Sejarah Isra Mikraj


Hai, Sobat Pio! Bagaimana kabar kalian? Semoga sehat-sehat selalu ya dan semoga pandemi Covid-19 ini segera berlalu. Bulan ini kita telah memasuki bulan Rajab. Bulan Rajab ini adalah bulan penting bagi umat Islam, karena di bulan ini Nabi Muhammad menerima perintah sholat 5 waktu. Bagaimana sejarahnya? Mari kita simak ulasannya!

Sejarah Isra Mikraj dikenal sebagai keajaiban kedua setelah wahyu Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW Isra Mikraj adalah perjalanan mukjizat yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, di mana beliau melakukan perjalanan dari Makkah ke Masjid Al-Aqsha di Yerusalem, sebelum akhirnya naik ke surga. Semua itu dilakukan hanya dalam satu malam. Peristiwa Isra Mikraj ini terjadi pada 27 Rajab, kira-kira satu tahun sebelum hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah. Adapun urutan Isra Mikraj yakni sebagai berikut. Banyak dari kita hanya tahu kisah dasar Al-Isra ‘wal-Mi’raj – bahwa Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Al-Masjid Al-Haram ke Al-Masjid Al-Aqsa. Bahkan, ada banyak pemberhentian di sepanjang perjalanan yang luar biasa ini, dan ceritanya penuh dengan keajaiban.

Al-Isra ‘wal-Mi’raj terjadi pada saat Nabi Muhammad SAW menghadapi kesulitan dan rasa sakit yang hebat. Quraisy yang merupakan anggota suku dan keluarganya sendiri terus-menerus mengejek, mempermalukan, serta menindas Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya. Selain itu, Nabi Muhammad SAW baru saja menghadapi Tahun Kesedihan (‘Aam Al-Huzn), di mana ia kehilangan istri tercintanya Khadijah, dan pamannya Abu Thalib, yang merupakan pelindung sekaligus sekutu utamanya.

Selain semua beban itu, ketika Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan ke Ta’if untuk menyebarkan pesan Islam, orang-orang Ta’if telah menolaknya dengan cara yang paling kejam,  mengirim anak-anak mereka ke jalan-jalan untuk melempari Nabi sampai meninggalkan kota.

Setelah melalui begitu banyak kesedihan dan penderitaan, Nabi Muhammad SAW diberi hadiah yang benar-benar indah dan menghibur. Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan, tidak hanya ke Tempat Suci dan melalui langit, tetapi akhirnya ke Hadirat Ilahi, sumber dari semua kenyamanan dan harapan. Salah satu pelajaran paling penting dari Isra Mikraj.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Rasulullah SAW berkata:

“Kemudian dia naik bersama kami ke surga (lapisan pertama langit dan ujung alam semesta yang diketahui). Jibril kemudian meminta (pintu surga) dibuka (dengan mengetuk salah satu pintunya)”

Rasulullah SAW juga berkata dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang bunyinya sebagai berikut:

“Dan itu (pintu surga) dibuka untuk kita dan tiba-tiba aku bersama (Nabi) Adam. Kemudian dia menyambut saya dan memohon kebaikan untuk saya”

Setelah itu, Nabi Muhammad SAW melanjutkan perjalanannya mencapai Pohon Teratai Terjauh atau disebut juga Sidrah Al-Muntaha. Di akhir perjalanan ini, Nabi SAW dibawa ke Hadirat Ilahi (bertemu Allah SWT). Dalam pertemuan tersebut, Allah SWT memerintahkan agar umat muslim mengerjakan salat. Nabi Muhammad SAW kemudian dibawa kembali ke Masjidil Aqsha dan kembali ke Mekah.

Demikian tadi Sobat Pio, kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW melewati 7 lapisan langit dalam waktu satu malam. Semoga dengan mengetahui dan mempelajari tentang sejarah Isra Mikraj ini dapat menambah wawasan pengetahuan dan mempertebal keimanan kita. (RED_SEL)

Sumber: https://www.suara.com

Beberapa Larangan Saat Haid


Hai, Sobat Pio! Bagaimana kabar kalian di tengah pandemi ini? Semoga kalian semua baik-baik saja dan semoga pandemi ini cepat berlalu. Sobat Pio mungkin pernah mendengar beberapa hal yang menjadi larangan saat haid. Haid atau menstruasi adalah terjadinya pendarahan pada uterus yang mengalir dari rahim dan keluar melalui vagina secara periodik. Menstruasi dalam siklus 28 hari sekali, yang lamanya sekitar 4 sampai 6 hari. Kondisi ini memang normal terjadi pada wanita, karena naik turunnya hormon pada tubuh wanita. Pada saat mengalami haid atau menstruasi biasanya kebanyakan wanita akan mengalami mood swing, rasa nyeri di sekujur tubuh, nafsu makan yang menggila, dan pusing. Agar tidak menuruti perubahan hormon tersebut wanita harus belajar untuk mengontrol dirinya.

