan menggunakan sistem pemindaian wajah adalah hal yang tidak efektif. Selain itu diperlukan sebuah perangkat keras yang mutakhir, seperti kamera yang jernih. Tidak hanya itu, pemindaian dengan wajah ini sangat mudah sekali dikelabuhi, sehingga sangat rentan untuk ditembus.
Proses dari pemindaian otak ini pada dasarnya memicu stimulus masing-masing orang. Pada tahap awal pengujian ini, pihak Universitas Binghamton mengatakan bahwa mulanya tiap orang disajikan 500 bentuk gambar yang berbeda, yang disebut dengan teselectroencephalograms (EEG). Setiap gambar tersebut akan berkedip atau berganti setiap setengah detik, dan sistem memantau respon otak saat melihat gambar tersebut. Pastinya setiap orang memiliki respon yang berbeda dari masing-masing gambar yang muncul, misal saja orang yang takut terhadap cicak pastinya memiliki respon yang berbeda dibanding dengan orang biasa. Nah dari situlah sistem merekam semua respon otak, yang digunakan sebagai data EEG tersebut.
Dari pengujian yang dilakukan, 30 orang dari 32 orang berhasil melakukan pengujian tes hingga 100%. Bila tingkat kesuksesan ini terus bertambah, maka bukan tidak mungkin bila sistem ini bakal diterapkan sebagai akses masuk ke berbagai perangkat atau mungkin sebagai absensi di sekolah atau perkantoran. Yang menjadi kelemahannya adalah butuh waktu yang cukup lama karena harus menghadapi 500 gambar, dan mungkin saja bisa gagal masuk.
Semoga nanti kedepannya sekolah kita bisa menerapkan sistem absensi seperti ini yaa sobat pio….
Sumber: http://www.beritateknologi.com/lupakan-pemindai-sidik-jari-kini-ada-juga-pemindai-otak/