Hai, Sobat Pio! Setiap agama yang ada disekitar kita tentunya memiliki tahun baru agamanya masing-masing, salah satu contohnya adalah tahun baru Hijriah. Agama Islam pun juga demikian. Berbagai perayaan dapat kita lakukan untuk memperingati tahun baru Islam, salah satunya dengan mengadakan doa bersama dan santunan anak yatim yang biasa dilakukan masyarakat Jawa. Dengan adanya tahun baru Islam, kali ini SMK Negeri 2 Kediri kembali mengadakan kegiatan santunan bersama anak yatim piatu dengan tujuan memperingati tahun baru Islam.
Acara santunan anak yatim ini mulai pukul 13.00 dan selesai pada pukul 15.00. Acara ini dilakukan pada jam tersebut dengan tujuan agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar sehingga tetap terlaksananya KBM dan acara peringatan tahun baru islam yang sedang dilakukan. Kegiatan tersebut hanya ditujukan kepada kelas sebelas saja, dikarenakan kondisi tempat yang tidak mencukupi untuk semua siswa-siswi kelas sebelas dan sepuluh.
Ada sekitar dua puluh anak yatim piatu yang diundang oleh pihak sekolah untuk mengikuti acara doa bersama dan santunan kepada anak yatim piatu. Dari anak yatim piatu tersebut diambil dari beberapa panti yang ada disekitar wilayah Kediri, salah satunya dari Pare. Setiap guru mengundang dua anak yatim untuk mengikuti acara tersebut, guru tersebut diantaranya Pak Hasan, Bu Nikmah, Bu Warda, Pak Anam, dan guru-guru dalam bidang agama lainnya juga ikut serta untuk mengundang anak yatim dan piatu. Tidak hanya itu terdapat beberapa guru yang ikut serta dalam memberikan santunan kepada anak yatim. Selain itu terdapat pihak lain yang berpartisipasi yakni, perwakilan Dharma Wanita. Sedangkan untuk mengundang anak yatim tersebut hanya diperbolehkan untuk anak yatim piatu yang masih SD saja.
Terdapat beberapa hiburan dari ekstrakurikuler DJM yang sengaja membawakan bacaan ayat suci Al-Qur’an dan juga terdapat penampilan rebana untuk mengisi kegiatan tersebut. Dengan diadakannya kegiatan tahun baru Islam, pihak sekolah berharap agar kebutuhan anak yatim piatu tersebut terpenuhi dan biaya pendidikan mereka sedikit tertangani. (RED_SNM)
Narasumber : Drs. H. Hasan Kanuni