Tentunya Sobat Pio juga perlu mengetahui larangan saat haid menurut Islam dan medis, khususnya bagi para wanita. Adakah yang tau apa saja itu? Larangan haid menurut Islam, yaitu:

1.Salat
Larangan pertama saat haid menurut Islam adalah tidak boleh melaksanakan salat saat menstruasi.

2.Membaca Al-Quran
Larangan kedua saat menstruasi yaitu tidak boleh membaca Al-quran ketika menstruasi.

3.Menunda tawaf
Larangan ketika haid bagi wanita adalah menunda tawaf, dikarenakan sedang dalam keadaan tidak suci dan dilarang beribadah untuk sementara waktu. Menurut Islam tidak melaksanakan tawaf ini diperbolehkan untuk wanita haid.

4.Berpuasa
Larangan selanjutnya yang tidak diperbolehkan adalah puasa, berpuasa tidak diperbolehkan bagi wanita yang sedang haid.

5.Berhubungan suami istri
Saat wanita sedang haid atau menstruasi diharamkan untuk berhubungan suami istri.

Setelah mengetahui larangan saat haid menurut Islam, Sobat Pio juga perlu mengetahui tentang larangan haid menurut medis. Berikut beberapa larangan menurut, yaitu:

1.Mengonsumsi alkohol
Mengonsumsi alkohol dilarang, karena dapat memperburuk gejala menstruasi.

2.Malas mengganti pembalut
Berikutnya larangan saat haid yaitu malas mengganti pembalut, karena dapat menyebabkan infeksi dan ruam pada daerah kemaluan.

3.Makanan mengandung garam
Makan beberapa makanan seperti kentang goreng, camilan asin, dan makanan yang mengandung garam justru harus dikurangi pada saat menstruasi, karena asin dapat memperparah kram saat menstruasi.

4.Jangan kerja terlalu keras.
Ketika menstruasi sebaiknya tidak bekerja terlalu keras, karena kerja terlalu keras dapat memperparah rasa nyeri.

Jadi, itu tadi beberapa larangan yang perlu Sobat Pio ketahui. Semoga penjelasan tadi dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan Sobat Pio. Jangan lupa untuk terus menjaga kesehatan agar tidak mudah terkena penyakit apalagi dalam masa pandemi saat ini. (RED_SEL)

Sumber : https://www.orami.co.id

Perayaan Pesta Kembang Api di Malam Pergantian Tahun


Hai, Sobat Pio! Bagaimana kabar kalian? Semoga tetap sehat dan semangat untuk menyambut malam pergantian tahun. Tahun baru 2022 tinggal menghitung hari nih, sudah menjadi tradisi bahwa setiap pergantian tahun selalu dirayakan masyarakat hampir di semua negara. Kebiasaan yang dilakukan untuk merayakan malam pergantian tahun ini adalah menyalakan kembang api dan meniup terompet. Di beberapa kota atau negara, pergantian tahun dirayakan secara meriah dengan pesta kembang api.

Saat ini kembang api menjadi tradisi saat perayaan tahun baru, ternyata sudah diciptakan sejak 2000 tahun lalu. Tujuan awal diciptakannya kembang api adalah bukan untuk perayaan, tetapi digunakan untuk memperoleh kehidupan abadi. Orang Tiongkok pada zaman dahulu percaya bahwa suara ledakan dari kembang api mampu mengusir roh jahat di sekeliling mereka, dan itu artinya warga Tiongkok dapat hidup dengan damai dan dapat berumur lebih panjang. Setelah tahun 1295, kembang api mulai menyebar ke Eropa, tepatnya setelah Marco Polo membawanya dari Tiongkok. Dengan dibawanya kembang api ke Eropa, lantas beberapa negara di Eropa mulai menggunakan kembang api untuk simbol perayaan.

Lantas bagaimanakah Islam memandang perayaan pergantian tahun dengan menyalakan kembang api? Mengutip pendapat MUI tentang hukum petasan dan kembang api pada tanggal 23 Agustus 2010. Pendapat tersebut merupakan perbaikan dari Nomor 31 Tahun 2000. Berikut pendapat MUI tentang menyalakan kembang api di malam tahun baru:

1. Membakar, menyalakan atau membunyikan petasan dan kembang api dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri, Tahun Baru dan Walimah (resepsi) adalah suatu tradisi atau kebiasaan buruk yang sama sekali tidak terdapat dalam ajaran Islam, bahkan suatu perbuatan haram yang sangat bertentangan dan dilarang oleh ajaran Islam. Hal ini disebabkan karena :

a Tradisi membakar, menyalakan atau membunyikan petasan dan kembang api adalah bersumber dari kepercayaan umat di luar Islam untuk mengusir setan yang dianggap mengganggu mereka. Hal ini jelas merupakan suatu kepercayaan yang bertentangan dengan Aqidah Islam. Padahal Islam memerintahkan umatnya untuk menghindari kepercayaan yang bertentangan dengan Aqidah Islam, karena hai itu dinilai sebagai langkah setan dalam menjerumuskan umat manusia, sebagaimana difirmankan dalam QS. Al-Nur [24]:21:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. [QS. An-Nur[24]:21]

– Membakar, menyalakan atau membunyikan petasan dan kembang api merupakan pemborosan (tabdzir) terhadap harta benda yang diharamkan Allah, sebagaimana difirmankan dalam surat al-Isra’ [17]: 27]

إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” [QS. Al-Isra’ [17]: 27]

– Membakar, menyalakan atau membunyikan petasan dan kembang api sangat membahayakan jiwa, kesehatan, dan harta benda (rumah, pabrik, dan lain-lain). Padahal agama Islam melarang manusia melakukan tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Sebagaimana difirmankan dalam surat al-Baqarah, 195:

وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah [2]:195) Demikian juga sabda Rasulullah SAW, sebagai berikut:

لَا ضَرَرَ وَ لَا ضِرَارَ

“(Kamu) tidak boleh membuat bahaya bagi dirimu sendiri dan juga tidak boleh membuat bahaya bagi orang lain”.

– Membakar, menyalakan atau membunyikan petasan dan kembang api bahayanya (mudharat) lebih besar dari pada manfaatnya (kalau ada manfaatnya). Padahal di antara ciri-ciri orang muslim yang baik adalah orang yang mau meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat. Sebagaimana didasarkan pada makna umum ayat Alquran sebagai berikut: “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatnya kepadamu supaya kamu berpikir.” Dan hadits Rasulullah SAW:

مِنْ حُسْنِ الإِسْلَامِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيْهِ (رواه مالك

“Di antara ciri-ciri orang muslim yang baik adalah orang yang mau meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat”.

2. Sehubungan dengan haramnya membakar atau menyalakan petasan dan kembang api, maka haram pula memproduksi, mengedarkan,

dan memperjual belikannya. Hal ini didasarkan pada Kaidah Ushul Fiqh:

لِلْوَسَائِلِ حُكْمُ المـَقَاصِدِ

“Sesuatu yang menjadi sarana, hukumnya mengikuti sesuatu yang menjadi tujuan.”

Nah Sobat Pio, demikian penjelasan hukum menyalakan kembang api di malam pergantian tahun atau biasa disebut perayaan malam tahun baru. Bagaimana menurut pendapat kalian, apakah masih ingin merayakan malam pergantian tahun dengan cara yang meriah? Semoga dengan penjelasan singkat di atas dapat menambah wawasan Sobat Pio. Sampai bertemu di edisi selanjutnya. (RED_LTF)

Sumber : www.madaninews.id

 

 

Kesetaraan Gender Dalam Islam


Hai Sobat Pio! Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga kalian baik-baik saja dan sehat selalu. Kali ini kita akan membahas tentang kesetaraan gender dalam Islam. Gender merupakan pengelompokan manusia yang utama. Setiap masyarakat menciptakan rintangan dalam hal ketidaksetaraan akses kekuasaan, kepemilikan, dan prestise atas dasar jenis kelamin. Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan kesetaraan gender dalam Islam? Kesetaraan gender adalah laki-laki dan perempuan yang mempunyai hak, tanggung jawab, dan kesempatan yang sama. Islam mengajarkan dan mendukung keadilan gender, yaitu laki-laki dan perempuan memiliki peran yang sama kalau memang mampu. Di dalam ajaran Islam  laki-laki dan perempuan memiliki posisinya masing-masing, sesuai dengan fitrahnya. Selama laki-laki dan perempuan tetap menjaga fitrah tersebut, keduanya mendapatkan kesempatan yang sama dalam menjalani kehidupan, baik dalam bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan, politik, seni, dan lain sebagainya.

Manusia merupakan makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan dari manusia lainnya. Pribadi manusia yang senang hidup berkelompok tersebut telah tertuang dalam teori seorang filsuf berkebangsaan Yunani, yaitu Aristoteles (384-322 SM) yang mengatakan manusia adalah zoon politicon, yaitu makhluk sosial  yang suka hidup secara berkelompok.

Berkenaan dengan hal itu, Allah juga telah memberikan isyarat tentang manusia merupakan zoon politicon dalam QS. Al-Hujurat : 13

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Tampak dari keterangan di atas, bahwa pada dasarnya seluruh umat manusia itu sama. Islam sebagai agama yang rahmatan lilalamin mengajarkan pada umatnya menjunjung tinggi nilai keadilan dan persamaan, seperti laki-laki dan perempuan yang sama-sama sebagai hamba Allah SWT. Berbicara tentang bentuk hubungan yang terjalin antara laki-laki dan perempuan di masa lalu dan masih berkembang di masa sekarang ini,  terdapat dua aliran pendapat (Husein Muhammad, 2015) yang hidup di tengah lingkungan masyarakat muslim yaitu:

Pertama,  dimana posisi kaum laki-laki berada di atas kaum perempuan. Perempuan adalah makhluk kelas dua setelah laki-laki yang diciptakan Tuhan, sebab penciptaan perempuan pertama (Hawa) berawal dari tulang rusuk laki-laki (Adam) sehingga pada aliran ini perempuan berada pada posisi inferior dan laki-laki superior. Posisi ini diyakini oleh beberapa kalangan sebagai fitrah, kodrat, hakikat, dan hukum Tuhan yang berlaku yang tidak dapat diubah. Atas dasar ini hak dan kewajiban perempuan tidaklah sama dengan laki-laki, baik dalam hukum-hukum ibadah, hukum-hukum keluarga maupun hukum-hukum publik. Dapat dikatakan  dalam pemahaman aliran ini, hak perempuan adalah sebagian hak laki-laki. Kelompok ini menentang keras persamaan kedudukan (kesetaraan gender)  antara laki-laki dan perempuan.

Kedua, posisi laki-laki dan perempuan adalah sama dan setara. Perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan kesempatan yang dimiliki oleh kaum laki-laki, sebab antara keduanya terdapat potensi kemanusiaan yang sama baik dalam hal intelektual, fisik, maupun mental-spiritualnya. Perbedaan dari sisi biologis tidaklah menjadi penghalang yang membatasi gerak seorang perempuan untuk mengekspresikan hak dan kewajibannya di mata hukum dan sosial. Berdasarkan hal ini, perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama dalam menjalankan kehidupan mereka baik dalam ranah pribadi maupun publik.

Dapat dipahami bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki kedudukan yang sama dan kesempatan yang sama dalam mengekspresikan gagasan pemikirannya di tengah kehidupan masyarakat global yang semakin hari semakin mengalami kemajuan, baik dalam hal tatanan kehidupan sosial-politik maupun dalam ranah perkembangan teknologi. Itu tadi beberapa penjelasan tentang kesetaraan gender dalam Islam. Baik itu laki-laki maupun perempuan sama sama memiliki hak dan derajat yang sama. RED_(SEL)

 

Sumber : https://media.neliti.com

 

Wali Allah SWT


Hai, Sobat Pio! Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga kalian sehat selalu ya. Hari ini kita akan membahas tentang Wali Allah. Adakah yang tau apa itu Wali Allah? Wali dalam bahasa arab berarti seseorang yang dipercaya atau pelindung, makna secara umum ialah menjadi teman Allah dalam kalimat waliyu llah. Alquran menjelaskan tentang Wali Allah yang memiliki arti yaitu orang-orang yang beriman dan bertakwa. Adapun ciri-ciri sifat yang menjadi Wali Allah. Karakter dalam Al-Quran yang menjelaskan Wali Allah adalah sebagai berikut :

  1. Orang orang yang ittiba’ (mengikuti) sunah Rasulullah
  2. Lemah lembut kepada sesama mukmin
  3. Tegas terhadap orang orang kafir
  4. Berjihad di jalan Allah SWT
  5. Tidak takut terhadap celaan sang pencela
  6. Tidak ada rasa takut dan sedih dalam hatinya terhadap segala ketetapan Allah SWT
  7. Selalu menjaga keimanan serta ketaqwaannya kepada Allah SWT

Wali Allah setidaknya terdapat sembilan tingkatan yaitu:

  • Wali Aqthab atau Wali Quthub
    Wali yang sangat paripurna, ia memimpin dan menguasai wali di seluruh alam semesta.
  • Wali Aimmah
    Menggantikan wali quthub jika wafat, jumlahnya dua orang dalam setiap masa.
  • Wali Autad
    Berjumlah 4 orang yang masing masing berada di empat wilayah mata angin.
  • Wali Abdal
    Abdal memiliki arti pengganti, karena jika meninggal di suatu tempat, mereka menunjuk penggantinya.
  • Wali Nuqoba
    Berjumplah sebanyak 12 orang dalam setiap masa. Allah memahamkan mereka tentang hukun syariat.
  • Wali Nujaba
    Berjumplah 8 orang dalam setiap masa.
  • Wali Hawariyyun
    Hawariyyun berasal dari kata hawari yang artinya pembela.
  • Wali Rajabiyyun
    Keramahannya muncul di saat bulan Rajab. Berjumlah 40 orang di berbagai negara dan mereka saling mengenal.
  • Wali Khatam
    Khatam yang artinya penutup. Ia mempunyai tugas menguasai dan mengurus wilayah kekuasaan umat nabi Muhammad SAW.

Salah satu contoh ayat Al-Quran yang menjelaskan Wali Allah adalah Ali Imran ayat 31 yang berbunyi:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya: “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Bagaimana Sobat Pio? Apakah Kalian sudah memahami tentang Wali Allah? Tidak hanya Wali Allah, tetapi kita juga harus memiliki sifat beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta menjalankan sunah nabi.(RED_SEL)

Sumber: https://news.detik.com

Acara Maulid Nabi di SMKN 2 Kediri


Hai Sobat Pio! Bagaimana kabar kalian hari ini? Pada hari ini, umat Islam sedang memperingati acara Maulid Nabi. Tahukah kalian apa itu Maulid Nabi? Maulid Nabi adalah hari dimana memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Maulid Nabi datang setiap satu tahun sekali, dan saat Maulid Nabi kita sebagai umat Islam mengingat kembali bagaimana perjuangan Nabi Muhammad SAW. Dalam memperjuangkan Islam, dan untuk memperingati Maulid Nabi hari ini SMK Negeri 2 Kediri mengadakan acara maulitan yang diadakan di Aula SMK Negeri 2 Kediri.
Hari ini pada tanggal 19 Oktober 2021, SMK Negeri 2 kediri mengadakan acara Maulid Nabi dengan mengambil tema Nabi Muhammad Tauladan Umat. Acara ini diikuti oleh perwakilan kelas X dan XI yang masing-masing kelas mengirimkan 3 perwakilan dan ada juga Kiai Akhid Nassrullah M. Pd serta Wan Agustik dari Yayasan Alhidayah Berkarya Kediri sebagai tamu spesial. Berlangsungnya acara ini dimulai dari jam 09.00 – 12.00 WIB. Dengan rangkaian acara yang diisi oleh penyampaian materi dari Kiai Akhid Nassrullah dan hiburan dari Wan Agustik dari Yayasan Alhidayah Berkarya Kediri.
Menurut narasumber kami, Tahun lalu SMK Negeri 2 Kediri tidak mengadakan maulidan dikarenakan tingkat pandemi yang masih tinggi dan tidak memungkinkan terlaksanakannya acara. Pada tahun ini, SMK Negeri 2 Kediri mengadakan acara maulidan dengan sebagian melewati live streaming dan juga sebagian secara langsung. Acara ini juga sangat didukung agar terlaksana dengan baik.
Acara ini juga bagus untuk diadakan dan mematuhi protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker, dan lain sebagainya. Harapan dengan diadakannya acara Maulid Nabi ini adalah agar para siswa dan juga khususnya umat islam untuk mencontoh keteladanan Nabi Muhammad SAW. Jadi Sobat Pio, marilah kita mencontoh dan meneladani sikap dan ajaran dari Nabi Muhammad SAW. (RED_SEL)

Narasumber :
Shine X-UPW 1
Thomas Alfian Raynandie XI-MM 2
Hasan Kanuni

Manfaat Rutin Bersedekah Subuh


Hai Sobat Pio! Sedekah merupakan salah satu amalan yang dapat mengantarkan umat Islam menuju surga Allah. Sedekah bermanfaat untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengurangi ketidakseimbangan dengan cara membantu kaum yang lemah secara ekonomi. Sebenarnya, sedekah dapat dilakukan kapan saja. Namun, waktu yang tepat untuk melakukan sedekah adalah setelah salat Subuh dengan memasukkan sedekah ke kotak amal. Untuk melakukan sedekah Subuh tidak perlu mencari anak yatim atau orang miskin saat Subuh, namun cukup membuat kotak amal dari kaleng atau botol. Sedekah Subuh ini memiliki keutamaan yang dahsyat bagi umat Islam, salah satunya yaitu dapat mengabulkan hajat kita dan masih banyak yang lainnya.

Dalam waktu sehari, Subuh merupakan waktu yang paling utama untuk bersedekah. Berikut beberapa keutamaan sedekah Subuh, di antaranya :

  1. Dua Malaikat datang mendoakan

Bersedekah di waktu Subuh memiliki banyak keutamaan, salah satunya adalah pada waktu ini akan ada dua Malaikat yang mendoakan amalan kita.

  1. Dikabulkannya permintaan

Salah satu keutamaan sedekah Subuh adalah dikabulkannya permintaan kita. Bersedekah Subuh yang diikuti doa dapat membantu terkabulnya permintaan, memperlancar rezeki, mengangkat penyakit, dan memudahkan segala urusan.

  1. Menghapus dosa

Manfaat melakukan sedekah di waktu Subuh juga bisa menghapuskan dosa dan membawa ketenangan hati bagi yang melakukannya

  1. Harta menjadi berkah

Janganlah takut harta kita berkurang karena bersedekah, karena memberikan sedekah di waktu Subuh kepada yang membutuhkan akan membuat harta kita semakin berkah. Artinya, harta tersebut akan diganti berlipat-lipat oleh Allah SWT. Saat bersedekah, umat muslim perlu melakukannya secara ikhlas dan tulus agar amalannya diterima dengan baik. Jadi, bukan semata-mata bersedekah hanya karena ingin mendapatkan imbalan berlipat dari-Nya.

  1. Didekatkan pada pintu surga dan dijauhkan dari api neraka

Nah Sobat Pio, sedekah Subuh memiliki keutamaan dibandingkan sedekah pada waktu lainnya. Saat sebagian orang masih terlelap, kalian sudah sibuk meraih ridha Allah SWT dengan bersedekah. Tidak selalu berupa uang, sedekah Subuh juga bisa dilakukan dengan berzikir, membagi makanan, mengajar ngaji, atau melakukan kebaikan lain yang bersifat sosial. Sedekah subuh dimulai sejak azan Subuh sampai terbit fajar. Lakukan sedikit demi sedikit sampai kalian bisa konsisten setiap hari. Dengan begini, maka kalian akan mendapatkan keutamaan dari sedekah Subuh yang telah dijanjikan oleh Allah SWT. Sekian artikel kali ini, sampai jumpa di edisi selanjutnya. (RED_ASA)

Sumber: www.liputan6.com

Sejarah Tahun Baru Islam


Hai Sobat Pio! Apa kalian tahu tanggal 10 Agustus 2021 ada peringatan apa? Pada tanggal 10 ini kita memperingati tahun baru 1 Muharram 1443 Hijriah. Tahun baru Islam, merupakan perhitungan waktu yang merujuk kepada kalender Hijriah atau kalender Islam. Momentum ini, jelas merupakan momentum khusus bagi seluruh Umat Muslim. Tidak perlu dirayakan dengan pesta besar, tahun baru Islam adalah keistimewaan yang bisa disyukuri dengan cara berdoa serta beribadah dengan lebih baik.
Siapa sih tokoh yang membuat penanggalan tahun baru Islam? Khalifah Umar adalah yang membuat sistem penanggalan Hijriah dengan 12 bulan. Sistem kalender Hijriah ini ditentukan oleh siklus bulan, di mana bulan sabit dan purnama menandai awal serta akhir bulan. Penanggalan Hijriah menentukan awal Ramadhan, Syawal, serta Idul Fitri dan Idul Adha. Penanggalan Hijriah merujuk pada peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah menuju Madinah pada 622 Masehi. Hijrah sendiri merupakan peristiwa penting dalam perkembangan Islam, karena dengan kepindahan inilah Rasulullah SAW bisa membentuk Umat Muslim. Sebelum menggunakan kalender Hijriah, Umat Muslim merujuk pada peristiwa penting untuk menandai momen bersejarah. Contohnya Am al-Fil, yaitu tahun saat Nabi Muhammad SAW lahir.
Kemudian, 17 tahun setelah hijrah atau 3-4 tahun saat kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab, sebuah komplain terkait penanggalan muncul. Komplain tersebut diberikan petugas pemerintahan di Basrah (Irak), Abu Musa Al-Ash’ari, seputar minimnya konsistensi penanggalan pada surat yang diterima. Abu Musa Al-Ash’ari meminta Khalifah Umar supaya membangun sistem untuk menyelesaikan masalah penanggalan. Banyak orang memberi saran jika hijrah Nabi Muhammad SAW dijadikan sebagai patokan. Khalifah Umar lalu bertanya pada Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, yang setuju menggunakan hijrah sebagai momentum awal Kalender Islam. Dengan penetapan tersebut, akhirnya 622 Masehi diputuskan menjadi tahun pertama pada Kalender Hijriah.
Berikut ini doa untuk mengawali dan mengakhiri tahun baru Islam :
1. Doa awal tahun
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ اَنْتَ اْلاَ بَدِيُّ الْقَدِيْمُ اْلاَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرَمِ جُوْدِكَ الْمُعَوَّلُ وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ اَقْبَلَ اَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ اَوْلِيَائِهِ وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ اْلاَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَاْلاِشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِى اِلَيْكَ زُلْفَى يَاذَالْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ وَصَلَى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Artinya : “Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah tetap melimpahkan rahmat dan salam (belas kasihan dan kesejahteraan) kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat Beliau. Ya Allah! Engkau Dzat Yang Kekal, yang tanpa Permulaan, Yang Awal (Pertama) dan atas kemurahan-Mu yang agung dan kedermawanan-Mu yang selalu berlebih, ini adalah tahun baru telah tiba: kami mohon kepada-Mu pada tahun ini agar terhindar (terjaga) dari godaan syetan dan semua temannya serta bala tentara (pasukannya), dan (kami mohon) pertolongan dari godaan nafsu yang selalu memerintahkan (mendorong) berbuat kejahatan, serta (kami mohon) agar kami disibukkan dengan segala yang mendekatkan diriku kepada-Mu dengan sedekat-dekatnya. Wahai Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih”
2. Doa akhir tahun
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ فِى هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِى عَنْهُ فَلَمْ اَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَحَلِمْتَ عَلَىَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِى وَدَعَوْتَنِى اِلَى التَّوْبَةِ بَعْدَ جَرَا ئَتِى عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّى اَسْتَغْفِرُكَ فَغْفِرْلِى وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِى عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَاَسْأَلُكَ اَللَّهُمَّ يَاكَرِيْمُ يَاذَ الْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ اَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّى وَلاَ تَقْطَعَ رَجَائِى مِنْكَ يَاكَرِيْمُ وَصَلَى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Artinya : “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah tetap melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat beliau. Ya Allah, apa yang saya lakukan pada tahun ini tentang sesuatu yang Engkau larang aku melakukannya, kemudian belum bertaubat, padahal Engkau tidak meridai (merelakannya), tidak melupakannya dan Engkau bersikap lembut kepadaku setelah Engkau berkuasa menyiksaku dan Engkau seru aku untuk bertaubat setelah aku melakukan kedurhakaan kepada-Mu, maka sungguh aku mohon ampun kepada-Mu, ampunilah aku! Dan apapun yang telah aku lakukan dari sesuatu yang Engkau ridai dan Engkau janjikan pahala kepadaku, maka aku mohon kepada-Mu ya Allah, Dzat Yang Maha Pemurah, Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, terimalah persembahanku dan janganlah Engkau putus harapanku dari Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah! Semoga Allah tetap melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat beliau.”
Di tahun yang baru ini, yuk kita berlomba-lomba untuk mencapai kebaikan! Semoga artikel tentang tahun baru Islam ini dapat memberi manfaat kepada kita ya. Tetap jaga kesehatan dan selalu pakai masker. Sampai jumpa di edisi selanjutnya. (RED_SHF)
Sumber : https://www.tribunnews.com

Puasa Sunnah di Bulan Juli 2021


Hai Sobat Pio! Bagaimana kabar kalian? semoga baik-baik saja ya. Artikel kali ini akan membahas tentang puasa sunah di bulan Juli 2021 yang bertepatan dengan bulan Zulkaidah dan Zulhijah 1442 H. Bulan Juli ini terdapat puasa Ayyamul Bidh dan puasa senin kamis. Ada perbedaan puasa Ayyamul Bidh di bulan Zulhijah. Tidak boleh puasa Ayyamul Bidh pada 13 Zulhijah 1442 H, karena tanggal 13 Zulhijah termasuk hari tasyrik.

Sebagai informasi, puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunah tiga hari berturut-turut, mulai 13, 14, 15 setiap bulan Hijriah. Sementara hari tasyrik adalah hari-hari yang dilarang puasa dalam Islam, karena masih dalam peringatan Hari Raya Idul Adha. Hari Tasyrik itu jatuh pada tanggal 11, 12, 13 Zulhijah.

Lantas, bagaimana dengan jadwal puasa Ayyamul Bidh? Masih boleh melaksanakan puasa Ayyamul Bidh di Bulan Zulhijah. Puasa Ayyamul Bidh hari pertama, 14 Zulhijah 1442 H/24 Juli 2021 dan puasa Ayyamul Bidh hari kedua, 15 Zulhijah 1442 H/25 Juli 2021

Niat Puasa Ayyamul Bidh

َوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

NAWAITU SAUMA AYYAMI BIDH SUNNATAN LILLAHI TA’ALA

“Saya niat puasa pada hari-hari putih, sunah karena Allah ta’ala.”

Adapun keutamaan puasa Ayyamul Bidh di antaranya adalah

1. Bagai Berpuasa Sepanjang Tahun

Keutamaan berpuasa Ayyamul Bidh diibaratkan dengan melakukan puasa sepanjang tahun. Setiap berpuasa sunah dalam 1 hari maka kebaikan yang kita buat akan dijadikan berlipat ganda hingga 10 kali lipat. Jika kita berpuasa 3 hari dalam satu bulan, maka akan mendapatkan 30 hari kebaikan.

2. Menghidupkan sunah Rasul

Secara tidak langsung, apabila kita melakukan puasa Ayyamul Bidh, memiliki arti bahwa kita telah menghidupkan sunah Rasulullah sebagaimana yang tertulis dalam hadis riwayat Abu Hurairah RA.

3. Mendapatkan Surga Ar-Rayyan

Surga Ar Rayyan merupakan salah satu pintu surga yang diperuntukkan bagi umat muslim yang kerap berpuasa sepanjang hidupnya.

Nah Sobat Pio, itu penjelasan mengenai niat, waktu, dan keutamaan dari puasa Ayyamul Bidh. Semoga bermanfaat dan menambah semangat kita dalam beribadah. Sampai jumpa di edisi selanjutnya. (RED_TSN)

Sumber: https://www.suara.com

Amalan Sunah di Hari Raya Idul Adha


Hai Sobat Pio! Setiap tanggal 10 Zulhijah, seluruh umat Muslim di seluruh dunia akan merayakan Hari Raya Idul Adha atau biasa disebut Hari Raya Kurban. Dalam sejarah Islam, Hari Raya Kurban terjadi ketika Nabi Ibrahim AS mengalami mimpi yang terus berulang. Di dalam mimpi tersebut, Allah SWT memberikan perintah kepada Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih putra kesayangannya, yaitu Ismail. Untuk tahun ini, 10 Zulhijah jatuh pada tanggal 20 Juli 2021.

Rangkaian ibadah Idul Adha dimulai sejak malam sebelum hari 10 Zulhijah, yakni dengan melafalkan takbir dan mengumandangkannya di masjid, musala, atau rumah masing-masing. Kemudian, pada 10 Zulhijah pagi, umat Islam akan melaksanakan salat Idul Adha, salat sunah dua rakaat yang digelar secara berjemaah di masjid, lapangan, maupun tempat terbuka lainnya yang dapat menampung jemaah dalam jumlah banyak. Kemudian, setelah salat Idul Adha dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban yang sudah disiapkan. Selain melaksanakan salat Id dan menyembelih hewan kurban, umat Islam juga dianjurkan agar melakukan sejumlah amalan sunah lain saat Idul Adha, yaitu:

  1. Membaca dan mengumandangkan takbir

Membaca takbir bisa dilakukan pada malam Hari Raya Idul Adha, dari mulai tenggelamnya matahari hingga sebelum imam salat Id naik ke mimbar untuk memulai khotbah salat Id. Umat Islam juga disunahkan untuk mengumandangkan takbir setelah salat Idul Adha hingga saat waktu Asar pada tanggal 13 Zulhijah.

  1. Mandi sebelum salat Idul Adha

Waktu sunah untuk mandi, yakni pada dini hari sebelum Subuh atau setelah salat Subuh pada tanggal 10 Zulhijah. Namun, yang lebih utama adalah mandi sesudah Subuh di hari Idul Adha agar badan dalam kondisi bersih dan segar sebelum berangkat menunaikan salat Id.

  1. Memakai wangi-wangian

Memakai wangi-wangian, memotong rambut, memotong kuku, serta menghilangkan bau tidak sedap dilakukan untuk mendapatkan keutamaan pada Hari Raya Idul Adha.

  1. Memakai pakaian yang paling baik

Menggunakan pakaian terbaik, bersih, dan suci sangat dianjurkan pada saat Idul Adha. Namun, pakaian yang bersih dan suci juga sudah cukup.

  1. Makan setelah salat Idul Adha

Tidak makan dari fajar sampai dengan selesai salat Idul Adha juga merupakan amalan sunah yang baik dilakukan di Hari Raya Idul Adha.

Nah, itulah beberapa amalan sunah di Hari Raya Idul Adha yang bisa kalian lakukan. Berbagai amalan sunah Idul Adha tersebut memiliki berbagai keutamaan yang tentunya akan membuat kalian sangat rugi jika tidak melaksanakannya. Semoga artikel ini bermanfaat, sampai jumpa di edisi selanjutnya. (RED_ASA)

Sumber: www.liputan6.com